• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan Dai Dalam Berdakwah

BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG DAI

B. Tujuan Dai Dalam Berdakwah

Dai sebagai komunikator sudah barang tentu usahanya tidak hanya terbatas pada usaha menyampaikan pesan (statement of fact)semata-mata, tetapi dai harus juga concern terhadap kelanjutan efek komunikasinya terhadap komunikan, apakah pesan-pesan dakwah tersebut sudah cukup membangkitkan rangsangan/dorongan bagi komunikan tertentu sesuai dengan apa yang di harapkan, ataukah komunikan tetap pasif (mendengar tapi tidak mau melaksanakan) atau bahkan menolak serta antipati dan apatis terhadap pesan tersebut12. Komunitas dai yang memiliki Visi Etis, Profektif, dan Transformatif dan syarat dengan muatan dinamik, dihadapkan kepada pemikiran-pemikiran yang solutif terhadap permasalahan realitas umat yang beragama termasuk di dalamnya bagaimana materi dakwah yang di sampaikan maupun mengambil posisi sebagai stimulator yang dapat memotivasir menuju tingkah laku atau sikap yang sesuai dengan pesan-pesan dakwah.

Di dalam Al-Qur‟ān surah al-Ahzāb, {33}:70.



















Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar.

Allah SWT berfirman memberikan perintah kepada hamba-hamba-Nya yang beriman untuk bertakwa dan beribada kepada-Nya, suatu ibadah yang seakan dia melihat-Nya serta mengatakan )ا ذْيِذَس لا ْوَق( “perkataan yang benar.”

Yaitu yang lurus, tidak bengkok dan tidak menyimpang. Allah menjajikan mereka, jika mereka melakukan demikian, Allah akan membalas mereka dengan di perbaikinya amal-amal mereka, yaitu dengan di berinya taufiq

12Munzier Suparta, dan Harjani Hefni, Metode Dakwah (Jakarta: Prenada Media, 2003), cet. 1, h. 161.

untuk beramal shalih, diampuni dosa-dosanya yang lalu, serta apa yang akan terjadi pada mereka di masa yang akan datang.13

Perlbagai pesona dai saja tidak cukup untuk mengantarkan pada peluang keberhasilan dakwah, manakala apa yang di sampaikan oleh dai tidak dengan perkataan yang benar sesuai dengan ajaran Islam. selain itu juga, keberhasilan dakwah harus di barengi keahlian dalam mengemas pesan dakwah menjadi menarik dan dapat di pahami oleh mad‟u. Lebih tepatnya dai selaku komunikator harus mampu melogikakan pesan dakwah dengan bahasa yang mudah di pahami sehingga mempunyai daya panggil yang sangat berwibawa terhadap seseorang.14

Tujuan dai dalam berdakwah demikian nampak sesuai dengan definisi komunikasi persuasif, yakni perubahan situasi orang lain. Perubahan di maksud bukan hanya sekedar perubahan yang bersifat sementara melaikan perubahan yang mendasar berdasarkan kesadaran dan keyakinan. Sebagaimana di ketahui bahwa komunikasi persuasif adalah proses komunikasi untuk mempengaruhi pendapat, sikap dan tindakan orang dengan menggunakan manipulasi psikologis sehingga orang tersebut bertindak seperti atas kehendaknya sendiri15.

Tujuan dakwah adalah suatu faktor yang menjadi pedoman arah proses yang dikendalikan secara sistematis dan konsisten, kemudian dalam kegiatan dakwah selalu terjadi interaksi antara dai dan mad‟u yang akan membawa perubahan sikap sesuai dengan tujuan dakwah yang mencapai kebahagian dunia dan akhirat.

13Abdullāh bin Muhammad bin Abdurrahmān bin Ishāq Al-Syeikh, Lubābut Tafsīr Min Ibni Katsīr, di terjemahkan oleh M. Abdul Ghofar, dan Abu Ihsan Al-Atsari, Tafsir Ibnu Katsi (Bogor: Pustaka Imam Syafi‟i, 2004), Jilid. 6, Cet. 1, h. 542-543.

14Munzier Suparta, dan Harjani Hefni, Metode Dakwah (Jakarta: Prenada Media, 2003), cet. 1, h. 162.

15Jepph A. Devito, Human Communication: The Basic Course (New York: Harper Collins Publisher Fifth Edition, 1991), h. 5.

Dalam hal ini tujuan dakwah Asmuni Syukir membagi tujuan dakwah kedalam dua bagian yaitu tujuan umum dan tujuan khusus16 :

1. Tujuan Umum (mayor objektive)

Tujuan umum dakwah adalah mengajak umat manusia meliputi orang mukmin maupun orang kafir atau musyrik kepada jalan yang benar dan diridhoi Allah SWT. Agar mau menerima agama Islam dan mengamalkannya dalam dataran kenyataan kehidupan sehari-hari, baik yang bersangkutan dengan masalah pribadi, maupun sosial kemasyarakatan agar mendapat kehidupan di dunia dan di akhirat.

2. Tujuan Khusus (minor objektive)

Tujuan khusus dakwah merupakan perumusan tujuan sebagai perincian dari tujuan umum dakwah. Tujuan ini di maksudkan agar dalam pelaksanaan aktifitas dakwah dapat di ketahui arahnya secara jelas, maupun jenis kegiatan apa yang hendak dikerjakan, kepada siapa dakwah dan media apa yang dipergunakan agar tidak terjadi miss komunikasi antara pelaksanaan dakwah dengan audience (penerima dakwah) yang hanya disebabkan karena masih umumnya tujuan yang hendak di capai.

Olehnya itu tujuan umum masih perlu di terjemahkan atau di klasifikasi lagi menjadi tujuan khusus, sehingga lebih memperjelas maksud kandungan tujuan khusus tersebut adalah:

a. Mengajak umat manusia yang sudah memeluk agama Islam untuk selalu meningkatkan taqwanya kepada Allah SWT.

16Asmuni Syukir, Dasar-Dasae Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h. 51

b. Membina mental agama Islam bagi mereka yang masih mengkhawatirkan tentang keIslaman dan keimanannya (orang mukallaf), seperti yang terdapat dalam Q.S al-Baqarah, {2}:286.

c. Mengajar dan mendidik anak agar tidak menyimpang dari fitrahnya.17 Tujuan ini di dasarkan pada Al-Qur‟ān surat ar-Rūm, {30}:30.



Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

Allah SAW berfirman, maka perkokohlah padanganmu dan istiqamahlah di atas agama yang di syari‟atkan Allah kepadamu, berupa kesucian inilah Ibrāhīm AS yang Allah bimbing kamu kepadanya dan di sempurnakan Allah agama itu untukmu dengan sangat sempurna. Di samping itu hendaknya engkau konsekuen terhadap fitrah lurusmu yang di fitrahkan Allah atas makhluk-Nya.18 Karena Allah SWT telah memfitrahkan makhluknya untuk mengenal dan mengesakan-Nya yang tidak ada Ilah (yang haq) selain-Nya, sebagaimana penjelasan yang lalu dalam firman-Nya.19

17Gafi Ashari, Pemahaman dan Pengalaman Dakwah (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993), h. 87.

18Abdullāh bin Muhammad bin Abdurrahmān bin Ishāq Al-Syeikh, Lubābut Tafsīr Min Ibni Katsīr, di terjemahkan oleh M. Abdul Ghofar, dan Abu Ihsan Al-Atsari, Tafsir Ibnu Katsir (Bogor: Pustaka Imam Syafi‟i, 2004), Jilid. 6, Cet. 1, h. 371.

19

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap ruh mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau

Sebagian Ulama berpendapat mengenai Firman Allah ta‟la ِالل ِقْه َخِن َمْيَذْبَت َلا“tidak ada perubahan pada fitrah Allah”, bahwa “kalimat itu menjadi kabar pada kalimat sebenarnya. Maknanya bahwa Allah SWT menyamakan seluruh makhluk-Nya dengan fitrah dalam tabi‟at yang lurus, di mana tidak ada satupun yang lahir kecuali berada dalam kondisi demikian serta tidak ada tingkat perbedaan manusia dalam masalah tersebut”.20

Dengan lahirnya manusia dalam keadaan yang fitrah sebagaimana firman Allah SWT terangkan sebelumnya, oleh karena itu penyampaian pesan dakwah dengan metode mengajar dan mendidik yang di gunakan oleh para Dai itu bertujuan untuk mengambalikan fitrah manusia yang telah rusak, sehingga mengubah fitrah manusia yang telah rusak itu kembali ke jalan yang benar (yang hak) berdasarkan fitrahnya yang Allah SWT berikan.

Pada dasarnya dakwah di maksudkan untuk kesejahteraan dan kebahagiaan bagi umat manusia baik dalam kehidupan mereka di dunia maupun di akhirat.

Adapun yang di maksud dengan tujuan dakwah, M.Syafaat Habib merinci sebagai berikut :

a. Membentuk masyarakat yang konstruktif.

b. Mengadakan koreksi terhadap situasi atau tindakan yang menyimpang dari ajaran agama.

c. Menembus hati nurani seseorang sebagai sarana untuk membentuk mayarakat yang di ridhai Allah SWT.

Tuhan Kami), kami bersaksi. (Kami lakukan yang demikian itu) agar dihari Kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini.

20Abdullāh bin Muhammad bin Abdurrahmān bin Ishāq Al-Syeikh, Lubābut Tafsīr Min Ibni Katsīr, di terjemahkan oleh M. Abdul Ghofar, dan Abu Ihsan Al-Atsari, Tafsir Ibnu Katsi (Bogor: Pustaka Imam Syafi‟i, 2004), Jilid. 6, Cet. 1, h. 372.

d. Menjauhkan manusia dari segala bentuk frustasi, kejahilan, dan kekatan fikiran21.

Di samping itu, tujuan dai dalam berdakwah itu adalah mendapat kebaikan dunia dan akhirat serta bebas dari azab neraka. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Baqarah, {2}:202.



















Mereka itulah orang-orang yang mendapatkan bagian dari apa yang mereka usahakan dan Allah sangat cepat perhitungannya.

Dan jika di lihat dari sasaran aktivitasnya, tujuan dakwah dapat di klasifikasi menjadi:

a. Mengajak orang yang belum masuk Islam untuk menerima Islam, hal ini dapat di pahami dalam firman Allah SWT.

b. Amar ma‟rūf, perbaikan dan pembangunan masyarakat. amr ma‟rūf di sini, di artikan sebagai usaha dorongan dan mengeratkan umat manusia agar menerima dan melaksanakan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

c. Nahi Munkar, muatan dakwah yang berarti usaha dorongan dan menggerakan umat manusia untuk menolak dan meninggalkan hal-hal yang munkar22.

Meskipun definisi tentang tujuan dakwah bervariasi, namun pada hakekatnya tujuan dawkah Islam merupakan aktualisasi imani di manifestasikan dalam suatu kegiatan sistem manusia beriman, dalam bidang kemasyarakatan yang di

21M. Syafaat Habib, Pedoman Dakwah (Jakarta: Wijaya, 1982), h. 130.

22Muhammad Munir & Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah (Jakarta: Prenada Media, 2006), h. 88-89.

laksanakan secara teratur, untuk mempengaruhi cara merasa, berpikir bersikap dan bertindak manusia pada dataran kenyataan individual serta kultural dalam rangka kehidupan manusia, dengan menggunakan cara tertentu. Dengan demikian, dari semua tujuan-tujuan tersebut di atas, merupakan penunjang dari pada tujuan akhir aktifitas dakwah. Tujuan akhir ini aktifitas dakwah adalah terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteran manusia lahir dan batin di dunia dan di akhirat nanti.

Dokumen terkait