• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS EKSTRINSIK: PSIKOLOGI SASTRA

5.1.1 Tokoh Liu Bei dianalisis berdasarkan Id

Id adalah aspek kepribadian yang dibawa sejak lahir. Di bawah ini akan dijelaskan aspek id yang dimiliki oleh tokoh Liu Bei.

Kutipan:

“Peribahasa mengatakan bahwa saudara adalah seperti tangan dan kaki, isteri seperti pakaian. Bila pakaianmu rusak kau bisa menggantinya yang baru, tetapi bagaimana bila kehilangan tangan dan kaki? Kita bertiga bersumpah di taman bunga, akan mati dihari yang sama. Kehilangan kota dan keluarga, memang benar aku bersedih. Paling tidak aku tidak ingin kita mati sia-sia.

Sejak dari awalnya, Xuzhou memang bukan milik kita. Apa yang perlu disesalkan? Aku juga yakin satu hal, Lu Bu tidak akan menyakiti keluargaku. Kau memang bersalah sandi… Tapi apakah kau membuat lebih salah lagi dengan membunuh dirimu?” (Kisah Tiga Kerajaan, 2009:142)

Dari kutipan di atas terlihat dengan jelas bahwa Liu Bei adalah seorang yang sangat menyayangi kedua adik angkatnya melebihi keluarga kandungnya sendiri dan bahkan memaafkan kelalaian adik ketiganya Zhang Fei yang meninggalkan isteri Liu Bei di tengah peperangan dengan Lu Bu. Ini karena Liu Bei sangat menjunjung tinggi persaudaraan dengan kedua adik angkatnya itu sehingga mereka bertiga pernah berjanji untuk sehidup semati.

Dari kutipan diatas jelas tergambar adanya dorongan hati yang cemas dan takut akan kehilangan sosok adik angkatnya yang sangat dia sayangi bahkan melebihi keluarganya sendiri. Liu Bei merasa kedua saudaranya adalah bagian terpenting dari hidupnya. Id adalah dorongan hati yang selalu terlaksana mengikuti keinginan hati agar tercapai rasa puas ketika sudah terpenuhi. Liu Bei baru merasa puas jika selalu bersama adik-adik angkatnya. Hal ini juga didukung oleh kutipan di bawah ini:

“Kami Liu Bei, Guan Yu, dan Zhang Fei sekalipun berbeda marga, namun kami mengangkat saudara. Kami setia pada Negara dan akan menyingkirkan segala bahaya bagi negara. Sekalipun kami tidak dilahirkan pada hari, bulan, tahun dan tempat yang sama tapi kami bersumpah akan mati dihari yang sama….” (Kisah Tiga Kerajaan, 2009: 14)

Kutipan di:

…“Memang saya masih keturunan dari Kaisar, tapi saya tidak berkemampuan…Lagipula, kedatanganku ke sini murni hanya untuk membantu anda. Ucapan tuan membuat saya terkejut, mungkin tuan mengira saya mengharapkan sesuatu dari bantuan saya. Terima kasih atas tawarannya, tapi saya tidak bisa menerima ini. Tuhan akan mengutuk saya bila mempunyai motif di balik bantuan saya …” (Kisah Tiga Kerajaan, 2009:114)

Dari kutipan diatas mengisyaratkan kalau Liu Bei memiliki kepribadian yang baik dan rendah hati. Liu Bei tidak pernah merasa bangga ataupun sombong dengan identitasnya tersebut. Tetapi Liu Bei selalu rendah hati menolong orang lain yang membutuhkan bantuannya tanpa mengharapkan imbalan sekali pun yang ditawarkan padanya adalah kekuasaan. Pribadi Liu Bei yang baik, rendah hati, dan tidak sombong justru membuat orang lain merasa kagum padanya dan dengan senang hati menyerahkan kekuasaan yang pada masa itu menjadi rebutan. Liu Bei juga dianggap pantas untuk memimpin suatu daerah karena latar belakangnya dan juga karena Liu Bei yang memiliki kemampuan sebagai pemimpin.

Psikologi Sigmund Freud yang mendominasi pada kutipan ini adalah Id. Id tokoh Liu Bei lebih mendominasi, dimana agar hatinya merasa lebih senang ia tidak ingin membantu temannya tanpa balasan.

Pada kutipan:

“Sementara itu diceritakan L

ü

Bu yang kalah perang dengan Cao Cao, menjadi terlunta-lunta dan meminta suaka pada Liu Bei. Liu Bei malah menerimanya dengan senang hati. Bahkan mengadakan penyambutan dengan meriah. Tetapi kedua didi-nya, Guan Yu dan Zhang Fei tidak setuju. Zhang Fei dengan keras menentang rencana dage-nya. “L

ü

Bu adalah seorang penjahat. Ia telah dua kali membunuh ayah angkatnya. Orang ini tidak bermoral!! Untuk apa kita membantunya?”. Liu dengan sabar memberi penjelasan pada Zhang Fei.” (Kisah Tiga Kerajaan, 2009:131)

Liu Bei yang pada dasarnya memiliki pribadi yang baik hati dengan senang hati menerima orang jahat seperti Lu Bu yang meminta perlindungan padanya padahal Liu

Bei dengan jelas tahu kalau Lu Bu pernah membunuh dua ayah angkatnya hanya karena harta dan masalah perebutan wanita denga ayah angkatnya. Bahkan Liu Bei mengadakan jamuan makan untuk menyambut kedatangan Lu Bu di tempatnya bahkan memperlakukan Lu Bu layaknya seorang sahabatnya. Hal ini semata karena Liu Bei ingin membalas jasa Lu Bu dahulu yang pernah tanpa sengaja menolong mereka saat Liu Bei dan kedua saudaranya membantu Tao Qian melindungi Xuzhou. Cuplikan di atas juga mengidentifikasikan bahwa Liu Bei seorang yang mudah percaya pada orang lain karena pada akhirnya Lu Bu malah mengkhianatinya dengan merebut daerah Xuzhou dari tangan Liu Bei.

Kutipan:

“Melihat kondisi Panglima kesayangannya ini, maka tidak sampai hati Liu Bei menerima anaknya yang tertidur pulas, malah ia melemparkan darah dagingnya itu ketanah.

“KARENA KAU SEORANG … HAMPIR SAJA AKU KEHILANGAN PANGLIMA KESAYANGANKU!”

A Dou yang tadinya tertidur lelap menjadi sangat terkejut dan menangis. Zhao Yun buru-buru menggendong anak itu lagi, menenangkan kembali lalu memeluknya erat.” (Kisah Tiga Kerajaan, 2009:333)

Analisis:

Liu Bei adalah sosok kesatria yang lembut hatinya. Dari kutipaan halaman 333, ini karena rasa terharu yang berlebihan atas kesetiaan Panglima kesayangannya Liu Bei membuang anaknya jatuh. Liu Bei lebih menyayangi para pengikutnya yang setia padanya jika dibandingkan dengan keluarganya khususnya anaknya sendiri A Dou.

Liu Bei memiliki pribadi yang jika dikaitkan dengan Psikologi Sastra Sigmund Freud adalah Pribadi yang lebih didominasi oleh Id. Dimana dia selalu menilai sesuatu berdasarkan kata hatinya.

Dokumen terkait