• Tidak ada hasil yang ditemukan

Badong adalah sebuah tarian dan nyanyian kedukaan berisi syair dukacita yang diadakan diupacara (pesta) kematian di Tanah Toraja, Sulawesi Selatan.

Tarian badong dilakukan secara berkelompok oleh pria dan wanita setengah baya atau tua degan cara membentuk lingkaran besar dan bergerak.

Ma‟ berarti “melakukan” dan pa‟ berarti pelaku, sehingga ma‟ badong berarti melakukan tarian dan nyanyian badong dan pa‟ badong berarti penari badong.

Badong dilakukan setiap upacara kematian di Tanah Toraja, dan dilakukan di Tanah Toraja atau pelataran yang luas, yaitu ditengah- tengah lantang (rumah adat yang hanya dibuat untuk sekali pakai pada saat acara pesta kematian.

Pa‟badong mamakai baju seragam, biasanya hitam- hitam dan memakai sarung hitam atau memakai pakaian adat Toraja. Jumlah penari dapat mencapai puluhan

17 hingga ratusan orang, sehingga pria memakai seragam yang berbeda dengan para penari wanita. Terkadang para pria dan wanita juga mengenakan pakaian adat Toraja. Tetapi, karena badong juga terbuka untuk orang yang ingin ikut menari, jadi tamu upacara kematian yang ingin ikut ma‟badong diperbolehkan berpakaian bebas.

Pada saat ma‟badong semua anggota tubuh pa‟badong juga bergerak, seperti menggerakkan kepala ke depan dan ke belakang, bahu maju- mundur dan kekiri- ke kanan, kedua lengan diayunkan serentak ke depan dan ke belakang, tangan saling bergandengan lalu hanya dengan jari kelingking, kaki disepakkan kedepan dan belakang secara bergantian.

Lingkaran besar yang diciptaka pada saat Ma‟badong dalam beberapa saat dipersempit dengan cara para pa‟ badong maju, lalu mundur kembali dan memperluas lingkaran dan saling berputar dan bergantian posisi, tetapi tidak bertukar pa‟badong yang lain yang disisi kanan atau kirinya. Suara yang mengiringi pa‟badong adalah nyanyian para pa‟badong, tanpa iringan suara musik.

Nyanyian yang dinyanyikan adalah lagu dalam bahasa Toraja, yang berupa syair (Kadong Badong) cerita riwayat hidup dan perjalanan kehidupan orang yang meninggal dunia, mulai dari lahir hingga meninggal. Selain syair tentang riwayat hidup, badong pada saat upacara kematian juga berisi doa, agar arwah yang meninggal bisa diterima di alam baka.

Pada umumnya, ma‟badong berlansung selama tiga hari tiga malam, karena pada umumnya upacara kematian yang berlansung selama itu, tetapi tidak dilakukan sepanjang hari. Pada upacara kematian yang berlansung selama lima

18 hari dan tuju hari, ma‟badong dilansungkan dengan waktu yang berbeda pula, sesuai dengan keinginan pa‟badong dan persetujuan keluarga.

Pelaksanaan upacara kematian di Tanah Toraja hanya dilakukan oleh keturunan Raja dan bangsawan, serta keluarga dengan status sosial yang tinggi, yaitu mereka yang memiliki banyak harta kekayaan. Hal ini menyebabkan badong hanya dilakukan oleh golongan masyarakat yang kaya, walaupun dalam kenyataannya mereka sebagai penyelenggara, penari badong sendiri adalah keluarga dan masyarakat umum yang dengan sukarela ingin mendoakan orang yang meninggal pada saat itu.

Penari badong biasanya adalah masyarakat asli Tanah Toraja yang sudah lama bermukim di Toraja dan sudah mengenal kuat kebudayaan Tanah Toraja , hingga mereka tidak mengalami kesulitan dalam menyanyikan syair ini. Selain itu, karena upacara kematian masih sering diadakan masyarakat Tana Toraja tidak canggung dan dapat ma‟badong dengan baik dan lancar. Selain ma‟badong biasanya di upacara kematian Tana Toraja juga ada tari ma‟ngellu (tarian tradisional tanah toraja), pengenalan keluarga yang berduka cita, pengenalan kerbau bonga (belang) dan kerbau biasa yang disembelih, mapasilaga tedong (beradu kerbau, yang nantinya aka disembelih sebagai pengantar arwah orang yang meninggal menuju syurga), pengarakan peti menuju tempat yang disedikan, penaburan uang logam untuk diperebutkan oleh tamu upacara, dan pembakaran kerbau dan babi sembelihan yang nantinya akan dibagi kepada keluarga, tamu, dan masyarakat umum, dan ritual- ritual lainnya.

19 c. Tata cara pelaksanaan badong

Sebelum upacara diadakan, yaitu pada saat persiapan upacara, para anggota keluarga yang berduka cita memilih siapa saja yang akan menjadi pa‟badong untuk upacara kematian, yaitu keluarga, sanak saudara, rekan tetangga, dan orang lain. Hingga pada saat upacara kematian berlansung, orang- orang yang telah ditentukan sebelumnya menuju tempat yang telah ditentukan, pada saat yang telah ditentukan pula.

Para pa‟badong berdiri dan saling menunggu teman yang lain berada di posisi masing- masing, lalu memimpin badong (pemberi aba- aba yang dipilih dari pa‟badong- pa‟badong) memberi aba- aba untuk memulai tarian mereka. Pada awal ma‟badong para pa‟badong menyanyikan empat badong secara berurutan sesuai dengan fungsinya, yaitu badong nasihat, badong ratapan, badong berarak, dan badong selamat (berkat). Setelah itu, dilanjutkan oleh para pa‟badong yang telah menyiapkan doa dan nyanyian riwayat hidup yang sudah dipersiapkan. Jika tiba waktu yang telah ditentukan, namun syair badong, doa, dan nyanyian riwayat hidup belum selesai, para pa‟badong akan berhenti secara bersamaan dan mereka kembali ke lantang (rumah papan dan kayu yang digunakan hanya untuk upacara) untuk beristirahat, sehingga pada waktu yang mereka rencanakan bersama, mereka akan ma‟badong lagi.

Cara ini berlangsug hingga tarian dan nyanyian pa‟badong selesai dan upacara kematian juga selesai.

d. Formula Badong

20 Banyak hal yang telah menjadi keharusan sebagai tata baku dalam upacara badong. Diantaranya adalah sebagai berikut:

Untuk membentuk lingkaran sebagai nyanyian doa, penari badong paling sedikit harus berjumlah lima orang.

Syair lagu badong adalah syair yang sudah terstruktur sesuai dengan keempat fungsi ditambahkan dengan riwayat hidup orang yang meninggal dunia.

Badong dilaksanakan di upacar pemakaman di lapangan terbuka yang dikelilingi lantang (rumah adat)

Dalam Tarian Badong beberapa hal yang menjadi keharusan sebagai tata baku badong adalah; Penari badong paling sedikit berjumlah lima orang, syair lagu badong adalah syair yang sudah terstruktur sesuai dengan keempat fungsi ditambah dengan riwayat hidup dari orang yang meninggal.

Badong dilaksanakan pada upacara pemakaman di lapangan atau tempat terbuka yang dikelilingi oleh lantang (pondok) yang digunakan pada saat upacara kematian berlangsung. Ma‟badong biasanya dilakukan pada upacara kematian yang dilaksanakan secara besar- besaran.

Para peserta badong telah ditentukan untuk melaksanakan tarian badong selama kegiatan berlangsung utamanya ketika menyambut tamu yang datang. Tarian Ma‟badong kadang menelan waktu berjam- jam, bahkan berlangsung sampai tiga hari tiga malam sambung menyambung dipelataran duka.

Badong hanya dilakukan di upacara duka dan bersifat sakral, bukan untuk permainan sehingga tidak akan dilakukan diupacara yang lain.

21 To Ma‟badong rangkaian gerakan badong berupa gerakan kepala, pundak, tangan, dan kaki, serta perputarannya tidak mengalami perubahan dan variasi tetapi berupa tata cara yang masih sama dengan yang diwariskan turun- temurun.

Masyarakat Tanah Toraja percaya bahwa Ma‟badong akan menuntun arwah orang meninggal menuju alam peristirahatan yang terakhir yaitu alam puya.

4. Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang akhir- akhir ini menjadi perhatian dan dianjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan.

Menurut Slavin (Wina Sanjaya, 2009:242) mengemukakan dua alasan, pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan siswa lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswadalam belajar berfikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan. Dari dua alasan tersebut, maka pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbiki sistem pembelajaran yang selama ini memiliki kelemahan.

Menurut teori Vygotsky (Agus Suprijono, 2010:56) terhadap model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran berbasis sosial. menurut Anita Lie (Agus Suprijono, 2010: 56) model pembelajaran kooperatif didasarkan pada falsafat homo homini socius. Berlawanan dengan teori Darwin, falsafah itu menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial. dialog interaktif (interaksi

22 sosial) adalah kunci semua kehidupan. Tanpa interaksi sosial, tidak mungkin ada kehidupan bersama. dengan kata lain, kerja sama merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup. Tanpa kerja sama, tidak akan ada individu, keluarga, organisasi, dan kehidupan bersama lainnya. Secara umum tanpa interaksi tidak akan ada pengetahuan yang disebut Piaget sebagai pengetahuan sosial.

Menurut Roger dan David Johnson (Agus Suprijono, 2010: 58) mengataka tidak semua belajar kelompok dianggap belajar kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah:

a. Positive interpendence (saling ketergantungan positif) b. Personal Responsibility (tanggung jawab persiswaan) c. Face to face promotif (interaksi promotif)

d. Interpersonal skiil (komunikasi antar anggota) e. Group processing (pemrosesan kelompok) 5. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Tipe STAD yang dikembangkan oleh Slavin ini merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal (Isjoni, 2009:51)

Menurut Slavin (2009:143), tipe STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan metode yang paling baik untuk pemulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan

23 kooperatif. Disamping itu metode ini juga mudah diadaptasi – telah digunakan dalam matematika, sains, ilmu pengetahuan sosial, bahasa inggris, teknik, sampaik perguruan tinggi (Sharan, 2009:5).

Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas, STAD juga merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif.

Strategi pelaksanaan / siklus aktivitas metode STAD adalah sebagai berikut:

a. Siswadibagi menjadi kelompok beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan jenis kelamin dan sukunya.

b. Guru memberi pelajaran

c. Siswa – siswi di dalam kelompok itu memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut

d. Semua siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi tersebut. Mereka tidak dapat membantu satu sama lain.

e. Nilai- nilai hasil kuis siswa diperbandingkan dengan nilai rata- rata mereka sendiri yang sebelumnya.

f. Nilai- nilai itu di beri hadiah berdasarkan pada seberapa tinggi peningkatan yang bisa mereka capai atau seberapa tinggi nilai itu melampaui nilai mereka yang sebelumnya.

g. Nilai- nilai dijumlah untuk mendapat nilai kelompok

h. Kelompok yang bisa mencapai kriteria tertentu bisa mendapatkan sertifikat atau hadiah- hadiah lainnya (Sharan, 2009:5).

24 STAD terdiri atas lima komlonen utama, yaitu:

a. Presentasi kelas, guru memulai dengan manyampaikan indikator yang harus dicapai hari itu dan memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari. Dilajutkan dengan memberi persepsi dengan tujuan mengingatkan siswa terhadap materi persyarat yang telah dipelajari, agar siswa dapat menghubungkan materi yang akan disajikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki.

Pada tahap ini perlu ditekankan: (1) memgembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok; (2) menekankan bahwa belajar adalah mamahmi makna, dan bukan hafalan; (3) memberi umpang balik sesering mungkin untuk mengontrol pemahaman siswa; (4) memberi penjelasan mengapa jawaban pertanyaan itu benar atau salah; (5) beralih pada materi selanjutnya apabila siswa telah memahami permasalahan yang ada.

b. Tim / tahap kerja kelompok. Tim yang terdiri empat atau lima siswa mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Pada tahap ini setiap siswa diberi lembar tugas yang akan dipelajari.

Dalam kerja kelompok siswa saling berbagi tugas. Guru sebagai fasilitator dan motivator. Hasil kerja kelompok ini dikumpulkan.

c. Kuis / tahap tes individu,diadakan pada akhir pertemuan kedua dan ketiga, kira- kira 10 menit, untuk mengetahui yang telah dipelajari secara individu, selama mereka bekerja dalam mengerjakan kuis.

25 d. Tahap perhitunganskor kemajuan individu, yang dihitung berdasarkan skor awal. Tahap ini dilakukan agar siswa terpacu untuk memperoleh prestasi terbaik.

e. Tahap pemberian penghargaan/ rekognisi tim. Tim akan mendapatkan penghargaan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata- rata mereka mencapai kriteria tertentu Slavin (2008:143)

Langkah- langkah untuk menggunakan STAD

Sharan (2009:11) menjelaskan bahwa langkah- langkah untuk menggunakan STAD adalah sebagai berikut:

a. Buatlah salinan rekapitulasi kelompok.

b. Merangkin siswa, dari yang paling pintar ke paling kurang pintar.

c. Tentukan jumlah anggota kelompok, jika memungkinkan tiap tiap kelompok harus memilih empat anggota.

d. Masukkan kedalam kelompok, secara berimbang.

e. Sebarkan lembar rekapitulasi siswa.

f. Tentukan nilai dasar.

Ada juga langkah- langkah sebagai berikut

1) Membentuk kelompok yang anggotanya empat orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku dan lain- lain).

2) Guru menyajikan pelajaran

3) Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota – anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggotanya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.

26 4) Guru memberi kuis/ pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab

tidak boleh saling membantu 5) Memberi evaluasi.

6) Kesimpulan.

Dokumen terkait