Kategori Hasil Belajar
2) Uji Homogenitas Data Posttest
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel
homogen atau tidak, dengan kriteria penguji adalah tolak H0 jika Fhitung F1/2 (nb-1), (nk-1) dan terima H0 jika Fhitung F1/2 nb-1), (nk-1)
dengan dk pembilang = (nb-1) dan dk penyebut = (nk-1).
H0 : σ12 = σ22 (varians data homogen)
Ha : σ12≠ σ22 (varians data tidak homogen)
σ12 = varians kelas eksperimen
σ22 = varians kelas kontrol
𝐹𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑇𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
= 109,73
94,91
= 1,12
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh 𝐹𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,12 dan
𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,20 pada taraf signifikan 𝛼 = 0,05 dengan derajat
kebebasan pembilang 19 dan derajat kebebasan penyebut 19. Karena
𝐹𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,12 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,20 artinya H0 diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa kedua data yang dimiliki varians yang homogen. Untuk lebih jelasnya hasil dari uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 19
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Homogenitas
Kelompok Jumlah Sampel Varians (s2) Fhitung Ftabel 05 , 0 Kesimpulan Eksperimen 20 94,91 1,12 2,20 Terima H0 Kontrol 20 109,73
c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Awal Sebelum Perlakuan
Berikut ini hipotesis yang akan diuji kebenaranya menggunakan teknik t-test untuk dua sampel besar yang satu sama lain tidak mempunyai hubungan.
Hipotesis Deskriptif :
H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan awal
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan awal
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hipotesis Statistik :
H0 : μ1 ≤μ2 = rata-rata pretest kelas eksperimen kurang dari atau sama
dengan rata-rata kelas kontrol.
Ha : μ1 > μ2= rata-rata pretest kelas eksperimen lebih dari rata-rata
kelas kontrol. Keterangan :
μ1 = rata-rata pretest kelas eksperimen
μ2 = rata-rata pretest kelas control
Tabel 20
Daftar Hasil Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas N Rata- rata Deviasi Standar Standar Error Standar Error Perbedaan Mean Uji t Eksperimen 20 54,6 3,6 0,826 1,52 1,316 Kontrol 20 52,6 5,565 1,28
Berdasarkan perhitungan diatas didapat thitung = 1,316 dan ttabel =
1,684. Karena thitung = 1,316 < ttabel = 1,684 maka H0 diterima berarti
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pretest kelas eksperimen dengan nilai rata-rata pretest kelas kontrol.
d. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Awal dan Akhir
H0 : μ3 ≤μ1 = Nilai rata-rata posttest kelas eksperimen kurang dari atau
Ha : μ3 > μ1 = Nilai rata-rata posttest kelas eksperimen lebih dari rata-rata
pretest kelas kelas eksperimen
Keterangan :
μ3 = rata-rata posttest kelas eksperimen
μ1 = rata-rata prettest kelas eksperimen
Berdasarkan perhitungan didapat thitung= 5,669 dan ttabel= 1,684.
Karena thitung = 5,669 > ttabel = 1,684 maka H0 ditolak dan Ha diterima
berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata Posttest
kelas eksperimen dan nilai rata-rata Prettest kelas eksperimen.
e. Uji Hipotesis
Berikut ini hipotesis yang akan diuji kebenaranya menggunakan teknik t-test untuk dua sampel besar yang satu sama lain tidak mempunyai hubungan.
Hipotesis Deskriptif :
H0 : Penggunaan Model Pembelajaran Elaborasi Tidak Berpengaruh
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa di Kelas VII SMP Nurul Qomar Palembang.
Ha : Penggunaan Model Pembelajaran Elaborasi Berpengaruh
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa di Kelas VII SMP Nurul Qomar Palembang.
H0 : μ3 ≤μ4 = rata-rata posttest kelas eksperimen kurang dari atau
sama dengan rata-rata kelas kontrol.
Ha : μ3 > μ4 = rata-rata posttest kelas eksperimen lebih dari rata-rata
kelas kontrol. Keterangan :
μ3 = rata-rata posttest kelas eksperimen
μ4 = rata-rata posttest kelas control
Tabel 21
Daftar Hasil Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas N Rata- rata Standa r Deviasi Standar Error Standar Error Perbedaa n Mean Uji t Kesimpu lan Eksperime n 20 67,8 9,492 2,177 3,197 5,239 Tolak H0 Kontrol 20 51,05 10,213 2,342
Kriteria pengujian yang berlaku adalah H0 diterima jika thitung < ttabel
dan H0 ditolak jika thitung > ttabel dengan dk = n1 + n2 – 2 dan taraf
signifikan 𝛼 = 5%. Derajat kebebasan (dk) = n1 + n2 –2. Jadi dk = 20 + 20
– 2, dari tabel distribusi t didapat harga 𝑡0,95 (40) = 1,684
Berdasarkan perhitungan didapat thitung= 5,239 dan ttabel= 1,684.
Karena thitung = 5,239 > ttabel = 1,998 maka H0 ditolak yang berarti
penggunaan model pembelajaran Elaborasi Berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa di kelas VII SMP Nurul Qomar Palembang.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua kelas, yaitu kelas VII.B sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran
Elaborasi dan kelas VII.A sebagai kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Tujuan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Elaborasi adalah merupakan salah satu cara yang dapat memudahkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan, meningkatkan motivasi belajar siswa dan memiliki cara-cara yang sistematis dalam mengurutkan isi pembelajaran dari mudah ke sulit dari sederhana ke kompleks. Dengan demikian hasil belajar siswa akan menjadi lebih baik.
Sebelum peneliti melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu menvalidasi instrumen penelitian yang diperlukan saat pembelajaran. Dari pendapat dan saran beberapa validator dapat disimpulkan bahwa keseluruhan instrumen penelitian yang disusun peneliti telah mencapai kategori valid secara validitas konstrak (construct validity). Kemudian khusus untuk soal tes setelah dilakukan validasi oleh beberapa validator, soal tes tersebut diujicobakan juga kepada 10 orang siswa kelas VII untuk menguji secara empirik kevalidan soal tes. Dalam hal ini yang diujicobakan hanya soal
posttest karena konsep dan materi pada soal pretest dan posttest sama yang berbeda hanya angka pada masing-masing soal pretest dan posttest tesebut, maka cukup dilakukan ujicoba pada soal posttest saja. Dari hasil ujicoba tersebut juga ternyata seluruh item dalam soal tes telah mencapai kategori valid. Selanjutnya instrumen penelitian tersebut digunakan peneliti dalam menyampaikan materi maupun memberikan tes.
Dalam penelitian ini ada beberapa kendala yang terjadi dilapangan dalam menerapkan model pembelajaran elaborasi pada pertemuan 1, 2 dan 3. Pada pertemuan pertama Siswa mendapatkan kendala pada langkah pemberian pesintesis, dimana siswa masih kurang mengerti untuk mengungkapkan pengetahuan yang dimilikinya untuk dikaitkan dengan materi himpunan. Pada pertemuan kedua sebagian siswa masih mendapatkan kendala pada langakah elaborasi tahap pertama, dimana siswa sulit membedakan mana himpunan berhingga dan himpunan tak berhingga. Pada pertemuan ketiga siswa masih mendapatkan kendala pada elaborasi tahap 2, dimana siswa pada saat menjelaskan siswa tidak menggunakan simbol himpunan semesta. Adapun kendala guru dalam menerapkan model pembelajaran elaborasi adalah kurangnya waktu yang diberikan untuk materi ini, tidak tersedianya buku paket matematika sehingga siswa pada saat dirumah tidak mempunyai buku pelajaran selain LKS.
Dari hasil pengujian hipotesis statistik diperoleh statistik data nilai thitung = 5,239 dan ttabel = 1,684 pada 𝛼= 0,05 yang berarti nilai thitung > ttabel.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa H0 ditolak, hal ini berarti telah
membuktikan kebenaran dari hipotesis dengan demikian pemberian model pembelajaran elaborasi berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemberian model pembelajaran elaborasi berpengaruh positif terhadap hasil belajar matematika siswa pokok bahasan Himpunan.