• Tidak ada hasil yang ditemukan

RELASI ORGANISASI PEMUDA DENGAN CALON ANGGOTA LEGISLATIF PADA PEMILU

3.1. Tokoh Pemuda dan Calon Anggota DPR Dapil Sumut 1 dalam Pemilu

Organisasi pemuda di Sumatera Utara yang selalu aktif dalam setiap kegiatan Pemilihan Umum adalah Pemuda Pancasila, Ikatan Pemuda Karya, FKPPI. Ketiga organisasi pemuda terbesar di Sumatera Utara itu menjadi salah satu sumber suara yang dapat diperoleh dari para calon anggota DPR. Melalui para tokoh organisasi pemuda itu, mayoritas calon anggota legislatif berupaya untuk bertemu dan berharap mendapat dukungan organisasi. Bentuk dukungan yang nyata di antaranya adalah tokoh dan pimpinan organisasi pemuda memerintahkan anggota masing- masing organisasi untuk memilih calon anggota legislatif dan mencari tambahan suara. Selain itu, untuk meminimalisir kecurangan yang terjadi di TPS, maka pimpinan organisasi pemuda diyakini memiliki kemampuan untuk memberi perintah kepada kader-kadernya menjaga perolehan suara. Tidak hanya menjaga, tetapi lebih dari itu diupayakan menambah suara di TPS dengan cara apapun termasuk menggunakan ancaman.

Sumber kekuasaan yang dimiliki oleh tokoh Pemuda Pancasila di Sumatera Utara berasal dari kekuatan fisik dan keberanian untuk mempengaruhi orang lain agar mengikuti kehendaknya. Dari kekuatan fisik itu, pengaruh para tokoh Pemuda Pancasila semakin kuat pada saat mereka memperoleh kekayaan atau ekonomi.81 Sedangkan cara-cara

      

81 Lihat penjelasan Miriam Budiardjo tentang sumber-sumber kekuasaan. Miriam Budiardjo. 1984.

“Konsep Kekuasaan: Tinjauan Pustaka”. dalam Miriam Budiardjo. Aneka Pemikiran tentang Kuasa dan Wibawa. Jakarta: Gramedia. hal. 13. Lihat juga Charles F. Andrain. 1992. Kehidupan Politik dan Perubahan Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana. hal. 130.

penggunaan kekuasaan paksaan, mereka lakukan dengan cara paksaan seperti mengancam, melukai, bahkan membunuh kepada orang lain yang tidak mengikuti keinginannya. Antonio Gramschi menyebutnya sebagai praktek dominasi atau penindasan.82

Oleh karena praktik kekuatan fisik dan uang itu pula yang kemudian banyak pihak menyebut sebagian besar prilaku anggota organisasi pemuda di Sumatera Utara mirip dengan premanisme. Namun, bukan berarti prilaku kekerasan dan uang yang sering dilakukan tokoh organisasi pemuda tidak disukai oleh masyarakat. Sebagian dari tokoh organisasi pemuda itu menjadi anggota dan pengurus partai politik dan terpilih menjadi anggota legislatif serta pejabat eksekutif di Provinsi Sumatera Utara. Jabatan formal yang diperoleh kader Pemuda Pancasila digunakan secara lebih otonom dalam menentukan pilihannya pada saat kebijakan otonomi daerah diberlakukan tanpa perlu mendapatkan persetujuan dari para elit politik di Jakarta.

Potensi kekuatan fisik yang dimiliki oleh organisasi pemuda di Sumatera Utara menjadi kekuatan sekaligus kelemahan yang dapat dimanfaatkan oleh calon anggota legislatif. Pada saat Pemilu 2014 di Dapil Sumut 1 DPR, tercatat beberapa nama calon anggota legislatif yang menjadi anggota atau pengurus organisasi pemuda di tingkat pusat maupun daerah. Keberadaan mereka akan berimplikasi pada perebutan basis suara yang diyakini dapat memberikan suara. Oleh karena itu, mereka akan berusaha mendapatkan dukungan yang sama dari tokoh dan pimpinan organisasi.

      

82 Penjelasan tentang cara-cara penggunaan kekuasaan lihat Antonio Gramsci. 1971. Selections from

Prison Notebooks. London: Lawrence and Wishart. Dikutip dalam Muhadi Sugiono. 1999. Kritik Gramsci Terhadap Pembangunan Dunia Ketiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; Roger Simon. 2000. Gagasan-gagasan Politik Gramsci. Yogyakarta: Insist Press.

Tabel 3.1.

Daftar Calon Anggota DPR dari Dapil Sumut 1 yang Menjalin Relasi dengan PP, IPK, dan FKPPI di Sumatera Utara

No. Nama Asal Partai Jalinan Relasi

1. Irmadi Lubis PDIP Pemuda Pancasila

2. Muetya Hafid Golkar Pemuda Pancasila

3. Leo Nababan Golkar Ikatan Pemuda Karya

4. Hardi Mulyono Golkar Pemuda Pancasila

5. Ruhut Poltak Sitompul Demokrat Pemuda Pancasila & FKPPI

6. Hasrul Azwar PPP Pemuda Pancasila

7. Nurdin Tampubolon Hanura Pemuda Pancasila & FKPPI Sumber: hasil penelitian, 2014.

Pimpinan organisasi pemuda seperti Pemuda Pancasila, IPK, dan FKPPI berpendapat bahwa partisipasi organisasi pemuda dalam Pemilu 2014 di Sumatera Utara menjadi keharusan. Bentuk nyata dari partisipasi tersebut adalah memberikan dukungan kepada calon anggota DPR dengan kriteria yang disepakati oleh pimpinan organisasi. Secara umum relasi yang terjalin tersebut menggunakan pola yang sama di semua organisasi pemuda. Oleh karena itu, penjelasan yang akan ditulis tidak dilakukan di setiap organisasi pemuda karena alasan kesamaan pola yang terjadi. Relasi yang terjalin di antara calon anggota akan dijelaskan pada bagian berikut ini.

Dukungan yang diberikan adalah ikut serta membantu para calon anggota DPR berkampanye, memberi perintah kepada anggota organisasi untuk memilih calon yang didukung, dan mempengaruhi pemilih lainnya agar mencoblos calon tersebut. Memastikan dukungan yang diberikan kepada calon anggota DPR sesuai dengan jumlah suara yang ingin diperoleh maka ketua organisasi pemuda harus merancang mekanisme kerja pemenangan.

“…kami di Pemuda Pancasila itu membuat perintah kepada seluruh anggota organisasi tingkat cabang sampe ke ranting. Kalau apapun kegiatannya pasti perintah itu akan dipatuhi seperti sanki pemecatan organisasi. Mekanisme kami kepada anggota cuma satu yaitu perintah. Waktu Pemilu lalu, yang kami utamakan dukungan itu dari kader PP, setelah itu baru yang lain kalau tidak ada. Kami buat komitmen dulu dengan calon-calon itu, kalau nggak gitu, gak ada manfaatnya sama kami.”83

Bentuk komitmen yang terjalin antara pimpinan organisasi pemuda dengan calon anggota DPR adalah dukungan suara, kegiatan sosialisasi, dan pasca pemilihan. Ketua organisasi pemuda diminta untuk memberikan suara kepada calon anggota DPR yang didukung. Untuk mendapatkan suara itu maka calon anggota DPR akan memberikan bantuan pendanaan setiap kegiatan yang berkaitan dengan sosialisasi dalam rangka mendapatkan suara. Pasca terpilih sebagai anggota DPR, maka calon yang didukung harus selalu membantu kelancaran kegiatan organisasi secara umum dan kepentingan pimpinan organisasi terkait urusan pribadi.84

“…kita perlu ikut partisipasi dalam Pemilu itu karena kegiatan organisasi kita juga harus berlangsung karena kita juga harus tau apa kerja DPR ini. Jangan dipilih orang-orang yang gak mau tau dengan kita pemuda ini. Orang itu kan harus tau juga kalau FKPPI juga lahirnya dari pemerintah khususnya ABRI waktu dulu. Jadi, harus ikutlah memberi dukungan sama calon anggota DPR itu. Cuma masing-masing sudah harus tau adat istiadatnya.”85

Seorang calon anggota DPR yang menginginkan suara dari anggota organisasi pemuda bertemu dengan seorang tokoh salah satu organisasi

      

83 Wawancara dengan Anuar Shah, Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara, 8 Agustus 2014,

pukul 14.00 Wib di Medan. Penjelasan yang hampir sama juga diutarakan oleh NS, 9 Agustus 2014, pukul 17.00 Wib di Medan.

84 Urusan pribadi yang dimaksud adalah urusan yang tidak terkait dengan program pemerintah, tetapi

kepentingan pribadi seperti meminta bantuan untuk meluluskan ujian masuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) di instansi tertentu, membantu memuluskan seseorang untuk jabatan di birokrasi, dan lain sebagainya.

85

pemuda yang masih memiliki pengaruh. Setelah bertemu, calon tersebut membuat kesepakatan dengan ketua organisasi pemuda itu untuk mendapatkan suara. Untuk memastikan jalinan relasi antara calon anggota DPR dan pimpinan organisasi pemuda sesuai dengan kesepakatan tergantung dari lamanya perkenalan dan hubungan yang telah dilakukan. Semakin lama jalinan hubungan terjadi tanpa ada pihak yang merasa kecewa maka semakin mendekati kepastian kesepakatan akan dipatuhi masing-masing pihak. Pimpinan organisasi pemuda tidak begitu memperhatikan rekam jejak calon anggota DPR yang didukung. Alasan pemberian dukungan hanya dilakukan atas dasar hubungan yang telah terjalin dari masing-masing pihak serta dukungan pendanaan yang dimiliki oleh calon anggota DPR yang akan didukung.

Penjelasan yang disampaikan oleh Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara bahwa dukungan suara akan diberikan kepada calon yang didukung dari anggota organisasi di daerah pemilihan. Melalui pengurus di tingkat cabang, diharapkan suara dapat diberikan kepada calon anggota DPR yang didukung. Hitungan suara yang akan diperoleh berasal dari jumlah anggota aktif yang selalu mengikuti kegiatan organisasi. Setiap anggota organisasi diwajibkan mencari sebanyak-banyaknya suara dari orang-orang yang tinggal serumah, tetangga, teman, dan kerabat. Data pemilih menjadi rujukan untuk mencari suara dengan jumlah tertentu di setiap TPS. Pemilih yang terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT) kemudian didaftarkan sebagai pemilih yang sudah dipengaruhi untuk memilih calon anggota DPR yang didukung.

Calon anggota DPR yang didukung oleh organisasi pemuda akan mendengarkan penjelasan ketua organisasi pemuda tentang potensi suara yang dapat diraih. Penjelasan itu sangat penting didengar oleh calon anggota DPR, agar dapat memastikan perolehan suara yang ingin didapat. Struktur organisasi yang tersebar dari mulai tingkat provinsi hingga

kecamatan, jumlah anggota yang dimiliki, dan pengaruh tokoh serta pimpinan organisasi menjadi pertimbangan penting bagi calon anggota DPR untuk mendekati organisasi pemuda di Sumatera Utara. Selain mengharapkan suara, calon anggota DPR meminta agar diberikan bantuan pengamanan di daerah pemilihannya pada setiap tahapan pemilihan.86 Oleh karena itu, ketika bertemu dengan pimpinan organisasi pemuda, calon anggota DPR mengharapkan jumlah suara yang nyata pada daerah pemilihan yang menjadi area kompetisi.

“…hubungan saya dengan tokoh senior maupun ketua organisasi pemuda seperti PP sudah lama. Jadi, bukan hanya pada saat pemilu ini, tetapi berpuluh-puluh tahun sebelumnya. Saya bertemu dengan mereka dan minta untuk dibantu agar saya bisa menang. Mereka pun akan membantu saya, caranya memberi perintah anggotanya untuk buat kegiatan, mengenalkan saya untuk dipilih. Anggotanya kan banyak, tinggal didekati dan dikasi perintah aja.”87

Potensi suara yang bisa diperoleh dihitung secara, meskipun tidak dapat dipastikan jumlahnya, tetapi antara calon anggota DPR dan pimpinan organisasi pemuda telah memahami akan mendapatkan suara tersebut. Setelah itu, rancangan kegiatan untuk melakukan sosialisasi calon anggota DPR yang didukung disepakati secara bersama. Jika ketua organisasi membuat acara untuk memperkenalkan calon anggota DPR yang didukung kepada anggotanya, maka calon tersebut akan membantu pendanaan untuk acara itu. Jumlah biaya yang dibantu adalah untuk pembelian konsumsi, transportasi, dan honor panitia yang mengatur acara tersebut. Tidak begitu banyak program penting yang disampaikan pada acara pertemuan untuk memperkenalkan calon anggota DPR yang didukung. Hanya semacam memberikan instruksi dan perintah bahwa

      

86 Bantuan pengamanan yang dimaksud adalah menjaga alat peraga (spanduk, selebaran, baleho, dan

lain sebagainya), bertemu dengan para pemilih, dan tidak dicurangi pada saat hari pemilihan di TPS daerah pemilihan.

87

Wawancara dengan HA, calon anggota DPR dari Dapil Sumut 1, 15 Agustus 2014, pukul 21.00 Wib di Medan.

pada saat di TPS, seluruh anggota PP, teman, maupun kerabatnya agar memilih calon anggota DPR yang didukung oleh PP. Tidak ada dialog maupun diskusi yang mempertanyakan program penting dari calon anggota DPR yang didukung. Penyampaian program dianggap bukan sesuatu yang dianggap penting untuk disampaikan karena antara calon anggota DPR dan pimpinan organisasi pemuda sudah sama-sama mengetahuinya.

Setiap organisasi pemuda, tidak hanya memberi dukungan kepada satu calon anggota DPR. Ada beberapa calon anggota DPR yang juga diberikan dukungan meskipun berasal dari daerah pemilihan yang sama. Terkait dengan dukungan yang diberikan tersebut, pimpinan organisasi pemuda menentukan skala prioritas kepada siapa dukungan itu diberikan. Pertimbangan untuk menentukan skala prioritas itu adalah hubungan baik yang telah terjalin selama ini dan bukan dilakukan atas dasar program yang ditawarkan apalagi prestasi yang telah dilakukan oleh calon anggota DPR di daerah tersebut. Semakin baik hubungan yang saling menguntungkan itu berlangsung maka semakin tinggi skala prioritas yang ditentukan untuk didukung oleh pimpinan organisasi pemuda. Selain itu, faktor pendanaan menjadi pertimbangan kedua untuk menentukan skala prioritas dukungan. Jika pendanaan dari calon anggota DPR yang didukung untuk kegiatan sosialisasi kecil maka semakin kecil pula skala prioritas untuk dibantu meraih suara.

Dukungan yang diberikan oleh pimpinan organisasi pemuda kepada calon anggota DPR di Daerah Pemilihan Sumut 1, dilakukan secara konsisten. Pertimbangan skala prioritas dan transaksi kegiatan yang diputuskan oleh pimpinan organisasi pemuda menjadi pedoman dalam menjalankan program aksinya. Hubungan yang saling menguntungkan dan transaksional menjadi pertimbangan penting oleh pimpinan organisasi pemuda dalam memberikan dukungan kepada calon

anggota DPR di Dapil Sumut 1. Kedua bentuk relasi tersebut menjadi penting dilihat dari pelaksanaan kegiatan pemberian dukungan secara nyata dari pimpinan organisasi pemuda kepada anggotanya.

“…beberapa kegiatan yang dibuat sama PP, saya hadiri. Saya juga memberikan bantuan dana untuk kegiatan itu. Acaranya yah…internal mereka, saya hadir dan diperkenalkan. Trus, bagi- bagi hadiah, nyebarin selebaran. Di acara itu, ketua PP wilayah, cabang, sampe ranting ada. Memang tidak banyak yang hadir, hanya pengurus organisasi dan beberapa anggota yang dianggap penting saja. Itu penjelasan dari pengurus wilayah.”88

Pada saat hari pemilihan digelar, setelah kegiatan sosialisasi dilakukan, anggota organisasi pemuda yang ditugaskan oleh ketuanya masing-masing, menjaga TPS secara bergiliran dari daftar petugas yang sudah diberikan. Tidak hanya menjaga, tetapi mereka juga mendatangi rumah para pemilih di sekitar TPS itu untuk hadir dan memberikan suara. Sebagian dari mereka juga diberikan tugas untuk menjadi anggota Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS).89 Sangat penting bagi anggota organisasi pemuda melaksanakan perintah yang telah diberikan dari ketua organisasinya. Jika perolehan suara didapat sesuai target yang ditentukan maka anggota organisasi yang diberikan tugas akan mendapatkan apresiasi khusus seperti diberikan uang, jabatan yang dapat menghasilkan uang, dan tugas-tugas lainnya.

“…kami punya gaya perintah yang khusus ke semua anggota organisasi. Kita kasi orang itu (maksudnya anggota organisasi) makan, ya harus bisa menjalankan perintah organisasi. Kalau gak bisa kita pecat, kalau bisa kita kasih penghargaan. Waktu di TPS, anggota itu kita berikan tanggung jawab lah. Berapa suara yang

      

88

Wawancara dengan IL, calon anggota DPR PDIP dari Dapil Sumut 1, 24 Juli 2014, pukul 15.30 di Medan.

89 KPPS adalah petugas pemilu di TPS untuk melaksanakan pemungutan dan penghitungan suara serta

mengirimnya ke Panitia Pemilihan Suara (PPS) di kelurahan. Peneliti tidak dapat menemukan data pasti berapa jumlah anggota organisasi pemuda yang ditugaskan sebagai KPPS maupun tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan organisasinya.

bisa kau kasi untuk calon DPR yang kita dukung. Harus jelas itu semua kalau kita mau ngasih dukungan.”90

Kesetiaan anggota organisasi kepada ketuanya menjadi indikator utama untuk menentukan jalannya perintah pimpinan. Kesetiaan itu juga yang membuat roda organisasi dapat berlangsung secara terus menerus. Ketergantungan anggota organisasi kepada pimpinan dan institusinya berlangsung atas dasar pemenuhan kebutuhan hidup. Organisasi pemuda seperti PP, IPK, dan FKPPI, bagi mayoritas anggotanya, menjadi salah satu wadah untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Atas dasar itulah, maka mereka memberikan loyalitas kepada pimpinan dan institusnya sendiri.

Perintah dan cara memenangkan calon anggota DPR yang didukung dari pimpinan organisasi disebarkan ke seluruh wilayah yang disesuaikan dengan daerah pemilihan. Untuk Dapil Sumut 1, maka perintah pengurus wilayah Sumatera Utara akan disebarkan ke Kota Medan, Deli Serdang, Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi. Keempat daerah pemilihan itu, menjadi arena kompetisi di antara anggota organisasi pemuda yaitu PP, IPK, dan FKPPI. Pada tingkat akar rumput, masing-masing anggota organisasi mencoba mempengaruhi para pemilih di sekitar tempat tinggal dan aktivitas keseharian mereka. Masing-masing organisasi telah “memiliki wilayah” binaan dan sepertinya telah menjadi kesepakatan tidak tertulis. Satu organisasi tidak akan memasuki wilayah yang telah “dikuasai” organisasi yang lain. Oleh karena itu, pada Pemilu 2014 lalu, wilayah untuk melakukan kampanye atau penjagaan TPS sulit akan terjadi perebutan suara di antara ketiga organisasi pemuda tersebut.

Kota Tebing Tinggi misalnya, ketiga organisasi pemuda tersebut bila menentukan afiliasi politiknya kepada partai tertentu, kerapkali

      

90

Wawancara dengan Boyke Turangan, Ketua MPC PP Kota Medan, 19 Juni 2014, pukul 11.30 Wib, di Medan.

bergantung kepada afiliasi politik pimpinannya atau ketua. IPK Kota Tebing Tinggi yang dipimpin Erik Sitorus berafiliasi ke Partai Demokrat karena Erik merupakan anggota DPRD Kota Tebing Tinggi periode 2009-2014 dan caleg untuk DPRD Sumatera Utara Dapil Sumut 3 juga dari Partai Demokrat. Sedangkan organisasi FKPPI dipimpin oleh Ferry Lukas Tarigan yang merupakan caleg DPRD Kota Tebing Tinggi Dapil Tebing Tinggi 1 dari Partai Golkar, sehingga FKPPI berafiliasi ke Partai Golkar pada Pemilu tahun 2014.

Prioritas dukungan yang diberikan Ketua Pemuda Pancasila Kota Tebing Tinggi kepada calon anggota DPR adalah kepada Hardi Mulyono dan Meutya Hafid (Partai Golkar nomor urut 10 dan 2). Proses pemberian dukungan tersebut karena hubungan antara Hardi Mulyono dengan Syafri Chap, Ketua PP Kota Tebing Tinggi, sudah lama terjalin. Tetapi pada saat kampanye dan hari pemilihan, Hardi Mulyono, tidak dapat secara penuh memberikan bantuan dana untuk kegiatan pemenangan. Atas alasan itu, Hardi Mulyono tidak berhasil meraih suara maksimal di Kota Tebing Tinggi dan gagal terpilih menjadi anggota DPR dari Dapil Sumut 1. Sedangkan, Meutya Hafid terpilih sebagai anggota DPR dari Dapil Sumut 1.

Organisasi Pemuda Pancasila Tebing Tinggi sampai sekarang masih dipimpin oleh tokoh kawakan HM Syafri Chap, yang telah memimpin Partai Golkar Tebing Tinggi sejak tahun 1990-an. Selama kepemimpinannya, Partai Golkar Tebing Tinggi selalu keluar sebagai pemenang Pemilu legislatif di Kota Tebing Tinggi mulai dari Pemilu 1997, 1999, 2004, 2009 dan 2014. Buah dari kemenangan Partai Golkar adalah dengan duduknya HM Syafri Chap di kursi Ketua DPRD Kota Tebing Tinggi hasil Pemilu 1999, 2004 hingga 2009. Fenomena tersebut menggambarkan bahwa kemenangan Partai Golkar selama beberapa momentum pemilihan umum baik sebelum maupun sesudah reformasi di

Kota Tebing Tinggi tidak terlepas dari peran organisasi Pemuda Pancasila yang diorganisir oleh HM Syafri Chap. Meskipun menerapkan gaya kepemimpinan yang sentralistis (otoriter) namun HM Syafri Chap telah berhasil membangun sebuah kekuatan yang memiliki posisi tawar (bargaining position) yang tinggi dalam peta politik dan pemerintahan di Kota Tebing Tinggi hingga sekarang. Bukan hanya pada momentum pemilu legislatif di Kota Tebing Tinggi, pada momentum pemilihan lainnya seperti pemilihan gubernur pun organisasi Pemuda Pancasila selalu diperhitungkan. Contoh menarik terjadi pada Pilgub secara langsung yang pertama kali tahun 2008, dimana suara kader Pemuda Pancasila diarahkan kepada pasangan Syamsul Arifin – Gatot Pudjo Nugroho (Sampurno), padahal Partai Golkar waktu itu mencalonkan juga Ketua Golkar Sumut Ali Umri yang berpasangan dengan H Maratua Simanjuntak. Alasan HM Syafri Chap adalah Syamsul Arifin merupakan temannya sejak puluhan tahun, sehingga ada ungkapan beliau bahwa “istilah mantan Ketua ada, tetapi mantan kawan tidak pernah ada”.

Khusus pada Pemilu legislatif tahun 2014, afiliasi politik organisasi Pemuda Pancasila Tebing Tinggi tetap diarahkan kepada Partai Golkar dengan sebab yang sama, yakni kedua organisasi tersebut (Pemuda Pancasila dan Partai Golkar) dipimpin oleh orang yang sama, yakni HM Syafri Chap. Dari 5 kuri DPRD Kota Tebing Tinggi yang berhasil diperoleh Partai Golkar, 4 di antaranya diduduki oleh kader Pemuda Pancasila Tebing Tinggi, yakni Ibrahim Nasution, Basharuddin , Yuridho Chap (anak kandung HM Syafri Chap) dan Hendra Gunawan (menantu HM Syafri Chap). Selain pada DPRD Kota, dukungan Pemuda Pancasila Tebing Tinggi juga diberikan kepada calon anggota DPR Dapil Sumut 1 dari Partai Golkar. Hasilnya, perolehan suara Partai Golkar Dapil Sumut 1 di Kota Tebing Tinggi merupakan yang tertinggi dibandingkan partai politik lainnya.

Di antara 10 orang calon anggota DPR Dapil Sumut 1 dari Partai Golkar, yang mendapat dukungan resmi dari Pemuda Pancasila adalah Meutya Hafid dan Hardi Mulyono.91 Pola relasi yang terjadi di antara caleg DPR-RI tersebut dengan organisasi Pemuda Pancasila tetap melalui satu perintah yakni melalui HM Syafri Chap. Kedua caleg tersebut menemui HM Syafri Chap untuk meminta dukungan resmi dari Pemuda Pancasila agar mengarahkan para kadernya untuk mendukung Meutya dan Hardi. Hasilnya, dari 10 caleg DPR-RI Dapil Sumut 1 Partai Golkar, Meutya berhasil memperoleh suara tertinggi di Tebing Tinggi.

Transaksi yang terjadi di antara Pemuda Pancasila Tebing Tinggi dengan Meutya adalah pemberian dana yang diperuntukkan bagi operasional kegiatan kampanye. Meutya hanya berpartisipasi mendukung terselenggaranya kegiatan kampanye Partai Golkar di Tebing Tinggi, dengan menyediakan alat-alat peraga kampanye serta bantuan materil penyelenggaraan kampanye. Sebagaimana pada pemilu sebelumnya, komitmen politik yang terjadi antara organisasi Pemuda Pancasila dengan calon anggota DPR adalah bila calon tersebut terpilih adalah membantu kegiatan PP di Kota Tebing Tinggi jika diperlukan. Komitmen Meutya dengan tokoh PP dapat terjalin karena adanya jaminan dari salah seorang tokoh yang berkedudukan di Jakarta.

Suasana yang tidak begitu berbeda juga terjadi di Kabupaten Serdang Bedagai. Pemuda Pancasila di Kabupaten Serdang Bedagai memberikan prioritas dukungan kepada Hardi Mulyono. Tetapi dalam perjalanan kampanye, Hardi Mulyono, tidak memberikan kebutuhan yang diperlukan untuk kegiatan pemenangan. Dukungan itu kemudian berubah