• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAN GAMBARAN UMUM YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AL- AL-BASHRY

D. Gambaran Umum Yayasan Pendidikan Islam Al-Bashry

1) TPA/TKA,

2) Madrasah Diniyah, 3) SD Islam, 4) SLTP Islam,MTs, 5) Madrasah Aliyah, 6) SMA Islam,

b. Pendidikan Non Formal

8

Pendidikan non formalnya adalah Pondok Pesantren putra/putri, pengajian santri tidak mukim (santri kalong),

Pondok pesantren merupakan salah satu bentuk Indigeous Cultura atau bentuk kebudayaan asli bangsa Indonesia. Sebab lembaga pendidikan dengan pola kiai, murid, dan asrama telah dikenal dalam kisah dan cerita rakyat Indonesia, khususnya pulau Jawa.9

Pondok pesantren sebagai suatu lembaga pendidikan yang tumbuh dan berkembang ditengah-tengah masyarakat, sekaligus memadukan unsur-unsur pendidikan amat penting.Pertama, ibadah untuk menanamkan iman dan takwa terhadap Allah SWT. Kedua, tabligh untuk penyebaran ilmu. Ketiga amal untuk mewujudkan kemasyarakatan dalam kehidupan sehari-hari.10

Pesantren berarti tempat tinggal para santri. istilah santri sendiri berasal dari bahasa Tamil “satiri” yang berarti orang yang tinggal disebuah rumah miskin atau bangunan keagamaan secara umum.11

Keberadaan pondok pesantren pada zaman wali songo umumnya meliputi kawsan pedesaaan dan pesisir pantai pulau jawa memainkan peran penting sebagai sarana penyebaran agama Islam. Sementara pada zaman penjajahan pondok pesantren merupakan basic perlawanan terhadap kolonialisme, bahkan

9

Sasono, Solusi Islam Atas problematika Umat, h.102.

10

Ibid

11

Wahyu Ilaihi dan Harjani Hepni, Pengantar Sejarah Dakwah, (Jakarta: Kencana Prenda Group, 2007), h. 182.

sepanjang penjajahan Belanda hampir semua peperangan melawan kolonial Belanda bersumber atau didukung sepenuhnya oleh kalangan pesantren.12

Pondok pesantren terpadu Al-Bashry ini didirikan pada tahun 1995 dan tidak menerima calon santri yang tidak sekolah, baik SLTP atau SLTA. Program pesantren ini adalah Awaliyyah dan Wustha, oleh sebab itu pada siang hari tepatnya jam 07.15-14.00 tidak ada kegiatan belajar mengajar di pondok pesantren, semua para santri yang mondok mereka masing-masing belajar di sekolahnya tujuan mempadukan antara ilmu agama dan pengetahuan umum dengan harapan para santri kelak kemudian hari dapat melaksanakan amanah Allah dengan dua tugas yakni tugas ibadah (mengabdi kepada Allah) dan tugas Khilafah fil-ard (mengolah dan memakmurkan bumi menurut undang-undang Allah). Kegiatan belajar mengajar di pondok pesantren ini berlangsung empat kali

dalam sehari (Ba’da Shubuh, Ashar, Isya dan Shubuh). Kitab yang dikaji meliputi

: Nahwu, Shorof, Balaghoh, Fiqih, Tafsir, Tauhid, Ahlak, Tajwid, Murottal Qur’an, Tarikh dan Mawarits.

Kegiatan ekstrakulikuler meliputi : Tahsinul Khot, Muhadhoroh, Lughah Arabiyyah, Bahasa Inggris, Qiroat, keputrian dan Rihlah Ilmiyah (Study Tour). Proses pembelajaran menerapkan sistem Bandungan (Klasikal) dan sistem Sorogan (Individual).

12

Amin Haedari, ed., Cet. Ke 1, Transpormasi Pesantren, Pengembangan Aspek Pendidikan, Keagamaan dan Sosial (Jakarta: LexDis dan Media Nusantara, 2006), h. 37-38.

Dengan pola seperti ini pesantren Al-Bashry masih menerapkan sistem salafi dan modern. Dimana sistem salafi berarti orang yang mendahului anda dan anda mengikuti jalannya.13

2. Majlis Iqtishodiyah

Kegiatan dakwah melalui kegiatan nyata beliau adalah dengan kegiatan ekonomi walaupun ruang lingkupnya masih hanya untuk dilingkunagan al-bashry dan masyarakat sekitar, dengan memberdayakan potensi yang ada.

Meliputi :

a. Koperasi Pondok Pesantren (Koppontren)

Dimana Kopontren ini sifat keanggotaanya terbuka untuk umum atau masyarakat luas sesuai dengan prinsip koperasi pada umumnya dan beranggotakan para pendiri yayasan para guru Yayasan dan masyarakat sekitar dan para orang tua wali murid.

b. Warung Koppontren

Warung kopontren yang terletak persis disamping gedung sekolah dan jalan raya otomatis fungsi utamanya untuk melayani keperluan siswa, dewan guru, angoota dan masyarakakat umum yang buka dari jam 06.30-15.00 WIB. Menjual keperluan sehari-hari siswa seperti makanan ringan, soft drink, ATK dan keperluan belajar murid juga menjual aksesoris.

13

Fawwaz bin Hulayyil bin Rabb as- Suhaimi, Begini Seharusnya Berdakwah. Penerjemah Beni Sarbeni (Jakarta: DARUL HAQ, 2008), H. 8.

Berdasarkan pengamatan langsung terhadap warung ataupun kantin Koppontren ini memang pelayanannya belum maksimal, yaitu hanya di layani oleh seorang kasir saja, padahal jumlah siswa-siwsi bcukup banyak pada saatjam istirahat.

c. Otomotif (Perbengkelan)

Perlengkapan perbengkelan sepeda motor ini diberikan khusus kepada siswa putra baik SMA maupun MA. Yaitu fungsinya untuk membekali siswa dengan keterampilan mekanik dibidang sepeda motor. Diharapkan dengan keterampilan ini setelah lulus nanti mereka tidak hanya mendapatkan ilmu pengetahuan umum dan agama, akan tetapi mendapat ketermpilan teknis dan praktis yang siap dipraktekan. Dan ini bisa membantu siswa membuka lapangan kerja sendiri atau pun melamar kerja bagi yag tidak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi.

d. Konfeksi/Tata Busana (Pria-Wanita)

Konfeksi tata busana ini diperuntukan khususnya bagi para siswi baik SMA maupun MA. Sama halnya dengan para siswa putra siswi putri pun dibekali dengan keterampilan jahit menjahit.dengan tujuan setelah mereka lulus dari Al-Bashry memiliki keterampilan yang siap dipraktekan.

e. Pertanian dan Perikanan

Untuk pertanian dengan menanam kebun pepaya dan perikanan dengan membuat kolam perikanan yang dikerjakan oleh para santri dan memang skalanyaa masih kecil dan dalam tahap percobaan dan pengembangan.

3. Majlis Al-Bi’ah/lingkungan alam sekitar.

Lingkungan alam adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari dari kehidupan manusia manapun karena lingkungan adalah tempat manusia tinggal, oleh sebab itu maka merawat dan menata lingkungan agar betah untuk di huni dan tidak rusak, maka menata dan menatanya adalah tugas setiap manusia yang mendiaminya.tidak terkecuali di lingkungan yayasan al-bashry pun pemeliharaan/perawatan dan pelestarian lingkungan menjadi bagian dari dakwah bi al-hal.

Adapun kegiatan Majlis al-Biah yaitu mengelola :

a. Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan

b. Ketertiban, Keamanan, dan keindahan.

c. Penghijauan dan Pelestarian Alam.

d. Pemakaian Air Bersih

e. Pemasangan dan Pengelolaan Listrik.

f. Pembinaan Lingkungan Masyarakat yang Islami.

g. Jum’at Bersih (kegiatan kebersihan lingkungan dan membersihkan kuburan

setiap hari jum’at) 4. Majlis Ijtimaiyah

Didalam hidup selain berada dalam lingkungan alam, manusia juga hidup dalam lingkungan social, dan dalam kehidupan social bermasyarakat tentunya

terdapat strata social yang memang telah melahirkan strata di bidang ekonomi, dan tidak semua orang mempunyai kemampuan financial yang sama, ada beberapa kalangan yang membutuhkan uluran tangan yang mempunyai kelebihan rezeki.dan disini secara nyata Yayasan Al-Bashry berkiprah dalam beberapa bidang, sebagai bentuk dakwah bi al-hal yaitu diantaranya :

Penanggulangan Pendidikan Anak Yatim.

a. Menerima Amanah, Zakat, Infak dan Sodhaqoh (untuk disalurkan kepada mustahiqnya)

b. Memberikan Beasiswa kepada Fakir Miskin (Siswa-Siswi yang tidak mampu)

c. Memberikan beasiswa kepada siswa-siswi yang berprestasi (SD, SMP,dan SMA).

d. Penanggulangan dana kematian Masyarakat (para jamaah).

e. Tolong menolong dan gotong royong (ta’awun, takafulul ijtima)

f. Menerima amanah hewan qurban dan aqiqah (kerbau, sapi, kambing) yang akan disalurkan kepada yang berhak menerimanya dengan dikelola secara benar dan professional.

C. Dakwah Bi al-Qolam DR. (HC). KH. Abdullah Hasby

Dakwah Bi al-Qolam yang selama ini diartikan dengan dakwah melalui tulisan. Dan DR.(HC). KH. Abdullah Hasby pun tak luput melakukannya dengan

membuat tulisan tulisan dalam bentuk makalah-makalah yang biasa beliau

sebarkan kepada jama’ah yang hadir pada saat beliau mengadakan pengajian rutin

di Kuliyatul Mualimin dan pengajian Mar’atus Shalihah yang merujuk kepada kitab-kitab salaf berbahasa Arab dan piqh Muslimah, ataupun beliau membuat makalah yang disebarkan kepada jama’ah yang hadir ketika beliau berceramah di lingkungan Al-Bashry. Dengan harapan jama’ah setelah selesai mendengarkan ceramahnya para jama’ah bisa membaca kembali uraian yang telah beliau sampaikan setelah mereka kembali ke tempat masing-masing. Jadi dakwah bi al-qolam beliau merupakan satu proses integrasi dengan dakwah bi al-lisan. Adapun dakwah yang beliau lakukan melalui tulisan ini masih terbatas pada makalah-makalah mingguan ataupun makalah-makalah-makalah-makalah yang beliau bagakan pada jamaah pada saat melakukan ceramah. Padahal sebenarnya tulisan beliau sangat berbobot untuk dijadikan dalam sebuah karya tulis berupa buku maupun artikel yang dimuat di media massa, hanya mungkin akses untuk menuju ke arah sana masih belum terbuka lebar.

Abdulgani, Ruslan. “Sejarah Dakwah Islam di Indonesia dan Perkembangannya”, dalam Seminar Sehari: Dakwah Sebagai Ilmu

(T.tp.: Fakultas Dakwah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1992

An-Nawawi, Imam. Terjemah Hadits Arba’in Hadits, Jakarta : Sholahuddin Press, 2009

Azis, Moh Ali. Ilmu Dakwah, Kencana Prenada Media Group Jakarta : 2009 Amin,Samsul Munir. Ilmu Dakwah, AMZAH, Jakarta : 2009

--- Rekontruksi Pemikiran Dakwah Islam, Jakarta: Amzah, 2008

Andy Darmawan Dkk., Metodelogi Dakwah, Yogyakarta: LESFI, 2002

Badruttaman, Nurul. Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, Jakarta: Grafindo, 2005

Buku Panduan dan Album Kenang-Kenagan/Foto-Foto kegiata Yayasan Pendidikan Islam Al-Bashry, Sukabumi: AL-Bashry, 2010

Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah, Jakarta: Kencana, 2006 Ghazali, M. Bahri. Dakwah Komunikatif , Pedoman Ilmu Jaya : Jakarta, 1997 Hadimulyo, Dakwah Bi al-hal dan Transformasi Sosial, dalam Seminar Sehari

Dakwah Islam dan Transformasi Sosial, T.tp.: Fakultas Dakwah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1991

Haedari, Amin. ed., Cet. Ke 1, Transpormasi Pesantren, Pengembangan Aspek Pendidikan, Keagamaan dan Sosial, Jakarta: LexDis dan Media Nusantara, 2006

Hasanuddin, Manajemen Dakwah, UIN. Jakarta Press, Jakarta : 2005

Ilaihi, Wahyu. dan Harjani Hepni, Pengantar Sejarah Dakwah, Jakarta: Kencana Prenda Group, 2007

Mutahhari, Murtadha. Perspektif Al-quar’an Tentang Manusia dan Agama, Bandung : CV Pustaka Setia, 2002

Munir, M Metode Dakwah, Edisi Revisi ,Cet. Ke 2, Jakarta: Kencana, 2006

Muhiddin,Asep. Dakwah Dalam Persepektif Al-qur’an, Bandung: Pustaka Setia,2002, Cet.1

Permata, Intan Agustin. , Aktivitas Dakwah H. Ida Farida A.S. Skripsi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi: 2008

Sasono, Adi. Dkk. Solusi Islam Atas Problematika Umat, Gema Insani Press, Jakarta : 1998

Soetiro, Samuel. Psikologi pendidikan II, Jakarta: FEUI,1982.

Sulthon, Muhammad. Desain Ilmu Dakwah Menjawab Tantangan Zaman, Kajian Ontologis, Efistimologis dan Aksiologis, ed., Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan Walisongo Press, 2007

Dokumen terkait