• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pencarian Informasi

1. Uji Efektivitas

Uji efektivitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana produk dapat dikatakan efektif dalam menunjang proses pembelajaran dan mengatasi masalah kesulitan belajar selama masa pandemi (Kurniasari, 2020). Pengujian efektivitas hasil belajar dapat diketahui dari perolehan nilai kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian kognitif teramati dari nilai pretest dan posttest, nilai aktivitas belajar dua, dan nilai aktivitas belajar tiga. Penilaian afektif dan psikomotor dapat teramati dari aktivitas belajar

satu dan aktivitas belajar dua. Perolehan hasil belajar ditunjukkan pada diagram kegiatan aktivitas belajar satu pada Gambar 4.31; aktivitas belajar dua pada Gambar 4.32; dan aktivitas belajar tiga pada Gambar 4.33. a. Hasil Pretest dan Posttest

Pemberian prettest dan posttest dimaksudkan untuk mengetahui perolehan nilai kognitif berdasarkan perhitungan kuantitatif Hidayah (2018). Perolehan nilai pretest dan posttest digunakan untuk melihat signifikansi kenaikan peningkatan hasil belajar secara kuantitatif teramati pada Tabel 4.13

Tabel 4.13. Persentase Perolehan Hasil N-Gain Pretest dan Posttest

No Jumlah

Peserta didik

Persentase Perolehan N-Gain Pretest dan

Posttest

Kriteria

1. 4 21% Tinggi

2. 12 63% Sedang

3. 3 16% Rendah

Signifikansi kenaikan hasil belajar peserta didik di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 Bantul bervariasi dalam kategori tinggi hingga rendah. Sebanyak 4 peserta didik memperoleh persentase skor N-Gain sebesar 21% dengan kriteria tinggi (Hake, 1999). Sebanyak 12 peserta didik memperoleh persentase skor N-Gain sebesar 63% dengan kriteria sedang (Hake, 1999). Sebanyak 3 peserta didik memperoleh persentase skor N-Gain sebesar 16% dengan kriteria rendah (Hake, 1999). Perolehan skor N-Gain peserta didik di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 Bantul, mayoritas memiliki peningkatan sedang. Data sebaran skor N-Gain tersebut menandakan bahwa pemberian tes berupa pretest dan posttest terbilang efektif menurut Arikunto (2013), tetapi disayangkan bahwa pengamatan nilai N-Gain belum dapat mengukur signifikansi keberhasilan belajar. Hal tersebut dikarenakan peserta didik yang pada awalnya telah memiliki nilai pretest cukup tinggi kemudian memperoleh nilai posttest tidak terlalu tinggi akan memperoleh nilai N-Gain dengan kriteria sedang. Berdasarkan hal tersebut perlu adanya perlakuaan tambahan untuk membuktikan

57.

b. Hasil Aktivitas Belajar Satu

Untuk mengetahui nilai psikomotor peserta didik maka perlu adanya lembar penilaian non tes seperti lembar observasi. Berdasarkan pengamatan hasil presentasi yang dilakukan oleh peserta didik, maka diperoleh nilai keaktifan dalam berkomunikasi dan menjawab ditunjukkan pada Gambar 4.31

Gambar 4.31. Diagram Hasil Penilaian Aktivitas Belajar Satu Aktivitas belajar satu merupakan salah satu kegiatan pembelajaran yang terdapat dalam e-modul. Dalam aktivitas belajar tersebut, peserta didik diberi tugas secara berkelompok. Berdasarkan pengamatan hasil presentasi oleh observer lima peserta didik terbilang sangat aktif dengan perolehan persentase sebanyak 26% (Surati, 2020). Dua belas peserta didik terbilang aktif dengan perolehan persentase sebanyak 63% (Surati, 2020). Dua peserta didik terbilang cukup aktif dengan perolehan persentase sebanyak 11% (Surati,

5 peserta didik Sangat Aktif (26%) 12 peserta didik Aktif (63%) 2 peserta didik, Cukup Aktif (11%)

2020). Nilai keaktifan tersebut diperoleh dari cara peserta didik berkomunikasi saat presentasi, bertanya, dan saat menanggapi penampilan peserta didik lain. Berdasarkan penggolongan kriteria di atas menurut (Hadijah, 2016) secara keseluruhan peserta didik telah aktif dalam mengkomunikasikan hasil belajar ketika presentasi. Rekapitulasi hasil kegiatan aktivitas belajar satu ditunjukkan pada Lampiran 59.

Proses pembelajaran pada aktivitas belajar satu dapat dikatakan efektif melalui pengamatan keaktifan belajar peserta didik. Sesuai dengan pendapat dari Sinambela (2006) bahwa suatu pembelajaran dapat dikatakan efektif jika telah mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Tujuan pembelajaran yang telah tercapai dalam hal ini adalah keberhasilan komunikasi berdasarkan hasil presentasi kelompok secara individu, sesuai dengan pendapat dari Miarso (2004) bahwa pembelajaran dapat dikatakan efektif bila telah mencapai keberhasilan dalam mengkomunikasikan isi materi yang sedang dipresentasikan.

c. Hasil Aktivitas Belajar Dua

Aktivitas belajar dua digunakan untuk mengetahui kemampuan psikomotor peserta didik. Pemberian tugas mandiri diharapkan mampu melatih peserta didik dalam mengembangkan konsep yang telah dipelajari dan dituangkan dengan cara yang kreatif. Tugas mandiri yang diberikan berupa pembuatan mind map. Hasil penilaian aktivitas belajar dua ditunjukkan pada Gambar 4.32.

Gambar 4.32. Diagram Hasil Penilaian Aktivitas Belajar Dua Aktivitas belajar dua merupakan salah satu kegiatan yang dapat ditemukan pada e-modul untuk mengukur keterampilan psikomotor peserta didik. Aktivitas belajar dua melibatkan keterampilan motorik dari setiap peserta didik berdasarkan proses pembelajaran mandiri yang dituangkan menjadi karya berupa mind map dengan melibatkan konsep pemikiran yang kreatif. Hal tersebut sesuai dengan pemikiran dari Gagne (1988) mengenai hasil belajar di ranah keterampilan psikomotor dan kognitif yang dapat disampaikan melalui pengungkapan pengetahuan dalam bentuk tulisan dan terdiri dari cara mengelompokkan, menganalisis hingga mensintesis fakta atau konsep yang diperoleh, serta mencoba mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan (Suprijono, 2009). Berdasarkan perolehan aktivitas belajar bagian kedua sebesar 84% peserta didik berhasil memperoleh nilai 90, sebesar 11% peserta didik memperoleh nilai 80, dan sebesar 5% peserta didik memperoleh nilai 70, ditunjukkan Gambar 4.32.

Penggunaan produk dapat dikatakan efektif dari perolehan nilai peserta didik terbanyak yaitu berada pada persentase sebesar 84% dengan perolehan nilai 90 di atas KKM yang ditetapkan oleh SMA Negeri 2 Bantul yaitu pada nilai 75. Hal tersebut didukung dengan penelitian menurut Hadijah (2016) yang menyebutkan bahwa Penggunaan e-modul dapat dikatakan efektif ketika kriteria

Nilai 90 (84%)

ketuntasan lebih besar atau sama dengan 80%. Keefektifan produk membuktikan bahwa peserta didik memiliki kemampuan yang besar dalam belajar menyusun konsep dari pengetahuan awal dan pengetahuan yang baru ditemukan menggunakan e-modul hidrolisis garam. Rekapitulasi hasil kegiatan aktivitas belajar dua ditunjukkan pada Lampiran 60.

d. Hasil Aktivitas Belajar Tiga

Aktivitas belajar tiga meliputi kegiatan pemberian tugas perhitungan nilai pH larutan. Tugas tiga bertujuan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik. Di dalam e-modul diberikan pula contoh soal untuk mempermudah proses belajar mandiri. Data yang diperoleh dari aktivitas belajar tiga ditunjukkan pada Gambar 4.33.

Gambar 4.33. Diagram Hasil Penilaian Aktivitas Belajar Tiga Aktivitas belajar tiga digunakan untuk mendukung penilaian hasil belajar dari pretest dan posttest. Berdasarkan hasil penilaian aktivitas belajar tiga, 19 peserta didik memperoleh nilai 100. Hal tersebut menandakan bahwa e-modul yang diberikan sangat efektif digunakan untuk pembelajaran mandiri. Keefektifan yang diperoleh sesuai dengan pernyataan dari Hadijah (2016) bahwa penggunaan produk telah dikatakan efektif ketika ketercapaian ketuntasan minimal yang titetapkan berdasarkan nilai KKM yaitu 75 telah terlampaui. Dalam hal ini penggunaan e-modul dapat dikatakan sangat efektif karena telah melebihi ketuntasan minimal yaitu sebesar 100% peserta

Nilai 100 (100%) Hasil Penilaian Aktivitas Belajar 3

Rekapitulasi hasil kegiatan aktivitas belajar tiga ditunjukkan pada Lampiran 60.

Dokumen terkait