• Tidak ada hasil yang ditemukan

Transportasi Perkeretaapian Prioritas pembangunan transportas

Dalam dokumen Buku Profil Kemenhub (Halaman 34-44)

DI SEKTOR TRANSPORTAS

2. Transportasi Perkeretaapian Prioritas pembangunan transportas

perkeretaapian meliputi program revitalisasi dan modernisasi sarana dan prasarana perkeretaapian untuk meningkatkan pelayanan bagi pengguna jasa kereta api, meningkatkan keamanan, keselamatan serta mengurangi backlog prasarana. Kemudian dari aspek operasional juga dilakukan pemisahan sistem operasi kereta api perkotaan / komuter dengan kereta api antar kota (jarak jauh).

Secara lebih spesifik pembangunan prasarana perkeretaapian sepanjang tahun 2010 hingga tahun 2011 dilakukan melalui pembangunan jalur ganda (secara bertahap) guna meningkatkan kapasitas lintas, rehabilitasi prasarana perkeretaapian melalui peningkatan dan penggantian rel, penggantian bantalan kayu dengan bantalan beton, peningkatan dan perbaikan jembatan serta peningkatan persinyalan, pelistrikan dan telekomunikasi.

Pada regional Jawa sepanjang tahun 2010 hingga tahun 2011 telah dilaksanakan pembangunan dan rehabilitasi prasarana perkeretaapian, diantaranya:

● Pembangunan Jalur Ganda Cirebon- Kroya Segmen-II lintas Prupuk- Purwokerto antara Patuguran- Purwokerto telah beroperasi pada tahun 2009 dan antara Prupuk- Patuguran sudah terpasang rel ganda dan diharapkan pada akhir tahun 2011 sudah dapat dioperasikan, sehingga segmen II lintas Prupuk-Purwokerto pada akhir Desember 2011 sudah dapat dioperasikan jalur ganda; sedangkan segmen I antara Cirebon-Prupuk saat ini sedang dilaksanakan pekerjaan tubuh baan antara Ketanggungan- Prupuk;

● Pembangunan jalur ganda lintas Tegal-Pekalongan, antara Petarukan- Larangan sejak tahun 2009 sudah dioperasikan jalur ganda, sedangkan antara Pekalongan-Sragi-Comal- Petarukan dan antara Larangan-Tegal sepanjang 28 Km’sp saat ini sedang dilaksanakan kegiatan pemasangan rel R54, ditargetkan pada akhir tahun 2011 pada lintas Tegal-Pekalongan seluruhnya sudah jalur ganda. Pembangunan jalur ganda lintas Tegal-Pekalongan merupakan bagian dari Pembangunan Jalur Ganda Lintas Utara Jawa;

● Pembangunan jalur ganda lintas Serpong-Parung Panjang-Maja sepanjang 32 Km, pada saat ini sudah terpasang rel ganda antara Serpong-Parung Panjang sepanjang 11,75 Km dan ditargetkan akhir Desember 2011 sudah dapat dioperasikan; ● Pembangunan jalur ganda lintas Duri-

Tangerang, saat ini sedang dilaksanakan pekerjaan pembangunan tubuh baan antara Bojong Indah-Duri dan antara Kalideres- Bojong Indah;

● Pada April tahun 2009 Ditjen Per- keretaapiaan Kemenhub telah mengaktifkan kembali Stasiun Tanjung Priok untuk melayani lintas Tanjung Priok-Bekasi dan untuk KA jarak Jauh Tanjung Priok-Surabaya. Kemudian dilanjutkan dengan program menghidupkan kembali jalur KA lintas Jakarta Kota-Tanjung Priok sepanjang 9 Km;

● Pelaksanaan reaktivasi jalur KA lintas Cianjur-Sukabumi sepanjang 40 Km telah dilaksanakan sejak tahun 2009 dan saat ini dalam tahap penyelesaian pekerjaan;

● Pembangunan 6 gardu Listrik Aliran Atas baru (Gardu LAA Bojonggede, Depok, Lenteng Agung,

Pasar Minggu, Pasar Senen, Cicayur) untuk menambah daya listrik aliran atas sebesar 22.000 KW selain itu juga dilakukan rehabilitasi 7 Gardu Listrik Aliran Atas untuk kehandalan Gardu LAA guna mendukung dan memaksimalkan operasional KA komuter

Jabodetabek;

● Penggantian Bantalan Kayu/Besi pada rel R25/R33/R38 menjadi Bantalan Beton R54 pada lintas Surabaya-Panarukan sepanjang 20,69 Km’sp, lintas Kalisat-Banyuwangi sepanjang 11,06 Km’sp, lintas Bangil-

Kertosono sepanjang 32 Km’sp, gudang 208 pelabuhan Tanjung Priok sepanjang 0,35 Km’sp dan lintas Semarang-Alastuwa sepanjang 3 Km’sp;

● Peningkatan jalan KA di lintas Solo- Yogyakarta, lintas Yogyakarta-Sukabumi dan lintas Purwosari-Wonogiri termasuk peningkatan emplasemen di stasiun Solo dan Yogyakarta sepanjang 63,296 Km’sp serta sekitar 1,6 Km’sp di wilayah Jabodetabek;

● Pemasangan bronjong dan ballast proteksi pada lintas Kutoarjo-Yogyakarta pada KM 521+600 – KM.522+354 sepanjang 0,8 Km’sp dan pada KM.116+350-KM 138+860 sepanjang 2,21 Km’sp.

Kemudian pada regional Sumatera sepanjang tahun 2010 hingga tahun 2011 telah dilaksanakan pembangunan dan rehabilitasi prasarana perkeretaapian, diantaranya :

● Pembangunan rel pada wilayah Aceh sepanjang 4,159 Km’sp, juga rehabilitasi rel sepanjang 23,640 Km’sp pada wilayah Sumatera Barat dan pembangunan tubuh baan sepanjang 7,875 Km’sp pada wilayah Aceh dan Lampung;

● Pekerjaan Pembangunan tubuh baan pada lintas Bandar Tinggi-Kuala Tanjung sepanjang 3 Km’sp; ● Penggantian Bantalan Kayu/Besi menjadi Bantalan

Beton pada wilayah Sumatera utara (25 Km) dan wilayah Sumatera selatan sepanjang 2,814 Km’sp; ● Peningkatan dan perkuatan tubuh baan melalui

pemasangan bronjong dan ballast proteksi pada lintas Tarahan-Tanjung Enim sepanjang 0,95 Km’sp dan lintas Kr.Mane-Geukeuh sepanjang 11,75 Km’sp;

● Perbaikan 7 unit jembatan yang tersebar di wilayah Sumut, Sumbar, Sumsel dan Lampung;

● Peningkatan Persinyalan dan Telekomunikasi antara di Stasiun Belawan (Medan), Lintas Tarahan- Tanjung Enim (Lampung) dan Lintasan sepanjang 600 ’Msp di wilayah Sumatera Selatan;

● Peningkatan juga dilakukan pada prasarana stasiun kereta api di regional Sumatera, diantaranya; peningkatan spoor Balai Yasa di Pulu Brayan dan Dipo Kereta Medan untuk mendukung penyelenggaraan KA komuter Medan dan sekitarnya sepanjang 1,88 Km’sp serta penyempurnaan jalur ganda dan spoor badug di stasiun Baturaja dalam rangka pengoperasian double track Baturaja-Tiga Gajah sepanjang 2,47 Km’sp.

Dalam rangka meningkatkan pelayanan jasa transportasi kereta api, khususnya pengguna jasa kereta api kelas ekonomi, Pemerintah dalam hal ini Ditjen Perkeretaapian Kemenhub telah melaksanakan pengadaan Sarana Perkeretaapian (KRDI, K3 AC, KRL AC), untuk dioperasikan PT KAI (Persero) baik di Pulau Jawa maupun di Pulau Sumatera, antara lain :

● KRDI “ SEMINUNG” untuk melayani lintas Tanjung Karang – Lampung (80 Km), dioperasikan sejak 13 Januari 2010;

● KRDI “SRI LELAWANGSA” untuk melayani lintas Medan – Binjai (45 Km), dioperasikan sejak 16 Februari 2010;

● Kereta Ekonomi AC “BOGOWONTO” untuk melayani lintas Pasar Senen – Kutoarjo (453 Km), dioperasikan sejak 3 September 2010;

● KRDI AC ”MADIUN JAYA EXPRESS” untuk melayani lintas Madiun-Yogyakarta, dioperasikan sejak 20 Juni 2011;

● Rail Bus ”BATARA KRISNA” untuk melayani lintas Solo – Wonogiri, dioperasikan sejak 26 Juli 2011;

● Kereta Ekonomi AC ”GAJAH WONG” melayani lintas Pasar Senen – Lempuyangan, dioperasikan tanggal 24 Agustus 2011;

● Pengoperasian 2 train set KRL AC KFW untuk melayani KA komuter Jabodetabek, pada 24 Agustus 2011;

● KRDI AC ”CEPU EXPRESS” untuk melayani lintas Surabaya – Lamongan –Bojonegoro – Cepu, dioperasikan sejak 25 Agustus 2011.

Guna mendukung operasional, pemerintah mengadakan sejumlah sarana kereta api lainnya, seperti : 3 set Lokomotif, 2 unit Kereta Kedinasan, dan 1 unit Kereta Inspeksi, (tahun jamak 2010-2011).

Dari aspek operasi, pelayanan angkutan kereta api untuk angkutan penumpang sepanjang 2010 hingga semester pertama 2011 ini telah diangkut sekitar 220 juta penumpang, dimana pada tahun 2010 terjadi peningkatan penumpang jarak jauh (non-jabodetabek) dari 72 juta penumpang pada tahun 2009 menjadi 73 juta penumpang pada 2010, kemudian untuk angkutan barang sepanjang 2010 hingga semester 2011 telah mengangkut sebanyak 23 juta ton, dimana pada tahun 2010 mengalami peningkatan sekitar 2,4 % dari tahun sebelumnya.

Selain itu untuk membantu kemampuan daya beli masyarakat, operasional kereta kelas ekonomi menggunakan model pembiayaan PSO (Public Service Obligation), pada tahun 2010 subsidi yang diberikan sebesar Rp. 535 Milyar dan pada tahun 2011 dinaikkan sebesar 16,36 % atau senilai Rp 639,609 Milyar, PSO diberikan terhadap penumpang kelas Ekonomi baik untuk pelayanan KA Perkotaan dan KA Antar Kota (Jarak Menengah dan Jarak Jauh).

Dalam dokumen Buku Profil Kemenhub (Halaman 34-44)

Dokumen terkait