METODE PENELITIAN
3.7 Uji Coba Instrumen
3.8.3 Uji Hipotesis
Berdasarkan hipotesis penelitian yang telah diajukan pada kajian pustaka, dapat dirumuskan hipotesis nol (H0) pertama yang berbunyi “tidak terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model IKRAR berorientasi kearifan lokal, siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model IKRAR, dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional”. Secara statistik, hipotesis tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut.
H0: = =
yaitu tidak terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model IKRAR berorientasi kearifan lokal, model IKRAR maupun model pembelajaran konvensional. melawan
H1:paling tidak satu tanda sama dengan (”=”) tidak berlaku
yaitu terdapat pasangan kelompok sampel memiliki kemampuan berpikir kritis yang berbeda.
Keterangan:
= rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran IKRAR berorientasi kearifan lokal
= rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran IKRAR
= rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional
Adapun langkah-langkah untuk menghitung nilai F dapat dilihat pada tabel ringkasan ANAVA Satu Jalur dalam tabel berikut.
Tabel 3.5 Ringkasan ANAVA Satu Jalur Untuk Pengujian Hipotesis
Sumber Variasi Jumlah Kuadrat (JK) Derajat Kebebasan (dk) Rata-Rata Jumlah Kuadrat (RJK) Fhit Antara ∑= 1 2 = 1 − (∑ ) 2 k-1 Dalam − ntotal-k Total 2− (∑ ) 2 ntotal-1 Keterangan : Data keseluruhan
: Data sampel ke-jpada kelompok sampel ke-i, JKT : Jumlah Kuadrat Total
JKA : Jumlah Kuadrat Antara : Banyak seluruh sampel
: Banyak anggota sampel per-kelompok sampel : Banyak kelompok sampel
(Candiasa, 2010b) Dengan kriteria pengujian adalah tolak H0 jika Fhit > Ftabel, Ftabel =
( , ), dimanaα = 5%.
Jika H0ditolak, gunakan uji lanjut untuk melakukan pengujian hipotesis berikut.
1. Kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model IKRAR berorientasi kearifan lokal lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model IKRAR.
Secara statistik, hipotesis tersebut dapat dirumuskan: H0: =
yaitu tidak terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model IKRAR berorientasi kearifan lokal dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model IKRAR
melawan H1: >
yaitu kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model IKRAR berorientasi kearifan lokal lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model IKRAR 2. Kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model IKRAR lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional.
Secara statistik, hipotesis tersebut dapat dirumuskan: H0: =
yaitu tidak terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model IKRAR dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional
melawan H1: >
yaitu kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model IKRAR lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional.
3. Kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model IKRAR berorientasi kearifan lokal lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional.
Secara statistik, hipotesis tersebut dapat dirumuskan: H0: =
yaitu tidak terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model IKRAR berorientasi kearifan lokal dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional
melawan H1: >
yaitu kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model IKRAR berorientasi kearifan lokal lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional.
Uji lanjut yang digunakan adalah uji Scheffé dengan rumus berikut.
= ( −1 ) + 1
Keterangan
: Rata-rata kelompok yang lebih besar : Rata-rata kelompok yang lebih kecil
: Banyak responden dalam kelompok dengan rata-rata lebih besar : Banyak responden dalam kelompok dengan rata-rata lebih kecil
(Candiasa, 2010b) Pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai dengan F’, dimana = ( − 1) . Apabila > ′, H0 ditolak. Hal ini berarti kelompok yang memiliki rata-rata ( ) lebih besar dinyatakan lebih unggul daripada kelompok yang memiliki rata-rata( )lebih kecil.
Namun, apabila data tidak berdistribusi normal dan tidak memiliki varians yang homogen, maka uji ANAVA Satu Jalur tidak dapat dilakukan. Sebagai gantinya, digunakan uji Kruskal-Wallis yang merupakan salah satu uji pada prosedur nonparametrik. Daniel (1989) menyatakan bahwa prosedur nonparametrik dapat digunakan apabila asumsi-asumsi yang diperlukan sebagai syarat penggunaan suatu prosedur parametrik menjadi sahih tidak terpenuhi. Dengan kata lain, uji nonparametrik dapat digunakan salah satunya apabila data tidak berdistribusi normal dan variansnya tidak homogen.
Uji Kruskal-Wallis dilakukan dengan membandingkan nilaiHdengan nilai pada tabel Chi-Kuadrat ( ). NilaiHdihitung dengan rumus berikut.
= 12
Keterangan:
: Jumlah peringkat-peringkat yang ditetapkan bagi hasil-hasil pengamatan di sampel ke-i
: Banyak seluruh sampel
: Banyak anggota sampel per-kelompok sampel
(Daniel, 1989) Hipotesis penelitian dalam uji Kruskal-Wallis ini adalah sebagai berikut.
H0 : Ketiga kelompok sampel memiliki median yang sama melawan
H1 : Terdapat kelompok sampel yang memiliki median yang tidak sama.
Dengan kriteria pengujian adalah tolak H0 jika H > , dimana ditentukan melalui Tabel Chi Kuadrat dengan derajat kebebasan k-1 pada taraf signifikasi 5%.
Apabila H0 ditolak, pengujian dilanjutkan untuk menguji hipotesis berikutnya, yaitu: (1) kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model IKRAR berorientasi kearifan lokal lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model IKRAR, (2) kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model IKRAR lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional, dan (3) kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model IKRAR berorientasi kearifan lokal lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional.
Prosedur yang digunakan adalah pembandingan berganda, dimana pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai − dengan
Keterangan:
: Rata-rata peringkat dari kelompok sampel ke-i
: Rata-rata peringkat dari kelompok sampel ke-j
: Banyak anggota sampel pada kelompok sampel ke-i
: Banyak anggota sampel pada kelompok sampel ke-j
: Banyak seluruh sampel
k : Banyak kelompok sampel
z : Daerah pada kurva normal yang sebelah kanannya memiliki luas
á ( − 1)
Jika − ≤ ( [ ⁄ ( )]) ( ) + maka tidak
terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis pada kelompok sampel ke-i dan ke-j. Tetapi, jika − > ( [ ⁄ ( )]) ( ) + maka terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis pada kelompok sampel ke-i dan ke-j, dimana kelompok sampel yang memiliki lebih tinggi dinyatakan memiliki kemampuan berpikir kritis yang lebih baik.
99