• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Uji Antiinflamasi

4.1.1 Uji Efek Antiinflamasi Ektrak Etanol Mondokaki (EEM)

Pengujian efek antiinflamasi EEM dilakukan terhadap 5 kelompok perlakuan, setiap perlakuan diulangi sebanyak 6 kali, yaitu kelompok I (CMC 0,5%), kelompok II (Indometasin (SI) dosis 10 mg/kg BB sebagai pembanding),

sedangkan kelompok III, IV dan V diberikan suspensi ekstrak etanol mondokaki (SEEM) dengan dosis 500, 600, dan 700 mg/kg BB (Gambar 4.1).

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 Waktu (Menit) P ers en ra da ng C MC 0,5% S I 10 mg/k g B B S E E M 500 mg/k g B B S E E M 600 mg/k g B B S E E M 700 mg/k g B B Gambar 4.1:

Grafik persen radang versus waktu (mean ± SEM) pada berbagai perlakuan SEEM

Merujuk pada Gambar 4.1 bahwa pemberian SEEM 500 mg/kg BB, SEEM 600 mg/kg BB dan SEEM 700 mg/kg BB menunjukkan persen radang yang jauh berbeda dengan SCMC 0,5%. Persen radang yang terjadi setelah pemberian SEEM dosis 500 mg/kg BB, 600 mg/kg BB dan 700 mg/kg BB tidak berbeda jauh dengan persen radang dari SI 10 mg/kg BB sebagai pembanding.

Perhitungan inhibisi radang diperoleh dengan membandingkan nilai persen radang tiap kelompok hewan uji dengan nilai persen radang kontrol (Gambar 4.2) Berdasarkan grafik tersebut inhibisi radang terbesar dihasilkan oleh SI 10 mg/kg BB sebagai pembanding, SEEM 600 mg/kg BB, SEEM 700 mg/kg BB dan SEEM 500 mg/kg BB (Gambar 4.2).

0 10 20 30 40 50 60 70 80 0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 Waktu (Menit) P er se n I nhi bi si R ada ng S I 10 mg/k g B B S E E M 500 mg/k g B B S E E M 600 mg/k g B B S E E M 700 mg/k g B B Gambar 4.2:

Grafik persen inhibisi radang versus waktu (mean ± SEM) pada berbagai perlakuan SEEM

Uji analisis variansi (Anava) terhadap nilai persen radang dari menit ke-30 sampai menit ke-360 dilakukan untuk melihat ada tidaknya perbedaan pengaruh obat uji yaitu SEEM terhadap SI dan CMC 0,5% pada setiap perlakuan kelompok hewan uji dengan menggunakan program SPSS versi 11 (Tabel 4.1).

Tabel 4.1:

Tabel Anava perlakuan antar kelompok persen radang kaki mencit mulai dari menit ke-30 sampai menit ke-360 SEEM

Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan persen radang yang signifikan antar kelompok perlakuan diantara menit ke-30 sampai menit ke-330 (P<0,05), namun pada menit ke-360 tidak ada perbedaan yang signifikan antar kelompok perlakuan (nilai signifikan 0,095; p>0,05).

Uji beda rerata Duncan dilakukan untuk mengetahui kelompok perlakuan mana yang memiliki efek yang sama atau berbeda dan efek terkecil sampai dengan terbesar antara satu perlakuan dengan perlakuan yang lain pada tiap waktu pengukuran dari menit ke-30 sampai menit ke-360.

Pada menit ke-30, hasil uji beda rerata Duncan menunjukkan SI 10 mg/kg BB tidak berbeda signifikan dengan SEEM 700 mg/kg BB, SEEM 600 mg/kg BB dan SEEM 500 mg/kg BB (nilai signifikansi 0,367; p>0,05) tetapi menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan CMC 0,5% (nilai signifikansi 1,000; p>0,05), namun CMC 0,5% berbeda signifikan terhadap 4 kelompok uji lainnya yaitu SI 10 mg/kg BB, dan SEEM dosis 500, 600, 700 mg/kg BB (Tabel 4.2).

Tabel 4.2:

Hasil uji lanjutan Duncan antar kelompok pada menit ke-30

Catatan: Rerata untuk setiap kelompok dalam subsets yang homogen Ukuran sampel = 6

Pada menit ke-60, hasil uji beda rerata Duncan menunjukkan SI 10 mg/kg BB tidak berbeda signifikan dengan SEEM 700 mg/kg BB, SEEM 600 mg/kg BB

dan SEEM 500 mg/kg BB (nilai signifikansi 0,176; p>0,05) tetapi SI 10 mg/kg BB, SEEM 600, 700 mg/kg BB menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan CMC 0,5% (nilai signifikansi 0,028; p<0,05), namun CMC 0,5% berbeda signifikan terhadap 3 kelompok uji lainnya yaitu SI 10 mg/kg BB, dan SEEM dosis 600, 700 mg/kg BB (Tabel 4.3).

Tabel 4.3:

Hasil uji lanjutan Duncan antar kelompok pada menit ke-60

Catatan: Rerata untuk setiap kelompok dalam subsets yang homogen Ukuran sampel = 6

Pada menit ke-90, hasil uji beda rerata Duncan menunjukkan SI 10 mg/kg BB tidak berbeda signifikan dengan SEEM 700 mg/kg BB dan SEEM 600 mg/kg BB (nilai signifikansi 0,262; p>0,05) tetapi SI 10 mg/kg BB menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan SEEM 500 mg/kg BB dan CMC 0,5 % (nilai signifikansi 0,000; p<0,05), namun CMC 0,5% berbeda signifikan terhadap 3 kelompok uji lainnya yaitu SI 10 mg/kg BB, dan SEEM dosis 600, 700 mg/kg BB (Tabel 4.4).

Tabel 4.4:

Hasil uji lanjutan Duncan antar kelompok pada menit ke-90

Catatan: Rerata untuk setiap kelompok dalam subsets yang homogen Ukuran sampel = 6

Pada menit ke-120, hasil uji beda rerata Duncan menunjukkan SI 10 mg/kg BB tidak berbeda signifikan dengan SEEM 700 mg/kg BB dan SEEM 600 mg/kg BB (nilai signifikansi 0,655; p>0,05) tetapi SI 10 mg/kg BB menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan SEEM 500 mg/kg BB dan CMC 0,5 % (nilai signifikansi 0,000; p<0,05), namun CMC 0,5% berbeda signifikan terhadap 4 kelompok uji lainnya yaitu SI 10 mg/kg BB, dan SEEM dosis 500, 600, 700 mg/kg BB (Tabel 4.5).

Tabel 4.5:

Hasil uji lanjutan Duncan antar kelompok pada menit ke-120

Catatan: Rerata untuk setiap kelompok dalam subsets yang homogen Ukuran sampel = 6

Pada menit ke-150, hasil uji beda rerata Duncan menunjukkan SI 10 mg/kg BB tidak berbeda signifikan dengan SEEM 500, 600 dan 700 mg/kg BB

(nilai signifikansi 0,196; p>0,05) tetapi SI 10 mg/kg BB menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan SEEM 500 mg/kg BB dan CMC 0,5% (nilai signifikansi 0,000; p<0,05), namun CMC 0,5% berbeda signifikan terhadap 4 kelompok uji lainnya yaitu SI 10 mg/kg BB, dan SEEM dosis 500, 600, 700 mg/kg BB (Tabel 4.6).

Tabel 4.6:

Hasil uji lanjutan Duncan antar kelompok pada menit ke-150

Catatan: Rerata untuk setiap kelompok dalam subsets yang homogen Ukuran sampel = 6

Pada menit ke-180, hasil uji beda rerata Duncan menunjukkan SI 10 mg/kg BB tidak berbeda signifikan dengan SEEM 600 dan 700 mg/kg BB (nilai signifikansi 0,498; p>0,05) tetapi SI 10 mg/kg BB menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan SEEM 500 mg/kg BB dan CMC 0,5% (nilai signifikansi 0,000; p<0,05), namun CMC 0,5% berbeda signifikan terhadap 4 kelompok uji lainnya yaitu SI 10 mg/kg BB, dan SEEM dosis 500, 600, 700 mg/kg BB (Tabel 4.7).

Tabel 4.7:

Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-180

Catatan: Rerata untuk setiap kelompok dalam subsets yang homogen Ukuran sampel = 6

Pada menit ke-210, hasil uji beda rerata Duncan menunjukkan SI 10 mg/kg BB tidak berbeda signifikan dengan SEEM 500, 600 dan 700 mg/kg BB (nilai signifikan 0,055; p>0,05) tetapi SI 10 mg/kg BB menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan CMC 0,5% (nilai signifikan 0,000; p<0,05), namun CMC 0,5% berbeda signifikan terhadap 4 kelompok uji lainnya yaitu SI 10 mg/kg BB, dan SEEM dosis 500, 600, 700 mg/kg BB (Tabel 4.8).

Tabel 4.8:

Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke- 210

Catatan: Rerata untuk setiap kelompok dalam subsets yang homogen Ukuran sampel = 6

Pada menit ke-240, hasil uji beda rerata Duncan menunjukkan SI 10 mg/kg BB tidak berbeda signifikan dengan SEEM 500, 600 dan 700 mg/kg BB (nilai signifikansi 0,087; p>0,05) tetapi SI 10 mg/kg BB menunjukkan perbedaan

yang signifikansi dengan CMC 0,5% (nilai signifikansi 0,001; p<0,05), namun CMC 0,5% berbeda signifikan terhadap 4 kelompok uji lainnya yaitu SI 10 mg/kg BB, dan SEEM dosis 500, 600, 700 mg/kg BB (Tabel 4.9).

Tabel 4.9:

Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-240

Catatan: Rerata untuk setiap kelompok dalam subsets yang homogen Ukuran sampel = 6

Pada menit ke-270, hasil uji beda rerata Duncan menunjukkan SI 10 mg/kg BB tidak berbeda signifikan dengan SEEM 600 dan 700 mg/kg BB (nilai signifikansi 0,283; p>0,05) tetapi SI 10 mg/kg BB menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan SEEM 500 mg/kg BB (nilai signifikansi 0,000; p<0,05), namun CMC 0,5% berbeda signifikan terhadap 4 kelompok uji lainnya yaitu SI 10 mg/kg BB, dan SEEM dosis 500, 600, 700 mg/kg BB (nilai signifikansi 0,000; p<0,05) (Tabel 4.10).

Tabel 4.10:

Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-270

Catatan: Rerata untuk setiap kelompok dalam subsets yang homogen Ukuran sampel = 6

Pada menit ke-300, hasil uji beda rerata Duncan menunjukkan SI 10 mg/kg BB tidak berbeda signifikan dengan SEEM 500, 600 dan 700 mg/kg BB (nilai signifikan 0,228; p>0,05) tetapi SI 10 mg/kg BB menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan CMC 0,5% (nilai signifikan 0,021; p<0,05), namun CMC 0,5% berbeda signifikan terhadap 3 kelompok uji lainnya yaitu SI 10 mg/kg BB, dan SEEM dosis 600, 700 mg/kg BB (nilai signifikan 0,021; p<0,05) (Tabel 4.11).

Tabel 4.11:

Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-300

Catatan: Rerata untuk setiap kelompok dalam subsets yang homogen Ukuran sampel = 6

Pada menit ke-330, hasil uji beda rerata Duncan menunjukkan SI 10 mg/kg BB tidak berbeda signifikan dengan SEEM 500, 600 dan 700 mg/kg BB (nilai signifikansi 0,174; p>0,05) tetapi SI 10 mg/kg BB menunjukkan perbedaan

yang signifikan dengan CMC 0,5% (nilai signifikansi 0,015; p<0,05), namun CMC 0,5% berbeda signifikan terhadap 3 kelompok uji lainnya yaitu SI 10 mg/kg BB, dan SEEM dosis 600, 700 mg/kg BB (nilai signifikansi 0,015; p<0,05) (Tabel 4.12).

Tabel 4.12:

Hasil uji lanjutan Duncan antar kelompok pada menit ke-330

Catatan: Rerata untuk setiap kelompok dalam subsets yang homogen Ukuran sampel = 6

Hasil uji Anava pada menit ke-360 terdapat nilai signifikan 0,095, artinya tidak ada perbedaan antara tiap kelompok uji. Hal ini disebabkan efek antiinflamasi SEEM pada menit ke-360 sudah tidak ada.

Hasil analisis terhadap luas area di bawah kurva dapat digunakan untuk pengambilan kesimpulan, yaitu untuk melihat perlakuan mana yang memiliki efek paling besar hingga paling kecil. Hasil analisis statistik uji lanjutan Duncan terhadap luas area di bawah kurva (Area under curve atau AUC) dari nilai persen radang dapat dilihat pada Gambar 4.3. AUC tidak dipandang dari sudut biofarmasi, tetapi menggambarkan kekuatan efek antiinflamasi dari masing-masing perlakuan. Efek antiinflamasi paling besar ditunjukkan dengan nilai AUC yang paling kecil, karena semakin kecil AUC maka efek antiinflamasinya semakin baik.

Pada Gambar 4.3. nampak bahwa SI dosis 10 mg/kg BB tidak berbeda signifikan dengan SEEM dosis 600 dan 700 mg/kg BB, namun SI dosis 10 mg/kg BB berbeda signifikan dengan SEEM dosis 500 mg/kg BB, sedangkan SEEM dosis 500 mg/kg BB tidak berbeda signifikan dengan SEEM dosis 700 mg/kg BB. SI dosis 10 mg/kg BB, dan SEEM dosis 500, 600, 700 mg/kg BB berbeda signifikan terhadap CMC 0,5%. Semakin besar nilai AUC maka efek antiinflamasi yang dihasilkan semakin jelek.

0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 C MC 0,5% S I 10 mg/kg B B S E E M 500 mg/kg B B S E E M 600 mg/kg B B S E E M 700 mg/kg B B Perlakuan L u as A re a d i B aw ah K u rva G raf ik P er se n r ad an g Gambar 4.3:

Grafik luas area di bawah kurva persen radang terhadap waktu pada berbagai perlakuan SEEM

Keterangan :

* = berbeda signifikan dengan CMC 0,5%; + = berbeda signifikan dengan SI 10 mg/kg BB; # = berbeda signifikan dengan SEEM 500 mg/kg BB; ^ = berbeda signifikan dengan SEEM 500 mg/kg BB; ~ = berbeda signifikan dengan SEEM 500 mg/kg BB; tb+ = tidak berbeda signifikan dengan SI 10 mg/kg BB; tb# = tidak berbeda signifikan dengan SEEM 500 mg/kg BB; tb^ = tidak berbeda signifikan dengan SEEM 500 mg/kg BB; tb~ = tidak berbeda signifikan dengan SEEM 500 mg/kg BB + # ^ ~ * # tb^ tb * + ^ tb~ * # tb+ tb~ * tb+ tb# tb^

Hasil uji efek antiinflamasi SEEM 600 mg/kg BB, memiliki efek yang lebih besar dibandingkan dengan dosis 500 mg/kg BB, dan dosis 700 mg/kg BB dalam menekan peradangan yang ditandai oleh persentase peradangan yang lebih kecil. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.2; pada menit ke-180, SEEM 600 mg/kg BB memberikan efek inhibisi radang tertinggi yaitu sebesar 57,63% mendekati persen inhibisi radang SI 10 mg/kg BB sebesar 68,31% pada menit ke-150 dan pada menit ke-180 sebesar 64,29%, yang menunjukkan efek antiinflamsi yang paling baik.

Berdasarkan pemaparan di atas, semakin besar dosis, respon antiinflamasi yang dihasilkan tidak berarti semakin besar pula, dalam hal ini SEEM dosis 600 mg/kg BB memiliki antiinflamasi lebih besar dibandingkan SEEM 700 mg/kg BB, ini kemungkinan karena bahan yang diuji adalah ekstra kasar (crude ekstract), bisa saja dengan peningkatan dosis terjadi interaksi secara internal di dalam ekstrak yang berkhasiat sebagai antiinflamasi dengan yang mengecilkan atau meniadakan efek inflamasi, artinya, efek peningkatan antiinflamasi ekstrak ini hanya terjadi pada dosis tertentu saja. Namun efek antiinflamasi ketiga dosis masih lebih kecil bila dibandingkan efek antiinflamasi SI 10 mg/kg BB. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh kecilnya zat berkhasiat yang terkandung dalam EEM sebagai crude ekstrak atau kemungkinan akan terjadi interaksi di antara senyawa yang terkandung dalam crude ekstrak sehingga menurunkan kerja zat aktif yang bertindak sebagai inhibitor inflamasi sehingga dengan dosis yang kecil indometasin aktivitasnya lebih tinggi untuk menurunkan inflamasi yang diinduksi karagenan 1%.