• Tidak ada hasil yang ditemukan

Total Effect

Dalam dokumen BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 62-69)

D. Analisis Jalur

D.2. Persamaan kedua

3. Total Effect

1. Total effect efektivitas komunikasi organisasi (X1) terhadap kinerja pegawai (Z) sebesar 1,908.

2. Total effect kepuasan komunikasi (X2) terhadap kinerja pegawai (Z) sebesar 1,745.

E. Pembahasan

Penelitian ini menggunakan analisa statistik dengan menggunakan analisis jalur yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh langsung variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu efektivitas komunikasi organisasi, kepuasan komunikasi, dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai (Penelitian pada Pegawai Negeri Sipil Tenaga Kependidikan Fungsional di Universitas Sebelas Maret Surakarta). Maka untuk menjawab hipotesis pada perumusan masalah secara objektif maka dapat dibahas pada pembahasan kausal berikut:

1. Hipotesis 1: terdapat tingkat kategori tanggapan responden pada variabel efektivitas komunikasi, kepuasan komunikasi, motivasi kerja dan kinerja pegawai.

Hasil dari analisis data yang berdasarkan tanggapan responden pada variabel efektivitas komunikasi organisasi, kepuasan komunikasi, motivasi kerja dan kinerja pegawai yaitu pada variabel efektivitas komunikasi organisasi sebesar 64,9 % pada tingkat sedang, tingkat tinggi sebesar 20,9%, sedangkan pada tingkat rendah sebesar 14,3%. Untuk variabel kepuasan komunikasi 13,2% pada tingkat tinggi, 65,9% pada tingkat sedang, dan 20,9% pada tingkat rendah. Sementara itu variabel motivasi kerja pada tingkat tinggi sebesar 23,1%, pada tingkat sedang sebesar 65,9%, sedangkan tingkat rendah sebesar 11%. Variabel kinerja pegawai pada tingkat tinggi sebesar 52,7%, sedang sebesar 45,1%, dan rendah sebesar 2,2%.

commit to user

Dari hasil kategori tingkat pada analisi data pada variabel eksogen yaitu variabel efektivitas komunikasi organisasi, kepuasan komunikasi, dan motivasi kerja lebih di dominasi hasil prosentasi pada tingkat sedang, sementara variabel endogen yaitu kinerja pegawai hasil prosentasenya lebih dominan pada tingkat tinggi. Hal ini jelas bahwa variabel eksogen pada tingkat sedang dapat mempengaruhi dan meningkatkan variabel endogen dalam tingkat tinggi, variabel yang lebih dominan mempengaruhi kinerja pegawai yaitu variabel motivasi kerja dan kepuasan komunikasi walaupun efektivita komunikasi organisasi memberikan pengaruh tanggapan lebih rendah namun variabel tersebut mempunyai peranan penting dalam organisasi. Sesuai dengan pendapat moerhead dan griffin bawah kinerja pegawai bergantung pada kemampuan, motivasi, dan lingkungan dan pendapat Furtwengler dalam Sinambela (2012) yang mengatakan bahwa manfaat kinerja dapat meningkatkan pengembangan pegawai, kepuasan pegawai, komunikasi, dan motivasi.

2. Hipotesis 2: terdapat pengaruh langsung efektivitas komunikasi organisasi terhadap kinerja pegawai

Pengaruh langsung efektivitas komunikasi organisasi terhadap kinerja pegawai sesuai dengan hasil analisis data menunjukkan hasil yang signifikan dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,795 atau sebesar 79,5% yang berarti bahwa setiap peningkatan 1 point efektivitas komunikasi organisasi di UNS maka akan berkontribusi pada peningkatan kinerja pegawai sebesar 0,795 atau 79,5%. Hasil ini dapat menjawab dari hipotesis 2 dan secara teori komunikasi organisasi dan pengaruhnya terhadap kinerja pegawai.

berdasarkan teorinya Moerhead dan Griffin (2013:87) menyatakan bahwa kinerja pegawai dipengaruhi oleh kemampuan, lingkungan serta motivasi.

Kemampuan pegawai yaitu harus mampu melakukan pekerjaan secara efektif (kemampuan dengan maksud bahwa pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan diawali dengan perencanaan dan pada akhir pekerjaan tentunya dilakukan evaluasi agar segalanya dapat berjalan dengan optimal diperlukan suatu komunikasi yang efektif dan terus menerus. Seorang pegawai harus mau

commit to user

melakukan pekerjaan secara baik (motivasi) yaitu pegawai harus mempunyai dorongan semangat kerja yang tinggi untuk meraih tujuan, dan harus mempunyai materi, sumber daya, perlengkapan, dan informasi yang jelas dan tepat untuk melakukan pekerjaan tersebut (lingkungan). Defisiensi salah satu area ini akan menurunkan kinerja Pegawai.

Sementara itu semua hal yang akan dilakukan oleh organisasi maupun pegawainya untuk mengawali suatu pekerjaan dan mengakhirinya agar semua bisa berjalan, pegawai harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mudah untuk berinteraksi dengan pimpinan maupun dengan anggota organisasi lainnya sehingga menghasilkan kinerja yang optimal. Hal tersebut didasarkan pada teori komunikasi organisasi menurut Weick dalam LittleJhon dan Foss (2011: 297) organisasi bisa bertahan hidup dan berkembang bila anggota organisasi terlibat dalam informasi yang mengalir dan adanya interaksi komunikasi. Sehingga aktivitas organisasi yang berjalan diperlukan suatu komunikasi dimana didalamnya terdapat informasi atau pesan yang dapat saling mempengaruhi seluruh anggota organisasi untuk untuk melakukan aktivitas sehingga dapat mempertahankan hidup dan berkembangnya organisasi dan menghasilkan kinerja pegawai yang optimal.

3. Hipotesis 3: terdapat pengaruh langsung kepuasan komunikasi terhadap kinerja pegawai

Hasil analisis data menunjukkan hasil yang signifikan bahwa kepuasan komunikasi berpengaruh langsung terhadap kinerja pegawai menunjukkan hasil yang signifikan dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,454 atau sebesar 45,4% yang berarti bahwa setiap peningkatan 1 point kepuasan komunikasi di UNS maka akan berkontribusi pada peningkatan kinerja pegawai sebesar 0,454 atau 45,4%. Hasil analisis data dapat menjawab hipotesis ke 3 dan didukung bahwa informasi yang didapat dari lingkungan kerja sangat diperlukan oleh anggota organisasi bila informasi yang didapat bisa memberikan kepuasan kepada anggota organisasi maka akan memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi anggota organisasi untuk

commit to user

dapat menyelesaikan pekerjaannya. Kepuasan komunikasi menurut Redding dalam Muhammad (1989:87) bahwa tingkat kepuasan seorang pegawai dalam mempersepsikan lingkungan komunikasi secara menyeluruh. Penelitian Alsayed, Motaghi, dan Osman (2012) hasil penelitian sangat berpengaruh kepuasan komunikasi terhadap kinerja pegawai lebih pada informasional , relational. Informasi dan relastional sedangkan kinerja lebih dipengaruhi pada indicator usaha ekstra, kepuasan dan efektivitas.

4. Hipotesis 4: terdapat pengaruh tidak langsung efektivitas komunikasi organisasi terhadap kinerja pegawai melalui motivasi kerja.

Berdasarkan hasil analisis data bahwa terdapat pengaruh tidak langsung efektivitas komunikasi organisasi terhadap kinerja pegawai melalui motivasi kerja dengan besaran pengaruh tidak langsung sebesar 0,546 atau sebesar 54,6% hasil ini dapat menjawab hipotesis 4 dalam penelitian ini.

Ditambahkan pula pendapat Chung dan Megginson dalam Gomes (2003:177) motivasi berkaitan erat dengan kepuasan pekerjaan dan kinerja. Artinya bahwa bila pegawai termotivasi atau mempunyai dorongan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai yang dia harapkan maka pegawai tersebut akan merasakan puas dengan apa yang mereka lakukan dan tentunya akan meningkatkan kinerja pegawai itu sendiri. Sementara itu Pace dan Faules (2009:113) mempunyai pengertian bahwa motivasi kerja muncul dari “proses komunikasi organisasi yang sedang dan telah terjadi, dimana pegawai ada didalamnya, pegawai terlibat proses komunikasi dengan atasan maupun sesama dalam keterkaitannya dengan harapan, pemenuhan kebutuhan, peluang dan kinerja mereka.

5. Hipotesis 5: terdapat pengaruh tidak langsung kepuasan komunikasi terhadap kinerja pegawai melalui motivasi kerja.

Berdasarkan hasil analisis data bahwa terdapat pengaruh tidak langsung kepuasan komunikasi terhadap kinerja pegawai melalui motivasi kerja dengan besaran pengaruh tidak langsung sebesar 0,387 atau sebesar

commit to user

38,7% hasil ini dapat menjawab hipotesis 5 dalam penelitian ini. Pengaruh tidak langsung terhadap kinerja pegawai melalui motivasi kerja lebih besar dipengaruhi oleh efektivitas komunikasi organisais daripada kepuasan komunikasi.

6. Hipotesis 6 : Terdapat total effect efektivitas komunikasi organisasi terhadap kinerja pegawai

Dari hasil analisis data penelitian terbukti bahwa terdapat total effect yaitu hasil keseluruhan sebesar 1,908 . Hasil ini menjawab hipotesis ke empat pada rumusan masalah dalam penelitian ini. Didukung dengan beberapa pendapat bahwa kemampuan berkomunikasi pegawai sangat berpengaruh terhadap kinerja pegawai karena bila tanpa komunikasi dalam organisasi maka tidak akan tercapai kerja yang optimal, segala sesuatu yang akan dilakukan dlaam manajemen kinerja selalu mengawali dengan perencanaan dan evaluasi peranan penting komunikasi lah yang dibutuhkan untuk dapat menyatukan dan menghasilkan kerja yang optimal (Bacal,20025:83).

Beberapa penlitian yang relevan bahwa efektivitas komunikasi organisasi sangat mempengaruhi kedisplinan pegawai dalam bekerja (Aziz,2012), penelitian lainnya dari Candrasari (2013) yang meneliti fungsi dari komunikasi dalam organisasi dan motivasi kerja pegawai untuk meningktakan kinerja pegawai dan hasinya terdapat pengaruh yang signifikan. Kusumasari(2010) bahwa efektivitas komunikasi dan motivasi kerja memang mempunyai pengaruh yang besar terhadap kinerja pegawai dan lebih besar pengaruh efektivitas komunikasi daripada motivasi kerja.

Penelitian dari femi (2014) merekomendasi bahwa kebutuhan komunikasi terhadap pegawai secara berlanjut dapat meningkatkan kinerja dan komitmen pegawai. Afful, Broni (2012) perlunya manajemen untuk mengembangkan pendapatan internal sehingga bisa membantu memberikan tunjangan kepada pegawai .

commit to user

7. Hipotesis 7: terdapat total effect kepuasan komunikasi terhadap kinerja pegawai

Dari hasil analisis data penelitian terbukti bahwa terdapat total effect kepuasan komunikasi terhadap kinerja pegawai yaitu hasil keseluruhan sebesar 1,745. Hasil ini menjawab hipotesis ke lima pada rumusan masalah dalam penelitian ini.

Dukungan dari penelitian yang telah ada bahwa kepuasan komunikasi merupakan bagian terpenting dalam proses kepuasna kerja dan andil dalam meningktakan kepuasan kerja yang berpengaruh kuat terhadap kinerja pegawai (Pincus dalam Pace dan Faules,2013;165). Kepuasan komunikasi merupakan hasil dari efektivitas komunikasi organisasi yang menjadi bagian penting pimpinan (Pavitt,1999:313-334). Alsayed (2012) pengaruh kepusan komunikasi terhadap kinerja pegawai lebih pada dimensi informastional/relational. Penelitian oleh Alsayed, Motaghi, Osman (2012) kepuasan komunikasi berkorelasi dengan indicator kinerja pegawai yaitu pada indicator kepuasan termasuk informasi, relational. Azar dan Shafighi (2013) motivasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.

Damayanti (2012) secara simultan kepuasan komunikasi dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai, namun sebaliknya dari penelitian ini bahwa secara parsial kepuasan komunikasi tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai.

8. Hipotesis 8: Residu antara efektivitas komunikasi organisasi dan kepuasan komunikasi terhadap motivasi kerja sebesar 0,732 atau varian yang tak terjelaskan sebesar 0,732 sedangkan varian yang terjelaskan sebesar 0,268. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ada faktor sebesar 26,8%

yang faktor-faktor efektivitas komunikasi organisasi dan kepuasan komunikasi dalam mempengaruhi variabel motivasi kerja dan sebesar 73,2% terdapat faktor –faktor yang mempengaruhi variabel motivasi kerja di luar yang diteliti.

commit to user

9. Hipotesis 9: Residu antara efektivitas komunikasi organisasi, kepuasan komunikasi, dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai sebesar 0,633 atau varian yang tak terjelaskan sebesar 0,633. Sehingga hasil varian yang terjelaskan sebesar 0,367. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat faktor sebesar 36,7% yang mempengaruhi variabel kinerja pegawai dari variabel efektivitas komunikasi organisasi, kepuasan komunikasi, dan motivasi kerja. Sedangkan 63,3% terdapat pengaruh faktor lain diluar dari penelitian.

commit to user

Dalam dokumen BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 62-69)

Dokumen terkait