• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

5. Topik Unsur-unsur Golongan Utama

1) Kelimpahan Gas Mulia di Alam

Pada tahun 1894, seorang ahli kimia Inggris William Ramsay mengidentifikasi sebuah unsur baru, yaitu argon sebagai gas yang tidak reaktif.

Pada tahun 1895 ditemukan sebuah unsur oleh ahli-ahli astronomi yang

dinamakan helium, dalam bahasa Yunani helios artinya matahari. Argon dan helium merupakan unsur gas mulia. Penemuan kedua unsur ini kemudian dilanjutkan dengan penemuan unsur gas mulia lainnya yaitu neon, kripton,

xenon, dan radon oleh Ramsay. Unsur gas mulia terdiri dari helium (He), neon

(Ne), argon (Ar), kripton (Kr), xenon (Xe), dan radon (Rn). Semua gas mulia

dapat dijumpai di atmosfer. Argon merupakan gas mulia paling banyak,

sedangkan Radon adalah gas mulia yang paling sedikit dijumpai.

2) Sifat-sifat Gas Mulia

Mengapa unsur-unsur golongan VIIIA disebut sebagai gas mulia? Hal ini

berkaitan dengan kereaktifan unsur-unsur golongan VIIIA yang sangat rendah.

Artinya, unsur-unsur dalam gas mulia sangat sukar bereaksi dengan unsur lain

untuk membentuk senyawa. Unsur-unsur gas mulia, kecuali helium (duplet) memiliki konfigurasi elektron 8 (oktet) yang stabil.

17 3) Kegunaan Gas Mulia

Helium digunakan untuk pengisi balon udara karena lebih ringan dan

stabil. Gas helium juga digunakan sebagai campuran gas oksigen pada tabung

penyelam karena kelarutannya yang kecil di dalam darah. Neon umumnya

digunakan dalam lampu reklame. Lampu di bandara umumnya juga

menggunakan neon sebagai gas pengisinya, karena cahayanya yang dapat

menembus kabut. Selain itu, neon juga digunakan sebagai refrigeran yang

ekonomis. Argon merupakan unsur yang digunakan dalam pengelasan titanium

dalam konstruksi pesawat terbang dan roket. Argon juga digunakan untuk

mengisi bola lampu pijar karena tidak bereaksi dengan kawat wolfarm yang

panas. Kripton digunakan dalam lampu kilat foto untuk fotografi berkecepatan

tinggi. Xenon digunakan dalam pembuatan lampu stroboskopik. Selain itu,

dalam bidang kedokteran xenon digunakan untuk mendeteksi penyakit paru-paru

dan sebagai anestetik (Dingley, Ivanova-Stoilova, Grundler, & Wall, 1999).

b. Halogen

1) Kelimpahan Halogen Di Alam

Halogen merupakan unsur nonlogam yang sangat reaktif sehingga tidak

terdapat bebas di alam. Pada umumnya halogen berada dalam keadaan

senyawanya. Seperti unsur fluorin yang terdapat sebagai batuan fluorspar (CaF2). Klorin yang terdapat pada air laut sebagai garam klorida misalnya NaCl,

18 2) Sifat-sifat Golongan Halogen

Konfigurasi elektron unsur halogen adalah ns2np5 artinya, pada orbital (kulit) terluar terdapat tujuh elektron. Hal ini menunjukkan adanya sebuah

elektron yang belum berpasangan. Adanya sebuah elektron yang tidak

berpasangan dapat digunakan untuk membentuk pasangan elektron bersama

dengan sebuah elektron pada subkulit p dari atom halogen yang lain. Unsur halogen dalam keadaan bebas terdapat sebagai molekul diatomik yaitu F2, Cl2,

Br2, dan I2. Halogen berada sebagai molekul diatomik, disimbolkan dengan X2,

dengan X sebagai simbol umum untuk atom halogen.

3) Kegunaan Unsur Golongan Halogen

Unsur fluor banyak digunakan dalam bidangan industri seperti senyawa

politetrafluoroetilena, yaitu teflon. Fluorospar (CaF2) digunakan dalam jumlah

yang besar di industri baja. Klor digunakan dalam pembuatan vinil klorida untuk

pembuatan plastik polivinil klorida (PVC). Bromin banyak digunakan sebagai

zat warna. Iod digunakan sebagai zat antiseptik, zat pewarna dan pembuatan

emulsi fotografi (AgI). Selain itu, iodin dalam campuran makanan digunakan

untuk meningkatkan kinerja mental anak-anak (Isa, 2013).

c. Alkali

1) Kelimpahan Unsur Alkali di Alam

Natrium merupakan unsur golongan IA atau yang biasa disebut dengan

golongan alkali. Unsur alkali anggotanya ialah litium (Li), natrium (Na), kalium (K), rubidium (Rb), cesium (Cs), dan fransium (Fr). Logam-logam alkali

19

merupakan logam yang sangat reakif sehingga tidak terdapat bebas di alam

melainkan dalam bentuk senyawanya.

2) Sifat-sifat Logam Alkali

Konfigurasi elektron pada logam alkali tanah menunjukkan elektron

valensi ns1.Energi ionisasi dari logam alkali yang relatif rendah mengakibatkan logam alkali akan sangat mudah melepaskan elektron valensinya untuk

membentuk konfigurasi yang stabil seperti gas mulia.

3) Kegunaan Unsur Alkali

Litium digunakan pada pembuatan baterai telepon seluler yang dapat

diisi ulang. Natrium banyak digunakan dalam rumah tangga, contohnya NaCl

atau natrium klorida (garam dapur), sebagai bahan pengawet ikan asin dan untuk

membuat senyawa natrium lainnya. Kalium digunakan dalam pupuk tanaman

karena kalium merupakan unsur utama bagi pertumbuhan tanaman.

d. Alkali tanah

1) Kelimpahan Unsur Alkali Tanah

Unsur yang terdapat dalam golongan alkali tanah adalah Be (berilium),

Mg (magnesium), Ca (kalsium), Sr (stronsium), Ba (barium) dan Ra (radium)

di mana radium merupakan unsur radioaktif. Unsur logam alkali tanah lebih

banyak ditemukan dalam bentuk senyawanya.

2) Sifat-sifat Logam Alkali Tanah

Semua sifat logam alkali tanah cenderung memiliki keteraturan dari

Berilium ke Barium. Jari-jari atom golongan alkali tanah dari atas ke bawah

20

semakin kecil. Konfigurasi elektron logam alkali tanah menunjukkan bahwa

logam alkali tanah memiliki elektron valensi ns2.

3) Kegunaan Logam Alkali Tanah

Berilium digunakan dalam pembuatan pegas, klip, dan kontak listrik.

Magnesium yang memiliki sifat ringan sering digunakan dalam pembuatan suku

cadang pesawat terbang. Kalsium sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari

dalam bentuk senyawanya. Seperti CaO yang dikenal dengan nama kapur tohor

digunakan dalam industri untuk menetralkan keasaman dengan cara menyerap

air membentuk Ca(OH)2 yang merupakan basa kuat. Stronsium dan barium

memiliki kegunaan terbatas, namun beberapa senyawanya penting misalnya

garam dari stronsium dan barium ini memberikan warna terang yang sering

digunakan untuk pertunjukan piroteknik atau kita kenal dengan kembang api.

e. Unsur periode ketiga

1) Sifat-sifat Unsur Periode Ketiga

Keteraturan sifat-sifat unsur periode ketiga dapat dijelaskan sebagai

berikut.

a) Jari-jari atom

Nomor atom dalam unsur periode ketiga dari kiri ke kanan semakin

meningkat sehingga muatan inti atom semakin bertambah yang artinya gaya

tarik inti atom terhadap elektron semakin kuat. Hal ini mengakibatkan jari-jari

21 b) Energi ionisasi

Energi ionisasi pada periode tiga dari kiri ke kanan cenderung semakin

tinggi. Energi ionisasi magnesium lebih tinggi daripada aluminium dan energi

ionisasi belerang lebih tinggi daripada fosfor. Hal ini karena konfigurasi elektron

dari Mg yang telah berpasangan, sedangkan pada aluminium terdapat satu

elektron yang tidak berpasangan pada orbital 3p. Atom P mempunyai tiga elektron valensi pada orbital p, sedangkan atom S mempunyai empat elektron pada orbital p. Menurut aturan Hund, atom P lebih stabil daripada atom S, sehingga energi ionisasi P lebih tinggi daripada S.

c) Titik Leleh dan Titik Didih

Perubahan titik didih dan titik leleh ini berkaitan dengan struktur dari

setiap zat dalam keadaan bebasnya. Titik didih dan titik leleh dari natrium ke

silikon naik secara teratur kemudian turun tajam pada fosfor, naik lagi pada

sulfur kemudian turun secara teratur pada klorin dan argon.

d) Logam dan nonlogam

Sifat logam pada periode ketiga dari kiri ke kanan semakin berkurang.

Unsur natrium, magnesium, dan aluminium merupakan unsur logam yang

mengkilap dan memiliki daya hantar listrik yang baik. Silikon merupakan unsur

semilogam yang bersifat semikonduktor. Fosfor dan belerang merupakan unsur

nonlogam. Klorin merupakan gas diatomik di alam dan argon merupakan gas

22 e) Daya oksidasi dan reduksi

Unsur natrium merupakan reduktor kuat di mana natrium bereaksi hebat

dengan air, bahkan disertai ledakan. Magnesium merupakan reduktor yang lebih

lemah daripada natrium, hal ini dibuktikan dengan magnesium yang dapat

bereaksi disertai dengan pemanasan.

f) Sifat asam dan basa

Sifat Al(OH)3 yang amfoter yaitu dapat bersifat basa dalam lingkungan

asam dan bersifat asam dalam lingkungan basa, maka Al(OH)3 disebut sebagai

hidroksida yang bersifat amfoter.

Dokumen terkait