• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Deskripsi Data Responden

3. Uji Asumsi Klasik a) Uji Multikolinearitas

Multicollinearity adalah situasi dimana terdapat korelasi variabel-variabel bebas di antara satu dengan yang lainnya (Bawono, 2006:115). Dalam penelitian ini, teknik uji multikolinearitas yang digunakan adalah metode VIF (Varian Inflation Factor) dan nilai Tolerance. Kedua nilai VIF dan

Tolerance ini, nilainya berlawanan, kalau tolerancenya besar maka VIF nya kecil dan sebaliknya. Nilai VIF tidak boleh lebih besar dari 5 (lima), jika lebih maka bisa dikatakan ada gejala Multicollinearity, dan sebaliknya jika nilai VIF lebih kecil dari 5 maka tidak ada gejala Multicollinearity. Demikian juga dengan nilai Tolerance nya berarti sebaliknya.

Tabel 4.12

Hasil Uji Multikolinieritas Metode VIF Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std.

Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) -4,399 1,876

-2,345 ,022

JUMLAH_X1 ,427 ,081 ,406 5,301 ,000 ,489 2,046 JUMLAH_X2 ,713 ,100 ,545 7,117 ,000 ,489 2,046 a. Dependent Variable: JUMLAH_Y

81

Sumber: Data primer yang diolah, 2016

Dari tabel Coefficient pada kolom Collinearity Statistics, dapat terlihat nilai tolerance dan VIF, di tabel tampak bahwa semua variabel lolos dari gejala multikolinieritas karena nilai VIF nya lebih kecil dari 5.

b) Uji Heteroskendastisitas

Uji heteroskendastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan nilai varian residual dengan varian setiap variabel independen (Bawono, 2006: 136). Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk uji heteroskedastisitas adalah metode white test. Uji ini dilakukan dengan meregresi residual kuadrat (Ui2) dengan

variabel bebas dan perkalian variabel bebas. Apabila χ2

hitung

< χ2

tabel, maka hipotesis adanya heteroskendastisitas dalam model ditolak (Bawono, 2006: 145).

Tabel 4.13

Uji Heteroskendastisitas

S

sumber: Data primer yang diolah, 2016

Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,295a ,087 ,025 1,82755 a. Predictors: (Constant), JML_X1.X2, JUMLAH_X2, JUMLAH_X1, JML_X1.2, JML__X2.2

82

Nilai R2 sebesar 0,087, maka dapat diketahui besarnya

χ2

hitung yaitu 0,087 * 80 = 6,96. Dengan tingkat signifikan

5% dan df: 78 maka χ2 tabel =99,6169. Karena χ2 hitung < χ2

tabel, maka gejala penyakit heteroskendastisitas dalam model persamaan tidak ada.

c) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah variabel independen dan variabel dependen dalam model regresi memiliki distribusi normal atau tidak (Bawono, 2006: 174). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisa grafik yaitu dengan cara melihat histogram yang membandingkan data observasi dengan distribusi yang mendekati normal dan normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data yang sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari data distribusi normal. Jika distribusi normal maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mendekati garis normal. Berikut gambar grafik histogram dan normal probability plot:

83

Gambar : 4.2 Output Viewer Regression Standarized Residual Sumber: Data primer yang diolah, 2016

Dalam grafik histogram di atas, di gambarkan perbandingan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal, sehingga disimpulkan model regresi memenuhi asumsi normalitas.

84

Gambar 4.3: Grafik Normal Plot

Sumber: Data primer yang diolah, 2016

Grafik normal plot di atas menggambarkan perbandingan antara distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari data distribusi normal. Titik-titik yang tersebar pada grafik normal di atas menyebar disekitar garis diagonal mengikuti arah garis diagonal tersebut, sehingga bisa disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan memenuhi asumsi normalitas.

Hasil uji normalitas diatas di dukung oleh uji normalitas Kolmogrov-Smirnov Test. Uji Kolmogrov-Smirnov Test bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel residu memiliki distribusi normal atau tidak. Data distribusi normal, jika nilai sig (signifikansi) > 0,05. Data

85

distribusi tidak normal, jika nilai sig. (signifikansi) < 0,05 (Adran, 2015). Hasil uji Kolmogrov-Smirnov Test sebagai berikut:

Tabel 4.14

Hasil Uji Kolmogrov Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz ed Residual

N 80

Normal Parametersa,b Mean ,0000000 Std. Deviation 1,19282228 Most Extreme Differences Absolute ,075 Positive ,062 Negative -,075 Kolmogorov-Smirnov Z ,667

Asymp. Sig. (2-tailed) ,765 a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Data primer yang diolah, 2016

Tabel 4.14 di atas diketahui bahwa nilai kolmogrov-smirnov (K-S) sebesar 0,667 dan asymp. sig. (2-tailed) sebesar 0,765 > 0,05, yang berarti nilai residual berdistribusi normal atau memenuhi asumsi normalitas.

d) Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk menguji apakah spesifikasi model yang digunakan sudah tepat atau lebih baik dalam spesifikasi model bentuk lain (Bawono, 2006: 179). Dalam pengujian ini, peneliti menggunakan uji lagrange multiplier untuk mendapatkan nilai X2 hitung, kemudian

86

membandingkannya dengan nilai X2 tabel. Berikut merupakan tabel hasil perkalian jumlah data dengan R2:

Tabel 4.15 Hasil Uji Linearitas Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,007a ,000 -,026 1,20818553 a. Predictors: (Constant), JML__X2.2, JML_X1.2

Sumber: Data primer yang diolah, 2016

Pengujian linearitas menggunakan uji langrange multiplier ditujukan untuk mencari perbandingan χ2

hitung dan

χ2

tabel, yang mana:

χ2

hitung = n * R2 = 80 * 0,000 = 0

Dengan tingkat signifikan 5% dan df: 78 maka χ2

tabel

=99,6169. Dengan demikian dapat diketahui bahwa nilai χ2

hitung < χ2

tabel yaitu 0 < 99,6169, sehingga dapat disimpulkan bahwa spesifikasi model persamaan regresi linier adalah benar.

4. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis regresi yang dilakukan dalam penelitian ini, diketahui bahwa persepsi dan sikap secara parsial dan simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah di LKMS Karisma Magelang.

Penjelasan mengenai pengujian hipotesis akan diuraikan sebagai berikut:

87

a. Pengaruh persepsi (X1) terhadap keputusan nasabah (Y)

Hasil uji linier berganda menunjukkan besaran koefisien regresi variabel persepsi bertanda positif, artinya persepsi (X1) berbanding lurus atau searah terhadap keputusan nasabah dan hasil uji statistik ttest (uji parsial) menunjukkan nilai signifikansi persepsi sebesar 0,000 < 0,05, artinya persepsi berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah di LKMS Karisma. Sehingga hipotesis pertama (H1) yang menyatakan persepsi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah di BMT Karisma diterima.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Hamidi (2000) melakukan penelitian mengenai persepsi dan sikap masyarakat santri Jawa Timur terhadap Bank Syariah, hasil penelitian tersebut adalah 10,2% responden menyatakan bahwa bank syariah sama saja dengan bank konvensional. 16,5% responden menyatakan bagi hasil sama saja dengan bunga. Karenanya masyarakat berpersepsi faktor pertimbangan keagamaan bukanlah menjadi faktor penting dalam mempengaruhi kecenderungan.

b. Pengaruh sikap (X2) terhadap keputusan nasabah (Y)

Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan besaran koefisien regresi variabel sikap bertanda positif, artinya sikap berbanding lurus atau searah terhadap keputusan nasabah dan hasil uji statistik ttest (uji parsial) menunjukkan nilai signifikansi sikap sebesar 0,000 < 0,05, artinya sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

88

nasabah di LKMS Karisma. Sehingga hipotesis kedua (H2) yang menyatakan sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah diterima.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Adawiyah (2010) tentang pertimbangan, pengetahuan, dan sikap konsumen individu terhadap bank syariah, di Universitas Jendral Sudirman, Purworejo, menyatakan bahwa kriteria seleksi, pengetahuan dan sikap konsumen terhadap bank syariah, disimpulkan bahwa ada tujuh faktor yang menjadi kriteria seleksi konsumen terhadap bank syariah di Purwokerto antara lain: faktor persepsi, faktor proses, faktor bukti fisik, faktor harga, faktor orang, faktor sosial, dan faktor lokasi. Faktor yang paling dominan dipertimbangkan konsumen dalam memilih bank syariah adalah faktor persepsi dengan variance sebesar 32,056%.

c. Pengaruh persepsi (X1) dan sikap (X2) secara bersama-sama mempengaruhi keputusan nasabah (Y)

Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan besaran koefisien regresi variabel persepsi dan sikap bertanda positif, artinya persepsi dan sikap berbanding lurus atau searah terhadap keputusan nasabah dan hasil uji statistik secara simultan (Ftest) menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0,000 < 0,05, sehingga hipotesis ketiga (H3) menyatakan bahwa variabel independen (X) secara bersama-sama (simultan)

89

berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen (Y) dapat diterima.

Kesimpulannya, terjadi perubahan nilai pada setiap variabel secara sendiri-sendiri. Bahwa indikator-indikator dari variabel independen mampu mempengaruhi keputusan nasabah di LKMS Karisma Magelang.

Tabel 4.16 Hasil Uji Hipotesis

No. Hipotesis Kesimpulan

1. Persepsi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah di LKMS Karisma Magelang

Diterima

2. Sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah di LKMS Karisma Magelang

Diterima

3. Persepsi dan Sikap secara bersama-sama (Simultan) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah di LKMS Karisma Magelang

Diterima

90 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Persepsi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah BMT Karisma sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa persepsi nasabah terhadap LKMS Karisma akan menambah keputusan nasabah., sehingga H1 diterima.

2. Sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah BMT Karisma sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin baik sikap pelayanan yang diberikan LKMS Karisma kepada nasabah, maka akan semakin meningkatkan keputusan nasabahnya, sehingga H2 diterima.

3. Persepsi dan sikap terhadap keputusan nasabah secara bersama-sama (simultan) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah dengan nilai sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin baik persepsi nasabah dan sikap pelayanan baik LKMS Karisma maka akan menambah keputusan nasabah dalam menggunkan pembiayaan LKMS Karisma Magelang, sehingga H3 diterima.

91 B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, maka untuk meningkatkan keputusan nasabah LKMS Karisma Magelang dimasa yang akan datang diajukan saran-saran sebagai berikut:

1. BMT Karisma Magelang lebih ditingkatkan lagi dan dipertahankan

Dokumen terkait