• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI KAJIAN TEORI

KONSEP MANUSIA DAN IMPLEMENTASINYA PADA PERUMUSAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM

C. Tujuan Pendidikan Islam

Karena pendidikan adalah suatu proses, maka proses tersebut akan berakhir pada tercapainya tujuan akhir pendidikan. Suatu tujuan yang hendak dicapai oleh pendidikan pada hakikatnya adalah suatu perwujudan dari nilai-nilai ideal yang terbentuk dalam pribadi manusia yang diinginkan.

Ibnu Khaldun sebagaimana dikutip dalam undang-undang Republik

Indonesia nomor 20 mengatakan: “Sesungguhnya tujuan pendidikan

yang bersumber dari al Qur‟an adalah untuk mencapai tujuan akhlak karimah melalui jalan agama yang diturunkan untuk mendidik jiwa manusia serta menegakan akhlak yang membangkitkan kepada perbuatan yang baik.”19

Tujuan pendidikan Islam secara umum menurut beberapa pakar pendidikan adalah sebagai berikut :

Athiyah Al Abrasy sebagaimana dikutip oleh Hasan Langgulung menyimpulkan tujuan umum pendidikan Islam menjadi lima yaitu :

1. Untuk pembentukan akhlak yang mulia. Kaum muslimin dari

dahulu kala sampai sekarang setuju bahwa pendidikan akhlak adalah inti pendidikan Islam, dan bahwa mencapai akhlak yang sempurna adalah tujuan pendidikan yang sebenarnya.

2. Persiapan untuk kehidupan dunia dan kehidupan akhirat.

Pendidikan Islam bukan hanya menitik beratkan pada keagamaan

saja, atau pada keduniaan saja, tetapi pada kedua – duanya.

3. Persiapan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan segi manfaat,

atau yang lebih dikenal sekarang ini dengan nama tujuan – tujuan

vokasional dan profesional.

4. Menumbuhkan semangat ilmiah pada pelajar dan memuaskan

keinginan tahu (curiosity) dan memungkinkan ia mengkaji ilmu

demi ilmu itu sendiri.

5. Menyiapkan pelajar dari segi professional, teknikal dan

pertukangan supaya dapat menguasai profesi tertentu, dan keterampilan pekerjaan tertentu agar ia dapat mencari rezeki dalam

hidup disamping memelihara segi kerohanian dan keagamaan. 20

19

Departemen Dalam Negeri, Undang – undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta : PT. Kloang Klede Putra Timur, 2003), h. 10 dan 17

20

Hasan Langgulung, Manusia & Pendidikan; Suatu Analisa Psikologis, Filsafat, dan pendidikan, (Jakarta: PT. Pusaka Al HusnaBaru, 2004), h. 51

22

Menurut Abdul Fatah Jalal sebagaimana dikutip oleh Hasan

Langgulung, tujuan umum pendidikan Islam ialah “Terwujudnya

manusia sebagai hamba Allah”. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah

menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah. Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup menusia itu menurut Allah ialah beribadah kepada Allah. Seperti dalam surat Adzariyat ayat 56 :

“ Dan Aku tidak menciptakan Jin dan Manusia kecuali supaya

mereka beribadah kepada-Ku”.

Menurut Quraish Shihab dalam kitab Tafsir Al-Mishbah mengatakan

bahwa Hakikat ibadah adalah “Menempatka diri seseorang dalam

kedudukan kerendahan dan ketundukan serta mengarahkannya kearah

maqam Tuhannya”. Dan tentu saja anda telah memahami apa yang

dimaksud dengan tujuan oleh ulama ini, yakni bertujuan member

kesempurnaan bagi pencipta, bukan bagi sang pencipta.21

Jadi ibadah itu manfaatnya tidak hanya untuk Tuhannya melainkan untuk diri sendiri seperti perintahnya untuk beribadah, ibadah itu bisa didapat melalui pendidikan dan dengan pendidikan manusia akan menjadi manusia yang bermartabat dan itulah yang membedakan manusia dengan hewan, hewan adalah makhluk Allah yang beribadah tetapi tidak berpendidikan, sedangkan manuisa mencakup keduanya.

Jalal menyatakan bahwa “Sebagian orang mengira ibadah itu

terbatas pada menunaikan shalat, shaum pada bulan Ramadhan,

mengeluarkan zakat, ibadah Haji, serta mengucapkan syahadat”. Tetapi

sebenarnya ibadah itu mencakup semua amal, pikiran, dan perasaan

21

yang dihadapkan (atau disandarkan) kepada Allah. Aspek ibadah merupakan kewajiban orang islam untuk mempelajarinya agar ia dapat

mengamalkannya dengan cara yang benar.22

Dari beberapa pernyataan tersebut di atas, penulis berkesimpulan

bahwa tujuan umum pendidikan Islam adalah “Mengadakan perubahan –

perubahan manusia dengan mengembangkan potensi – potensi yang di

anugrahkan oleh Allah swt. Supaya manusia mencapai tujuan

kekhalifahannya dimuka bumi ini”.

Pendidikan Islam juga memiliki tujuan khusus. Tujuan khusus pendidikan Islam dalam penumbuhan semangat agama dan akhlak adalah:

1. Memperkenalkan kepada generasi muda akan akidah Islam, dasar–

dasarnya, asal usul ibadat, dari cara – cara melaksanakannya dengan

betul, dengan membiasakan mereka berhati – hati mematuhi akidah

– akidah agama den menjalankan dan menghormati syiar – syiar

agama.

2. Menumbuhkan kesadaran yang betul pada diri pelajar terhadap

agama termasuk prinsip–prinsip dan dasar–dasar akhlak yang mulia.

3. Menanamkan keimanan kepada Allah pencipta alam, dan kepada

malaikat, rasul–rasul, kitab–kitab dan hari akhir berdasar pada

kesadaran dan perasaan.

4. Membersihkan hati mereka dari rasa dengki, hasud, iri hati, benci,

kekasaran, perpecahan dan perselisihan.

Tujuan khusus ini yang dapat saya simpulkan semua yang kita lakukan di dunia ini didasarkan dengan ibadah kepada Allah serta menamkan dasar agama yang mendalam pada diri manusia (peserta didik) sehingga tertanam akhlak yang mulia dan beranfaat utnuk dunia dan akhirat.

22

24

Ibnu Khaldun sebagaimana dikuti oleh Hasan Langgulung yaitu Ibnu Khaldun seorang pemikir terakihr dari zama keemasan generasi Islam yang banyak menulis mengenai pendidikan, menyebutkan tujuan khusus pendidikan Islam sebagai berikut;

1. Mempersiapkan seseorang dari segi keagamaan yaitu

mengajarkannya syiar–syiar agama menurut al Qur‟an dan as Sunna,

sebab dengan jalan itu potensi iman itu diperkuat, sebagaimana

halnya dengan poteni – potensi lain yang jika telah mendarah daging

maka itu seakan akan menjadi fitrah. 2. Menyiapkan seseorang dari segi akhlak.

3. Menyiapkan seseorang dari segi kemasyarakatan atau sosial.

4. Menyiapkan seseorang dari segi vokasional atau pekerjaan. Dikatakannya bahwa mencari dan menegakan hidupnya mencari pekerjaan, sebagaimana ditegaskannya pentingnya pekerjaan sepanjang amal manusia, sedang pengajaran atau pendidikan

dianggapnya termasuk diantara keterampilan – keterampilan itu.

5. Menyiapkan seseorang dari segi pemikiran, sebab dengan pemikiranlah seseorang itu dapat memegang berbagai pekerjaan dan pertukangan tertentu.

6. Menyiapkan seseorang dari segi kesenian, disini termasuklah musik,

syiar, khat, seni bina, dan lain – lain.23

Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa tujuan akhir

dari pendidikan Islam adalah “Mengembangkan empat aspek potensi

manusia yakni fitrah, roh, kemauan yang bebas dan akal, supaya dapat menempati kedudukan sebagai kholifah Allah dimuka bumi ini, manusia memakmurkan alam semesta melalui ketaatan dan penghambaannya

kepada Allah SWT”.

Sedangkan tujuan umum dalam pendidikan Islam menurut Ali Khalil

Abu al-Aynaim adalah “Membentuk pribadi yang beribadah kepada

23

Hasan Langgulung, Manusia & Pendidikan; Suatu Analisa Psikologis, Filsafat, dan pendidikan, (Jakarta: PT. Pusaka Al HusnaBaru, 2004), h. 55 - 56

Allah. Sifat tujuan umum ini tetap, berlaku di sepanjang tempat, waktu dan keadaan. Sedangkan tujuan khusus pendidikan Islam di tetepkan berdasarkan keadaan tempat dengan mempertimbangkan keadaan

geografi, ekonomi, dan lain–lain yang ada di tempat itu. Tujuan khusus

ini dapat di rumuskan berdasarkan ijtihad para ahli di tempat itu”.24

pendapat ini ada dua unsur kontan dan unsur fleksibelitas dalam tujuan pendidikan Islam. Pada tujuan pendidikan Islam yang bersifat umum terkandung unsur konstan, tetap berlaku sepanjangn zaman, tempat, dan keadaan, tidak akan mengalami perubahan serta pergantian sepanjang zaman. Sedangkan pada tujuan pendidikan Islam yang bersifat khusus terkandung unsur fleksibelitas. Tujuan khusus ini dapat dirumuskan sesuai dengan keadaan zaman, tempat dan waktu namun tetap tidak bertentangan dengan tujuan yang lebih tinggi yaitu tujuan akhir atau tujuan umum.

Uraian mengenai tujuan pendidikan Islam tersebut memperlihatkan dengan jelas keterlibatan fungsional mengenai gambaran ideal dari manusia yang ingin di bentuk oleh kegiatan pendidikan. Perumusan pendidikan Islam itu pada hakikatnya adalah pekerjaan para filosof di bidang pendidikan yang merupakan rumusan filosof tentang manusia yang ideal dengan berdasarkan pada ajaran Islam sebagai sumber acuan

utamanya yaitu al-Qur‟an dan al-Hadits.25

Perlu diingat bahwa pengalaman nyata orang tua sebagai pendidik

akan membawanya kepada kesadaran akan nilai – nilai budi pekerti

luhur lainnya yang lebih relavan untuk perkembangan anak. Dengan demikian faktor eksperimentasi (percobaan) yang disertai dengan niat yang tulus dan kejujuran ketika memandang suatu masalah dikatakan

sangat penting dalam usaha menemukan dan mengembangkan agenda –

agenda pendidikan keagamaan untuk perbaikan moral anak dalam rumah tangga maupun bermasyarakat. Hal itu tidak lain adalah demi

24

Ali Khalil Abu al-Ainain, Falsafah al-Tarbiyah al-Islamiyah fi Qur‟an al-Karim, (Mesir: Dar al-Fikr al-„Arabiyah, 1980), h. 153-217

25

26

terciptanya tujuan pendidikan Islam baik secara umum maupun secara khusus.

Menurut pandangan Islam manusia itu satu hakikat tetapi mempunyai tiga dimensi wujud, yaitu; wujud jasmani (fisik), wujud

hewani, dan wujud insani.26 Dari sisi sebagai jasmani manusia

mempunyai rupa dan susunan khusus yang dengannya manusia dapat tumbuh dan berketurunan. Oleh karena itu, pendidikan berpengaruh terhadap kondisi fisik anak, dan tentunya hal ini harus mendapat perhatian dari para pendidik. Para pendidik harus memperhatikan perkembangan fisik anak, dan harus berusaha mendidik mereka menjadi individu yang sehat, kuat dan seimbang.

Sementara itu Zakiah Derajat mengatakan bahwa tujuan pendidikan

Islam adalah “Menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya sendiri

dan masyarakatnya serta senang dan gemar mengamalkan dan mengajarkan ajaran Islam dalam berhubungan dengan Allah dan dengan sesamanya”.27

Rumusan tujuan pendidikan yang bersifat universal dapat dirujuk pada hasil kongres sedunia tentang pendidikan Islam sebagai berikut. Education should aim at the balanced growth of total personality of man trough the training of man‟s spirit, intellect the rational self, felling and bodly sanse, educational should therefore cater for the growth of man in all its aspects, spiritual, intellectual, imaginative, physical, scientific, linguistic, both individual and collectively, and , motivate all these aspects towrd,goodness and attainment of perfaction. The ultimate aim of education lies in the realization of complete submission to Allah on

the level individual, the community and humanity at large. 28

26

Ibrahim Amini, Asupan Ilahi, h.98

27

Zakiyah Derajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara 1992) h. 30

28

M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam: Suatu Tinjauan Teoritis Dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta: Bina Aksara, 1991) h. 40

Pendapat tersebut diatas menunjukan bahwa pendidikan harus di tunjukan untuk menciptakan keseimbangan pertumbuhan kepribadian manusia secara menyeluruh, dengan cara melatih jiwa, akal, pikiran, perasaan, dan fisik manuisa.dengan demikian, pendidikan harus mengupayakan tumbuhnya seluruh potensi manusia, baik yang bersifat spiritual, intelektual daya khayal, fisik, ilmu pengetahuan, maupun bahasa, baik secara perorangan maupun kelompok, dan mendorong tumbuhnya seluruh aspek tersebut agar mencapai kebaikan dan kesempurnaan. Tujuan akhir pendidikan terletak pada terlaksananya pengabdian yang penuh kepada Allah, baik pada tingkat perseorangan, kelompok maupun kemanusiaan dalam arti yang seluas-luasnya.

Tujuan pendidikan Islam yang bersifat universal ini dirumuskan dari berbagai pendapat para pakar pendidikan, seperti Al-Attas, Athiyah al-Abrasi, Munir Mursi, Ahmad D. Marimba.

Al-Attas misalnya, menghendaki tujuan pendidikan Islam yaitu

“Manuisa yang baik”, sedangkan Athiyah al-Abrasyi menghendaki

tujuan akhir pendidikan Islam yaitu “Manusia yang berakhlak mulia”,29

Munir Mursih menghendaki tujuan pendidikan Islam yaitu “Manusia

sempurna”,30 Ahmad D Marimba berpendapat bahwa tujuan pendidikan

Islam adalah “Terbentuknya orang yang berkepribadian muslim”. 31

Tujuan pendidikan yang universal tersebut memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:32

Pertama, mengandung prinsip universal (syumuliah) antara aspek

akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah, keseimbangan dan

kesederhanaan (tawazun dan iqtisyadiyah) antara aspek pribadi,

29

Muhammad Athiyah al-Abrasy, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam. (terj). Bustami A. Gani dan Djohar Bahry (Jakarta: Bulan bintang, 1974), h. 15

30

Muhammad Munir Mursi, at-Tarbiyah al-Islamiyah Usuluha wa Tatawwuruha fi Bilad al-Arabiyah, (Qahhirah: Alam al-Kutub, 1997), h. 18

31

Ahmad D Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma‟rif,

1989), h. 39

32

Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana Prenada Group, 2012), h . 63

28

komunitas dan kebudayaan, kejelasan (tabayyun), terhadap aspek

kejiwaan manusia (qalb, akal, dan hawa nafsu)dan hokum setiap

masalah kesesuaian atau tidak bertentangan antara berbagai unsur dan cara pelaksanaannya, realism dan dapat dilaksanakan, tidak berlebih-lebihan, praktis, realistic, sesuai dengan fitrah dan kondisi sosioekonomi, sosiopolitik, dan sosiokultural yang ada sesuai dengan perubahanyang diinginkan, baik pada aspek rohaniah dan nafsaniyah, serta perubahan kondisi psikologis, sosiologis, pengetahuan, konsep pikiran, kemahiran, nilai-nilai, sikap perserta didik untuk mencapai dinamisasi kesempurnaan kependidikan, menjaga perbedaan individu, secara prinsip, dinamis dalam menerima perubahan dan perkembangan yang terjadi pada pelaku pendidikan serta lingkungan dimana

pendidikan itu dilaksanakan. Kedua, mengandung keinginan untuk

mewujudkan manusia yang sempurna, (insane Kamil) yang di dalamnya

memiliki wawasan kafah agar mampu menjelaskan tugas-tugas kehambaan, kekhalifaan, dan pewaris Nabi.

Tujuan pendidikan Islam Murtadha Muthahhari terdapat pada tujuan

pendidikam Islam yang universal. Yang mana didalam bukunya

Murthadha Muthahhari, Manusia Sempurna, menjelaskan “Pengenalan

manusia sempurna ini tidak hanya berguna secara teoritis”. Pengetahuan

ini juga harus kita gunakan untuk mengikuti jalan Islam guna menjadi Muslim yang sebenarnya dan menjadikan masyarakat sungguh-sungguh

Islami. Dengan begitu, jalan tersebut menjadi terang dan hasilnya jelas.33

Dokumen terkait