• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUJUAN KHUSUS

Dalam dokumen KERANGKA ACUAN KEGIATAN FULL.docx (Halaman 38-42)

PUSKESMAS BANYUANYAR 2016

B. TUJUAN KHUSUS

Tujuan khusus audit maternal-perinatal adalah:

1. Menerapkan pembahasan analitik mengenai kasus kebidanan dan perinatal secara teratur dan berkesinambungan, yang dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, RS pemerintah/swasta dan puskesmas, rumah bersalin, bidan praktek swasta (BPS) di wilayah kabupaten/kota dan lintas batas kabupaten/kota/provinsi

2. Menentukan intervensi dan pembinaan untuk masing-masing pihak yang diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah yang ditemukan dalam pembahasan kasus

3. Mengembangkan mekanisme koordinasi antara dinas kesehatan kabupaten/kota, RS pemerintah dan swasta, puskesmas, rumah bersalin dan BPS dalam perencanaan, pelaksaan, pemantauan dan evaluasi terhadap intervensi yang disepakati

III. TATA NILAI PROGRAM

Tata nilai yang diterapkan pada pelayanan KIA / KB adalah TERPADU a. Tanggungjawab

b. Efektif dan Efisien c. Ramah dan Responsif d. Profesional

e. Aman dan akuntabel f. Disiplin

g. Ulet dan Ulung

IV.TATA HUBUNGAN KERJA

1. Penanggung jawab kepala PUSKESMAS

Mempunyai tugas untuk melakukan koordinasi dengan tim mutu untuk melaksanankan kegiatan sesuai dengan Program kegiatan KIA mulai dari perencanaan, pelaksanaan serta pengawasan/ monev kegiatan

2. Pelaksana Kebidanan : 2.1. Bidan Koordinator

Mempunyai tugas untuk koordinasi tentang pencatatan, pelaporan serta evaluasi kegiatan AMP

2.2. Bidan pembina desa

Sebagai pelaksana kegiatan KIA didesa binaan LINTAS SEKTORAL

1. Dinas Kesehatan Kabupaten sebagai pengelola progam terkait

2. Rumah Sakit : Dokter spesialis kebidanan, dokter ahli anak, dan dokter ahli lain diRS yang menangani kasus yang di AMP

3. Pihak lain yang terkait (Bidan Praktek mandiri sebagai pelaksana kebidanan dilapangan)

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Langkah-langkah dan kegiatan audit AMP ditingkat kabupaten/kota sebagai berikut :

1. Pembentukan tim AMP

2. Penyebarluasan informasi dan petunjuk teknis pelaksanaan AMP 3. Menyusun rencana kegiatan (POA) AMP

4. Orientasi pengelola program KIA dalam pelaksanaan AMP 5. Pelaksanaan kegiatan AMP

6. Penyusunan rencana tindak lanjut terhadap temuan dari kegiatan audit maternal oleh dinas kesehatan kabupaten/kota bekerjasama dengan RS 7. Pemantauan dan evaluasi

Rincian kegiatan AMP yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Tingkat kabupaten /kota

a. Menyampaikan informasi dan menyamakan presepsi dengan pihak terkait mengenai pengertian dan pelaksanaan AMP dikabupaten/kota

b. Menyusun tim AMP dikabupaten atau kota ,yang susunannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat.

c. Melaksanakan AMP secara berkala dan melibatkan:

1) Para kepala puskesmas dan pelaksana pelayanan KIA dipuskesmas dan jajarannya

2) Dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan serta dokter spesialis anak dokter ahli lain RS kabupaten/kota

3) Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dan staf pengelola program terkait

4) Pihak lain yang terkait ,sesuai kebutuhan misalnya bidan praktik swasta petugas rekam medik RS kabupaten/kota dan lain-lain.

e. Melaksanakan kegiatan tindak lanjut yang telah disepakati dalam pertemuan tim AMP

f. Melakukan pemantauan dan evaluasi kegiatan audit serta tindak lanjutnya ,dan melaporkan hasil kegiatan ke dinas kesehatan propinsi untuk memohon dukungan

g. Memanfaatkan hasil kegiatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan pengelolaan program KIA,secara berkelanjutan

2. Tingkat puskesmas

a. Menyampaikan informasi kepada staf puskesmas terkait mengenai upaya peningkatan kualitas pelayanan KIA melalui kegiatan AMP

b. Melakukan pencatatan atas kasus kesakitan dan kematian ibu serta perinatal dan penanganan atau rujukan nya ,untuk kemudian dilaporkan kedinas kesehatan kabupaten kota

c. Mengikuti pertemuan AMP dikabupaten/kota

d. Melakukan pelacakan sebab kematian ibu/perinatal (otopsi verbal ) selambat-lambatnya 7 hari setelah menerima laporan. Informasi ini harus dilaporkan ke dinas kesehatan kabupaten/kota selambat-lambatnya dalam waktu 1 bulan . temuan otopsi verbal dibicarakan dalam pertemuan audit dikabupaten /kota .

e. Mengikuti/melaksanakan kegiatan peningkatan kualitas pelayanan KIA,sebagai tindak lanjut dari kegiatan audit

f. Membahas kasus pertemuan AMP di kabupaten/kota

g. Membahas hasil tindak lanjut AMP non medis dengan lintas sektor terkait. 3. Tingkat propinsi

a. Menyebarluaskan pedoman teknis AMP kepada seluruh kabupaten/kota b. Menyamakan kerangka pikir dan menyusun rencana kegiatan

pengembangan kendali mutu pelayanan KIA melalui AMP bersama kabupaten/kota yang akan difasilitasi secara intensif.

c. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dikabupaten/kota d. Memberikan dukungan teknis dan manajerial kepada kabupaten/kota

sesuai kebutuhan

e. Merintis kerjasama dengan sektor lain untuk kelancaran pelaksanaan tindak lanjut temuan dari kegiatan audit yang berkaitan dengan sektor diluar kesehatan

f. Memfasilitasi kegiatan AMP lintas batas kabupaten/kota/propinsi

Melakukan fasilitasi pelaksanaan AMP ,sebagai salah satu bentuk upaya peningkatan mutu pelayanan KIA diwilayah kabupaten/kota serta peningkatan kesinambungan pelayanan KIA ditingkat dasar dan tingkat rujukan primer.

5 METODA

Metoda pelaksanaan AMP sebagai berikut

1. Penyelenggaran pertemuan dilakukan teratur sesuai kebutuhan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota bersama dengan RS kabupaten/kota ,berlangsung sekitar 2 jam.

2. Kasus yang dibahas dapat berasal dari RS kabupaten/kota atau puskesmas .Semua kasus ibu/perinatal yang meninggal dirumah sakit kabupaten/kota /puskesmas hendak nya di audit,demikian pula kasus kesakitan yang menarik dan dapat diambil pelajaran darinya

3. Audit yang dilaksanakan lebih bersifat mengkaji riwayat penanganan kasus sejak dari :

a. Timbulnya gejala pertama dan penanganan oleh keluarga /tenaga kesehatan dirumah

b. Proses rujukan yang terjadi

c. Siapa saja yang memberikan pertolongan dan apa saja yang telah dilakukan

d. Sampai kemudian meninggal dan dapat dipertahankan hidup. Dari pengkajian tersebut diperoleh indikasi dimana letak kesalahan/kelemahan dalam penanganan kasus. Hal ini memberi gambaran kepada pengelola program KIA dalam menentukan apa yang perlu dilakukan untuk mencegah kesakitan/kematianibu/perinatal yang tidak perlu terjadi.

e. Pertemuan ini bersifat pertemuan menyelesaikan masalah dan tidk bertujuan menyalahkan ,atau memberi sanksi,salah satu pihak

f. Dalam tiap pertemuan dibuat daftar hadir ,notulen hasil pertemuan dan rencana tindak lanjut ,yang akan disampaikan dan dibahas dalam pertemuan tim AMP yang akan datang

g. RS kabupaten /kota/puskesmas membuat laporan bulanan kasus ibu dan perinatal kedinas kesehatan kabupaten/kota ,dengan memakai format yang disepakati

Dalam dokumen KERANGKA ACUAN KEGIATAN FULL.docx (Halaman 38-42)

Dokumen terkait