• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUJUAN DAN MANFAAT 1 Tujuan

Dalam dokumen Bunga Rampai Penginderaan Jauh Indonesia 2012 (Halaman 135-142)

Peranan Teknologi Penginderaan Jauh bagi Penangkapan Ikan di Indonesia

2. TUJUAN DAN MANFAAT 1 Tujuan

Tersedianya Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan untuk wilayah perairan nasional, pelabuhan, dan pesisir yang dapat diakses dengan mudah dan dimanfaatkan oleh nelayan untuk melaksanakan kegiatan penangkapan ikan yang lebih efektif dan efisien.

2.2 Manfaat

Membantu meningkatkan hasil tangkapan para nelayan dan membuat kegiatan penangkapan ikan menjadi lebih efektif dan efisien.

3. METODE

3.1 Metode Penentuan Daerah Potensi Ikan

Daerah prakiraan potensi ikan ditentukan berdasarkan parameter suhu permukaan laut, klorofil-a, dan tinggi muka airlaut. Lebih jelas mengenai parameter yang digunakan, dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Parameter yang Digunakan

Parameter Data Sumber

Suhu permukaan laut Citra Aqua MODIS Level 2 dan 3 Oceancolor Konsentrasi klorofil-a Citra Aqua MODIS Level 2 dan 3 Oceancolor

Tinggi muka airlaut Jason/TOPEX CCAR

Sumber: Jatisworo, 2010 3.1.1. Suhu Permukaan Laut

Kondisi suhu air laut akan mempengaruhi metabolisme dan perilaku ikan. Suhu yang terlalu ekstrim baik dingin maupun panas akan membuat ikan bergerak secara dinamis di tempat-tempat yang cocok dengan kondisi tubuhnya. Suhu air laut juga sangat berpengaruh pada siklus rantai makanan yang terdapat di laut.

3.1.2. Konsentrasi Klorofil-a

Konsentrasi klorofil-a di perairan laut dapat menjadi indikator bagi keberadaan ikan-ikan pelagis. Hal ini terkait dengan siklus rantai makanan dimana klorofil-a dianggap sebagai produsen. Kandungan klorofil-a dapat digunakan sebagai ukuran banyaknya fitoplankton pada suatu perairan tertentu dan dapat digunakan sebagai petunjuk produktivitas perairan.

3.1.3. Tinggi Muka Air Laut

Data tinggi muka air laut digabungkan dengan data suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil-a untuk mendapatkan daerah front, di mana pada daerah front merupakan daerah lautan dengan pertemuan massa air yang berbeda dan dapat menjadi perangkap ikan karena daerah ini memiliki pergerakan air yang sangat cepat dan ombak yang besar.

Selain ketiga data utama di atas, dalam PPDPI juga memuat informasi arah dan kecepatan angin di permukaan laut serta tinggi gelombang laut. Informasi ini berfungsi sebagai panduan keselamatan bagi para nelayan.

Gambar 1. Proses Pengolahan PPDPI (Jatisworo, 2010)

Upwelling diidentifikasi melalui interpretasi data suhu permukaan laut dengan asumsi upwelling ditandai dengan adanya daerah perairan dengan suhu rendah yang dikelilingi suhu lebih tinggi di sekitarnya (Robinson, 2010). Daerah front diperoleh melalui interpretasi data tinggi muka air laut dengan asumsi daerah front berasosiasi dengan arus yang kuat dan perbedaan tinggi muka laut (Jatisworo, 2010). Kedua parameter tersebut kemudian di-overlay dengan data konsentrasi klorofil-a, dengan asumsi tingkat konsentrasi klorofil-a yang mendukung adanya ikan adalah 0,2 – 1 mg/m3. Jika di suatu daerah terbentuk

upwelling dan front tanpa ada konsentrasi klorofil-a, maka daerah tersebut

diperkirakan bukan daerah potensi ikan. Jika di suatu daerah terbentuk upwelling atau front dengan adanya konsentrasi klorofil-a, maka daerah tersebut diperkirakan daerah potensi ikan. Jika di suatu daerah terbentuk upwelling dan

front serta ada konsentrasi klorofil-a, maka daerah tersebut diperkirakan daerah

tangkapan ikan. Lebih rinci mengenai metode penentuan daerah tangkapan ikan, dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Metode Penentuan Daerah Tangkapan Ikan

Perkiraan Upwelling Front Konsentrasi Klorofil-a (0,2 – 1 mg/m3)

Daerah Tangkapan Ikan v v v

Daerah Potensi Ikan v x v

Daerah Potensi Ikan x v v

Bukan Daerah Potensi Ikan v v x

Bukan Daerah Potensi Ikan v x x

Bukan Daerah Potensi Ikan x v x

Data gelombang dan angin dari BMKG digunakan untuk menampilkan informasi arah dan kecepatan angin serta tinggi gelombang laut yang dimaksudkan sebagai panduan keselamatan bagi nelayan. Data respon balik dikirimkan setiap bulannya dari pihak pelabuhan yang menerima PPDPI digunakan untuk lebih meningkatkan akurasi penentuan daerah tangkapan ikan.

3.2 Metode Distribusi PPDPI

Ketiga jenis PPDPI yang dihasilkan BPOL dapat diakses melalui website di http://www.bpol.litbang.kkp.go.id. Selain itu, media surat elektronik dan pengiriman faksimili juga digunakan untuk pendistribusian PPDPI. Saat ini, bekerjasama dengan Pusdatin, BPOL sedang mengembangkan distribusi PPDPI melalui media layanan pesan singkat, sehingga mudah diakses kapan saja oleh para nelayan.

4. HASIL DAN DISKUSI

Balai Penelitian dan Observasi Laut menghasilkan Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan yang meliput seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ada 3 jenis peta yang dihasilkan, yakni PPDPI Nasional, Laut Sawu, dan Pelabuhan Perikanan (http://www.bpol.litbang.kkp.go.id/peta-pdpi, akses 26 Juli 2012).

Periode penerbitan PPDPI Nasional adalah tiga kali dalam seminggu, yakni setiap Senin, Rabu, dan Jum’at. PPDPI Nasional meliput wilayah-wilayah yang pembagiannya berdasarkan pulau-pulau besar di Indonesia, yakni Sumatera; Sulawesi; Maluku dan Papua; Kalimantan; dan Jawa, Bali, Nusa Tenggara.

Gambar 2. Liputan Wilayah PDPPI Nasional (http://www.bpol.litbang.kkp.go.id, akses 2 Juni 2012)

Untuk jenis PPDPI Pelabuhan Perikanan, wilayah yang diliput adalah PPN Kejawanan, PPN Pemangkat, PPN Pengambengan dan PPP Muncar, PPN Ternate dan Bitung, PPS Belawan, PPS Cilacap, PPN Ambon, PPN Pelabuhan Ratu, PPN Sungai Liat, PPP Tamperan (Pacitan), serta wilayah perairan Bali Utara dan Bali Timur. Sedangkan dalam rangka mendukung kegiatan IPTEKMAS pada Juni 2009, BPOL mulai menerbitkan PPDPI untuk wilayah perairan Laut Sawu. PPDPI Pelabuhan Perikanan dan Laut Sawu diterbitkan setiap hari, kecuali Sabtu dan Minggu.

Semua jenis PPDPI yang dihasilkan BPOL dapat diakses melalui website http://www.bpol.litbang.kkp.go.id. Pengiriman melalui faksimili dan surat elektronik dapat dilakukan jika ada permintaan khusus, baik dari instansi maupun perusahaan penangkapan ikan dan nelayan, kepada BPOL. Akses informasi melalui layanan pesan singkat sedang dalam tahap pengembangan oleh BPOL dan Pusdatin, namun untuk saat ini dapat digunakan dengan cara ketik IKAN dan kirim ke nomor 0878 8632 0200. Informasi yang diterima melalui layanan pesan singkat adalah informasi daerah potensi ikan dari PPDPI Nasional.

Manfaat langsung PPDPI telah dapat dirasakan oleh nelayan yang menggunakan. Cerita sukses mengenai pemanfaatan PPDPI dapat dilihat pada pemaparan yang diakses dari website BPOL berikut ini:

Cerita sukses pemanfaatan Peta Potensi Daerah Penangkapan Ikan (PPDPI) kembali terdengar santer dari Kabupaten Indramayu. Sebelumnya pemanfaatan PPDPI mengantarkan Bapak Haji Cartisa menjadi pengusaha penangkapan ikan yang sangat mapan dengan armada kapal berjumlah lebih dari 30 unit dengan kapasitas masing-masing kapal lebih dari 30 GT. Kini PPDPI kembali mengulang suksesnya mengantarkan seorang nelayan menjadi pengusaha yang berkembang pesat. Adalah bapak Rusmadi, seorang nelayan yang pada dua tahun

belakangan mengalami perkembangan sangat pesat. Berawal dari ketertarikannya terhadap kesuksesan Haji Cartisa, Rusmadi yang saat itu hanya memiliki kapal kecil dengan kapasitas dibawah 30 GT berusaha mencari tahu rahasia dibalik usaha Haji Cartisa. Hal inilah yang mengantarkan Rusmadi untuk mengikuti langkah dan teknik penangkapan ikan memanfaatkan PPDPI yang diproduksi dan dikembangkan oleh Balai Penelitian dan Observasi Laut.

Rusmadi sangat meyakini akurasi PPDPI yang dikirimkan oleh BPOL dua kali seminggu melalui internet, dan kemudian didistribusikan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Indramayu melalui SMS Center. Dengan masa hari layar kapal ± 45 hari dalam sekali trip, maka informasi PPDPI menjadi sangat berharga bagi para punggawa kapal yang sedang di tengah laut. Dengan panduan lokasi daerah potensial penangkapan ikan tersebut, maka biaya operasional kapal dan waktu tempuh menuju lokasi penangkapan menjadi sangat efektif dan efisien. Kondisi inilah yang oleh Rusmadi diyakini menjadi musim panen ikan sepanjang tahun tanpa ada musim paceklik. Dengan omzet perolehan ikan yang tidak kurang dari 200 juta rupiah setiap mendarat, maka usaha penangkapan ikan Rusmadi meningkat pesat, sehingga saat ini sudah bisa menambah 1 unit kapal tangkap. Bisa dibayangkan berapa penghasilan bersih Rusmadi jika biaya operasional sekali layar adalah 45 juta.

Rusmadi menuturkan bahwa dengan kondisi usahanya yang demikian menjanjikan, maka dirinya berani berharap banyak untuk bisa memberikan pendidikan yang lebih baik kepada anaknya sampai memperoleh jenjang pendidikan yang tinggi. Rusmadi juga sudah merencanakan untuk menunaikan ibadah Haji sebagai kewajiban dan ungkapan rasa sukur atas rejeki yang diterimanya.

Sebagai informasi, operasional PPDPI di Kabupaten Indramayu sudah berjalan dengan cukup sistematis. Distribusi PPDPI dilakukan dengan berbagai cara yang memudahkan nelayan untuk mendapatkan lokasi potensial penangkapan ikan dengan tepat waktu. Setiap harinya seorang operator akan mengunduh informasi PPDPI dari website BPOL di http://www.bpol.litbang.kkp.go.id kemudian memasukan tabel lokasi potensial tersebut ke SMS center. Informasi selanjutnya akan disebarkan melalui SMS secara otomatis kepada pengguna yang telah terdaftar. Sebagai pendukung, informasi juga ditampilkan sebagai running text melalui papan pengumuman yang dipasang di tempat tempat strategis baik di halaman kantor dinas maupun di pelabuhan-pelabuhan perikanan.

Secara swadaya kelompok nelayan rutin mengadakan pertemuan untuk membahas dan mengkomunikasikan pemanfaatan PPDPI kepada kelompoknya maupun kepada kelompok lain. Pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu pun turut mendukung dengan mengadakan talkshow di sebuah stasiun radio untuk mengabarkan kesuksesan penggunaan PPDPI tersebut.

Pihak Dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten Indramayu menyampaikan agar program PPDPI ini bisa terus berjalan dan berkembang sehingga memberikan manfaat yang lebih banyak kepada masyarakat. Disampaikan juga agar Kementerian Kelautan dan Perikanan bisa memberikan dukungan yang lebih banyak terhadap operasionalnya.

Gambar 3. Running-text Informasi Daerah Penangkapan Ikan di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu (foto oleh Denny Wijaya Kusuma)

Cerita sukses ini telah sampai ke Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif Cicip Sutardjo. Pada 25 Februari 2012 di Pelabuhan Pendaratan Ikan Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, beliau meresmikan SMS Centre Informasi Daerah Penangkapan Ikan (IDPI). Informasi pada IDPI adalah informasi PPDPI yang dikembangkan dan didistribusikan oleh BPOL serta diinformasikan sebanyak tiga kali dalam seminggu.

Berikut alur distribusi PPDPI di Indramayu (http://www.bpol.litbang.kkp.go.id, akses 26 Juli 2012, dengan perubahan) :

- Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu mengunduh PPDPI melalui website BPOL;

- Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu memiliki Laboratorium IDPI (Informasi Daerah Penangkapan Ikan), dengan operator khusus yang akan mendistribusikan Informasi PPDPI tersebut kepada nelayan;

- Operator IDPI bertugas menkonversi posisi lintang dan bujur lokasi potensi ikan dari PPDPI;

- Lokasi potensi ikan tersebut kemudian dikirimkan operator melalui SMS Center dan running-text IDPI.

Sebagai validasi hasil prakiraan daerah potensi ikan, BPOL meminta kepada beberapa pelabuhan perikanan untuk mengirimkan data respon balik. Data yang diminta adalah data hasil tangkapan nelayan berbasis koordinat lintang dan bujur. Diharapkan dengan adanya data respon balik, BPOL dapat meningkatkan validasi PPDPI di masa mendatang.

Gambar 4. Contoh Tabel Respon Balik Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan (Tim Penyusun, 2010)

Dalam dokumen Bunga Rampai Penginderaan Jauh Indonesia 2012 (Halaman 135-142)