• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Guru dan Motivasi Guru

1. Tugas dan Kinerja Guru

dirinya, mengelola dirinya, mengendalikan darinya, dan menghargai serta mengembangkan dirinya. Tanggungjawab sosial diwujudkan melalui kompetensi guru dalam memahami dirinya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari lingkungan sosial serta memiliki kemampuan interaktif yang efektif. Tanggungjawab intelektual diwujudkan melalui penguasaan berbagai perangkat pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menunjang tugas-tugasnya. Tanggungjawab spiritual dan moral diwujudkan melalui penampilan guru sebagai makhluk beragama yang perilakunya senantiasa tidak menyimpang dari norma-norma agama dan moral.

1. Tugas dan Kinerja Guru

Secara profesional, guru mempunyai tugas-tugas tertentu. Di antara tugas-tugas guru yang dimaksudkan di sini, yaitu mendidik, mengajar, dan melatih peserta didik. Ketiga tugas guru yang disebutkan ini, ada pihak yang memandangnya sebagai tugas pokok (Danim, 2002: 15). Selanjutnya, mendidik sebagai tugas guru adalah mendidik. Tugas ini merupakan tugas guru yang amat luas dan sebagian dilakukan dalam bentuk mengajar, memberi dorongan, memuji, menghukum, memberi contoh, membiasakan dan sebagainya (Tafsir, 2003: 78). Dengan demikian, dapat dipahami bahwa guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, harus berusaha merujuk pada kegiatan pembinaan dan pengembangan apeksi peserta didik.

13

mencerdaskan pemikiran peserta didiknya saja, melainkan juga berupaya membentuk seluruh kepribadiannya, sehingga dapat menjadi manusia dewasa yang memiliki kemampuan menguasai ilmu pengetahuan dan mengembangkannya untuk kesejahteraan hidup umat manusia. Tugas guru dalam kegiatan mendidik ini kelihatannya berkonotasi sebagai suatu proses memanusiakan manusia agar mampu hidup secara mandiri dan dapat bertanggung jawab dalam seluruh lini kehidupan, sehingga tugas yang diembannya itu juga dapat dipahami berdimensi kemanusiaan dan kemasyarakatan.

Selain mendidik, tugas guru termasuk pula mengajar dan melatih peserta didik. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada peserta didik. Dalam kaitannya dengan mengajar, (Nasution, 2003: 36) memahaminya dalam arti menanamkan pengetahuan pada anak, menyampaikan kebudayaan kepadanya, dan sebagai suatu aktivitas dalam mengatur lingkungan dengan sebaik-baiknya, sehingga terjadi proses belajar. Melalui aktivitas yang disebut terakhir ini, mengajar mengandung arti membimbing aktivitas dan pengalaman anak serta membantu perkembangannya, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Selain tugas mengajar, guru juga bertugas untuk membuat persiapan mengajar, tugas mengevaluasi hasil belajar, dan selainnya yang selalu bertalian dengan pencapaian tujuan pengajaran.

14

Tugas guru dalam melatih peserta didik yang dalam hal ini guru bertindak sebagai pelatih (coaches) adalah merujuk pada pembinaan dan pengembangan keterampilan peserta didik. Guru sebagai pelatih, kelihatannya memberikan peluang yang sebesar-besarnya bagi peserta didik untuk mengembangkan cara-cara pembelajarannya sendiri. Semua tugas guru yang telah dibicarakan di atas, baik mendidik, mengajar, maupun melatih peserta didik, tentunya dapat berjalan lancar selama guru dapat berperan aktif dalam melaksanakan tugas-tugasnya ini, terutama tugasnya sebagai pendidik. Sekaitan dengan ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa tugas guru secara umum adalah mendidik, dan tugas guru secara khusus adalah mengajar dan melatih peserta didik. Keberhasilan guru sebagai pendidik dalam mengajar, dan keberhasilan peserta didik dalam belajar sangat dipengaruhi oleh guru itu sendiri. Oleh karena itu, tipologi guru sebagai pendidik yang meliputi syarat, sifat, dan tugasnya harus mendapat perhatian khusus dan istemewa dari guru dalam menjelaskan tugas keguruan yang merupakan pekerjaan dan profesinya.

Sejumlah upaya-upaya yang dilakukan oleh guru akan menentukan kinerjanya secara keseluruhan, dan selanjutnya akan berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik secara keseluruhan pula. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata kinerja diartikan sebagai sesuatu yang dicapai; pestasi yang diperhatikan; dan kemampuan kerja (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990: 45). Dari pengertian

15

tersebut dapat dipahami secara sederhana bahwa kinerja sama artinya dengan prestasi kerja. Hasibuan (2002: 154) menjelaskan bahwa kinerja atau prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas-tugasnya yang didasarkan atas kecakapan, usaha, dan kemampuan.

Pada dasarnya masalah kinerja telah diuraikan dalam Q. S. al-Ashr Ayat 1 - 3 berikut:



































Terjemahan : “Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran.” (Departemen Agama RI, 2008: 1099)

Dari uraian ayat tersebut di atas menjelaskan bahwa dalam pencapaian kinerja seseorang hanya dapat dicapai bila mampu memanfaatkan waktu/kesempatan yang sebaik-baiknya. Ini berarti bahwa penggunaan waktu yang tepat merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan, sehingga mendorong seseorang untuk memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya dalam melakukan pekerjaan dengan benar.

16

dilakukan dalam hidup di dunia ini, semuanya akan dimintai pertanggungjawaban di hari kemudian, sehingga mendorong setiap orang untuk berhati-hati dalam melaksanakan setiap pekerjaan. Selanjutnya Allah berfirman mengenai balasan yang akan diterima oleh orang yang berkerja sebagaimana dalam Q. S. al-Zalzalah Ayat 7-8 berikut:





























Terjemahan : “…Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasannya). Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasannya) pula.” (Departemen Agama RI, 2008: 1168)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa apapun yang dilakukan oleh seseorang meskipun kecil, namun tetap dihargai sebagai sebuah karya dan ia selalu merasa diawasi oleh Allah SWT., sehingga senantiasa memotifasi dirinya untuk berbuat yang terbaik terhadap suatu pekerjaan yang dilaksanakannya. Kaitannya dengan ini, dalam Q.S.al-Lail Ayat 4 - 7 Allah SWT. berfirman: 































Terjemahan : “Sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda, adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertaqwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya yang mudah”. (Departemen Agama RI, 2008: 973)

17

berbeda-beda, namun pada prinsipnya memiliki tujuan yang sama yaitu mendapatkan pahala yang baik dari sisi Tuhannya. Hal ini juga memberi keyakinan akan kemudahan pelaksanaan suatu tugas pekerjaan jika didasarkan pada keinginan untuk mendapatkan keridhaan Allah. Salah satu hal yang dapat memotivasi guru adalah keinginan mendapatkan pahala.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dipahami pula bahwa suatu pekerjaan yang dilakukan bukan semata-mata untuk kepentingan jangka pendek selama hidup di dunia, namun jauh lebih penting dari harapan yang besar adalah perolehan amal saleh di kemudian hari (akhirat). Komitmen tersebut senantiasa didasarkan pada firman Allah SWT. dalam Q.S.al-Ghāsiyah Ayat 8 - 9 berikut:















Terjemahan : “Banyak muka pada hari itu berseri-seri, mereka merasa senang karena usahanya” ”(Departemen Agama RI, 2008: 891)

Ayat tersebut di atas mengisyaratkan pentingnya setiap orang berlaku tekun dalam melaksanakan suatu pekerjaan dengan harapan untuk mendapatkan nilai pahala yang terbaik dari sisi Tuhannya, sehingga juga diharapkan senantiasa terdorong melakukan pekerjaan dengan baik dan berhasil guna.

Dalam kaitannya dengan upaya-upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik, maka sangat diharapkan seorang guru

18

selalu berusaha meningkatkan kinerjanya atau prestasi kerjanya. Hal ini harus dilakukan dengan sadar bahwa kelak semuanya akan berhasil sesuai dengan yang diharapkan jika semua yang dilakukan sesuai dengan ketentuan dan dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Guru harus menyadari bahwa setiap orang yang bekerja keras untuk meningkatkan prestasi kerjanya pasti akan memperoleh hasilnya, dan dia akan merasa puas dengan hasil tersebut. Maksudnya terciptanya prestasi belajar dan prilaku peserta didik yang baik dan dapat dibanggakan.

Prestasi belajar peserta didik tersebut dimaksudkan sebagai suatu kemampuan yang diperoleh setelah ia melakukan proses belajar baik dalam bidang studi tertentu maupun dalam suatu cakupan kurikulum sekolah dengan menggunakan tes standar sebagai alat ukur untuk mengetahui adanya perubahan dalam aspek kecakapan, tingkah laku, dan keterampilan. Prestasi yang dicapai oleh siswa bukan hanya ditinjau dari seberapa besar pengetahuan yang diperoleh, melainkan juga pada seberapa besar kemajuan siswa dalam sikapnya. Tanpa disadari bahwa kesuksesan seorang anak tidak hanya ditentukan oleh kecerdasannya saja, melainkan dengan cara bersikap dan bertingkah laku terhadap diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Seluruh aspek tersebut merupakan karakter yang perlu dibentuk dan dikembangkan oleh guru sebagai pendidik.

Dokumen terkait