• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

D. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data ini untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian ini adalah dat yang memiliki distribusi normal. Normalitas data dapat dilihat dengan beberapa cara diantaranya:

1) Normal P-Plot

Uji normalitas data dengan Normal P-Plot, suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar disekitar garis diagonal dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal.

Berikut adalah gambar 4.1 hasil uji normalitas pada kurva Normal P-Plot:

94

Gambar 4.1

95

Gambar 4.2

Sumber : data diolah, 2011

Dengan melihat tampilan grafik histogram maupun grafik normal plot, dapat disimpulkan grafik histogram memberikan pola yang seimbang. Sedangkan pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebarannya tidak terlalu jauh atau melebar. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi sesuai dengan asumsi normalitas dan layak digunakan.

96 2. Uji Multikolinearitas Tabel 4.42 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 25.872 4.074 6.351 .000

CitraMerek .097 .080 .097 1.209 .229 .954 1.049 Periklanan .211 .109 .153 1.927 .056 .973 1.027 Persepsi .284 .095 .237 2.984 .003 .972 1.029

Dependent Variable: Minat Menabung Sumber: data diolah SPSS 17, 2011

Menurut Bhuwono (2005:58), model regresi yang terbebas dari masalah multikolinieritas bisa dideteksi dengan melihat beberapa hal, yaitu:

a Jika nilai VIF (Variance Inflation Faktor) tidak lebih 10 dan nilai

tolerance tidak kurang dari 0,1

b Jika nilai koefien korelasi antar masing-masing variabel bebas kurang dari 0,70 maka dinyatakan bebas dari asumsi klasik multikolinearitas.

c Jika nilai R2 maupun R-square di atas dari 0,60, tapi tidak ada variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel terikat, maka model terkena multikolinearitas.

Hasil uji melalui VIF pada output SPSS.17 bisa dilihat pada tabel

coefficients, dimana masing-masing variable independen memiliki VIF sebesar (1,049), (1,027), (1,029), dengan nilai Tolerance sebesar (0,954),

97 (0,973), (0,972) pada masing-masing variabel bebas. Hasil tersebut memenuhi syarat poin 1. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi terbebas dari Multikolinieritas hasil asumsi klasik tersebut bisa dilihat melalui tabel coefficients.

Hasil perhitungan nilai Tolerance juga menunjukkan tidak ada

variable independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0.10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada satu variabel independen pun yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada

98 3. Uji Heteroskedastisitas

Gambar 4.3

Sumber : data diolah, 2011

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak di pakai untuk menganalisis

pengaruh citra merek, periklanan, dan persepsi terhadap minat menabung nasabah.

99

4. Uji Hipotesis

a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Dari hasil pengujian koefisien determinasi yang telah dilakukan terhadap data yang ada, maka diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.44 Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .326a .106 .088 2.952 2.137 a. Predictors: (Constant), Persepsi, Periklanan, Citra Merek

. b. Dependent Variable: Minat Menabung Sumber: data diolah SPSS 17, 2011

Berdasar output SPSS.17 tersebut, koefisien korelasi berganda antara variabel citra merek, periklanan, dan persepsi sebesar 0,326. Ini menunjukkan bahwa variabel citra merek, periklanan, dan persepsi memiliki hubungan dengan kategori “kuat” (Sugiono 2005:216) dalam Nina Herliyana (2008:117).

Koefisien determinan yang sudah disesuaikan (Adjusted R Square) adalah sebesar 0,088 artinya 8,8% variabel minat menabung dijelaskan oleh variabel bebas yaitu citra merek, periklanan, dan persepsi. Karena R Square berkisar pada angka 0 sampai 1, dengan catatan semakin besar angka R Square maka semakin kuat variabelnya.

Seperti diketahui 0,106 atau 10,6% minat menabung nasabah pada Bank Muamalat dapat dijelaskan oleh variabel citra merek,

100 periklanan, dan persepsi, artinya 89,4% dipengaruhi oleh variabel lain, yang tidak dalam cakupan penelitian penulis. Hal ini disebabkan oleh struktur ekonomi dari obyek penelitian itu sendiri yakni masyarakat Ciputat dan Pamulang yang lebih didominasi oleh sektor lapangan usaha pengangkutan dan komunikasi (30,29%), perdagangan hotel dan dan restoran (26,81%), persewaan dan jasa perusahaan (15,49%), sedangkan untuk sektor jasa – jasa dan perbankan (17,39%) (www.Tangerang.com).

b. Uji F

Uji F yaitu suatu uji untuk mengetahui pengaruh citra merek, periklanan, dan persepsi secara bersama-sama terhadap minat menabung nasabah. Dan kriteria pengujiannya adalah Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Begitu juga sebaliknya Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. (Duwi priyatno,146:2009) Setelah dilakukan pengujian maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.45 ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 150.999 3 50.333 5.775 .001a

Residual 1272.394 146 8.715 Total 1423.393 149

a. Predictors: (Constant), Persepsi, Periklanan, Citra Merek . b. Dependent Variable: Minat Menabung

Sumber: data diolah SPSS 17, 2011

Pada tabel 4.45 dalam model ANOVA dapat diperoleh F hitung sebesar 5,775. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5% dan

101 df1=3 dan df2=146, didapat nilai Ftabel =2.67. Karena nilai Fhitung (5.775) > nilai Ftabel (2.67) maka dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel independen yaitu citra merek, periklanan, dan persepsi dengan signifikan memberikan kontribusi yang besar terhadap variabel minat menabung. Sehingga model regresi yang didapatkan layak digunakan untuk memprediksi. Maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.

c. Uji t

Uji t yaitu suatu uji untuk mengetahui pengaruh citra merek, periklanan, dan persepsi terhadap minat menabung nasabah secara parsial. Apabila t hitung > t tabel atau tingkat signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima dan begitu juga sebaliknya apabila t hitung < t tabel atau tingkat signifikansi > 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima. (Duwi priyatno,146:2009) Hasil uji t bisa dilihat dalam tabel dibawah ini dibawah ini:

Tabel 4.46 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1(Constant) 25.872 4.074 6.351 .000

CitraMerek .097 .080 .097 1.209 .229 .954 1.049 Periklanan .211 .109 .153 1.927 .056 .973 1.027 Persepsi .284 .095 .237 2.984 .003 .972 1.029

Dependent Variable: MinatMenabung Sumber: data diolah SPSS 17, 2011

102 Berdasarkan pada tabel hasil Uji t di atas untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial (individual) terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut:

1)Menguji signifikansi variabel citra merek (X1)

Terlihat bahwa thitung koefisien citra merek adalah 1.209 Sedang ttabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α= 0.05, karena digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari ttabel, nilai α dibagi 2 menjadi 0.025 dan df =147 didapat dari rumus n-k, dimana n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen). Didapat ttabel adalah 1.976.

Variabel citra merek memiliki nilai p-value 0.229>0.05 artinya tidak signifikan, sedangkan thitung<ttabel, (1.209<1.976), maka Ha ditolak dan Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien citra merek secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap minat menabung, hal ini juga bisa disebab karena bagi hasil antara nasabah dengan Bank Muamalat adalah 22% : 78% (www.muamalatbank.com), itu mengartikan bahwa bagi hasil tersebut sangat berbeda yang ada pada bank-bank konvensional, sehingga bagi sebagian masyarakat beranggapan menabung di Bank Muamalat kurang menguntungkan dibanding dengan bank-bank konvensional. Dan juga pada saat ini kantor

103 pelayanan Bank Muamalat itu sendiri tidak banyak tersebar di daerah Ciputat dan Pamulang.

2)Menguji signifikansi variabel periklanan (X2)

Terlihat bahwa thitung untuk periklanan adalah 1.927 sedangkan ttabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0.05, karena digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari ttabel, nilai α dibagi dua menjadi 0.025, dan df =147 didapat dari rumus n-k, dimana n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen). Didapat ttabel adalah 1.976.

Variabel periklanan memiliki nilai p-value 0. 056>0.05 artinya tidak signifikan, sedangkan thitung<ttabel, (1.927<1.976), maka Ha ditolak dan Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien periklanan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap minat menabung. Hal ini disebabkan frekuensi penayangan iklan Bank Muamalat di televisi maupun radio tidak sesering iklan bank-bank syariah lainnya, karena Bank Muamalat lebih sering menampilkan iklannya di majalah-majalah tertentu saja yakni seperti Majalah Gontor, dan itupun iklannya masih kurang menarik perhatian dan kurang dimengerti akan maksud dari isi iklan tersebut, sehingga bisa disimpulkan bahwa iklan Bank Muamalat kurang dapat mengena di benak masyarakat.

104 3)Menguji signifikansi variabel persepsi (X3)

Terlihat bahwa thitung untuk persepsi adalah 2.984 sedangkan ttabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0.05, karena digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari ttabel, nilai α dibagi dua menjadi 0.025, dan df = 147. Didapat ttabel adalah 1.976.

Variabel persepsi memiliki nilai p-value 0.003<0.05 artinya tidak signifikan, sedangkan thitung>ttabel, (2.984>1.976), maka Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien persepsi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap minat menabung.

Koefisien persepsi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap minat menabung karena mayoritas sebagian besar masyarakat di Daerah Tangerang Selatan memang beragama Islam. Bukan hanya itu, persepsi masyarakat (nasabah) terhadap bank Muamalat sangatlah baik, hal ini disbabkan oleh banyak faktor yakni seperti faktor keluarga yang lebih suka menabung pada bank yang berbasis syariah, faktor gaya hidup yang lebih suka dengan prinsip bank yang berbasis non riba, dan beberapa faktor lainnya. 5. Uji Regresi Berganda

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda digunakan sebagai alat analisis statistik karena penelitian ini dirancang untuk meneliti variabel-variabel yang berpengaruh dari

105 variabel independen terhadap variabel dependen. Dimana variabel yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu. Untuk menentukan persamaan regresi, maka dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.48 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 25.872 4.074 6.351 .000

CitraMerek .097 .080 .097 1.209 .229 .954 1.049 Periklanan .211 .109 .153 1.927 .056 .973 1.027 Persepsi .284 .095 .237 2.984 .003 .972 1.029 Dependent Variable: Minat Menabung

Sumber: data diolah SPSS 17, 2011

Berdasarkan tabel coefficients diatas, dapat diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Y = 25,872+ 0,097 X1 + 0,211 X2 + 0,284X3 + e Dimana : Y : Minat Menabung X1 : Citra Merek X2 : Periklanan X3 : Persepsi

106 Dari persamaan di atas, maka dapat diinterpretasikan bahwa koefisien regresi variabel persepsi menunjukkan arah positif terhadap minat menabung berdasarkan nilai B sebesar 0,284 artinya bahwa setiap penambahan satu satuan variabel persepsi dapat menyebabkan kenaikan pada minat menabung nasabah.

Hal ini dikarenakan semakin baik persepsi nasabah terhadap Bank Muamalat maka tingkat minat menabung akan meningkat dan menimbulkan tingkat loyalitas nasabah terhadap bank meningkat pula.

E. Interpretasi

1. Pengaruh citra merek terhadap minat menabung

Dari hasil pengujian hipotesis di atas dapat diketahui bahwa thitung<ttabel, 1.209 < 1.976 dan nilai sig > α yaitu 0,229>0,05 maka dapat simpulkan bahwa variabel citra merek mempunyai pengaruh yang negatif terhadap minat menabung nasabah. Artinya Haditolak dan Ho diterima.

Kemudian nilai regresi yang didapat adalah 0.097 atau 9.7%, artinya jika terjadi penambahan nilai citra merek sebanyak 1, maka minat menabung akan meningkat sebesar 0.097 atau 9.7%. secara teotitis konsep ini kurang mendukung dalam minat menabung nasabah tidak seperti yang diutarakan oleh Rangkuti (2002:244-245), citra merek merupakan sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dan melekat di benak pelanggan. Pelanggan terbiasa menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap brand image. Hasil penelitian tentang citra merek ini bertolak belakang dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan

107 oleh Eva shella rahma (2007) yaitu “Analisis pengaruh kualitas layanan an citra merek terhadap minat beli dan dampaknya pada keputusan pembelian”. Berdasarkan hasil analisis statistik untuk pengujian pengaruh citra merek terhadap minat beli menunnjukkan nilai CR 2,514 dan dengan probabilitas sebesar 0,012 < 0,05, kedua nilai tersebut diperoleh memenuhi syarat untuk penermaan H1, dan dari hasil penilitian terdahulu ini dapat diketahui bahwa citra merek berpengaruh terhadap minat beli.

Dengan demikian, maka dari hipotesis ini yang menyatakan “terdapat pengaruh citra merek terhadap minat menabung” tidak dapat diterima. Hal ini disebab karena nisbah bagi hasil antara nasabah dengan Bank Muamalat adalah 22% : 78% (www.muamalatbank.com), itu mengartikan bahwa nisbah bagi hasil tersebut sangat berbeda yang ada pada bank-bank konvensional, sehingga bagi sebagian masyarakat beranggapan menabung di Bank Muamalat kurang menguntungkan dibanding dengan bank-bank konvensional. Dan juga pada saat ini kantor pelayanan Bank Muamalat itu sendiri tidak banyak tersebar di daerah Ciputat dan Pamulang.

2. Pengaruh periklanan terhadap minat menabung

dari pengujian hipotesis diatas dapat diketahui t hitung < t tabel, (1,209<1.976) dan nilai sig > α yaitu 0,229>0,05 maka dapat simpulkan bahwa variabel periklanan mempunyai pengaruh yang negatif terhadap minat menabung nasabah. Artinya Haditolak dan Ho diterima.

Kemudian nilai regresi yang didapat adalah sebesar 0,211 atau 21,1%, artinya jika terjadi penambahan nilai periklanan sebanyak 1, maka minat

108 menabung akan meningkat sebesar 0,211 atau 21,1%. secara teotitis konsep ini kurang mendukung dalam minat menabung nasabah tidak seperti yang diutarakan oleh Swastha dan Sukotjo (2002:223) yang menyatakan bahwa dengan adanya periklanan, maka nasabah akan menemukan produk yang diinginkannya, periklanan tersebut dapat ditunjukkan dengan iklan yang ditayangkan oleh perusahaan, baik melalui media surat kabar, radio. Hasil penelitian tentang periklanan ini juga bertolak belakang dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sudartik (2009) yaitu “Pengaruh kualitas pelayanan dan periklanan terhadap keputusan nasabah dalam menabung pada PT.BPR Semarang Gunadana”. Berdasarkan hasil analisis statistik untuk pengujian pengaruh periklanan terhadap keputusan nasabah dalam menabung menunnjukkan hasil uji parsial (uji t) diperoleh thitung periklanan sebesar 8,934 dengan hasil signifikasinya sebesar 0,000 < 0,005. Sehingga hasil hipotesis dari penelitian terdahulu ini diterima, yakni periklanan berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan nasabah dalam menabung.

Dengan demikian, maka dari hipotesis ini yang menyatakan “terdapat pengaruh periklanan terhadap minat menabung” tidak dapat diterima. Hal ini disebabkan oleh diketahuinya t hitung < t tabel, (1,209<1.976) dan nilai sig > α yaitu 0, 229>0,05 yang artinya variabel periklanan mempunyai pengaruh yang negatif terhadap minat menabung nasabah. Hal ini juga disebabkan oleh frekuensi penayangan iklan Bank Muamalat di televisi maupun radio tidak sesering iklan bank-bank syariah

109 lainnya, karena Bank Muamalat lebih sering menampilkan iklannya di majalah-majalah tertentu saja yakni seperti Majalah Gontor, dan itupun iklannya masih kurang menarik perhatian dan kurang dimengerti akan maksud dari isi iklan tersebut, sehingga bisa disimpulkan bahwa iklan Bank Muamalat kurang dapat mengena di benak masyarakat.

3. Pengaruh persepsi terhadap minat menabung nasabah

Diketahui dari hasi pengujian hipotesis diatas dapat diketahui t hitung > t tabel (2,984>1.976) dan nilai sig < α yaitu 0,003<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel pribadi mempunyai pengaruh positif terhadap minat menabung nasabah. Artinya Haditerima dan Ho ditolak.

Kemudian nilai regresi yang didapat adalah sebesar 0,284 atau 28,4%. Secara teotitis konsep ini mendukung dalam minat menabung nasabah seperti yang diutarakan oleh Veithzal Rivai (2004:231) persepsi adalah suatu proses yang ditempuh individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungan mereka. Hasil penelitian tentang persepsi ini juga didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Gilang Rizky Amijaya (2010) yaitu “Pengaruh persepsi teknologi informasi, kemudahan, resiko dan fitur layanan terhadap minat ulang nasabah bank dalam menggunakan internet banking”. Berdasarkan hasil analisis statistik untuk pengujian pengaruh persepsi terhadap terhadap minat ulang nasabah bank menunnjukkan hasil perhitungan didapat nilai t hitung sebesar 5,307 dengan tingkat signifiakan sebesar 0,000. Apabila dilihat dari nilai signifikansi

110 yang kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan H1 diterima, artinya bahwa ada pengaruh variabel persepsi teknologi informasi terhadap minat ulang nasabah.

Dengan demikian, maka dari hipotesis ini yang menyatakan “terdapat pengaruh persepsi terhadap minat menabung” diterima. Koefisien persepsi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap minat menabung karena mayoritas sebagian besar masyarakat di Daerah Tangerang Selatan memang beragama Islam. Bukan hanya itu, persepsi masyarakat (nasabah) terhadap bank Muamalat sangatlah baik, hal ini disbabkan oleh banyak faktor yakni seperti faktor keluarga yang lebih suka menabung pada bank yang berbasis syariah, faktor gaya hidup yang lebih suka dengan prinsip bank yang berbasis non riba, dan beberapa faktor lainnya.

111

BAB V

Dokumen terkait