TRANSKRIPSI GORDANG SAMBILAN 4.1 Transkrips
4.2 Transkripsi Gordang Sambilan pada Upacara Perkawinan
Berikut ini adalah hasil selengkapnya musik Gordang Sambilan dalam konteks upacara tersebut. Adapun simbol-simbol dan notasi dibuat sendiri menurut persepsi musikal dari penulis. Penotasian Gordang Sambilan ini dibantu oleh Brian Laso Harefa.
88
Ensambel Gordang Sambilan pada Pesta Perkawinan di Medan
91
98 M omongan Panolongi dan
3 3 3 3
Ikong-ikong Pamalusi3 3 3 3
Doal x x xx x Tali sasayak3 3 3 3
Gong3 3 3
x Keterangan :x : pukul y : istirahat ½ ketuk o : angkat
3
: istirahat 1 ketukBerdasarkan teori yang dikemukan malm tentang musik dan waktu, penulis menganalisis segi ketukan, ritme, birama, pulsa, peran alat musik dan
99
dinamika. Adapun analisis tersebut yaitu:
a. Enek-enek
xxxx xxxx xxxx xxxx keterangan :
x : pukul = harga ritme ¼ ketuk 1birama terdapat 4 ketuk didalamnya
Hasil analisis enek-enek didalam Gordang Sambilan yaitu: - enek-enek sebagai penahan tempo dan pulsa
- enek-enek tidak memainkan variasi terhadap Gordang Sambilan tetapi sebagai pengisi
- enek-enek memainkan ritme ¼ ketuk
b. Patolu
patolu 1 ox ox ox ox patolu 2 xo xo xo xo keterangan :
x : pukul = harga ritme ½ ketuk 1 birama terdapat 4 ketuk didalamnya
Hasil analisis patolu didalam Gordang Sambilan yaitu
- bunyi yang di hasilkan patolu call and respon, dimana kedua patolu tersebut saling sahut menyahut
- kedua patolu tersebut mengeluarkan ritme yang sama
c. Padua
100
padua 2 ox ox ox ox keterangan :
x : pukul = harga ritme ¼ ketuk o : angkat = harga ritme ¼ ketuk 1 birama terdapat 4 ketuk
- bunyi yang dihasilkan padua call and respon, dimana kedua padua tersebut saling sahut menyahut
- kedua padua tersebut mengeluarkan ritme yang sama - didalam Gordang Sambilan padua sebagai pengisi
d. Hudong-Kudong
hudong 1 yo xo xo xo kudong 2 ox ox ox ox keterangan :
x : pukul = harga ritme ¼ ketuk
y : istirahat ½ ketuk
o : angkat = harga ritme ¼ ketuk 1 birama terdapat 4 ketuk
- Bunyi yang dihasilkan hudong kudong adalah call and respon, dimana keduanya tersebut saling sahut menyahut
- Kedua hudong-kudong mengeluarkan ritme yang sama - Didalam Gordang Sambilan hudong-kudong sebagai pengisi
e. Jangat
Jangat 1 xo x xoxo xo Jangat 2 ox o oxox ox
101
Keterangan :
x : pukul = harga ritme ½ ketuk o : angkat = harga ritme ½ ketuk 1 birama terdapat 4 ketuk
- Bunyi yang dihasilkan jangat adalah cal and respon, dimana keduanya saling sahut menyahut
- Didalam Gordang Sambilan jangat adalah sebagai pengisi
- setelah keempat gordang telah dimainkan yaitu enek-enek, patolu, padua dan hudong-kudong baru jangat bisa dimainkan karena keempat gordang tersebut merupakan sebagai pengisi sementara jangat adalah sebagai variasinya f. Momongan Panolongi dan x yxx x x Ikong-ikong Pamulusi x x x x
3
Keterangan :x : pukul
3: istirahat 1 ketuk
y : istirahat ½ ketuk
didalam 1 birama terdapat 4 ketuk
- Bunyi Momongan yang diperankan oleh panolongi dan ikong-ikong
dihasilkan bergaya call and respon, dimana kedua tersebut saling sahut menyahut kecuali doal.
- ketiga Momongan tersebut mempunyai frekuensi nada yang berbeda, sehingga mengeluarkan bunyi yang bervariasi.
102
memberikan kesan yang penuh dengan improvisasi rit me.
g. Tali Sasayak
x xx x xx keterangan :
x : pukul harga ritme ¼ ketuk 1 birama terdapat 4 ketuk\
- Bunyi yang dihasilkan tali sasayak adalah bunyi yang dilagakan dengan badannya sendiri
- Tali sasayak didalam Gordang Sambilan sebagai pengiring
h. Ogung/ gong
x
3
x3
keterangan : x : pukul 2 ketuk
3 :
istirahat 2 ketuk1 birama terdapat 4 ketuk
- gong boru hanya dipukul 1 kali didalam birama dan gong jantan sama juga dengan gong boru hanya sekali dipukul didalam 1 birama
103
BAB V
PENUTUP
5.1 KesimpulanBerdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan yang di rangkum bahwa setiap penamaan
Gordang Sambilan selalu berbeda-beda berdasarkan asal daerah dan begitu juga jumlah pemainnya seperti Pakantan, Huta pungkut dan Tamian tetapi bentuk dan jumlah Gordang Sambilan sama pada pelaksanaan perkawinan adat M andailing di Kota M edan
Upacara adat M andailing yang diselenggarakan di Kota M edan pada dasarnya sama dengan upacara adat perkawinan yang ada di M andailing Natal khusus yang menyelenggarakan Gordang Sambilan yang sama-sama terlebih dahulu meminta izin kepada Raja melalui Markobar (musyawarah) itupun harus menyembelih minimal seekor kerbau jantan yang sudah cukup umur. Perubahan yang terjadi meliputi waktu dan tempat upacara dan proses pelaksanaanya.
Dari sudut fungsional Gordang Sambilan yang dilaksanakan pada pesta perkawinan adat M andailing adalah (a) Fungsi hiburan, yaitu masyarakat M andailing yang mengadakan gordang sambilan didalam upacara adat perkawinan akan terhibur dengan adanya gordang sambilan karena gordang sambilan untuk menghibur kepada masyarakat yang hadir didalam pesta tersebut. (b) Fungsi pengesahan lembaga sosial, adanya gordang sambilan yang diadakan menjadi symbol bahwa sahnya berjalan upacara perkawinan. (c) Fungsi sebagai kesunambungan masyarakat, kegiatan gordang sambilan merupakan kegiatan yang merupakan untuk mempertahankan dan melanjutkan tradisi yang ada pada
104
kebudayaan M andailing. (d) Fungsi pengungkapan emosional, yaitu kegiatan yang dilakukan pada gordang sambilan berdasarkan pengungkapan perasaan dan ekspresi bahagia yang dituangkan pada suatu wadah, yaitu gordang sambilan.
5.2 S aran
Didalam tulisan ini mempunyai beberapa saran kepada masyarakat pembaca lainnya baik etnis M aindailing maupun diluar etnis M andailing itu sendiri, yaitu menyarankan agar Gordang Sambilan tetap dipertahankan ekstensinya karena sudah saatnya hasil dari kebudayaan khsususnya Gordang Sambilan untuk ditingkatkan sebagai usaha pendokumentasian agar pengembangan kekayaan budaya tersebut tidak hilang ditelan oleh zaman.
Didalam kesempatan ini, penulis juga menyarankan agar alat musik
Gordang Sambilan dapat dimasukan sebagai mata pelajaran kesenian yang ada di
sekolah-sekolah dan tingkat menengah, khususnya yang berada di daerah Sumatera Utara dan juga di lembaga-lembaga kesenian ataupun badan-badan yang bergerak di bidang kebudayaan agar dapat turut serta membudayakan penggunaan alat musik ini sebagai sarana pendidikan untuk mempelajari Gordang Sambilan sebagai usaha pelestarian.
105