terhadap Rupiah berupa Call Spread Option
Boks 2.1
Pasar valuta asing atau valas domestik merupakan salah satu pasar keuangan yang penting di Indonesia. Melalui pasar valas, para pelaku ekonomi termasuk korporasi dan rumah tangga dapat melakukan pembelian mata uang negara lain yang sesuai dengan kebutuhannya. Pasar valas juga menyediakan instrumen
lindung nilai atau hedging atas risiko nilai tukar
bagi para pelaku pasar yang membutuhkan keamanan dan kenyamanan dalam melakukan kegiatan usahanya dengan mengurangi atau menghilangkan dampak negatif fruktuasi nilai tukar terhadap kinerja usaha.
Namun demikian, pasar valas domestik Indonesia memiliki kelemahan struktural antara lain kondisi likuiditas yang sangat terbatas dan didominasi oleh transaksi spot. Sepanjang tahun 2016, rata-rata volume harian transaksi valas domestik mencapai USD5 miliar, atau meningkat dibandingkan USD4.5 miliar per hari pada tahun 2015. Meskipun meningkat, volume ini jauh lebih kecil dibandingkan Malaysia yang sudah mencapai USD11 miliar per hari dan Thailand yang sudah mencapai USD13 miliar per hari. Berdasarkan jenisnya, transaksi valas domestik juga didominasi oleh transaksi spot dengan porsi mencapai 60% dari total transaksi. Sementara itu, penggunaan instrumen derivatif
berupa FX forward, FX swap dan FX option untuk
kepentingan lindung nilai atau hedging masih
relatif terbatas. 6,000,000 $ Ribu 4,000,000 5,000,000 3,000,000 2,000,000 1,000,000
Jan-12 May-12 Sep-12 Jan-13 May-13 Sep-13 Jan-14 May-14 Sep-14 Jan-15 May-15 Sep-15 Jan-16 May-16 Grafik Boks 2.1.1. Turnover di Pasar Valas Domestik
Dalam rangka mengatasi permasalahan ini, Bank Indonesia terus berupaya mendorong pelaku
pasar untuk melakukan hedging atas eksposur
valasnya. Upaya untuk meningkatkan likuiditas
pasar instrumen hedging dinilai penting karena
PBI No.16/21/PBI/2014 tentang Penerapan Prinsip Kehati-Hatian Pengelolaan ULN bagi Korporasi Non-Bank mewajibkan korporasi non- bank yang memiliki utang luar negeri untuk
melakukan hedging paling kurang sebesar 25%
dari nilai kewajiban netonya menggunakan perbankan domestik sebagai pihak lawan transaksi. Dalam rangka meningkatkan dan
memperkaya instrumen hedging, pada tahun
2014-2015 Bank Indonesia melonggarkan pengaturan di pasar valas domestik melalui penerapan PBI No.16/16/PBI/2014 dan PBI No.16/17/PBI/2014 tentang Transaksi Valuta Asing terhadap Rupiah antara Bank dengan Pihak Domestik dan Pihak Asing. Penyempurnaan ketentuan dimaksud mengatur antara lain diizinkannya penyelesaian transaksi derivatif
secara neto dan penegasan transaksi cross
currency swap. Disisi lain, prinsip kehati-hatian tetap dijaga melalui kewajiban penyampaian
dokumen underlying transaksi.
Relatif tingginya biaya hedging nilai tukar di Indonesia berkontribusi pada lambatnya proses peningkatan likuiditas di pasar valas. Pada saat
ini, biaya hedging di Indonesia sebagaimana
tercermin dari premi swap untuk tenor 1 (satu)
bulan masih berada dikisaran 6%, jauh lebih
tinggi dibandingkan biaya hedging beberapa
negara lain, contohnya Malaysia sebesar 3,3% dan Thailand sebesar 1%.
8.00 6.00 7.00 5.00 4.00 2.00 3.00 1.00
13-Jun-16 14-Jun-16 15-Jun-16 16-Jun-16 17-Jun-16
0.82 0.99 2.63 3.36 7.38 2.63 3.36 7.13 3.36 6.68 0.83 1.27 0.82 1.17 2.56 3.34 6.7 0.84 1.17 2.46 3.37 6.84 0.77 1.00 2.40
Untuk mendukung pelaksanaan transaksi lindung nilai di pasar valas domestik, terdapat salah satu instrumen baru yang lebih efisien meskipun relatif lebih kompleks, yaitu
instrumen structured product valas terhadap
rupiah berupa call spread option. Call spread
option merupakan gabungan antara kontrak beli
call option (yaitu membeli hak untuk membeli
mata uang pada tingkat harga tertentu di masa
mendatang) dan kontrak jual call option (yaitu
menjual hak untuk membeli mata uang pada tingkat harga tertentu di masa mendatang) yang dilakukan secara simultan dalam satu kontrak transaksi dengan nilai nominal yang sama
namun strike price yang berbeda. Transaksi call
spread option merupakan instrumen lindung
nilai yang lebih efisien karena biayanya lebih
rendah dibandingkan instrumen plain vanila
lainnya. Lebih rendahnya biaya hedging dengan
instrumen ini karena premi hedging dari kontrak
beli call option sebagian dapat dikurangi dengan
pendapatan premi dari kontrak jual call option.
Namun sebagai konsekuensinya, efektivitas hedging dari transaksi call spread option lebih terbatas pada kisaran nilai tukar tertentu. Biaya
lindung nilai melalui transaksi call spread option
diperkirakan berkisar antara 1,5% hingga 2,5%.
Strike price 2 = Rp14.000
Sell Call dengan Strike Price 2
- USD melemah di bawah strike price 2, call buyer tidak meng-
exercise (hanya dpt premi)
- USD menguat di atas strike price 2 - unlimited loss
4.000 premium cost
Unlimited loss 16.000 Sell Call on USD
Loss Profit
Strike price 1 = Rp13.000
Sell Call dengan Strike Price 1
- USD melemah di bawah strike price, maka akan membeli di pasar,
dan hanya bayar premi 10.000
- USD menguat di atas strike price 1 - unlimited gain
10.000 premium cost
Unlimited gain 16.000 Buy Call on USD
Loss Profit
Grafik Boks 2.1.3. Mekanisme transaksi call spread option
Grafik Boks 2.1.2. Biaya Hedging (Premi Swap 1 Bulan): Perbandingan Beberapa Negara
Sumber : Bloomberg
Dalam kontrak call spread option, pelaku pasar secara simultan melakukan pembelian
call option dengan membayar premi tertentu
(misalnya 6%), dan melakukan penjualan call
option dengan menerima premi tertentu
(misalnya 4%), sehingga secara neto biaya hedging melalui transaksi call spread option ini berkisaran 2%. Dengan biaya hedging yang lebih rendah diharapkan memberikan insentif dan kemudahan bagi pelaku pasar dalam melakukan
transaksi hedging.
• Contoh ilustrasi:
Pelaku pasar memiliki kewajiban dalam valas, dan bermaksud melakukan
hedging risiko nilai tukar atas kewajiban
valas tersebut. Pelaku pasar tersebut berpandangan bahwa kurs USD/IDR akan bergerak dikisaran Rp13.000-14.000 per USD sehingga melakukan lindung nilai atas risiko perubahan nilai tukar USD/IDR pada kisaran tersebut. Pelaku pasar dimaksud
dapat melakukan transaksi call spread
option pada kisaran kurs USD/IDR13.000
– 14.000 dengan biaya hedging sebesar
2%, lebih rendah jika dibandingkan biaya
hedging melalui kontrak beli call option
sebesar 6%.
Meskipun berpotensi memberikan manfaat
hedging dengan biaya rendah bagi pelaku pasar,
tidak semua bank dapat melakukan transaksi call spread option ini. Sesuai dengan POJK No.7/ POJK.03/2016 tentang Prinsip Kehati-Hatian
dalam Melaksanakan Kegiatan Structured
Product bagi Bank Umum, hanya bank BUKU
3 dan BUKU 4 saja yang bisa melakukan
transaksi ini. Selain itu, structured product
ini hanya bisa dijual kepada nasabah dengan klasifikasi profesional (perusahaan keuangan, atau memiliki modal > Rp20 miliar dan telah melakukan kegiatan usaha minimum 36 bulan). Bank yang melakukan transaksi ini juga diwajibkan untuk menerapkan prinsip-prinsip kehati-hatian, dan manajemen risiko yang baik.
Bank Indonesia saat ini sedang dalam proses untuk menyesuaikan ketentuan yang ada,
sehingga transaksi call spread option ini
diharapkan dapat secepatnya tersedia bagi nasabah bank. Bank Indonesia juga menilai keberadaan instrumen lindung nilai yang lebih efisien ini dapat mendukung program
pemerintah terkait pengampunan pajak (tax
amnesty), khususnya bagi pelaku pasar yang