• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perataan Laba (Y)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3. Tidak Boleh Ada Heteroskedastisitas

4.4.4 Uji Hopotesis

Untuk menguji pengaruh secara silmutan antara Ukuran Perusahaan (X1), Profitabilitas (X2) dan Financial Leverage (X3) terhadap Perataan Laba (Y) dilakukan uji F dan untuk menguji secara parsial antara Ukuran Perusahaan

(X1), Profitabilitas (X2) dan Financial Leverage (X3) terhadap Perataan Laba (Y) dilakukan uji t. Berikut ini uji F dan t :

Tabel 14 : Hasil Uji F dan Uji t

Variabel bebas Fhitung Ftabel Sig t hitung t tabel

Ukuran Perusahan (X1) 2,033 3,10 0,569 0,579 2,086 Profitabilitas (X2) 0,415 0,832

Financial Leverage (X3) 0,044 1,957

Sumber : Hasil Olahan Data ( Lampiran 4,5,6,7) Berdasarkan tabel 12 diatas dapat dijelaskan :

1. Nilai t hitung pada variabel Ukuran Perusahaan (X1) adalah 0,579 kurang dari t tabel 2,086, Ho diterima pada level signifikan 5 %, sehingga secara parsial Ukuran Perusahaan (X1) berpengaruh positif terhadap Perataan Laba (Y). Hal ini didukung juga dengan nilai signifikan dari Ukuran Perusahaan (X1) 0,569 yang lebih besar dari 0,05 bearati tidak signifikan terhadap perataan laba.

2. Nilai t hitung pada variabel Profitabilitas (X2) adalah 0,832 kurang dari ttabel

2,086, Ho diterima pada level signifikan 5 %, sehingga secara parsial Profitabilitas (X2) berpengaruh positif terhadap Perataan Laba (Y). Hal ini didukung juga dengan nilai signifikan dari Profitabilitas (X2) 0,415 yang lebih besar dari 0,05 berarti tidak signifikan terhadap perataan laba. 3. Nilai t hitung pada variabel Financial Leverage (X3) adalah 1,957 kurang

dari t tabel 2,086, Ho diterima pada level signifikan 5 %, sehingga secara parsial Financial Leverage (X3) berpengaruh positif terhadap Perataan

Laba (Y). Hal ini didukung juga dengan nilai signifikan dari Financial Leverage (X3) 0,044 yang kurang dari 0,05 berarti signifikan terhadap perataan laba.

4. Nilai F hitung (2,033) dan nilai F tabel sebesar (3,10) karena nilai F hitung < Ftabel 3,10 maka Ho diterima dan H1 ditolak yang artinya Ukuran Perusahaan (X1), Profitabilitas (X2) dan Financial Leverage (X3) secara silmutan tidak berpengaruh terhadap Perataan Laba (Y) sehingga hipotesis keempat tidak teruji kebenarannya. Hal ini didukung juga dengan nilai signifikan 0,142 lebih besar dari 0,05, berarti nahwa penetapan variabel dalam model regresi dalam penelitian kurang tepat.

4.5 Pembahasan

Dalam pengujian secara parsial tiga variabel yaitu Ukuran Perusahaan, Profitabilitas , dan Financial Leverage terhadap Perataan Laba. Pembahasan masing-masing dalam pengujian secara parsial adalah sebagai berikut :

a. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Perataan Laba

Menurut hasil perhitungan Ukuran Perusahaan mempuyai pengaruh positif yang tidak signifikan sebesar 0,569 lebih besar dari taraf nyata 0,05. Ini berarti bahwa variabel Ukuran Perusahaan (X1) mempuyai pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap Perataan Laba pada perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2008.

Ukuran Perusahaan merupakan salah satu faktor yang mendorong terjadinya perataan laba. Berdasarkan analisis regresi, bila Ukuran Perusahaan tinggi maka kecenderungan untuk melakukan Pertataan Laba makin rendah. Namun, hasil penelitian ini berpengaruh positif yang tidak signifikan terhadap Perataan Laba yang artinya perubahan yang terjadi tidak dapat menyebabkan perubahan perataan laba.

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Moses (1987) yang menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan yang lebih besar memiliki dorongan yang lebih besar pula untuk melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang lebih kecil karena perusahaan-perusahaan yang lebih besar menjadi subyek pemeriksaaan, dan menurut Nasser dan Herlina (2003) dalam Juniarti dan Carolina menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki aktiva besar yang kemudian dikategorikan sebagai perusahaan besar umumnya akan mendapat lebih banyak perhatian dari berbagai pihak.

Ukuran perusahaan (total aktiva) secara nyata dapat berpengaruh terhadap perataan laba, disebabkan karena Ukuran Perusahaan tidak hanya dapat diukur berdasarkan total atau nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, akan tetapi terdapat komponan lain yang mungkin bisa di gunakan sebagai tolak ukur dalam penentuan ukuran perusahaan. Parameter yang dapat digunakan untuk melihat besar kecilnya suatu perusahaan yaitu log size, nilai saham, dll. Menurut Muhammad (2000) dalam Juniarti dan

Carolina menyebutkan bahwa besar kecilnya suatu perusahaan tidak hanya diidentikkan dengan padat modal tetapi bisa juaga padat karya.

Selain itu Perusahaan Otomotif yang dijadikan sampel dalam penelitian ini tergolong perusahaan besar, sehingga cenderung untuk tidak melakukan perataan laba sebagaimana yang dikatakan Ashari dkk (1994) dalam Juniarti dan Carolina (2005).

b. Pengaruh Profitabilitas terhadap terhadap Perataan Laba

Menurut hasil perhitungan Profitabilitas mempuyai pengaruh positif yang tidak signifikan sebesar 0,415 lebih besar dari taraf nyata 0,05. Ini berarti bahwa Variabel Profitabilitas mempuyai pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap Perataan Laba pada perusahaan Otomotif yang terfdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2008.

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dan salah satu faktor yang mendorong terjadinya perataan laba. Berdasarkan analisis regresi, berarti bila Profitabilitas Perusahaan semakin tinggi maka kecenderungan untuk melakukan perataan laba semakin rendah. Namun, Profitabilitas berpengaruh positif yang tidak signifikan terhadap perataan laba yang artinya perubahan yang terjadi tidak dapat menyebabkan perubahan perataan laba.

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Ashari (1994) yang menyatakan bahwa perataan laba cenderung dilakukan oleh perusahaan yang proftabilitasnya rendah dan perusahaan yang lebih

berisiko dan penelitian Martiza (2003) yang menyatakan bahwa semakin rendah profitabilitas suatu perusahaan akan semakin besar kecenderungan tersebut untuk melakukan perataan laba. Tidak signifikan profitabilitas terhadap perataan laba yang digunakan dalam penelitian ini tidak melakukan perataan laba.

Profitabilitas (Net Profit Margin) secara nyata tidak berpengaruh terhadap perataan laba, disebabkan karena investor dalam menilai kondisi perusahaan terpusat pada informasi laba. Sebagaimana disebut dalam Statement of Financial Accounting (SFAC) No. 1 bahwa informasi laba pada umumnya merupakan perhatian utama dalam menaksir kinerja atau pertanggngjawaban manajer. Hal ini juga dikemukakan oleh Jin da Machfoedz (1998:175) dalam I made Narsa ”adanya kecenderungan pihak eksternal untuk lebih memperhatikan laba yang terdapat dalam laporan rugi-laba. Adanya kecenderungan investor yang terpusat pada informasi laba tersebut sehingga diduga mengabaikan informasi Net Profit Margin yang ada secara maksimal. Sehingga manajemen cenderung tidak melakukan perataan laba melalui variabel ini.

c. Pengaruh Financial Leverage terhadap Perataan Laba

Menurut hasil penelitian perhitungan Financial Leverage memiliki pengaruh signifikan positif sebesar 0,044 lebih kecil dari taraf nyata 0,05. Ini berarti bahwa Financial Leverage mempuyai pengaruh signifikan positif

terhadap perataan laba pada perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2008.

Financial Leverage merupakan penggunaan assets perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan maksud agar maningkatkan keuntungan dari penggunaan tersebut, perusahaan harus mengeluarkan beban tetap. Berdasarkan analisis regresi, berarti bila Financial Leverage Perusahaan semakin tinggi maka kecenderungan untuk melakukan perataan laba semakin tinggi. Namun, Financial Leverage berpengaruh signifikan positif terhadap perataan laba yang artinya perubahan yang terjadi dapat menyebabkan perubahan perataan laba.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Husnan (1998:113) yang menyatakan bahwa Leverage yang semakin besar mengakibatkan risiko yang semakin meningkat. Semakin meningkat besar jumlah hutang yang dipergunakan perusahaan, maka yang akan ditanggung pemilik modal akan semakin besar. Leverage yang besar menyebabkan turunnya minat investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut sehingga dapat memicu adanya tindakan perataan laba.

Financial Leverage ini diukur dengan menggunakan rasio total hutang terhadap total aktiva. Hutang yang besar mangakibatkan resiko semakin meningkat terjadi semakin besar leverage maka risiko yang ditanggung oleh pemilki modal semakin meningkat. Dengan asumsi pihak kreditor adalah risk averse (menolak risiko) maka investor atau pihak kreditor enggan

untuk menanamkan modalnya atau meminjamkan dananya apabila perusahaan tersebut memiliki resiko leverage yang besar.

d. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Financial Leverage terhadap Perataan Laba

hasil penelitian ini adalah Ukuran Perusahaan , Profitabilitas dan Financial Leverage secara silmutan tidak berpengaruh terhadap Perataan Laba sehingga hipotesis yang diajukan tidak teruji kebenarannya. Hasil penelitian ini hanya merupakan sedikit bukti tentang adanya praktik perataan laba yang merupakan usaha untuk merekayasa laporan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan. Penelitian ini tidak berhasil mendukung penelitian Jin dan Mas’ud (1998) yang menyatakan bahwa leverage operasi berpengaruh terhadap perataan laba , sedangkan total aktiva , profit dan sector industri tidak berpengaruh.

Untuk pengujian secara silmutan dalam penelitian ini menunjukan bahwa variabel-variabel independent yang digunakan dalam model penelitian ini secara silmutan mampu menjelaskan perubahan indeks perataan laba sebesar -0,614 % sehingga dapat dikatakan bahwa model yang dihasilkan kurang layak untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perataan laba. Secara keseluruhan dari hasil analisis ini menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan menyebabkan terujinya hipotesis penelitian adalah semua sampel yang digunakan tidak melakukan perataan laba, variabel-variabel yang diteliti adalah sebagian kecil dari

faktor-faktor yang menentukan perataan laba, periode pengamatan yang digunakan hanya tahun 2005-2008 dan kurangnya jumlah sampel pengamatan.

BAB V

Dokumen terkait