• Tidak ada hasil yang ditemukan

Transaksi Tunai

Perkembangan Sistem Pembayaran Perkembangan sistem pembayaran di Maluku Utara sedikit berbeda

5.1 Transaksi Tunai

5.1.1. Aliran Uang Kartal (Outflow / Inflow)

Seiring aktivitas perekonomian di Maluku Utara yang masih banyak menggunakan sarana pembayaran transaksi secara tunai, pada triwulan IV-2010 Bank Indonesia Ternate masih mengalami net-outflow. Meskipun inflow dan outflow di Bank Indonesia Ternate secara nominal sama-sama mengalami penurunan, namun proporsi penurunan jumlah uang yang masuk kas BI masih lebih besar bila dibandingkan dengan jumlah uang yang harus dikeluarkan dari kas BI untuk membiayai aktivitas ekonomi masyarakat. Total inflow selama triwulan IV tercatat sebesar Rp 62,41 miliar sementara nilai outflow mencapai Rp 338,86 miliar. Nilai inflow pada triwulan laporan mengalami penurunan sebesar minus 46,92% (qtq) atau sebesar minus 4,90% (yoy), sedangkan outflow mengalami penurunan secara triwulanan sebesar minus 27,55% (qtq) namun secara tahunan justru mengalami kenaikan sebesar 38,52% (yoy). Dengan perkembangan tersebut, tercatat net-outflow pada triwulan IV-2010 sebesar Rp 276,45 miliar.

Gambar 5.3

Perkembangan Kegiatan Kas Bank Indonesia Ternate (Milyar Rupiah)

(400) (300) (200) (100) 100  200  300  400  500  600  I II III IV I II III IV 2009 2010 Miliar Rp

Inflow Outflow Netflow

Sumber : Bank Indonesia Ternate, diolah

Perkembangan yang sedikit berbeda diperoleh ketika kita mengamati data arus kas di Bank Indonesia Ternate secara menyeluruh selama

Pada triwulan IV-2010 terjadi net-outflow Rp 276,45 miliar…

tahun 2010. Selama tahun 2010 terjadi kenaikan inflow sebesar 14,67% sehingga tercatat total tahun 2010 senilai Rp 309,92 miliar, dengan kenaikan outflow yang lebih besar, yaitu mencapai 39,27% dengan nilai total sebesar rp 1,25 triliun. Dengan demikian selama tahun 2010 tercatat terjadi net-outflow sebesar Rp 940,85 miliar.

Secara total, transaksi tunai di Bank Indonesia pada triwulan IV 2010 mengalami penurunan sebesar minus 31,44% (qtq). Salah satu penyebab penurunan penyelesaian transaksi dengan uang kartal adalah dengan semakin banyaknya sarana/fasilitas pembayaran non tunai seperti ATM dan EDC di wilayah Maluku Utara.

Meskipun penyelesaian transaksi ekonomi secara tunai cenderung mengalami penurunan, Bank Indonesia tetap mengupayakan ketersediaan uang yang layak edar dan dalam pecahan/denominasi yang tepat serta jumlah yang mencukupi kebutuhan masyarakat. Untuk itu Bank Indonesia Ternate melaksanakan pelayanan kas keliling, baik itu didalam kota maupun diluar kota ternate, untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat dalam rangka melakukan penukaran uang tidak layak edar (uang lusuh, sobek, tercoret, dll.), uang yang sudah ditarik dari peredaran, ataupun penukaran pecahan kecil.

Pada triwulan IV-2009 Bank Indonesia Ternate melakukan kegiatan kas keliling, sebanyak 5 kali (1 kali kas keliling dalam kota dan 4 kali kas keliling di luar kota Ternate). kas keliling dalam kota dilaksanakan di Pasar gamalama dengan target pelayanan adalah pedagang dan masyarakat yang beraktivitas di sekitar pasar tersebut. Sebagai wujud komitmen Bank Indonesia dalam mendukung aktivitas ekonomi sekaligus menumbuhakan dan menjaga semangat nasionalisme, dilakukan kegiatan kas keliling di daerah terpencil dan pulau terluar, seperti kabupaten Kepulauan Sula, kab. Halmahera Timur, Kab. Pulau Morotai serta Sofifi.

Pada triwulan IV-2010 kas keliling penukaran uang dilakukan 5 kali…

Gambar 5.4

Perkembangan Kegiatan Kas Keliling BI Ternate

20  40  60  80  100  120  140  0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 I II III IV I II III IV 2009 2010

Jml. Kas Keliling inflow (kanan) Miliar Rp

Sumber : Bank Indonesia Ternate, diolah

Secara keseluruhan, pada tahun 2010 telah dilaksankaan kegiatan kas keliling Bank Indonesia sebanyak 43 kali dengan nilai nominal mencapai Rp9,70 miliar, mengalami peningkatan dari tahun 2009 dengan jumlah kas keliling sebanyak 17 kali dengan nilai nominal sebesar Rp 3,47 miliar, baik di dalam Kota Ternate maupun di luar Kota Ternate.

5.1.2. Pemusnahan Uang

Sebagai lembaga yang bertindak sebagai Otoritas Moneter di wilayah NKRI, Bank Indonesia merupakan satu-satunya pihak yang bertanggung jawab untuk senantiasa menjaga uang yang beredar di masyarakat berada dalam kondisi yang layak (fit for circulation). Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan pemusnahan uang yang sudah tidak layak edar lagi bagi perekonomian. Pemusnahan tersebut dilakukan dengan cara meracik/memotong uang menggunakan mesin racik untuk uang kertas maupun dengan cara peleburan untuk uang logam.

Tabel 5.1

Perkembangan Pemusnahan Uang Kertas Di bank Indonesia Ternate (Juta Rp) Nomial (miliar) % INFLOW I 106.43 16.34 15.35 II 37.76 10.10 26.75 III 60.45 34.77 57.51 IV 65.62 48.18 73.42 I 84.64 41.48 49.01 II 45.30 33.37 73.67 III 117.58 55.26 47.00 IV 62.41 46.76 74.92 Pemusnahan Inflow 2009 TRIWULAN 2010

Sumber : Bank Indonesia Ternate, diolah.

Seiring dengan penurunan jumlah uang yang masuk ke Bank Indonesia Ternate, kegiatan pemusnahan uang juga mengalami penurunan. Pada triwulan IV-2010, Bank Indonesia Ternate telah melaksanakan pemusnahan uang kertas sebanyak 14 kali dengan jumlah uang yang telah diracik mencapai Rp 48,18 miliar. Secara triwulanan (q-t-q) jumlah uang yang musnahkan oleh Bank Indonesia senilai Rp 46,76 miliar mengalami penurunan sebesar minus 15,39% dibandingkan triwulan III-2010. Meskipun demikian, rasio jumlah uang yang dimusnahkan dibandingkan dengan jumlah inflow pada triwulan laporan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan IV-2010 rasio pemusnahan uang mencapai 74,92% dimana pada triwulan sebelumnya hanya sebesar 47%. Hal ini disebabkan pada periode sebelumnya hanya dilakukan pemusnahan uang sebanyak 9 kali. Sehingga sebagian uang tidak layak edar dimusnahkan pada triwulan berikutnya.

5.1.3. Uang palsu

Disamping pelayanan penukaran uang pecahan kecil, Bank Indonesia juga melakukan edukasi kepada masyarakat sebagai langkah peningkatan pemahaman, pengetahuan dan antsipatif terhadap peredaran uang palsu yang dapat merugikan masyarakat. Selama tahun 2010 telah dilaksanakan 9 (Sembilan) kali kegiatan sosialisasi cirri-ciri keaslian uang rupiah, baik kepada masyarakat umum,

Jumlah uang yang dimusnahkan mencapai Rp 48,18 miliar… Selama triwulan IV-2010 tidak ditemukan uang palsu…

birokrasi, aparat penegak hukum maupun pelajar di wilayah Maluku Utara. kegiatan sosialisasi tersebut sering kali diikuti dengan pelaksanaan edukasi kebanksentralan dengan harapan masyarakat akan menyadari keberadaan, memahami tugas dan tanggung jawab serta merasakan manfaat keberadaan bank Indonesia Ternate sebagai bank sentral.

Sebagai indikator peningkatan kualitas uang yang beredar di masyarakat adalah pada triwulan laporan (bahkan selama semester II-2010) tidak ada pengaduan/penemuan uang palsu yang beredar di masyarakat.

Pada triwulan IV-2009 Bank Indonesia tidak menemukan secara langsung atau menerima laporan penemuan uang palsu dari masyarakat. Dengan demikian selama tahun 2009, Bank Indonesia hanya menangani kasus uang palsu sebesar Rp200.000,- yang berupa dua lembar uang pecahan seratus ribu rupiah tahun emisi 2004. Adapun penemuan tersebut telah diselesaikan dengan berkoordinasi dengan aparat kepolisian setempat. Temuan tersebut merupakan temuan pertama sejak tahun 2005.

Dokumen terkait