• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

Lampiran 10: Transkrip Wawancara Penelitian dengan Guru

Wawancara dengan Guru Pendidikan Agama Katolik

Peneliti : Selamat pagi!

Guru PAK : Selamat pagi, mbak Monic!

Peneliti : Pagi ini, saya akan mewawancarai Bu Budi mengenai

komunikasi interpersonal guru Pendidikan Agama Katolik dengan siswa. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi secara tatap muka, langsung, dekat, dan mendalam.

Guru PAK : Ya.

Peneliti : Apakah anda mengenal seluruh siswa anda baik itu nama, sifat,

maupun latar belakang siswa-siswi anda?

Guru PAK : Saya mengenal, tetapi tidak keseluruhan. Ya mengenal, tetapi tidak sampai mendalam. Saya mengenal siswa terutama siswa- siswi yang pintar, siswa yang kurang dari segi prestasi, siswa yang keluarganya mengalami masalah, maupun siswa yang mengalami masalah masalah tertentu.

Peneliti : Bagaimana cara anda supaya dapat mengenal seluruh siswa-

siswi anda?

Guru PAK : Ya melalui pendekatan baik di dalam jam pelajaran maupun di luar jam pelajaran.

Peneliti : Pendekatan yang seperti apa yang anda terapkan?

Guru PAK : Contohnya: pada saat jam istirahat kita ngobrol bersama, kemudia ada siswa yang datang untuk curhat bahkan saya menindaklanjuti sehingga tahu persis masalah yang dialami siswa. Dan akan ada pendekatan melalui pendampingan hingga siswa kelas IX. Ada pula cara yang kami lakukan dengan home visit untuk mengetahui bagaimana keadaan rumah siswa, keluarga siswa, dan bagaimana komunikasi yang terjalin di dalam keluarga sehingga kami bisa mengetahui betul.

Peneliti : Apakah anda sering melakukan dialog dengan siswa baik pada

saat pelajaran maupun di luar jam pelajaran?

Guru PAK : Sering terutama pada saat istirahat maupun saat piket. Di sekolah kami, guru piket berada di luar sehingga bisa berdialog dengan siswa mengenai berbagai hal, contohnya: pendidikan, keluarga, mengapa siswa datang terlambat dan apa penyebabnya sehingga siswa ada keterbukaan.

Peneliti : Bagaimana cara anda berdialog dengan siswa-siswi anda?

Guru PAK : Cara yang saya terapkan melalui pendekatan secara pribadi, misalnya dengan memanggil siswa dan diajak bicara sehingga kita sampai pada saat untuk saling berkomunikasi dan terbangun keterbukaan serta saya sebagai guru Pendidikan Agama Katolik menjadi lebih tahu mengenai perkembangan secara sosial, iman, dan lain sebagainya.

(17)

Peneliti : Apakah anda sering melakukan sharing pengalaman hidup

kepada siswa anda baik pada saat jam pelajaran maupun di luar jam pelajaran?

Guru PAK : Sering terutama saat ada kesempatan, sehingga siswa-siswi mengetahui pengalaman hidup yang disharingkan dapat digunakan sebagai pegangan atau inspirasi hidup ketika mengalami hal yang serupa. Saya sering mensharingkan pengalaman hidup saya, baik itu: pengalaman hidup dalam keluarga, sekolah, masyarakat, Gereja, dan pengalaman saya menghadapi anak berkebutuhan khusus atau cacat fisik yang tahun kemarin ada. Siswa yang berkebutuhan khusus memiliki semangat meskipun memiliki kekurangan dalam hal fisik, namun dalam segi intelektual memiliki kelebihan dibanding dengan siswa yang normal. Setelah saya sharing, siswa yang berkebutuhan khusus juga menceritakan pengalamannya yang terkadang merasa diri tidak diterima, namun akhirnya siswa dapat merasa diterima oleh teman-temannya.

Peneliti : Pengalaman hidup seperti apa saja yang anda sharingkan

kepada siswa anda?

Guru PAK : Pengalaman hidup sehari-hari dengan teman, dengan keluarga, masyarakat terutama mengenai situasi di masyarakat. Saya menyampaikan makna hidup saya akan iman saya kepada Yesus Kristus, meskipun di sekolah ini ada pula siswa yang tidak seiman namun siswa yang bahkan tidak seiman setelah mendengar sharing dari saya menjadi terinspirasi. Bagi saya pribadi, Kristus adalah sumber inspirasi, sahabat sejati yang baik, rela berkorban, penuh kasih dan saya berusaha untuk memaknai hidup saya seturut teladan Kristus.

Peneliti : Bagaimana tanggapan siswa ketika mendengar sharing

pengalaman hidup anda?

Guru PAK : Siswa mendengarkan, menanggapi baik, dan terbukti dengan siswa kemudian mau untuk mencontoh dalam hal sikap dan hidup sehari-hari berdasarkan sharing yang saya sampaikan. Contohnya: yang tadinya tidak menghormati orang tua dan membantah kemudian menjadi sadar ternyata orang tua harus dihormati dan dihargai.

Peneliti : Apakah anda pernah menghadapi peristiwa ketika siswa anda

tidak mau mengerjakan tugas sekolah ataupun PR yang anda berikan?

Guru PAK : Iya saya pernah mengalami.

Peneliti : Bagaimana cara anda mendorong supaya siswa anda mau

mengerjakan tugas sekolah ataupun PR yang anda berikan? Guru PAK : Cara yang saya gunakan yaitu dengan memberikan motivasi

dan diminta untuk mengerjakan pada saat itu dengan bimbingan guru, dan saya bertanya alasan siswa tidak mengerjakan tugas atau PR “apakah ada masalah yang

(18)

membuat kamu tidak mengerjakan PR atau tugas?” Ya, kita sebagai guru harus memahami penyebab atau alasan mengapa siswa tidak mengerjakan PR atau tugas dan memaklumi siswa. Jadi, ada hubungan yang dekat di mana guru tidak membiarkan siswa, tidak memarahi siswa, tetapi ditanya penyebabnya dan diberikan solusi dengan mendampingi siswa supaya siswa bisa mengerjakan tugasnya tadi. Saya memotivasi siswa dengan mengingatkan tujuan siswa datang ke sekolah untuk belajar dan memberikan semangat supaya siswa datang ke sekolah untuk belajar supaya jadi siswa yang pintar bukan hanya untuk bermain atau sekedar mencari teman.

Peneliti : Apakah dalam setiap pelajaran Pendidikan Agama Katolik,

anda memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengungkapkan gagasannya?

Guru PAK : Ya, tetapi terkadang siswa jarang ada yang mau untuk mengungkapkan gagasannya. Namun, tergantung setiap kelasnya yang VII A itu siswanya mau untuk mengemukakan gagasannya, sedangkan untuk kelas VII C guru memancing siswa dengan pertanyaan namun tidak ada reaksi, sedangkan kelas VII B berbeda lagi karena kemampuan yang berbeda- beda. Kemampuan siswa yang berbeda-beda, kami pun memperlakukan siswa sesuai dengan kemampuannya dan tidak disamaratakan.

Peneliti : Bagaimana cara anda mengelola pembelajaran supaya siswa

mendapat kesempatan untuk mengungkapkan gagasannya? Guru PAK : Caranya melalui langkah-langkah yaitu: pendahuluan, sharing

pengalaman, refleksi, kerja kelompok, dan siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan gagasannya dalam kelompok kecil kemudian secara klasikal.

Peneliti : Apakah siswa anda pernah menceritakan permasalahan

hidupnya?

Guru PAK : Pernah, namun tidak semua siswa menceritakan permasalahan hidup yang dialaminya.

Peneliti : Bagaimana cara anda mengungkapkan rasa empati anda kepada

siswa yang mengalami masalah?

Guru PAK : Cara yang saya lakukan yaitu karena saya dipercaya maka saya merahasiakan, merespon, dan memberikan nasihat maupun dengan saya menceritakan pengalaman saya yang mungkin bisa membantu siswa sehingga siswa dapat mengambil makna dan siswa dapat secara bebas mengambil solusi bagi masalah yang dihadapinya. Saya bercerita pengalaman sehingga memberikan gambaran keteladanan bagi siswa dan siswa bisa meneladan bahwa saya bukan hanya berbicara, namun juga melakukan sesuatu. saya juga datang ke rumah siswa ketika siswa mengalami masalah di rumah untuk mengcross ceck apakah yang diceritakan siswa benar seperti itu dan membuat guru

(19)

lebih mudah dalam mendampingi bahkan sekolah kami juga melakukan pendampingan sampai keluarga supaya orang tua juga terlibat dalam mendidik anak-anaknya.

Peneliti : Cara apa saja yang anda lakukan untuk mendukung siswa agar

siswa terlibat aktif dalam proses belajar mengajar?

Guru PAK : Caranya dengan pendekatan baik itu mengajak siswa untuk belajar, meminta bantuan siswa lain agar menjadi partner keja ketika dengan gurunya tidak bisa mungkin lebih bisa ketika diajari temannya.

Peneliti : Menurut anda, sikap positif seperti apa saja yang membuat

anda dapat menjalin komunikasi yang lebih dekat dengan siswa?

Guru PAK : Sikap positifnya berupa: sopan, santun, terbuka, jujur, ramah.

Peneliti : Menurut anda, apakah anda sudah menghormati seluruh siswa-

siswi anda?

Guru PAK : Ya sekalipun siswa saya berkebutuhan khusus, meskipun kemampuan yang berbeda-beda.

Peneliti : Pada saat apa saja anda menghormati siswa-siswi anda?

Guru PAK : Setiap saat saya menghormati siswa-siswi saya, memanusiakan manusia meskipun terkadang ada siswa yang sulit untuk dinasihati.

Peneliti : Bagaimana cara anda menunjukkan sikap menghormati siswa-

siswi anda?

Guru PAK : Caranya dengan: pendekatan, komunikasi yang baik melalui menyapa, memberi salam, menanya,bahkan secara fisik dengan menyentuh siswa (dipuk-puk), bersalaman, dengan melakukan komunikasi dua arah yang saling mendengarkan dan tidak dimonopoli oleh guru, mendengarkan dan menerima respon siswa sehingga terbangun keakraban antara guru dengan siswa. Guru bisa menjadi guru, teman, bahkan orang tua bagi siswa.

Peneliti : Menurut anda apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi

motivasi belajar siswa?

Guru PAK : Faktornya yang mempengaruhi dari motivasi keluarga, guru, materi, dan teman-teman. Motivasi keluarga di mana keluarga mendampingi dan mendorong anak untuk belajar terutama di daerah SMP ini dekat dengan pertamina, siswa justru menyedot bensin untuk dijual sehingga ketika sampai di rumah sudah lelah dan di sekolah tidak ada motivasi karena truk bensin itu datangnya sewaktu-waktu. Orang tua yang seenaknya sendiri biasanya anaknya juga menjadi seenaknya sendiri, siswa yang memiliki masalah dalam keluarga juga menjadi tidak terurus sehingga tidak bisa fokus untuk belajar.

Peneliti : Menurut anda, apakah fungsi dari motivasi belajar siswa?

Guru PAK : Fungsi motivasi belajar adalah untuk menumbuhkan semangat belajar siswa. Ketika siswa memiliki motivasi yang kuat, meskipun di rumah mengalami masalah, maka ia akan tetap

(20) bersemangat dalam belajar.

Peneliti : Menurut anda, apa saja tujuan dari mempelajari mata pelajaran

Pendidikan Agama Katolik bagi siswa anda?

Guru PAK : Untuk memperkuat iman, pengetahuan, mungkin juga untuk pembentukan iman, dan tentu untuk semakin mengenalkan Kristus karena yang diajarkan mengenai Kristus siapa, apa saya karyaNya, dan menjadikanNya teladan hidup. Setelah siswa mempelajari Pendidikan Agama Katolik maka harapannya adalah siswa yang Katolik dapat menjadi teladan bagi siswa yang bukan beragama Katolik.

Peneliti : Menurut anda, apakah tujuan dari pembelajaran Pendidikan

Agama Katolik sudah dapat dicapai oleh seluruh siswa anda? Apa indikasinya?

Guru PAK : Belum tercapai karena pendidikan adalah suatu proses terlebih pelajaran agama Katolik itu berbeda dengan pelajaran yang lainnya membutuhkan proses yang lama. Indikasi yang sudah tercapai adalah ketika sudah bekerja atau di luar sekolah baru dapat dilihat dari sikapnya yang menjadi lebih baik, terlebih ketika sudah lulus dan berkeluarga tetap setia pada imannya dan mendidik anak-anaknya secara Katolik. Ketercapaian yang paling mudah dilihat adalah dengan nilai dan sikap sehari-hari. Terjadi perubahan sikap menjadi lebih baik saat di sekolah maupun di masyarakat, tetapi untuk segi keterlibatan di dalam kegiatan menggereja tergantung pada setiap pribadi siswa terlebih dengan adanya kemajuan teknologi yang membuat siswa atau orang-orang muda menjadi lebih asyik dengan Hpnya dibanding dengan kegiatan menggereja.

Peneliti : Menurut anda, apakah guru yang mampu berkomunikasi secara

interpersonal dengan siswa akan dapat meningkatkan semangat siswa dalam belajar? Apa alasannya?

Guru PAK : Iya karena hubungan yang sudah terjalin baik tentu akan memberikan motivasi bagi siswa dan figur atau keteladanan guru dapat memotivasi dan mendorong siswa untuk bersemangat dalam belajar.

Peneliti : Bagaimana cara yang anda terapkan untuk menjalin

komunikasi yang dekat dengan setiap siswa?

Guru PAK : Caranya: saya mendengarkan keluhan siswa, komunikasi secara pribadi, dan dilakukan secara terus menerus atau berkesinambungan.

Peneliti : Saya rasa sudah cukup. Terima kasih, Bu Budi atas waktunya

dan maaf apabila saya mengganggu waktu anda. Guru PAK : Ya, sama-sama Mbak Monic, semoga sukses.

(21)

Dokumen terkait