• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA TEORI

B. Bimbingan dan Konseling

1. Pengertian Bimbingan

Menurut etimologis istilah bimbingan merupakan terjemahan dari kata “guidance” . kata guidance, merupakan kata dasar dari “guide” yang

20Djamhara , Op.Cit, h.32 21Ibid, h.36

memiliki beberapa arti diantaranya, menunjukan jalan, memimpin, memberikan petunjuk, mengatur, mengarahkan dan memberi nasihat.22

Pengertian bimbingan menurut smith yang penulis kutip dari buku Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling karya Prof. Dr. H. Prayitno, M.Sc.Ed dan Drs. Erman Amti adalah: “layanan yang diberikan kepada individu-individu guna membantu mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam membuat pilihan-pilihan, rencana-rencana dan interpretasi-intrepretasi yang diperlukan untuk menyesuaikan diri yang baik.”23

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pada prinsipnya bimbingan merupakan pemberian pertolongan atau bantuan. Bantuan itu merupakan hal yang pokok dalam bimbingan. Sekalipun bimbingan itu merupakan pertolongan namun tidak semua pertolongan dapat disebut sebagai bimbingan.24

2. Pengertian Konseling

Istilah konseling berasal dari kata “counseling” adalah kata dari “to counsel” secara etimologis berarti “to give advice” akan memberikan saran dan nasihat. Konseling juga memiliki arti memberikan nasihat atau memberi anjuran kepada orang lain secara tatap muka.25

Pengertian konseling menurut Rochman Natawidjaja yang penulis kutip dari buku pengantar pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah karya Drs. Dewa Ketut Sukardi, MBA., MM mendefinisikan bahwa: Konseling merupakan satu jenis layanan yang merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Konseling dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik anatara dua individu, di mana seorang konselor berusaha membantu yang lain atau klien untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri

22 Thohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h.16

23Prayitno dan Erma Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta,

2009), cet.ke-2, h.94

24Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling Studi dan Karier, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004),

h.6

25Syamsu Yusuf dan A.Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung : PT

dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang.26

3. Tujuan Bimbingan dan Konseling

Tujuan pemberian layanan bimbingan ialah agar individu antara lain adalah: a. Dapat merencanakan kegiatan penyelesaian studi

b. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin

c. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya

d. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkusngan kerja.27

4. Fungsi Bimbingan dan Konseling a. Fungsi Pemahaman

Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya dan lingkungan. Dan diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.

b. Fungsi Fasilitasi

Fasilitasi ini memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras, dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.

c. Fungsi Penyesuain

Fungsi penyesuaian yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dan lingkungan secara dinamis dan konstruktif

d. Fungsi Penyaluran

26Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah,

(Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.38 27 Yusuf dan Nurihsan, op.cit, h.13

Fungsi penyaluran yaitu bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan ekstrakulikuler, jurusan, atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian, dan ciri-ciri kepribadian lainnya. e. Fungsi Adaptasi

Fungsi adaptasi yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala sekolah dan staf, konselor dan tutor untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat kemampuan, dan kebutuhan konseli.

f. Fungsi Pencegahan

Fungsi pencegahan atau preventif yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli.28

g. Fungsi Perbaikan

Fungsi perbaikan yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan, dan bertindak.

h. Fungsi Penyembuhan

Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek sosial-pribadi, belajar, dan karir.

i. Fungsi Pemeliharaan

Fungsi pemeliharaan yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercapai dalam dirinya. j. Fungsi Pengembangan

Fungsi pengembangan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa

28Sutirna, Bimbingan dan Konseling Pendidikan Formal dan Non Formal dan Informal,

berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli.29

5. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling a. Prinsip-prinsip Umum

1) Karena bimbingan itu berhubungan dengan sikap dan tingkah laku individu, perlulah diingat bahwa sikap dan tingkah laku individu itu terbentuk dari segala aspek kepribadian yang unik dan ruwet.

2) Perlu dikenal dan dipahami perbedaan individual daripada individu-individu yang dibimbing, ialah memberikan bimbingan yang tepat sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh individu yang bersangkutan. 3) Bimbingan harus berpusat pada individu yang dibimbing.

4) Masalah yang tidak diselesaikan di sekolah harus diserahkan kepada individu atau lembaga yang mampu berwenang melakukannya.

5) Bimbingan harus dengan identifikasi kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang dibimbing.

6) Bimbingan harus fleksibel sesuai dengan kebutuhan individu dan masyarakat.

7) Program bimbingan harus sesuai dengan program pendidikan di sekolah yang bersangkutan.

8) Pelaksanaan program pendidikan dipimpin oleh seorang petugas yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan sanggup bekerja sa,a dengan para pembantunya serta dapat dan bersedia mempergunakan sumber-sumber yang berguna di luar sekolah.

9) Terhadap program bimbingan harus senantiasa diadakan penilaian teratur untuk mengetahui sampai di mana hasil dan manfaat yang diperoleh serta penyesuaian antara pelaksanaan dan rencana yang dirumuskan terdahulu.30

29Fenti Hikmawati, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), cet.1 h.16

30Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah,

b. Prinsip-prinsip Khusus

1) Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan, yaitu:

a) Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, agama, dan status sosial ekonomi.

b) Bimbingan dan konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan dinamis.

c) Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan berbagai aspek perkembangan individu.

d) Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama kepada perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya. 2) Prinsip –prinsip yang berkenaan dengan permasalahan individual,

yaitu:

a) Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental atau fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, sekolah serta kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan, dan sebaliknya pengaruh lingkungan dan terhadap kondisi mental dan fisik individu.

b) Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya masalah individu dan kesemuanya menjaga perhatian utama pelayanan bimbingan dan konseling.31

3) Prinsip –prinsip yang berkenaan dengan program layanan, yaitu: a) Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari

pendidikan dan pengembangan individu karena itu program bimbingan harus disesuaikan dan dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan peserta didik.

b) Program bimbingan dan konseling harus fleksibel, disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi lembaga. c) Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan

dari jenjang pendidikan yang terendah sampai yang tertinggi.

d) Terhadap isi dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling perlu adanya penilaian yang teratur dan terarah.32

4) Prinsip –prinsip yang berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan, yaitu: a) Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahan.

b) Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan kehendak dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan individu itu sendiri, bukan karena kemauan atas desakan dari pembimbing atau pihak lain.

c) Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.

d) Kerja sama antara pembimbing, guru dan orang tua, amat menentukan hasil pelayanan bimbingan.

e) Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlihat dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu sendiri.33

6. Asas Bimbingan dan Konseling a. Asas Kerahasiaan

Segala sesuatu yang dibicarakan klien kepada konselor tidak boleh disampaikan kepada orang lain, atau lebih-lebih hal atau keterangan yang tidak boleh atau tidak layak diketahui orang lain. Asas kerahasian ini merupakan asas kunci dalam usaha bimbingan konseling. Jika asas ini dilaksanakan, maka penyelenggara atau pemberi bimbingan akan mendapat kepercayaan dari semua pihak.34

32Prayitno, Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Jakarta:

Rineka Cipta, 2001), cet.1 h.70

33Hallen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), cet.3 h.61

Asas kerahasiaan sangat sesuai dengan ajaran islam dalam Islam sangat dilarang seseorang menceritakan aib atau keburukan orang lain bahkan islam mengancam bagi rang-orang yang suka membuka aib saudaranya diibaratkan seperti memakan bangkai daging saudaranya sendiri. (an-Nur: 24)35

b. Asas Kesukarelaan

Klien diharapkan secara suka dan rela tanpa ragu-ragu ataupun merasa terpaksa, menyampaikan masalah yang dihadapinya,serta mengungkapkan segenap fakta, data, dan seluk-beluk berkenaan masalahnya itu kepada konselor.

c. Asas Keterbukaan

Keterbukaan ini bukan hanya sekedar bersedia menerima saran-saran dari luar, malahan lebih dari itu, diharapkan masing-masing pihak yang bersangkutan bersedia membuka diri untuk kepentingan pemecahan masalah.

d. Asas Kekinian

Masalah individu yang ditanggulangi ialah masalah yang sedang dirasakan bukan masalah yang sudah lampau, dan juga bukan masalah yang akan dialami yang akan datang.

e. Asas Kemandirian

Asas ini bertujuan untuk menjadikan si terbimbing dapat berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain atau pada konselor.

f. Asas Kegiatan.

Konselor hendaklah membangkitkan semangat klien sehingga ia mampu dan mau melaksanankan kegiatan yang diperlukan dalam penyelasaian masalah yang menjadi pokok pembicaraan dalam konseling.

g. Asas Keterpaduan

Untuk terselenggaranya asas keterpaduan, konselor perlu memiliki wawasan yang luas tenang perkembangan klien dan aspek-aspek

lingkungan klien, serta berbagai sumber yang dapat diaktifkan untuk menangani masalah klien.36

h. Asas Keahlian

Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan pekerjaan profesional yang diselenggarakan oleh tenaga-tenaga ahli yang khusus dididik untuk pekerjaan tersebut. Dengan perkataan lain, pelayanan bimbingan dan konseling harus dilakukan oleh orang yang memiliki keahlian.37

i. Asas Kedinamisan

Arah layanan bimbingan dan konseling yaitu terwujudnya perubahan dalam diri klien, yaitu perubahan sikap tingkah laku ke arah yang lebih baik.

j. Asas Ahli Tangan

Bila ditemukan masalah-masalah klien di luar bidang keahliannya, maka konselor hendaknya segera mengalihtangankan kepada ahli lain. k. Asas Tut Wuri Handayani

Dalam pemecahan masalah, konselor jangan dijadikan alat oleh klientetapi klien sendirilah yang membuat keputusan. Konselor sewaktu-waktu siap membantunya bila dalam pelaksanaannya, klien mengalami masalah atau benturan-benturan lagi.38

7. Layanan Bimbingan dan Konseling

a. Orientasi, yaitu layanan yang membantu siswa untuk memahami lingkungan baru, untuk mempermudah serta memperlancar peserta didik dilingkungan baru

b. Informasi, yaitu layanan yang membantu siswa menerima dan memahami berbagai informasi.

c. Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu siswa memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat didalam kelas maupun luar kelas.

36Prayitno dan Amti, Op.Cit, h. 118 37Tohirin, Op.Cit, h.93

d. Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu siswa menguasai konten tertentu terutama kompetensi atau kebiasaan yang bergunaa di sekolah, keluarga dan masyarakat.

e. Konseling Perseorangan, yaitu layanan yang membantu siswa dalam menyelesaikan masalah pribadinya

f. Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu siswa dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar dan lain-lain.

g. Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu siswa dalam pembahasan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok h. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu siswa dalam memperoleh

wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani masalah atau kondisi siswa.

i. Mediasi, yaitu layanan yang membantu siswa menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan antara siswa. 39

Dokumen terkait