• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indeks Saham Syariah Indonesia

2) Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF 1 (Constant) BVPS .261 3.837 PER .997 1.003 EPS .260 3.841 a. Dependent Variable: Pt Sumber: Hasil Olah Data

Pada tabel 4.4 terlihat pada model 1 bahwa hasil perhitungan nilai

Tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki

nilai Tolerance kurang dari 0.1 yang berarti tidak ada lagi korelasi antar variabel independen. Hasil tersebut diperkuat dengan tidak ada lagi variabel independen yang memiliki VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada lagi multikolineritas antar variabel independen pada model 1.

2) Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model regresi yang tidak sama (konstan). Sebaliknya, jika varian variabel pada model regresi memiliki nilai yang sama (konstan) maka disebut dengan homoskedastisitas. Yang diharapkan pada model regresi adalah yang homoskedastisitas.

Dalam penggunaan 5 model di penelitian ini sangat memungkinkan terjadinya masalah heteroskedastisitas, mengingat data yang digunakan merupakan data panel dengan jumlah cross section yang lebih banyak dari jumlah time series, maka dalam penelitian ini diperlukan

86

pengujian heteroskedastisitas. Berikut adalah hasil dari uji heteroskedastisitas dengan uji Park pada model 1:

Tabel 4.5

Heteroskedastisitas dengan Uji Park (Model 1) Dependent Variable: LOG(RES2)

Method: Panel Least Squares Date: 10/08/15 Time: 14:22 Sample: 2011 2014

Periods included: 4

Cross-sections included: 91

Total panel (balanced) observations: 364

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

1

C 10.25332 0.197886 51.81423 0.0000

BVPS 0.000346 0.000221 1.562631 0.1193

PER -0.005144 0.003282 -1.567191 0.1182

EPS -0.000853 0.000623 -1.367714 0.1725

Sumber: Hasil Olah Data

Berdasarkan output pada tabel 4.5 dapat diketahui bahwa pada model 1 regresi data panel tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Hal ini karena Prob. dari variabel independen pada model ini tidak signifikan yaitu berada diatas 0,05.

c. Pengujian Hipotesis Regresi Data Panel

1) Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau tidak.

Menurut Suliyanto (2011:40), uji F digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikat, maka model persamaan regresi masuk dalam kriteria cocok atau fit. Sebaliknya, jika tidak terdapat pengaruh secara simultan maka hal ini akan masuk dalam kategori tidak cocok atau not fit.

87

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel atau melihat dari nilai probabilitas (prob.) dari tabel. Apabila nilai probabilitas < 0,05 maka tolak H0 dan dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel dependennya. Apabila nilai probabilitas > 0,05, maka terima H0 dan dapat disimpulkan bahwa tidak ada variabel independen yang mempengaruhi variabel dependennya. Berikut hasil uji hipotesis model 1 secara simultan menggunakan uji F:

Tabel 4.6 Output Uji F (Model 1)

F-Statistic Prob(F-statistic)

53.00604 0.000000

Sumber: Hasil Olah Data

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, nilai Fhitung pada model 1 sebesar 53.006 dengan tingkat signifikansi 0.000. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak atau H1 diterima. Maka dapat disimpulkan pada model 1 bahwa BVPS, PER dan EPS secara simultan berpengaruh terhadap Harga Saham Syariah.

2) Uji t

Setelah melakukan uji koefisien regresi secara keseluruhan, maka langkah selanjutnya adalah menghitung koefisien regresi secara individu atau uji t. Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Apabila probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka

88

hasilnya terdapat pengaruh dari variabel independen secara individual terhadap variabel dependen.

Selain itu dapat dengan indikator lain, yaitu apabila nilai t hitung > t tabel, maka tolak H0 dan dapat disimpulkan bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependennya. Apabila nilai t hitung < t tabel, maka terima H0 dan dapat disimpulkan bahwa variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependennya. Hasil pengujian hipotesis dengan uji t adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7 Output Uji t (Model 1) Dependent Variable: Pt

Method: Panel Least Squares Date: 09/18/15 Time: 08:35 Sample: 2011 2014

Periods included: 4

Cross-sections included: 91

Total panel (balanced) observations: 364

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

1

C 244.9281 209.8042 1.167413 0.2441

BVPS 1.492660 0.234511 6.364983 0.0000

PER -0.627694 3.479788 -0.180383 0.8570

EPS 6.357110 0.660988 9.617586 0.0000

Sumber: Hasil Olah Data

Dari hasil regresi uji t di atas pada model 1 terlihat bahwa Book

Value Per Share menunjukan hubungan positif terhadap harga saham

syariah. Dengan melihat nilai t hitung (t-statistik) BVPS pada model 1 sebesar 6.364983 > nilai t tabel sebesar 1,6449 dengan probabilitas 0,000 yang berati lebih kecil dari nilai α= 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa variabel BVPSberpengaruh positif terhadap harga saham syariah.

Variabel Price Earning Ratio (PER) pada model 1 dengan nilai t hitung < nilai t tabel yang sebesar 1,6449 dengan probabilitas dari

89

masing-masing model lebih besar dari nilai α= 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti bahwa variabel PERtidak memiliki pengaruh terhadap harga saham syariah.

Variabel Earning Per Share (EPS) pada model ini terlihat bahwa

Earning Per Share menunjukan hubungan positif terhadap harga

saham syariah. Dengan melihat nilai t hitung (t-statistik) EPS > nilai t tabel yang sebesar 1,6449 dengan probabilitas dari masing-masing model 0,000 yang berati lebih kecil dari nilai α= 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa variabel EPSberpengaruh positif terhadap harga saham syariah.

3) Uji Adjusted R Square

Koefisien determinasi atau R Square (R2) merupakan besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Semakin tinggi koefisien determinasi, semakin tinggi kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi perubahan pada variabel terikatnya. Koefisien determinasi memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi di mana setiap penambahan satu variabel bebas dan jumlah pengamatan dalam model akan meningkatkan nilai R2 meskipun variabel yang dimasukkan tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya. Untuk mengurangi kelemahan tersebut maka digunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan, Adjusted R Square

90

Tabel 4.8

Output Uji Adjusted R Square (Model 1)

R-Squared Adjusted R-Squared

0.948073 0.930186

Sumber: Hasil Olah Data

Dari tabel 4.8 model Fixed Effect dapat dilihat bahwa nilai

Adjusted R-Square dari model 1 yang terbentuk dalam penelitian ini

adalah sebesar 0.930186 yang menunjukan bahwa kemampuan variabel independen (book value per share, price earning ratio dan

earning per share) dalam menjelaskan variabel dependen (harga

saham syariah) adalah sebesar 93,0186%, sisanya sebesar 6,9814% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model ini.

2. Pengujian Model 2 Regresi Data Panel

a. Uji Pemilihan Regresi Data Panel

1) Uji Chow

Uji chow dilakukan untuk mengetahui apakah model yang digunakan adalah common effect (pooled least square) atau fixed

effect. Berikut adalah hasil uji Chow yang dilakukan dalam model 2

ini:

Tabel 4.9 Uji Chow (Model 2) Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects

Model Effects Test Statistic d.f. Prob.

2 Cross-section F

Cross-section Chi-square

7.154233 (90,269) 0.0000

444.769445 90 0.0000

91

Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, dapat terlihat bahwa pada model kedua nilai probabilitas cross section adalah 0,0000 atau < 0,05, maka H0 ditolak, dan menerima H1, yang berarti model kedua menggunakan pendekatan fixed effect.

2) Uji Hausman

Uji Haussman digunakan untuk menentukan apakah model yang paling tepat digunakan adalah model fixed effect atau model random

effect.

Tabel 4.10 Uji Hausman (Model 2) Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Model Test Summary Chi-Sq.

Statistic

Chi-Sq.

d.f. Prob.

2 Cross-section random 22.181119 4 0.0002

Sumber: Hasil Olah Data

Pada tabel 4.10 terlihat bahwa hasil uji hausman pada model kedua nilai probabilitas cross section adalah 0,0002 atau < 0,05, maka H0

ditolak, dan menerima H1, berarti model penelitian kedua menggunakan pendekatan fixed effect.

b. Pengujian Dasar Asumsi Klasik

1) Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang terbentuk ada korelasi diantara variabel bebas atau tidak. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Model regresi yang tidak ada multikolineritas adalah

92

yang memiliki nilai Tolerance > 0,1 dan Variance Inflation Factor

(VIF) < 10. Berikut adalah hasil dari uji multikolinieritas model 2: Tabel 4.11

Uji Multikolinieritas dengan Tolerance dan VIF (Model 2)

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF 1 (Constant) BVPS .259 3.859 PER .997 1.003 EPS .229 4.358 FEPS .581 1.722 a. Dependent Variable: Pt Sumber: Hasil Olah Data

Pada tabel 4.11 terlihat pada model 2 bahwa hasil perhitungan nilai

Tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki

nilai Tolerance kurang dari 0.1 yang berarti tidak ada lagi korelasi antar variabel independen. Hasil tersebut diperkuat dengan tidak ada lagi variabel independen yang memiliki VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada lagi multikolineritas antar variabel independen pada model 2.

2) Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model regresi yang tidak sama (konstan). Sebaliknya, jika varian variabel pada model regresi memiliki nilai yang sama (konstan) maka disebut dengan homoskedastisitas. Yang diharapkan pada model regresi adalah yang homoskedastisitas. Berikut adalah hasil dari uji heteroskedastisitas dengan uji Park pada model 2:

93

Tabel 4.12

Heteroskedastisitas dengan Uji Park (Model 2) Dependent Variable: LOG(RES2)

Method: Panel Least Squares Date: 10/08/15 Time: 14:22 Sample: 2011 2014

Periods included: 4

Cross-sections included: 91

Total panel (balanced) observations: 364

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

2 C 10.26070 0.201989 50.79843 0.0000 BVPS 0.000343 0.000222 1.544802 0.1236 PER -0.005143 0.003288 -1.564109 0.1190 EPS -0.000830 0.000635 -1.306744 0.1924 FEPS -3.30E-05 0.000173 -0.190705 0.8489

Sumber: Hasil Olah Data

Berdasarkan output pada tabel 4.12 dapat diketahui bahwa pada model 2 regresi data panel tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Hal ini karena Prob. dari variabel independen pada model kedua tidak signifikan yaitu berada diatas 0,05.

c. Pengujian Hipotesis Regresi Data Panel

1) Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau tidak. Berikut hasil uji hipotesis model 2 secara simultan menggunakan uji F:

Tabel 4.13 Output Uji F (Model 2)

F-Statistic Prob(F-statistic)

58.15333 0.000000

94

Berdasarkan tabel 4.13 di atas, nilai Fhitung pada model 2 sebesar 58.153 dengan tingkat signifikansi 0.000. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak atau H1 diterima. Maka dapat disimpulkan pada model 2 bahwa BVPS, PER, EPS dan FEPS secara simultan berpengaruh terhadap Harga Saham Syariah.

2) Uji t

Setelah melakukan uji koefisien regresi secara keseluruhan, maka langkah selanjutnya adalah menghitung koefisien regresi secara individu atau uji t. Hasil pengujian hipotesis dengan uji t pada model 2 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.14 Output Uji t (Model 2) Dependent Variable: Pt

Method: Panel Least Squares Date: 09/18/15 Time: 08:35 Sample: 2011 2014

Periods included: 4

Cross-sections included: 91

Total panel (balanced) observations: 364

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

2 C 35.37785 203.5402 0.173813 0.8621 BVPS 1.568021 0.223728 7.008592 0.0000 PER -0.653939 3.313250 -0.197371 0.8437 EPS 5.723573 0.640320 8.938608 0.0000 FEPS 0.936989 0.174521 5.368926 0.0000

Sumber: Hasil Olah Data

Dari hasil regresi uji t di atas pada model 2 terlihat bahwa Book

Value Per Share menunjukan hubungan positif terhadap harga saham

syariah. Dengan melihat nilai t hitung (t-statistik) BVPS pada model 2 sebesar 7.008592 > nilai t tabel sebesar 1,6449 dengan probabilitas 0,000 yang berati lebih kecil dari nilai α= 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa variabel BVPSberpengaruh positif terhadap harga saham syariah.

95

Variabel Price Earning Ratio (PER) pada model 2 dengan nilai t hitung < nilai t tabel yang sebesar 1,6449 dengan probabilitas dari model lebih besar dari nilai α= 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti bahwa variabel PER tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham syariah.

Variabel Earning Per Share (EPS) pada model ini terlihat bahwa

Earning Per Share menunjukan hubungan positif terhadap harga

saham syariah. Dengan melihat nilai t hitung (t-statistik) EPS > nilai t tabel yang sebesar 1,6449 dengan probabilitas dari model 0,000 yang berati lebih kecil dari nilai α= 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa variabel EPS berpengaruh positif terhadap harga saham syariah.

Variabel Forcasted Earning Per Share menunjukan hubungan positif terhadap harga saham syariah. Dengan melihat nilai t hitung (t-statistik) FEPS pada model 2 memiliki nilai t hitung 5.368926 > nilai t tabel yang sebesar 1,6449 dengan probabilitas 0,000 yang berati lebih kecil dari nilai α= 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa variabel FEPS berpengaruh positif terhadap harga saham syariah.

3) Uji Adjusted R Square

Koefisien determinasi memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi di mana setiap penambahan satu variabel bebas dan jumlah pengamatan dalam model akan meningkatkan nilai R2 meskipun variabel yang dimasukkan tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

96

variabel terikatnya. Untuk mengurangi kelemahan tersebut maka digunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan, Adjusted R

Square (R2adj). Berikut adalah hasil uji Adjusted R2pada model 2:

Tabel 4.15

Output Uji Adjusted R Square (Model 2)

R-Squared Adjusted R-Squared

0.953098 0.936709

Sumber: Hasil Olah Data

Dari tabel 4.15 dapat dilihat bahwa nilai Adjusted R-Square dari model 2 yang terbentuk dalam penelitian ini adalah sebesar 0.936709 yang menunjukan bahwa kemampuan variabel independen (BVPS, PER, EPS dan FEPS) dalam menjelaskan variabel dependen (harga saham syariah) adalah sebesar 93,6709%, sisanya sebesar 6,3291% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model ini.

3. Pengujian Model 3 Regresi Data Panel

a. Uji Pemilihan Regresi Data Panel

1) Uji Chow

Berikut adalah hasil uji Chow yang dilakukan dalam model 3 ini: Tabel 4.16

Uji Chow (Model 3) Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects

Model Effects Test Statistic d.f. Prob.

3 Cross-section F

Cross-section Chi-square

1.671209 (90,270) 0.0009

161.181273 90 0.0000

97

Berdasarkan Tabel 4.16 di atas, dapat terlihat bahwa pada model ketiga nilai probabilitas cross section adalah 0,0009 atau < 0,05, maka H0 ditolak, dan menerima H1, yang berarti model ketiga menggunakan pendekatan fixed effect.

2) Uji Hausman

Uji Haussman digunakan untuk menentukan apakah model yang paling tepat digunakan adalah model fixed effect atau model random

effect.

Tabel 4.17 Uji Hausman (Model 3) Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Model Test Summary Chi-Sq.

Statistic

Chi-Sq.

d.f. Prob.

3 Cross-section random 15.796865 3 0.0012

Sumber: Hasil Olah Data

Pada tabel 4.17 terlihat bahwa hasil uji hausman pada model ketiga nilai probabilitas cross section adalah 0,0012 atau < 0,05, maka H0

ditolak, dan menerima H1, berarti model penelitian ketiga menggunakan pendekatan fixed effect.

b. Pengujian Dasar Asumsi Klasik

1) Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang terbentuk ada korelasi diantara variabel bebas atau tidak. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Model regresi yang tidak ada multikolineritas adalah

98

yang memiliki nilai Tolerance > 0,1 dan Variance Inflation Factor

(VIF) < 10. Berikut adalah hasil dari uji multikolinieritas model 3: Tabel 4.18

Uji Multikolinieritas dengan Tolerance dan VIF (Model 3)

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF 1 (Constant) Pt-1 .978 1.023 Dup .953 1.050 Ddown .965 1.036 a. Dependent Variable: Pt Sumber: Hasil Olah Data

Pada tabel 4.18 terlihat pada model 3 bahwa hasil perhitungan nilai

Tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki

nilai Tolerance kurang dari 0.1 yang berarti tidak ada lagi korelasi antar variabel independen. Hasil tersebut diperkuat dengan tidak ada variabel independen yang memiliki VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolineritas antar variabel independen pada model 3.

2) Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model regresi yang tidak sama (konstan). Sebaliknya, jika varian variabel pada model regresi memiliki nilai yang sama (konstan) maka disebut dengan homoskedastisitas. Yang diharapkan pada model regresi adalah yang homoskedastisitas. Berikut adalah hasil dari uji heteroskedastisitas dengan uji Park pada model 3:

99

Tabel 4.19

Heteroskedastisitas dengan Uji Park (Model 3) Dependent Variable: LOG(RES2)

Method: Panel Least Squares Date: 10/08/15 Time: 14:22 Sample: 2011 2014

Periods included: 4

Cross-sections included: 91

Total panel (balanced) observations: 364

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

3

C 10.21689 0.155953 65.51261 0.0000

Pt-1 1.40E-05 2.70E-05 0.519135 0.6041

Dup 0.402453 0.280122 1.436704 0.1520

Ddown 0.208632 0.515727 0.404540 0.6861

Sumber: Hasil Olah Data

Berdasarkan output pada tabel 4.19 dapat diketahui bahwa pada model 3 regresi data panel tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Hal ini karena Prob. dari variabel independen pada model ini tidak signifikan yaitu berada diatas 0,05.

c. Pengujian Hipotesis Regresi Data Panel

1) Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau tidak. Berikut hasil uji hipotesis model 3 secara simultan menggunakan uji F:

Tabel 4.20 Output Uji F (Model 3)

F-Statistic Prob(F-statistic)

621.9205 0.000000

100

Berdasarkan tabel 4.20 di atas, nilai Fhitung pada model 3 sebesar 621.9205 dengan tingkat signifikansi 0.000. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak atau H1 diterima. Maka dapat disimpulkan pada model 3 bahwa Pt-1, Dup dan Ddown secara simultan berpengaruh terhadap Harga Saham Syariah.

2) Uji t

Setelah melakukan uji koefisien regresi secara keseluruhan, maka langkah selanjutnya adalah menghitung koefisien regresi secara individu atau uji t. Hasil pengujian hipotesis dengan uji t pada model 3 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.21 Output Uji t (Model 3) Dependent Variable: Pt

Method: Panel Least Squares Date: 09/18/15 Time: 08:35 Sample: 2011 2014

Periods included: 4

Cross-sections included: 91

Total panel (balanced) observations: 364

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

3

C -90.15676 49.28403 -1.829330 0.0685

Pt-1 1.047746 0.008520 122.9690 0.0000

Dup -45.09104 88.52377 -0.509366 0.6109

Ddown -202.1887 162.9794 -1.240578 0.2158

Sumber: Hasil Olah Data

Dari hasil regresi uji t pada model 3 yaitu analisis teknikal, terlihat bahwa harga saham masa lalu menunjukan hubungan positif terhadap harga saham syariah. Dengan melihat nilai t hitung (t-statistik) harga saham masa lalu sebesar 122.9690 > nilai t tabel yang sebesar 1,6449 dengan probabilitas 0,000 yang berarti lebih kecil dari nilai α= 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti

101

bahwa variabel harga saham masa lalu berpengaruh positif terhadap harga saham syariah.

Variabel Dummy Up yang merupakan tren harga saham saat

bullish menunjukan hubungan negatif terhadap harga saham syariah.

Dengan melihat nilai t hitung (t-statistik) Dup pada model < nilai t tabel yang sebesar 1,6449 dengan probabilitas dari model lebih besar dari nilai α= 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1

ditolak yang berarti bahwa variabel Dup tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham syariah.

Variabel Dummy Down menunjukan hubungan negatif terhadap harga saham syariah. Dengan melihat nilai t hitung (t-statistik) Ddown < nilai t tabel yang sebesar 1,6449 dengan probabilitas dari model lebih besar dari nilai α= 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti bahwa variabel Ddown tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham syariah.

3) Uji Adjusted R Square

Berikut adalah hasil uji Adjusted R2pada model 3: Tabel 4.22

Output Uji Adjusted R Square (Model 3)

R-Squared Adjusted R-Squared

0.995354 0.993753

Sumber: Hasil Olah Data

Dari tabel 4.22 dapat dilihat bahwa nilai Adjusted R-Square dari model 3 yang terbentuk dalam penelitian ini adalah sebesar 0.993753 yang menunjukan bahwa kemampuan variabel independen (harga

102

saham masa lalu, dummy up dan dummy down) dalam menjelaskan variabel dependen (harga saham syariah) adalah sebesar 99,3753%, sisanya sebesar 0,6247% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model ini.

4. Pengujian Model 4 Regresi Data Panel

a. Uji Pemilihan Regresi Data Panel

1) Uji Chow

Berikut adalah hasil uji Chow yang dilakukan dalam model 4: Tabel 4.23

Uji Chow (Model 4) Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects

Model Effects Test Statistic d.f. Prob.

4 Cross-section F

Cross-section Chi-square

1.514413 (90,267) 0.0060

150.122684 90 0.0001

Sumber: Hasil Olah Data

Berdasarkan Tabel 4.23 di atas, dapat terlihat bahwa pada model 4 nilai probabilitas cross section adalah 0,0060 atau < 0,05, maka H0

ditolak, dan menerima H1, yang berarti model 4 menggunakan pendekatan fixed effect.

2) Uji Hausman

Uji Hausman digunakan untuk menentukan apakah model yang paling tepat digunakan adalah model fixed effect atau model random

effect.

Tabel 4.24 Uji Hausman (Model 4) Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: Untitled

103

Model Test Summary Chi-Sq.

Statistic

Chi-Sq.

d.f. Prob.

4 Cross-section random 43.114248 6 0.0000

Sumber: Hasil Olah Data

Pada tabel 4.24 terlihat bahwa hasil uji hausman pada model keempat nilai probabilitas cross section adalah 0,0000 atau < 0,05, maka H0 ditolak, dan menerima H1, berarti model penelitian keempat menggunakan pendekatan fixed effect.

b. Pengujian Dasar Asumsi Klasik

1) Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang terbentuk ada korelasi diantara variabel bebas atau tidak. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Model regresi yang tidak ada multikolineritas adalah yang memiliki nilai Tolerance > 0,1 dan Variance Inflation Factor

(VIF) < 10. Berikut adalah hasil dari uji multikolinieritas model 4: Tabel 4.25

Uji Multikolinieritas dengan Tolerance dan VIF (Model 4)

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF 1 (Constant) BVPS .243 4.122 PER .992 1.008 EPS .147 6.824 Pt-1 .178 5.606 Dup .926 1.080 Ddown .961 1.041 a. Dependent Variable: Pt Sumber: Hasil Olah Data

Pada tabel 4.25 terlihat pada model 4 bahwa hasil perhitungan nilai

104

nilai Tolerance kurang dari 0.1 yang berarti tidak ada lagi korelasi antar variabel independen. Hasil tersebut diperkuat dengan tidak ada variabel independen yang memiliki VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolineritas antar variabel independen pada model 4.

2) Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model regresi yang tidak sama (konstan). Sebaliknya, jika varian variabel pada model regresi memiliki nilai yang sama (konstan) maka disebut dengan homoskedastisitas. Yang diharapkan pada model regresi adalah yang homoskedastisitas. Berikut adalah hasil dari uji heteroskedastisitas dengan uji Park pada model 4:

Tabel 4.26

Heteroskedastisitas dengan Uji Park (Model 4) Dependent Variable: LOG(RES2)

Method: Panel Least Squares Date: 10/08/15 Time: 14:22 Sample: 2011 2014

Periods included: 4

Cross-sections included: 91

Total panel (balanced) observations: 364

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

4 C 10.12138 0.212000 47.74229 0.0000 BVPS 0.000284 0.000254 1.119156 0.2641 PER -0.005326 0.003309 -1.609416 0.1087 EPS -0.001157 0.000704 -1.643755 0.1014 Pt-1 4.28E-05 6.30E-05 0.679932 0.4971 Dup 0.445426 0.280828 1.586119 0.1139 Ddown 0.215461 0.530326 0.406281 0.6849

Sumber: Hasil Olah Data

Berdasarkan output pada tabel 4.26 dapat diketahui bahwa pada

Dokumen terkait