BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Hasil Uji Hipotesis Penelitian
4.1.1.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan
Uji besar pengaruh dilakukan untuk mengetahui besar pengaruh antara sebelum diberikan perlakuan dengan setelah diberikan perlakuan. Uji ini membandingkan nilai pretest dengan nilai posttest1 baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Besar pengaruh dalam bahasa Inggris disebut effect size. Effect size adalah suatu objek dan terstandarisasi untuk mengukur besarnya
17,32 6,39 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 Selisih Kelompok Eksperimen
Selisih Kelompok Kontrol
Perbandingan Selisih Pretest dan Posttest1 Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Perbandingan Selisih Pretest dan Posttest1 Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
81 efek yang dihasilkan (Field, 2009: 79). Uji besar pengaruh ini menggunakan uji Wilcoxon. Uji besar pengaruh dilakukan menggunakan program IBM SPSS Statistics 16.0 dengan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistik uji Wilcoxon yang digunakan untuk uji besar pengaruh adalah sebagai berikut (Priyatno, 2012: 145).
Hₒ = Tidak ada perbedaan yang signifikan antara pretest dengan posttest1 pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Hₐ = Ada perbedaan yang signifikan antara pretest dengan posttest1 pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Pengambilan keputusan untuk uji besar pengaruh adalah
1.Jika nilai signifikansi (Asym. Sig 2-tailed > 0.05), maka Hₒ diterima, maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara pretest dengan posttest1 pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
2.Jika signifikansi (Asym. Sig 2-tailed < 0.05), maka Hₒ ditolak, maka dapat ada perbedaan yang signifikan antara pretest dengan posttest1 pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Tabel 4.4 Hasil Uji Besar Pengaruh dengan Uji Wilcoxon
Kelompok Sig (2-tailed) Keterangan
Eksperimen 0,000 Ada Perbedaan
Kontrol 0,024 Ada Perbedaan
Tabel 4.4 menunjukkan hasil uji besar pengaruh dengan uji Wilcoxon. Berdasarkan hasil uji pengaruh dengan uji Wilcoxon, Sig (2-tailed) pada kelompok eksperimen adalah 0,000. Nilai Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hₒ ditolak. Ini menunjukkan kelompok eksperimen memiliki perbedaan antara antara pretest dengan posttest1. Begitu pula dengan Sig (2-tailed) pada kelompok kontrol yaitu
82 0,024. Nilai Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hₒ ditolak. Ini menunjukkan kelompok kontrol memiliki perbedaan antara antara pretest dengan posttest1.
Besar pengaruh (effect size) dapat dilihat menggunakan koefisien korelasi dari Pearson dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut (Field, 2009: 82):
r = 0,10 (efek kecil) yang setara dengan 1% pengaruh yang diakibatkan oleh pengaruh variabel independen.
r = 0,30 (efek menengah) yang setara dengan 9%.
r = 0,50 (efek besar) yang setara dengan 25%.
Koefisien korelasi r dipilih karena koefisien korelasi ini mudah digunakan untuk mengukur besarnya efek antara harga 0 (tidak ada efek) dan 1 (efek sempurna).
Rumus yang digunakan untuk mengetahui koefisien korelasi dalam uji besar pengaruh berdistribusi tidak normal adalah (Field, 2009: 227)
Gambar 4.2 Rumus Besar Efek (Effect Size) Berdistribusi Tidak Normal Keterangan :
r = besar efek (effect size) menggunakan koefisien korelasi Pearson
Z = hasil statistik non parametik yang dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS / standar deviasi (dari uji statistik Wilcoxon).
N = jumlah total observasi (2x jumlah siswa)
Berikut ini merupakan hasil uji besar pengaruh perlakuan terhadap hasil belajar. Tabel 4.5 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan Terhadap Hasil Belajar
Kelompok Z R r² % Efek
Eksperimen -4.481 -0,5691 0,3239 32,39% Besar Kontrol -2.255 -0,2864 0,0820 8,20% Kecil
r =
𝑧83 Tabel 4.5 menunjukkan uji besar pengaruh secara manual baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Berdasarkan uji besar pengaruh di atas dapat diketahui koefisien determinasi (r²). Koefisien determinasi (r²) ini menunjukkan besarnya pengaruh perlakuan. Hasil uji besar pengaruh pada kelompok eksperimen dalam persen yaitu 32,39%, sedangkan hasil uji besar pengaruh pada kelompok kontrol dalam persen yaitu 8,20%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pengaruh penggunaan media pembelajaran berbasis metode Montessori materi pengelompokan hewan menurut habitatnya terhadap hasil belajar IPA siswa kelas II SD memiliki efek yang besar bahkan lebih besar dari pada pengaruh perlakuan dengan menggunakan metode ceramah di kelompok kontrol.
4.1.1.5 Analisis Lebih Lanjut
1. Perhitungan Persentase Peningkatan Pretest-Posttest
Perhitungan persentase peningkatan pretest-posttest dilakukan untuk mengetahui berapa persenkah peningkatan sebelum diberikan perlakuan (pretest) dan sesudah diberikan perlakuan (posttest1) baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut mendapat perlakuan yang berbeda, sehingga pada perhitungan persentase ini juga digunakan untuk membandingkan peningkatan antara dua kelompok tersebut. Perhitungan persentase peningkatan ini menggunakan rumus 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 1−𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 x 100%. Berikut ini merupakan hasil perhitungan persentase peningkatan pretest-posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
84 Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Pretest-Posttest
Kelompok Nilai Pretest Nilai Posttest1 Persentase Keterangan
Eksperimen 72,29 89,61 23,96% Ada peningkatan Kontrol 69,77 76,16 9,16% Ada peningkatan
Tabel 4.6 menunjukkan perhitungan persentase peningkatan pretest-posttest1 pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan perhitungan tersebut keduanya memiliki peningkatan yang berbeda. Persentase peningkatan pada kelompok eksperimen lebih tinggi yaitu 23,96% dari pada peningkatan pada kelompok kontrol yaitu 9,16%. Hal ini dipengaruhi oleh perlakuan yang diberikan yaitu penggunaan media pembelajaran berbasis metode Montessori materi pengelompokan hewan menurut habitatnya pada kelompok eksperimen. Berikut merupakan grafik peningkatan pretest-posttest1 kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Gambar 4.3 Grafik Peningkatan Pretest-Posttest1 Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Berdasarkan gambar 4.3 menunjukkan grafik adanya peningkatan pretest-posttest1 baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Peningkatan pretest-posttest1 kelompok eksperimen ditunjukkan dari rata-rata pretest sebesar
72,29 89,61 69,77 76,16 60 70 80 90 100 Pretest Posttest 1 Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Peningkatan Pretest-Posttest1 Kelompok Eksperimen dan
85 72,29 meningkat pada rata-rata posttest 1 sebesar 89,61. Peningkatan pretest-posttest1 kelompok kontrol ditunjukkan dari rata-rata pretest sebesar 69,77 meningkat pada rata-rata posttest 1 sebesar 76,16. Peningkatan pretest-posttest1 pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibanding peningkatan pretest-posttest1 pada kelompok kontrol.
2. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan
Uji retensi dilakukan untuk mengetahui apakah dampak perlakuan masih bertahan lama atau tidak. Uji retensi perlakuan ini menggunakan rumus Wilcoxon Test. Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan menggunakan program IBM SPSS Statistics 16.0 dengan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistik uji Wilcoxon yang digunakan untuk retensi pengaruh perlakuan adalah sebagai berikut (Priyatno, 2012: 145).
Hₒ = Tidak ada perbedaan yang signifikan antara posttest1 dengan posttes2 pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Hₐ = Ada perbedaan yang signifikan antara posttest1 dengan posttes2 pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Pengambilan keputusan untuk uji retensi pengaruh perlakuan adalah
1.Jika nilai signifikansi (Asym. Sig 2-tailed > 0.05), maka Hₒ diterima, maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara posttest1 dengan posttes2 pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
2.Jika signifikansi (Asym. Sig 2-tailed < 0.05), maka Hₒ ditolak, maka dapat ada perbedaan yang signifikan antara posttest1 dengan posttes2 pada kelompok
86 eksperimen dan kelompok kontrol. Berikut ini merupakan hasil uji retensi pengaruh perlakuan.
Tabel 4.7 Retensi Pengaruh Perlakuan
No Kelompok Sig. (2-tailed) Keterangan
1. Eksperimen 0,208 Tidak ada perbedaan 2. Kontrol 0,627 Tidak ada perbedaan
Tabel 4.7 menunjukkan hasil uji retensi pengaruh perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan uji tersebut ditunjukkan Sig. (2-tailed ) pada kelompok eksperimen 0,208, sedangkan pada kelompok kontrol menunjukkan Sig. (2-tailed ) sebesar 0,627. Nilai Sig. (2-tailed ) pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan lebih besar dari pada 0,05 maka Hₒ diterima. Hal ini menunjukkan tidak adanya perbedaan hasil posttest 1 dan posttest 2 baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.
Retensi pengaruh perlakuan juga dilihat dari persentase peningkatan atau penurunan hasil posttest 1 dan posttest 2 baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Persentase retensi pengaruh perlakuan dihitung menggunakan rumus 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 2−𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡1
𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡1 x 100%. Berikut merupakan hasil uji retensi pengaruh perlakuan.
Tabel 4.8 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan
No Kelompok Nilai Posttest 1 Nilai Posttest 2 Peningkatan % Keterangan
1. Eksperimen 89,61 91,58 2,20% Ada peningkatan 2. Kontrol 76,16 77,26 1,44% Ada peningkatan
Tabel 4.8 menunjukkan uji retensi pengaruh perlakuan. Berdasarkan uji tersebut diketahui bahwa terdapat kenaikan hasil posttest 1 ke posttest 2 baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Peningkatan yang terjadi pada kelompok eksperimen kecil yaitu 2,20 %. Begitu pula peningkatan pada kelompok
87 kontrol juga kecil yaitu 1,44%. Peningkatan yang kecil ini kurang mendeteksi adanya perbedaan antara posttest 1 ke posttest 2 baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Oleh karena itu, analisis retensi pengaruh perlakuan dengan menggunakan uji Wilcoxon Test (SPSS) tidak menunjukkan adanya perbedaan. Peningkatan hasil posttest 1 ke posttest 2 pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibanding kelompok kontrol. Hal ini dapat dikatakan bahwa pengaruh perlakuan pada kelompok eksperimen bertahan lebih lama dibandingkan pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol. Berikut ini merupakan grafik garis yang membandingkan antara hasil rata-rata pretest, posttest1 dan posttest 2 kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Rata-rata Pretest, Posttest 1, dan Posttest 2 Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Gambar 4.4 menunjukkan grafik perbandingan rata-rata pretest, posttest 1, dan posttest 2 pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan grafik tersebut terdapat kenaikan dari rata-rata pretest ke rata-rata nilai posttest1, dan ada kenaikan lagi dari rata-rata posttest1 ke rata-rata posttest2. Kenaikan pada
72,29 89,61 91,58 69,78 76,16 77,26 60 70 80 90 100
Pretest Posttest 1 Posttest 2
Kelompok Eksperimen Kelompok kontrol Perbandingan rata-rata pretest, posttest 1, dan posttest 2
88 kelompok eksperimen dari rata-rata pretest sebesar 72,29 naik pada rata-rata posttest1 sebesar 89,61, kemudian naik lagi pada rata-rata posttest2 sebesar 91,58. Kenaikan pada kelompok kontrol mulai dari rata-rata pretest sebesar 69,77 naik pada rata-rata posttest1 sebesar 76,16, kemudian naik lagi pada rata-rata posttest 2 sebesar 77,26. Hal ini dapat diketahui bahwa kenaikan rata-rata pretest, posttest1, dan posttest2 pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibanding kelompok kontrol.