• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian

C. Analisis dan Pembahasan 1. Uji Validitas dan Reliabilitas 1.Uji Validitas dan Reliabilitas

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan uji prasyarat dalam penggunaan analisis regresi linier. Uji ini antara lain uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, uji normalitas dan uji autokorelasi. Tapi karena penelitian ini menggunakan data primer maka tidak digunakan uji autokorelasi, karena biasanya uji ini digunakan untuk menguji data time series. Jika model pada penelitian ini terkena gejala asumsi klasik, seperti

78 data pada penelitian ini tidak terdistribusi normal, terjadi multikolinieritas, dan terkena gejala heteroskedastisitas, maka hasil analisis regresi dan pengujian seperti pada uji t dan uji F menjadi tidak valid atau bias.

Pembahasan masing-masing hasil uji asumsi klasik akan disajikan sebagai berikut:

a. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen, atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak (Umar, 2010:77). Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal, Sunjoyo, dkk (2013:59). Cara lain untuk menguji normalitas data adalah dengan uji normalitas dengan Shapiro-Wilk.

Gambar 4.1

79 Variable: Keinginan Mengkonsumsi (Y)

Berdasarkan gambar 4.1 diatas dapat disimpulkam bahwa dari grafik P-P plot tersebut terlihat bahwa penyebaran titik atau data menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebarannya tidak terlalu jauh atau melebar. Maka dapat dikatakan bahwa data pada penelitian ini memiliki penyebaran dan terdistribusi normal. Dimana dari grafik ini menunjukkan bahwa model regresi sesuai asumsi normalitas, dan dengan normalnya data pada penelitian ini maka penelitian ini dapat digunakan dan diteruskan.Untuk menegaskan hasil uji normalitas di atas maka peneliti melakukan uji normalitas dengan Shapiro-Wilk Test dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.17

80

Tests of Normality

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig.

Unstandardized Residual .978 70 .256

Sumber: data diolah dengan SPSS 23.0, 2016

Berdasarkan uji normalitas dengan Shapiro-Wilk Test diperoleh nilai Shapiro-Wilk adalah sebesar 0,256 yang dimana lebih besar dari (>) 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui apakah pada model regresi ditemukan adanya hubungan korelasi antar variabel independen atau tidak. Jika terjadi korelasi, maka terdapat masalah multikolinieritas yang harus diatasi (Umar, 2011: 177).

Hasil uji multikolinieritas diketahui dari nilai Tolerance dan VIF yang terdapat pada tabel coefficients. Menurut Ghazali (2010) dalam Priyatno (2013: 56), apabila nilai VIF kurang dari 10 dan Tolerance lebih dari 0,1 maka dinyatakan tidak terjadi multikolinieritas.

Hasil uji multikolinieritas dalam penelitian ini disajikan dalam tabel berikut :

81

Tabel 4.18 Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 3.383 1.002 3.377 .001 NORMA SUBJEKTIF .337 .085 .417 3.967 .000 .436 2.294 SIKAP .475 .104 .546 4.553 .000 .334 2.997 RELIGIUSITAS -.102 .100 -.161 -1.013 .315 .190 5.265 HARGA .134 .063 .198 2.130 .037 .555 1.802 LABEL HALAL -.016 .091 -.021 -.173 .864 .339 2.951

a. Dependent Variable: KEINGINAN MENGKONSUMSI

Sumber : data diolah dengan SPSS 23.0, 2016

Dari tabel output di atas, dapat diketahui bahwa nilai VIF kurang dari 10 dan Tolerance lebih dari 0,1 untuk kelima variabel, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi masalah multikolinieritas.

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

82 pengamatan kepengamatan lainnya.Jika varian residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut Homoskesdasitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas (Ghozali, 2007:105).

Gambar 4.2

Grafik Scatterplot Hasil Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan gambar 4.2, grafik scatterplot menunjukkan bahwa data atau titik-titik menyebar secara acak serta tidak membentuk pola yang jelas, yang tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

Sesuai dengan pernyataan Ghozali (2011:139), bahwa jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), dan jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik yang menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk

83 menegaskan hasil uji heteroskedastisitas di atas maka peneliti melakukan uji heteroskedastisitas dengan metode glejser dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.19 Hasil Uji Glejser

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 6.701E-16 1.002 .000 1.000 NORMA SUBJEKTIF .000 .085 .000 .000 1.000 SIKAP .000 .104 .000 .000 1.000 RELIGIUSITAS .000 .100 .000 .000 1.000 HARGA .000 .063 .000 .000 1.000 LABEL HALAL .000 .091 .000 .000 1.000

Sumber : data diolah dengan SPSS 23.0, 2016

Berdasarkan pada tabel 4.19 output menunjukan bahwa nilai signifikansi (sig) variable-variabel tersebut tidak kurang dari 0,05, itu membuktikan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas pada data yang digunakan pada penelitian ini.

84 a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Uji koefisien determinasi (R²) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependennya yang dilihat melalui R square. Untuk mengetahui besarnya angka Adjusted R Square dapat dilihat dari tabel 4.20 dibawah:

Tabel 4.20

Hasil Uji Adjusted R Square

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .832a .692 .668 .804

a. Predictors: (Constant), LABEL HALAL, NORMA SUBJEKTIF, HARGA, SIKAP, RELIGIUSITAS

b. Dependent Variable: KEINGINAN MENGKONSUMSI

Sumber : data diolah dengan SPSS 23.0, 2016

Dari tabel 4.20 menunjukkan besarnya R² (R square) adalah 0,692. Hasil ini menunjukkan bahwa 69,2% variabel keinginan mengkonsumsi produk halal dapat dijelaskan oleh variasi dari kelima variabel independen (norma subjektif, sikap, religiusitas, harga, dan label halal). Sedangkan selisihnya 30,8% (100% - 69,2%) dijelaskan oleh variabel dan faktor-faktor lain yang tidak diteliti dan disertakan dalam penelitian ini.

85 Pengujian hipotesis secara parsial digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh secara signifikan antara masing-masing variabel independen (norma subjektif, sikap, religiusitas, harga dan label halal) secara individual terhadap variabel dependen (keinginan mengkonsumsi) yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai probability lebih kecil dari 0,05 maka H1 diterima dan menolak H0, sedangkan jika nilai probability lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak H1. Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.21 berikut ini:

Tabel 4.21

Hasil Uji t (Uji Signifikansi Secara Parsial)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta (Constant) 3.383 1.002 3.377 .001 NORMA SUBJEKTIF .337 .085 .417 3.967 .000 SIKAP .475 .104 .546 4.553 .000 RELIGIUSITAS -.102 .100 -.161 -1.013 .315 HARGA .134 .063 .198 2.130 .037 LABEL HALAL -.016 .091 -.021 -.173 .864

86 Sumber: data diolah dengan SPSS 23.0, 2016

Berdasarkan pada tabel 4.21 coefficients di atas untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial (individual) terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut:

1) Pengaruh Norma Subjektif (X1) Terhadap Keinginan Mengkonsumsi Produk Halal (Y)

Variabel norma subjektif memiliki nilai t sebesar 3,967 dan tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti secara parsial variabel norma subjektifberpengaruh positif terhadap keinginan mengkonsumsi produk halal. Ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima.

2) Pengaruh Sikap (X2) Terhadap Keinginan Mengkonsumsi Produk Halal (Y)

Variabel norma subjektif memiliki nilai t sebesar 4,553 dan tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti secara parsial variabel sikapberpengaruh positif terhadap keinginan mengkonsumsi produk halal. Ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima.

3) Pengaruh Religiusitas (X3) Terhadap Keinginan Mengkonsumsi Produk Halal (Y)

Variabel religiusitas memiliki nilai t sebesar -1,013 dan tingkat signifikansi sebesar 0,315 lebih besar dari 0,05. Hal ini

87 berarti secara parsial variabel religiusitastidak berpengaruh negatif terhadap keinginan mengkonsumsi produk halal. Ini berarti H0 diterima dan H1 ditolak.

4) Pengaruh Harga (X4) Terhadap Keinginan Mengkonsumsi Produk Halal (Y)

Variabel harga memiliki nilai t sebesar 2,130 dan tingkat signifikansi sebesar 0,037 lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti secara parsial variabel hargaberpengaruh positif terhadap keinginan mengkonsumsi produk halal. Ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima..

5) Pengaruh Label Halal (X5) Terhadap Keinginan Mengkonsumsi Produk Halal (Y)

Variabel label halal memiliki nilai t sebesar -0,173 dan tingkat signifikansi sebesar 0,864 lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti secara parsial variabel label halaltidak berpengaruh terhadap keinginan mengkonsumsi produk halal. Ini berarti H0 diterima dan H1 ditolak.

c. Hasil Uji F (Uji Signifikansi Secara Simultan)

Pengujian hipotesis secara simultan bertujuan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hasil hipotesis dalam pengujian ini adalah:

Tabel 4.22

88

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 93.180 5 18.636 28.815 .000b

Residual 41.391 64 .647

Total 134.571 69

a. Dependent Variable: KEINGINAN MENGKONSUMSI

b. Predictors: (Constant), LABEL HALAL, NORMA SUBJEKTIF, HARGA, SIKAP, RELIGIUSITAS

Sumber: data diolah dengan SPSS 23.0, 2016

Berdasarkan Tabel 4.22 di atas, dari hasil uji ANOVA atau uji F didapat nilai F hitung sebesar 28,815 dengan tingkat signifikan 0,000. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi. Atau dapat dikatakan bahwa secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima. 4. Uji Regresi Linear Berganda

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan sebagai alat analisis statistik karena penelitian ini dirancang untuk meneliti variabel-variabel yang berpengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen dimana variabel yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu. Untuk menentukan persamaan regresi, maka dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.23

89 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1(Constant) 3.383 1.002 3.377 .001 NORMA SUBJEKTIF .337 .085 .417 3.967 .000 SIKAP .475 .104 .546 4.553 .000 RELIGIUSITAS -.102 .100 -.161 -1.013 .315 HARGA .134 .063 .198 2.130 .037 LABEL HALAL -.016 .091 -.021 -.173 .864

a. Dependent Variable: KEINGINAN MENGKONSUMSI

Sumber: data diolah dengan SPSS 23.0, 2016

Berdasarkan tabel 4.23 Coefficient diatas dapat diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = 3,383 + 0,337X1 + 0,475X2 + 0,134X4 + ∈ Keterangan: Y = Keinginan Mengkonsumsi X1 = Norma Subjektif X2 = Sikap X3 = Religiusitas X4 = Harga X5 = Label Halal

90 ∈ = Standar Error

Adapun interpretasi statistik penulis pada model persamaan regresi di atas adalah sebagai berikut:

1. Konstanta yang diperoleh adalah sebesar 3,383menyatakan jika nilai variabel norma subjektif, sikap, religiusitas, harga, dan label halal sama dengan 0, maka nilai keinginan mengkonsumsi produk halal adalah meningkat sebesar 3,383%.

2. Norma subjektif = 0,337 maksudnya adalah jika setiap kenaikan norma subjektif sebesar 1% akan menyebabkan meningkatnya keinginan mengkonsumsi produk halal sebesar 0,337%, dengan catatan variabel lain dianggap konstan.

3. Sikap = 0,475 maksudnya adalah jika setiap kenaikan sikap sebesar 1% akan menyebabkan meningkatnya keinginan mengkonsumsi produk halal sebesar 0,475%, dengan catatan variabel lain dianggap konstan.

4. Harga = 0,134 maksudnya adalah jika setiap kenaikan harga sebesar 1% akan menyebabkan meningkatnya keinginan mengkonsumsi produk halal sebesar 0,134%, dengan catatan variabel lain dianggap konstan.

D. Interprestasi

Berdasarkan Tabel 4.23 di atas, interprestasi penulis terhadap hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

91 1. Pengaruh Norma Subjektif terhadap Keinginan Mengkonsumsi Produk

Halal

Hasil dari pengujian yang dilakukan menunjukan bahwa variabel norma subjektif mempunyai nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini berarti menerima H1 dan menolak H0 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel norma subjektif berpengaruh positif terhadap keinginan mengonsumsi produk halal. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Murwanto Sigit (2006); Endang S Soesilowati (2009); Suddin Lada, Geoffrey Harvey Tanakinjal dan Hanudin Amin (2009); Zainol Bidin, Kamil Md. Idris, dan Faridahwati Mohd Shamsudin (2009); Mohd. Haziq bin Jalaluddin, Zahrul Hisyam bin Jefrry, dan Veera Pandiyan Kaliani Sundram (2010); dan Ni Made Rastini (2013) yang menyatakan bahwa norma subjektif berpengaruh positif terhadap keinginan mengkonsumsi produk halal.

Hal ini terjadi disebabkanmasyarakat mendapatkan dorongan dari teman-temannya untuk mengkonsumsi produk halal. Tidak hanya itu, keluarganya juga memilih produk-produk halal dan keluarganya juga mengharapkannya untuk mengkonsumsi produk halal.

2. Pengaruh Sikap terhadap Keinginan Mengkonsumsi Produk Halal

Hasil dari pengujian yang dilakukan menunjukan bahwa variabel norma subjektif mempunyai nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini berarti menerima H1 dan menolak H0 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel sikap berpengaruh positif terhadap keinginan mengonsumsi produk halal.

92 Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Zainin Bidin, Hasnah Haron, Yuserrie Zainuddin, dan Ishak Ismail (2005); Murwanto Sigit (2006); Suddin Lada, Geoffrey Harvey Tanakinjal dan Hanudin Amin (2009); Zainol Bidin, Kamil Md. Idris, dan Faridahwati Mohd Shamsudin (2009); Mohd. Haziq bin Jalaluddin, Zahrul Hisyam bin Jefrry, dan Veera Pandiyan Kaliani Sundram (2010); dan Ni Made Rastini (2013) yang menyatakan bahwa sikap berpengaruh positif terhadap keinginan mengkonsumsi produk halal.

Hal ini terjadi disebabkan masyarakat menganggap bahwa memilih produk halal adalah sikap yang baik danmemilih produk halal memberikan manfaat. Selain itu, masyarakat juga suka dalam memilih produk halaldan masyarakat menghargai adanya produk halal.

3. Pengaruh Religiusitas terhadap Keinginan Mengkonsumsi Produk Halal Hasil dari pengujian yang dilakukan menunjukan bahwa variabel norma subjektif mempunyai nilai signifikansi 0,315 < 0,05. Hal ini berarti menolak H1 dan menerima H0 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel religiusitas tidak berpengaruh terhadap keinginan mengonsumsi produk halal. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tawfik Salah Mohammed Ben Bisher Al-Nahdi (2008); Golnaz Rezai, Zainal Abidin Mohamed, Mad Nasir Shamsu-din dan Eddie Chiew F.C (2009); Endang S Soesilowati (2010); Jusmaliani (2010); dan Teguh Widodo (2013); serta Muniaty Aisyah (2014) yang menyatakan bahwa religiusitas berpengaruh positif terhadap keinginan mengkonsumsi produk halal.

93 Hal ini terjadi disebabkan oleh adanya masyarakat yang masih mengkonsumsi produk yang tidak jelas kehalalan bahan bakunya dan masih ada juga yang belum percaya bahwa mengkonsumsi produk halal berpengaruh pada kualitas hidup yang lebih baik.

4. Pengaruh Harga terhadap Keinginan Mengkonsumsi Produk Halal

Hasil dari pengujian yang dilakukan menunjukan bahwa variabel norma subjektif mempunyai nilai signifikansi 0,037 < 0,05. Hal ini berarti menerima H1 dan menolak H0 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel harga berpengaruh positif terhadap keinginan mengonsumsi produk halal. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Endang S Soesilowati (2009); danJusmaliani (2010) yang menyatakan bahwa harga berpengaruh positif terhadap keinginan mengkonsumsi produk halal.

Hal ini terjadi dikarenakan bagi masyarakat harga produk halal terjangkau dengan pendapatannya, harga produk halal sesuai dengan pendapatannya, harga produk halal sesuai dengan manfaat dan kualitasnya, dan harga produk halal dapat bersaing dengan harga umum di pasaran. 5. Pengaruh Label Halal terhadap Keinginan Mengkonsumsi Produk Halal

Hasil dari pengujian yang dilakukan menunjukan bahwa variabel norma subjektif mempunyai nilai signifikansi 0,864 < 0,05. Hal ini berarti menolak H1 dan menerima H0 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel label halal tidak berpengaruh terhadap keinginan mengonsumsi produk halal. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan

94 oleh Jusmaliani (2010); Phuah Kit Teng, Wan Jamaliah Wan Jusoh, Hoe Koon Siong, dan Mohammad Mahdi Mesbahi (2013); dan Muniaty Aisyah (2014)yang menyatakan bahwa label halal berpengaruh terhadap keinginan mengkonsumsi produk halal.

Hal ini disebabkan bahwa masih ada masyarakat yang belum percaya produk yang berlabel halal dijamin kehalalannya dan juga belum percaya produk yang berlabel halal menyehatkan. Selain itu, masih ada juga masyarakat yang membeli produk tidak berdasarkan adanya label halal pada produk.

95 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait