• Tidak ada hasil yang ditemukan

Transaksi Structured Product Valuta Asing

Dalam dokumen pertemuan 11 dan 12 BI stabilitas keuang (Halaman 88-91)

terhadap Rupiah berupa Call Spread Option

Boks 2.1

Pasar valuta asing atau valas domestik merupakan salah satu pasar keuangan yang penting di Indonesia. Melalui pasar valas, para pelaku ekonomi termasuk korporasi dan rumah tangga dapat melakukan pembelian mata uang negara lain yang sesuai dengan kebutuhannya. Pasar valas juga menyediakan instrumen

lindung nilai atau hedging atas risiko nilai tukar

bagi para pelaku pasar yang membutuhkan keamanan dan kenyamanan dalam melakukan kegiatan usahanya dengan mengurangi atau menghilangkan dampak negatif fruktuasi nilai tukar terhadap kinerja usaha.

Namun demikian, pasar valas domestik Indonesia memiliki kelemahan struktural antara lain kondisi likuiditas yang sangat terbatas dan didominasi oleh transaksi spot. Sepanjang tahun 2016, rata-rata volume harian transaksi valas domestik mencapai USD5 miliar, atau meningkat dibandingkan USD4.5 miliar per hari pada tahun 2015. Meskipun meningkat, volume ini jauh lebih kecil dibandingkan Malaysia yang sudah mencapai USD11 miliar per hari dan Thailand yang sudah mencapai USD13 miliar per hari. Berdasarkan jenisnya, transaksi valas domestik juga didominasi oleh transaksi spot dengan porsi mencapai 60% dari total transaksi. Sementara itu, penggunaan instrumen derivatif

berupa FX forward, FX swap dan FX option untuk

kepentingan lindung nilai atau hedging masih

relatif terbatas. 6,000,000 $ Ribu 4,000,000 5,000,000 3,000,000 2,000,000 1,000,000

Jan-12 May-12 Sep-12 Jan-13 May-13 Sep-13 Jan-14 May-14 Sep-14 Jan-15 May-15 Sep-15 Jan-16 May-16 Grafik Boks 2.1.1. Turnover di Pasar Valas Domestik

Dalam rangka mengatasi permasalahan ini, Bank Indonesia terus berupaya mendorong pelaku

pasar untuk melakukan hedging atas eksposur

valasnya. Upaya untuk meningkatkan likuiditas

pasar instrumen hedging dinilai penting karena

PBI No.16/21/PBI/2014 tentang Penerapan Prinsip Kehati-Hatian Pengelolaan ULN bagi Korporasi Non-Bank mewajibkan korporasi non- bank yang memiliki utang luar negeri untuk

melakukan hedging paling kurang sebesar 25%

dari nilai kewajiban netonya menggunakan perbankan domestik sebagai pihak lawan transaksi. Dalam rangka meningkatkan dan

memperkaya instrumen hedging, pada tahun

2014-2015 Bank Indonesia melonggarkan pengaturan di pasar valas domestik melalui penerapan PBI No.16/16/PBI/2014 dan PBI No.16/17/PBI/2014 tentang Transaksi Valuta Asing terhadap Rupiah antara Bank dengan Pihak Domestik dan Pihak Asing. Penyempurnaan ketentuan dimaksud mengatur antara lain diizinkannya penyelesaian transaksi derivatif

secara neto dan penegasan transaksi cross

currency swap. Disisi lain, prinsip kehati-hatian tetap dijaga melalui kewajiban penyampaian

dokumen underlying transaksi.

Relatif tingginya biaya hedging nilai tukar di Indonesia berkontribusi pada lambatnya proses peningkatan likuiditas di pasar valas. Pada saat

ini, biaya hedging di Indonesia sebagaimana

tercermin dari premi swap untuk tenor 1 (satu)

bulan masih berada dikisaran 6%, jauh lebih

tinggi dibandingkan biaya hedging beberapa

negara lain, contohnya Malaysia sebesar 3,3% dan Thailand sebesar 1%.

8.00 6.00 7.00 5.00 4.00 2.00 3.00 1.00

13-Jun-16 14-Jun-16 15-Jun-16 16-Jun-16 17-Jun-16

0.82 0.99 2.63 3.36 7.38 2.63 3.36 7.13 3.36 6.68 0.83 1.27 0.82 1.17 2.56 3.34 6.7 0.84 1.17 2.46 3.37 6.84 0.77 1.00 2.40

Untuk mendukung pelaksanaan transaksi lindung nilai di pasar valas domestik, terdapat salah satu instrumen baru yang lebih efisien meskipun relatif lebih kompleks, yaitu

instrumen structured product valas terhadap

rupiah berupa call spread option. Call spread

option merupakan gabungan antara kontrak beli

call option (yaitu membeli hak untuk membeli

mata uang pada tingkat harga tertentu di masa

mendatang) dan kontrak jual call option (yaitu

menjual hak untuk membeli mata uang pada tingkat harga tertentu di masa mendatang) yang dilakukan secara simultan dalam satu kontrak transaksi dengan nilai nominal yang sama

namun strike price yang berbeda. Transaksi call

spread option merupakan instrumen lindung

nilai yang lebih efisien karena biayanya lebih

rendah dibandingkan instrumen plain vanila

lainnya. Lebih rendahnya biaya hedging dengan

instrumen ini karena premi hedging dari kontrak

beli call option sebagian dapat dikurangi dengan

pendapatan premi dari kontrak jual call option.

Namun sebagai konsekuensinya, efektivitas hedging dari transaksi call spread option lebih terbatas pada kisaran nilai tukar tertentu. Biaya

lindung nilai melalui transaksi call spread option

diperkirakan berkisar antara 1,5% hingga 2,5%.

Strike price 2 = Rp14.000

Sell Call dengan Strike Price 2

- USD melemah di bawah strike price 2, call buyer tidak meng-

exercise (hanya dpt premi)

- USD menguat di atas strike price 2 - unlimited loss

4.000 premium cost

Unlimited loss 16.000 Sell Call on USD

Loss Profit

Strike price 1 = Rp13.000

Sell Call dengan Strike Price 1

- USD melemah di bawah strike price, maka akan membeli di pasar,

dan hanya bayar premi 10.000

- USD menguat di atas strike price 1 - unlimited gain

10.000 premium cost

Unlimited gain 16.000 Buy Call on USD

Loss Profit

Grafik Boks 2.1.3. Mekanisme transaksi call spread option

Grafik Boks 2.1.2. Biaya Hedging (Premi Swap 1 Bulan): Perbandingan Beberapa Negara

Sumber : Bloomberg

Dalam kontrak call spread option, pelaku pasar secara simultan melakukan pembelian

call option dengan membayar premi tertentu

(misalnya 6%), dan melakukan penjualan call

option dengan menerima premi tertentu

(misalnya 4%), sehingga secara neto biaya hedging melalui transaksi call spread option ini berkisaran 2%. Dengan biaya hedging yang lebih rendah diharapkan memberikan insentif dan kemudahan bagi pelaku pasar dalam melakukan

transaksi hedging.

• Contoh ilustrasi:

Pelaku pasar memiliki kewajiban dalam valas, dan bermaksud melakukan

hedging risiko nilai tukar atas kewajiban

valas tersebut. Pelaku pasar tersebut berpandangan bahwa kurs USD/IDR akan bergerak dikisaran Rp13.000-14.000 per USD sehingga melakukan lindung nilai atas risiko perubahan nilai tukar USD/IDR pada kisaran tersebut. Pelaku pasar dimaksud

dapat melakukan transaksi call spread

option pada kisaran kurs USD/IDR13.000

– 14.000 dengan biaya hedging sebesar

2%, lebih rendah jika dibandingkan biaya

hedging melalui kontrak beli call option

sebesar 6%.

Meskipun berpotensi memberikan manfaat

hedging dengan biaya rendah bagi pelaku pasar,

tidak semua bank dapat melakukan transaksi call spread option ini. Sesuai dengan POJK No.7/ POJK.03/2016 tentang Prinsip Kehati-Hatian

dalam Melaksanakan Kegiatan Structured

Product bagi Bank Umum, hanya bank BUKU

3 dan BUKU 4 saja yang bisa melakukan

transaksi ini. Selain itu, structured product

ini hanya bisa dijual kepada nasabah dengan klasifikasi profesional (perusahaan keuangan, atau memiliki modal > Rp20 miliar dan telah melakukan kegiatan usaha minimum 36 bulan). Bank yang melakukan transaksi ini juga diwajibkan untuk menerapkan prinsip-prinsip kehati-hatian, dan manajemen risiko yang baik.

Bank Indonesia saat ini sedang dalam proses untuk menyesuaikan ketentuan yang ada,

sehingga transaksi call spread option ini

diharapkan dapat secepatnya tersedia bagi nasabah bank. Bank Indonesia juga menilai keberadaan instrumen lindung nilai yang lebih efisien ini dapat mendukung program

pemerintah terkait pengampunan pajak (tax

amnesty), khususnya bagi pelaku pasar yang

Sukuk Berbasis Wakaf Untuk Pemberdayaan Aset Wakaf

Dalam dokumen pertemuan 11 dan 12 BI stabilitas keuang (Halaman 88-91)