• Tidak ada hasil yang ditemukan

Trust Among the Participants (Kepercayaan diantara partisipan) Kepercayaan menjadi salah satu poin yang tidak kalah penting ketika

PENYAJIAN HASIL PENELITIAN

C. Trust Among the Participants (Kepercayaan diantara partisipan) Kepercayaan menjadi salah satu poin yang tidak kalah penting ketika

beberapa kelompok organisasi memutuskan untuk bermitra. Menurut hasil wawancara yang telah dilakukan kepada beberapa informan terkait kepercayaan ketiga stekholder dalam program CERDAS adalah sudah cukup baik. Hal ini dibuktikan pada saat acara lelang, pada saat acara lelang berlangsung pemerintah daerah memberikan dana pancingan yang berasal dari dana pribadi agar masyarakat terdorong untuk melakukan hal yang sama. Dana yang telah terkumpul tersebut diberikan kepada panitia CERDAS tingkat desa/kelurahan untuk merehabilitasi sekolah yang rusak tersebut. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Yusnaldi, M.Pd selaku Kabid Pembinaan dan Ketenagaan:

“Pihak yang mengelola seluruh sumber daya dalam pelaksanaan program CERDAS adalah panitia pelaksana di tingkat desa. Mereka yang menghimpun, mengumpulkan dana, melaksanakan pembangunan. Yang ketuanya itu adalah kepala desa, kepala sekolah, pemuda, pemuka agama, tokoh masyarakat, orang tua, komite sekolah. Dibawah GMPP desa dibentuk panitia pelaksana CERDAS. Setelah gotong royong CERDAS dilaksanakan selanjutnya dilaporkan ke tim pelaksana, selanjutnya GMPP desa, selanjutnya GMPP kecamatan, dilanjutkan ke SKPD pendidikan sebagai pertanggungjawaban. Kita kan mau membangun sekolah, siapa lagi yang lebih berhak, tidak mungkin dinas, ya GMPP desa, harus dipercaya. Kalau dinas pendidikan tidak percaya kepada kepala sekolahnya ya tidak mungkin. Laporkan pelaksanaan rehabnya, laporkan

98

keuangannya. Karena itu dana masyarakat makanya harus ada laporannya. Transparansinya, panitia harus menjaga amanah orang yang menyubang sesuai dengan kesepakatan awal, jaga kualitas pekerjaannya sesuaikan dengan perencanaan dan keadaan uangnya, intinya adalah kajujuran, itu yang harus dijaga oleh tim.”(Wawancara Tanggal 6 Maret 2017)

Semua sumber daya yang terkumpul pada pencanangan CERDAS diserahkan kepada masyarakat. Masyarakat sendiri yang melakukan pengelolaan sumber daya tersebut seperti uang dan bahan bangunan, dan tidak ada campur tangan pemerintah.

D. Governance (Adanya kepastian atau kejelasan dalam tata kelola) 1. Boundary dan Exlusivity (keanggotaan dalam kemitraan)

Menurut informan secara garis besar ada tiga organisasi yang tergabung ke dalam program CERDAS, yaitu pemerintah daerah, dunia usaha (APPP), dan masyarakat (GMPP). Pada sisi pemerintah daerah yang menjadi penanggung jawab dalam program CERDAS adalah Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang. CERDAS masuk ke dalam tugas pokok dan fungsi kepala dinas pendidikan, yang selanjutnya digeneralisasikan kepada Kepala Seksi Kelembagaan dan Sarana Prasarana SD. Dinas Pendidikan bertanggung jawab langsung kepada bupati terkait pelaksanaan program CERDAS di lapangan. Di luar dari pada dinas pendidikan ada beberapa stakeholder yang fungsingya sebagai penasihat dan pendukung dalam keberlangsungan program CERDAS, seperti yang disampaikan oleh salah satu informan yaitu Bapak Yusnaldi, M.Pd selaku Kabid Pembinaan dan Ketenagaan sebagai berikut:

“Stekholder bisa stekholder internal dan eksternal, internal merupakan unsur pemerintah kabupaten deli serdang, bupati, wakil bupati, sekda, skpd terkait, semua berperan dalam mensukseskan cerdas. Hadir dalam masyarakat. eksternal bisa DPR, koramil, dan

99

lain-lain sebagainya dalam membantu cerdas.”(Wawancara tanggal 6 Maret 2017)

Selanjutnya ada Asosiasi Pengusaha Peduli Pendidikan, Gerakan Masyarakat Peduli Pendidikan, pihak sekolah, dan orang tua siswa.

2. Rules (aturan-aturan)

Menurut informan pelaksanaan program CERDAS di lapangan adalah murni swakelola masyarakat. Payung hukum yang mengatur bagaimana keikutsertaan masyarakat dalam CERDAS hanya pada perda No. 5 tahun 2012 tentang penyelenggaraan pendidikan Kabupaten Deli Serdang dimana masyarakat dan dunia usaha wajib memberikan kontribusi dalam mengembangkan dunia pendidikan sedangkan struktur dan mekanisme kerja GMPP belum ada. Maka dari itu kehadiran pemerintah daerah dalam pencanangan program CERDAS berfungsi untuk menstimulan masyarakat untuk mau berpartisipasi dalam memajukan pendidikan di Kabupaten Deli Serdang, khususnya di daerah tempat mereka tinggal. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Sulaiman Nasution selaku Ketua GMPP Kabupaten Deli Serdang:

“Karena siapapun bebas dalam memberikan sumbangsih dalam cerdas. Tidak terorganisir.” (Wawancara tanggal 7 Maret 2017)

Pendapat serupa juga disampaikan oleh Bapak Yusnaldi, M.Pd Selaku Kabid Pembinaan dan Ketenagaan:

“Aturan main, sesuai dengan azas mandiri dan terbuka. Aturan main nya harus ikhlas. Harus terpanggil. Dari masyarakat untuk masyarakat. kalau mau berpartisipasi silahkan. Petunjuk teknis berada di kepanitiaan. Yang penting GMPP kabupaten, GMPP kecamatan, dan GMPP desa menyadari tugas nya. Karena ini bukan kegiatan yang menghasilkan uang, tetapi untuk membangun.” (Wawancara tanggal 6 Maret 2017).

100

3. Self Determintion (Kebebasan dalam menentukan jaringan) Menurut informan program CERDAS masih berlangsung sampai sekarang, dan yang menjadi perhatian utama adalah aspek apresiasi terhadap sekolah yang bermaksud untuk memperbaiki mutu pendidikan. Seperti yang utarakan oleh ibu Miska selaku Kabid Pendidikan PAUD dan Pendidikan Masyarakat sebagai berikut:

“Sejak lounchingnya cerdas ini ada semacam kayakinan juga dari masyarakat dan juga swasta bahwa kita sama-sama untuk melakukan kontribusi dalam pembangunan pendidikan baik itu secara terkoordinir melaporkan ke Dinas atau camat tapi juga bisa saja langsung memberikan kepada sekolah.”(Wawancara tanggal 8 Maret 2017)

Pelaksanaan CERDAS adalah terbuka, ketika pelaku usaha ingin memberikan bantuan kepada sekolah, bisa langsung ke sekolah tersebut tanpa harus melapor atau memberitahukan kepada pemerintah setempat. Kelompok masyarakat juga bisa bergerak secara sendiri-sendiri atau secara kelompok untuk memberikan bantuan kepada sekolah. Seperti seorang ibu yang memberikan bunga untuk sekolah. Namun gerakan-gerakan seperti ini bisa dikatakan jarang karena tidak semua orang tua yang memiliki rasa kepemilikan akan sekolah, hal tersebut juga dikarenakan tidak adanya tokoh yang menggerakkan masyarakat. Seperti yang disampaikan Ibu Ibu Suharni, M.Pd selaku kepala sekolah SDN 108001:

“Bantuan dari masyarakat: orang tua murid datang mendaftar dan memberi duit kami bilang tidak usah. Lebih baik kalian kasi tanaman agar sekolah indah. Tidak semua orang tua murid yang mengasih bunga, tetapi adalah beberapa. Kemarin ada yang memberi bantuan buku-buku untuk perpustakaan mini, kita tidak memiliki perpustakaan karena kita minta bantuan perpustakaan mini” (Wawancara tanggal 27 Maret 2017).

101 4. Network Management

Menurut informan hampir tidak ada konflik yang terjadi dalam kemitraan program CERDAS, walaupun ada oknum yang ingin lebih merasa unggul dalam kolaborasi hal ini tidak sampai mendatangkan konflik yang besar dan berkepanjangan. Kendala yang sebenarnya adalah ketika sumber daya manusia yang merupakan stakeholder program CERDAS tidak mengatahui bagaimana program tersebut, baik itu pemerintahan desa/kelurahan, pihak sekolah, dan orang tua. Dari yang peneliti amati tidak semua aparatur desa ataupun sekolah yang mengetahui program CERDAS. Bahkan beberapa informan ada yang beranggapan bahwa progam CERDAS adalah program cerdas cermat untuk anak sekolah dari pemerintah kabupaten. Hal ini mengkibatkan ketidakberlangsungan program CERDAS di lapangan. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Sulaiman Nasution selaku Ketua GMPP Kabupaten Deli Serdang:

“Kalau menurut saya hanya sebagian masyarakat yang paham dalam konsep cerdas, bahkan pendidik sendiri tidak tahu. Tidak ada wadah yang dalam GMPP, betul2 kemauan masyarakat. dan memang bupati telah berjanji kepada saya kalau memang pencanangan cerdas ini saya dimanapun akan hadir, kecuali kedatangan menteri.” (Wawancara 7 Maret 2017)

Sangat penting menjaga keberlanjutan sebuah program agar segala pesan CERDAS dapat disampaikan kepada msyarakat dan dirasakan oleh siswa-siswi yang sedang dalam masa pendidikan.