• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

G. Uji Keabsahan Data

Data diuji keabsahannya dengan validitas semantis-kontekstual yaitu mengklasifikasikan, memaknai dan mengkaji data dengan memperhitungkan

konteks kalimat percakapan secara struktural. Realibilitas data dilakukan dengan cara pembacaan dan pengkajian berulang-ulang oleh peneliti untuk memperoleh data dan informasi yang memadai.

53

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Deskripsi data dalam penelitian topik tunggal dan topik sambung loncat ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai data yang diteliti didalam novel. Data yang ada dalam novel meliputi 12 episode, Namun data yang diteliti adalah 2 episode dari jumlah keseluruhan episode yang ada pada novel Midah Simanis Bergigi Emas Karya Pramoedya Ananta Toer.

Tabel 1. Sumber Data

No Episode Keterangan

1 1 Halaman 9-14

Dari jumlah keseluruhan episode novel yang ada, yakni 12 episode, dipilih secara acak sebanyak 2 episode yaitu episode 8 dan 9. Dari 2 episode tersebut diperoleh 148 topik percakapan yang ada didalam novel. Topik yang memenuhi syarat sebagai analisis data dalam topik tunggal dan topik sambung loncat.

Wacana novel dalam cerita pada karya tulis tersebut membentuk dan membangun sebuah topik, dimana topik tersebut terdiri dari kalimat-kalimat dialog. Kalimat percakapan yang secara keseluruhan ikut membangun cerita didalam novel. Bahan analisis data berupa 148 topik yang telah diteliti dan dianalisis. Topik percakapan tersebut mencakup:

(1) Deskripsi data topik tunggal dan topik sambung loncat tiap episode.

(2) Deskripsi data topik tunggal dan topik sambung loncat seluruh episode yang dianalisis. Data tersebut dipaparkan dalam bentuk tabel.

I. Deskripsi Data Topik Tunggal dan Topik Sambung Loncat per Episode.

Penelitian dan pendeskripsian data tersebut dilakukan secara acak, yaitu dengan memilih tiap-tiap episode yang memiliki jalinan komunikasi antar tokoh yang ada didalam novel.

a. Deskripsi data analisis topik tunggal dan topik sambung loncat episode 8.

No Pasangan Halaman Topik

Topik Tunggal Topik Sambung Loncat

1 1 90 + -

13 13 91 + -

48 48 93 - +

Berdasarkan informasi diatas, diperoleh informasi bahwa episode 8 pada novel Midah Simanis Bergigi Emas tersebut terdiri dari 51 paragraf dan 82 pasangan kalimat. Dari 82 pasangan kalimat, terdapat 34 topik tunggal dan 48 topik sambung loncat.

Aspek topik tunggal dan topik sambung loncat

Topik tunggal adalah topik pembicaraan yang dilakukan oleh kedua belah pihak, antara pembicara dan pendengar dalam komunikasi, dialog dengan hanya mengangkat satu pokok topik pembicaraan.

Topik sambung loncat adalah topik pembicaraan yang dilakukan oleh kedua belah pihak antara si pembicara dan lawan bicara dengan mengangkat dua macam atau lebih topik pembicaraan setelah mereka memperbincangkan topik sebelumnya.

Dalam analisis yang dilakukan pada episode 8 dalam novel Midah Simanis Bergigi Emas diperoleh data 34 pada topik tunggal dan 48 pada topik sambung loncat.

Data 1

1. Engkau sakit, kak?

2. Ya, aku sakit.

Analisis

Kalimat percakapan pada pasangan 1 merujuk pada topik tunggal, karena percakapan dalam dialog tersebut topiknya hanya satu saja yaitu sakit, dimana

82 34 48

Midah bertanya kepada Ahmad “ Engkau sakit, kak?” dan Ahmad menjawab “Ya, aku sakit”, sehingga antara pembicara dan lawan bicaranya adalah sesuai dengan respon dan tanggapannya.

Simpulan

Kalimat percakapan pada pasangan 1 membentuk topik tunggal.

Data 2

2. Ya, aku sakit.

3. Mengapa tidak pergi ke dokter?

Analisis

Kalimat percakapan pada pasangan 2 merujuk pada bentuk percakapan dengan topik tunggal, karena topik yang dibicarakan masih sama yaitu sakit, dimana Ahmad menjelaskan “Ya, aku sakit” kemudian Midah menyarankan

“Mengapa tidak pergi ke dokter?” sehingga antara pembicara dan lawan bicaranya adalah sesuai dengan respon dan tanggapannya.

Simpulan

Kalimat percakapan pada pasangan 2 membentuk topik tunggal.

Data 3

3. Mengapa tidak pergi ke dokter?

4. Penyakitku sama dengan yang kauderitakan.

Analisis

Kalimat percakapan pada pasangan 3 merujuk pada bentuk percakapan dengan topik sambung loncat, karena topik yang dibicarakan antara pembicara dan lawan bicaranya tidak sesuai antara respon dan tanggapannya, dimana Midah mengatakan kepada Ahmad “Mengapa tidak pergi ke dokter?” dan Ahmad menjawab dengan kalimat yang tidak sesuai dengan pertanyaan yang Midah ajukan yaitu “Penyakitku sama dengan yang kauderitakan”. Dimana pada kalimat tersebut maknanya sangat ambigu sekali.

Simpulan

Kalimat percakapan pada pasangan 3 membentuk topik sambung loncat.

Data 4

4. Penyakitku sama dengan yang kauderitakan.

5. Midah terdiam. Ia mengerti maksud pemuda itu.

Analisis

Kalimat percakapan pada pasangan 4 merujuk pada topik tunggal, karena percakapan dalam dialog tersebut topiknya hanya satu saja yaitu penyakit, dimana Ahmad berkata kepada Midah “Penyakitku sama dengan yang kauderitakan ” dan

“Midah terdiam. Ia mengerti maksud pemuda itu” sehingga antara pembicara dan lawan bicaranya adalah sesuai dengan respon dan tanggapannya.

Simpulan

Kalimat percakapan pada pasangan 4 membentuk topik tunggal.

Data 5

5. Midah terdiam. Ia mengerti maksud pemuda itu.

6. Aku boleh mencintai engkau, bukan, Midah? Ah aku tidak berani lagi menyebut engkau manis, karena – Mengapa engkau diam saja? Bukankah engkau cinta juga kepadaku?

Analisis

Kalimat percakapan pada pasangan 5 merujuk pada topik tunggal, karena percakapan dalam dialog tersebut topiknya hanya satu saja yaitu cinta, dimana Midah terdiam tetapi didalam hatinya mengerti apa yang dimaksud Ahmad terhadap dirinya yaitu memendam perasaan Cinta. Kemudian Ahmad berkata kepada Midah “Aku boleh mencintai engkau, bukan, Midah? Ah aku tidak berani lagi menyebut engkau manis, karena – Mengapa engkau diam saja? Bukankah engkau cinta juga kepadaku?” sehingga antara pembicara dan lawan bicaranya adalah sesuai dengan respon dan tanggapannya.

Simpulan

Kalimat percakapan pada pasangan 5 membentuk topik tunggal.

Data 6

6. Aku boleh mencintai engkau, bukan, Midah? Ah aku tidak berani lagi menyebut engkau manis, karena – Mengapa engkau diam saja? Bukankah engkau cinta juga kepadaku?

7. Tidaklah lebih baik kita bicara tentang hal-hal lain.

Analisis

Kalimat percakapan pada pasangan 6 merujuk pada bentuk percakapan dengan topik sambung loncat, karena topik yang dibicarakan antara pembicara dan lawan bicaranya tidak sesuai antara respon dan tanggapannya, dimana Ahmad mengatakan kepada Midah “Aku boleh mencintai engkau, bukan, Midah? Ah aku tidak berani lagi menyebut engkau manis, karena – Mengapa engkau diam saja?

Bukankah engkau cinta juga kepadaku?” dan Midah menjawab dengan kalimat yang tidak sesuai dengan pertanyaan yang Ahmad ajukan yaitu “Tidaklah lebih baik kita bicara tentang hal-hal lain”. Dimana pada kalimat jawaban Midah tersebut menjelaskan bahwa midah tidak ingin membahas topik tentang Cinta lagi tetapi ingin beralih ke topik yang berbeda.

Simpulan

Kalimat percakapan pada pasangan 6 membentuk topik sambung loncat.

Data 7

7. Tidaklah lebih baik kita bicara tentang hal-hal lain.

8. Keduanya tidaklah bicara apa – apa. Masing-masing merasakan kesakitan di dalam dada. Kemudian Midah menyanyi dan Ahmad pun menyanyi.

Analisis

Kalimat percakapan pada pasangan 7 merujuk pada topik tunggal, karena percakapan dalam dialog tersebut topiknya hanya satu saja yaitu membicarakan hal yang lain selain perasaan cinta, dimana Midah berkata kepada Ahmad

“Tidaklah lebih baik kita bicara tentang hal-hal lain“. Kemudian baik Ahmad

maupun Midah sama-sama terdiam tidak bicara apa-apa.Masing-masing merasakan kesakitan di dalam dada. Kemudian Midah menyanyi dan Ahmad pun menyanyi. sehingga antara pembicara dan lawan bicaranya adalah sesuai dengan respon dan tanggapannya dan akirnya mereka memilih topik pembicaraan lainnya dengan sama-sama bernyanyi.

Simpulan

Kalimat percakapan pada pasangan 7 membentuk topik tunggal.

Data 8

8. Keduanya tidaklah bicara apa – apa. Masing-masing merasakan kesakitan di dalam dada. Kemudian Midah menyanyi dan Ahmad pun menyanyi.

9. Kemudian nyonya rumah datang menemani, dan suasana mendung digagalkan : Engkau nampak berubah, nak. Biasanya begitu gembira.

Sekarang begitu layu.

Analisis

Kalimat percakapan pada pasangan 8 merujuk pada bentuk percakapan dengan topik sambung loncat, karena topik yang dibicarakan antara pembicara dan lawan bicaranya tidak sesuai antara respon dan tanggapannya, dimana Ahmad dan Midah “Keduanya tidaklah bicara apa – apa. Masing-masing merasakan kesakitan di dalam dada. Kemudian Midah menyanyi dan Ahmad pun menyanyi”.

Dan tidak lama “kemudian nyonya pemilik rumah menemani, dan suasana mendung digagalkan, dan beliau berkata kepada Ahmad dan Midah : Engkau nampak berubah, nak. Biasanya begitu gembira. Sekarang begitu layu.

Dimana pada kalimat pasangan 8 tersebut yang topik awalnya adalah menyanyi berubah menjadi topik menjadi Nampak layu, sehingga disini terjadi pergeseran topik.

Simpulan

Kalimat percakapan pada pasangan 8 membentuk topik sambung loncat.

Data 9

9. Kemudian nyonya rumah datang menemani, dan suasana mendung digagalkan : Engkau nampak berubah, nak. Biasanya begitu gembira.

Sekarang begitu layu.

10. Sakit, bu.

Analisis

Kalimat percakapan pada pasangan 9 ini merujuk pada topik tunggal, karena topik pembicaraan yang diangkat seputar keadaan yang nampak berubah menjadi layu. Hal ini masih termasuk dalam kategori topik tunggal karena Midah dan Ahmad menindaklanjuti pembicaraan nyonya rumah dengan tidak berpaling topik atau mengangkat topik yang lain.

Simpulan

Kalimat percakapan pada pasangan 9 membentuk topik tunggal.

Data 10

10. Sakit, bu.

11. Kalau begitu nyanyilah lagi.

Analisis

Kalimat percakapan pada pasangan 10 ini merujuk pada topik sambung loncat, karena pada pasangan ini pula masih ditemukan adanya topik percakapan yang berpindah-pindah pokok pembicaraannya dimana Midah dan Ahmad menjawab “Sakit, bu”. Dan si nyonya rumah malah menjawab “Kalau begitu nyanyilah lagi”. Sehingga terjadi perubahan topik percakapan yang semula membicarakan sakit, kemudian beralih menjadi bernyanyi.

Simpulan

Kalimat percakapan pada pasangan 10 membentuk topik sambung loncat.

Data 11

11. Kalau begitu nyanyilah lagi.

12. Mereka berdua mengulangi nyanyiannya.

Analisis

Kalimat percakapan pada pasangan 11 ini merujuk pada topik tunggal, karena topik pembicaraan yang diangkat seputar nyanyian. Hal ini masih termasuk dalam kategori topik tunggal karena Midah dan Ahmad menindaklanjuti pembicaraan nyonya rumah “Kalau begitu nyanyilah lagi”, dengan “Mereka berdua mengulangi nyanyiannya”. Jelas sekali pada kalimat tersebut sama sekali tidak berpaling topik atau mengangkat topik yang lain.

Simpulan

Kalimat percakapan pada pasangan 11 membentuk topik tunggal.

Data 12

12. Mereka berdua mengulangi nyanyiannya.

13. Sayang tak ada gendang disini, nyonya rumah menyesali. Gendangku dipinjam tetangga untuk main gambus.

Analisis

Kalimat percakapan pada pasangan 12 merujuk pada bentuk percakapan dengan topik sambung loncat, karena topik yang dibicarakan antara pembicara dan lawan bicaranya tidak sesuai antara respon dan tanggapannya, dimana Midah dan Ahmad “Mereka berdua mengulangi nyanyiannya.” Sementara si nyonya rumah membicarakan topik baru lagi yaitu “Sayang tak ada gendang disini, nyonya rumah menyesali. Gendangku dipinjam tetangga untuk main gambus.”

Dimana pada kalimat pasangan 12 itu terlihat sekali adanya pergeseran topik dari menyanyi menjadi gendang.

Simpulan

Kalimat percakapan pada pasangan 12 membentuk topik sambung loncat.

Data 13

13. Sayang tak ada gendang disini, nyonya rumah menyesali. Gendangku dipinjam tetangga untuk main gambus.

14. Ya, bu, aku masih ingat waktu pegang gendang dulu. Kemudian percakapan mati sama sekali.

Analisis

Kalimat percakapan pada pasangan 13 ini merujuk pada topik tunggal, karena topik pembicaraan yang diangkat seputar gendang. Hal ini masih termasuk dalam kategori topik tunggal karena nyonya rumah berkata “Sayang tak ada gendang disini, nyonya rumah menyesali. Gendangku dipinjam tetangga untuk main gambus.” Dan Midah menindaklanjuti pembicaraan nyonya rumah dengan kalimat “Ya, bu, aku masih ingat waktu pegang gendang dulu.”. Jelas sekali pada kalimat tersebut sama sekali tidak berpaling topik atau mengangkat topik yang lainnya selain gendang.

Simpulan

Kalimat percakapan pada pasangan 13 membentuk topik tunggal.

Data 14

14. Ya, bu, aku masih ingat waktu pegang gendang dulu. Kemudian percakapan mati sama sekali.

15. Kapan kalian kawin?

Analisis

Kalimat percakapan pada pasangan 14 merujuk pada bentuk percakapan dengan topik sambung loncat, karena topik yang dibicarakan antara pembicara dan lawan bicaranya tidak sesuai antara respon dan tanggapannya, dimana Midah berbicara tentang gendang “Ya, bu, aku masih ingat waktu pegang gendang dulu.”

Sementara si nyonya rumah membicarakan topik baru lagi yaitu tentang kawin

kepada Midah dan Ahmad “Kapan kalian kawin?” Dimana pada kalimat pasangan 14 itu terlihat sekali adanya pergeseran topik dari gendang menjadi kawin.

Simpulan

Kalimat percakapan pada pasangan 14 membentuk topik sambung loncat.

Data 15

15. Kapan kalian kawin?

16. Itulah, bu. Kami belum mendapat rumah.

Analisis

Kalimat percakapan pada pasangan 15 merujuk pada bentuk percakapan dengan topik sambung loncat, karena topik yang dibicarakan antara pembicara dan lawan bicaranya tidak sesuai antara respon dan tanggapannya, dimana nyonya rumah berbicara kepada Midah dan Ahmad tentang kawin “Kapan kalian kawin?”

Sementara Midah membicarakan topik baru lagi yaitu tentang rumah kepada nyonya rumah “Itulah, bu. Kami belum mendapat rumah.” Dimana pada kalimat pasangan 15 itu terlihat sekali adanya pergeseran topik dari kawin menjadi rumah.

Simpulan

Kalimat percakapan pada pasangan 15 membentuk topik sambung loncat.

Data 16

16. Itulah, bu. Kami belum mendapat rumah.

17. Kawinlah dan tinggal di sini.

Analisis

Kalimat percakapan pada pasangan 16 ini merujuk pada topik tunggal, karena topik pembicaraan yang diangkat seputar tempat tinggal. Hal ini masih termasuk dalam kategori topik tunggal, karena pada kalimat tersebut Midah berkata kepada nyonya rumah “Itulah, bu. Kami belum mendapat rumah.” Dan nyonya rumah menindaklanjuti pembicaraan Midah dengan kalimat “Kawinlah dan tinggal di sini.” Jelas sekali pada kalimat tersebut sama sekali tidak berpaling topik atau mengangkat topik yang lainnya selain tempat tinggal.

Simpulan

Kalimat percakapan pada pasangan 16 membentuk topik tunggal.

Data 17

17. Kawinlah dan tinggal di sini.

18. Mengapa kalian berdiam-diam saja? Ah, barangkali aku hanya mengganggu. Dan tanpa menunggu jawaban ia pun pergilah.

Analisis

Kalimat percakapan pada pasangan 17 merujuk pada bentuk percakapan dengan topik sambung loncat, karena topik yang dibicarakan mengalami pergeseran topik, dimana nyonya rumah berbicara kepada Midah dan Ahmad tentang tempat tinggal “Kawinlah dan tinggal di sini.” Sementara Midah dan Ahmad tidak menjawab pertanyaan dari nyonya rumah, hal tersebut sontak membuat nyonya rumah kembali bertanya kepada Midah dan Ahmad “Mengapa kalian berdiam-diam saja? Ah, barangkali aku hanya mengganggu. Dan tanpa

menunggu jawaban ia pun pergilah.” Dimana pada kalimat pasangan 17 ini terlihat sekali adanya pergeseran topik dari tempat tinggal menjadi mengganggu.

Simpulan

Kalimat percakapan pada pasangan 17 membentuk topik sambung loncat.

Data 18

18. Mengapa kalian berdiam-diam saja? Ah, barangkali aku hanya mengganggu. Dan tanpa menunggu jawaban ia pun pergilah.

19. Kita sudah tahu riwayat masing-masing, akhirnya Midah memulai. Aku tahu kita tak mungkin kawin.

Analisis

Kalimat percakapan pada pasangan 18 merujuk pada bentuk percakapan dengan topik sambung loncat, karena topik yang dibicarakan mengalami pergeseran topik, dimana nyonya rumah berbicara kepada Midah dan Ahmad tentang reaksi Midah dan Ahmad yang hanya diam saja “Mengapa kalian berdiam-diam saja? Ah, barangkali aku hanya mengganggu. Dan tanpa menunggu jawaban ia pun pergilah.” Sementara Midah dan Ahmad tidak menjawab pertanyaan dari nyonya rumah tersebut, hal tersebut sontak membuat nyonya rumah berfikir bahwa kehadiran dia di tengah-tengah pembicaraan antara Midah dan Ahmad mengganggu mereka yang akhirnya nyonya rumah memutuskan untuk pergi meninggalkan Midah dan Ahmad. Kemudian setelah kepergian nyonya rumah, Midah memulai pembicaraan kepada Ahmad “Kita sudah tahu riwayat masing-masing, akhirnya Midah memulai. Aku tahu kita tak mungkin

kawin.” Dimana pada kalimat pasangan 18 ini terlihat sekali adanya pergeseran topik dari reaksi Midah dan Ahmad yang hanya diam menjadi topik kawin.

Simpulan

Kalimat percakapan pada pasangan 18 membentuk topik sambung loncat.

Data 19

19. Kita sudah tahu riwayat masing-masing, akhirnya Midah memulai. Aku tahu kita tak mungkin kawin.

20. Ya.

Analisis

Kalimat percakapan pada pasangan 19 ini merujuk pada topik tunggal, karena topik pembicaraan yang diangkat adalah seputar kawin. Hal ini masih termasuk dalam kategori topik tunggal, karena pada kalimat tersebut Midah berkata kepada Ahmad “Kita sudah tahu riwayat masing-masing, akhirnya Midah memulai. Aku tahu kita tak mungkin kawin.” Dan Ahmad menindaklanjuti pembicaraan Midah tersebut dengan jawaban “Ya.” Jelas sekali pada kalimat tersebut sama sekali tidak berpaling topik atau mengangkat topik yang lainnya selain kawin.

Simpulan

Kalimat percakapan pada pasangan 19 membentuk topik tunggal.

Data 20 20. Ya.

21. Aku adalah milik diriku dan anakku. Engkau milik orangtuamu.

Analisis

Kalimat percakapan pada pasangan 20 ini merujuk pada topik sambung loncat, karena pada pasangan ini pula masih ditemukan adanya topik percakapan yang berpindah-pindah pokok pembicaraannya.

Simpulan

Kalimat percakapan pada pasangan 20 membentuk topik sambung loncat.

Data 21

21. Aku adalah milik diriku dan anakku. Engkau milik orangtuamu.

22. Ya.

Analisis

Kalimat percakapan pada pasangan 21 ini merujuk pada topik tunggal, karena topik pembicaraan yang diangkat adalah milik. Hal ini masih termasuk dalam kategori topik tunggal, karena pada kalimat tersebut Midah berkata kepada Ahmad “Aku adalah milik diriku dan anakku. Engkau milik orangtuamu.” Dan Ahmad menindaklanjuti pembicaraan Midah tersebut dengan jawaban “Ya.” Jelas sekali pada kalimat tersebut sama sekali tidak berpaling topik atau mengangkat topik yang lainnya selain milik.

Simpulan

Kalimat percakapan pada pasangan 21 membentuk topik tunggal.

Data 22 22. Ya.

23. Engkau bisa saja menyerahkan kesulitanmu pada mereka. Dan aku pada diriku sendiri.

Analisis

Kalimat percakapan pada pasangan 22 ini merujuk pada topik sambung loncat, karena pada pasangan ini pula masih ditemukan adanya topik percakapan yang berpindah-pindah pokok pembicaraannya.

Simpulan

Kalimat percakapan pada pasangan 22 membentuk topik sambung loncat.

Data 23

23. Engkau bisa saja menyerahkan kesulitanmu pada mereka. Dan aku pada diriku sendiri.

24. Ya.

Analisis

Kalimat percakapan pada pasangan 23 ini merujuk pada topik tunggal, karena topik pembicaraan yang diangkat adalah kesulitan. Hal ini masih termasuk dalam kategori topik tunggal, karena pada kalimat tersebut Midah berkata kepada Ahmad “Engkau bisa saja menyerahkan kesulitanmu pada mereka. Dan aku pada diriku sendiri.” Dan Ahmad menindaklanjuti pembicaraan Midah tersebut dengan jawaban “Ya.” Jelas sekali pada kalimat tersebut sama sekali tidak berpaling topik atau mengangkat topik yang lainnya selain kesulitan.

Simpulan

Kalimat percakapan pada pasangan 23 membentuk topik tunggal

Data 24 24. Ya.

25. Kita tak bisa kawin.

Analisis

Kalimat percakapan pada pasangan 24 ini merujuk pada topik sambung loncat, karena pada pasangan ini pula masih ditemukan adanya perbedaan topik percakapan yang berganti ke topik lainnya.

Simpulan

Kalimat percakapan pada pasangan 24 membentuk topik sambung loncat.

Data 25

25. Kita tak bisa kawin.

26. Ya, aku tahu.

Analisis

Kalimat percakapan pada pasangan 25 ini merujuk pada topik tunggal, karena topik pembicaraan yang diangkat adalah tak bisa kawin. Hal ini masih termasuk dalam kategori topik tunggal, karena pada kalimat tersebut Midah berkata kepada Ahmad “Kita tak bisa kawin.” Dan Ahmad menindaklanjuti pembicaraan Midah tersebut dengan jawaban “Ya, aku tahu.” Jelas sekali pada

kalimat tersebut sama sekali tidak berpaling topik atau mengangkat topik yang lainnya selain tak bisa kawin.

Simpulan

Kalimat percakapan pada pasangan 25 membentuk topik tunggal.

Data 26

26. Ya, aku tahu.

27. Karena itu tak perlu dibicarakan lagi.

Analisis

Kalimat percakapan pada pasangan 26 ini merujuk pada topik tunggal, karena topik pembicaraan yang diangkat adalah tak bisa kawin. Hal ini masih termasuk dalam kategori topik tunggal, karena pada kalimat tersebut Ahmad berkata kepada Midah “Ya, aku tahu.” Dan Midah menindaklanjuti pembicaraan Ahmad tersebut dengan jawaban “Karena itu tak perlu dibicarakan lagi..” Jelas sekali pada kalimat tersebut sama sekali tidak berpaling topik atau mengangkat topik yang lainnya selain tak bisa kawin.

Simpulan

Kalimat percakapan pada pasangan 26 membentuk topik tunggal.

Data 27

27. Karena itu tak perlu dibicarakan lagi.

28. Aku tak punya apa-apa, Midah. Kawanku banyak, kawan orangtuaku banyak. Aku tak berani jadi buah bibir mereka.

Analisis

Kalimat percakapan pada pasangan 27 merujuk pada bentuk percakapan dengan topik sambung loncat, karena topik yang dibicarakan mengalami pergeseran topik, dimana Midah berbicara kepada Ahmad tentang tak perlunya membicarakan masalah perkawinan lagi dengan kalimat “Karena itu tak perlu dibicarakan lagi.” Sementara Ahmad menjawab pertanyaan dari Midah tersebut dengan kalimat “Aku tak punya apa-apa, Midah. Kawanku banyak, kawan orangtuaku banyak. Aku tak berani jadi buah bibir mereka.” Dimana pada kalimat pasangan 27 ini terlihat sekali adanya pergeseran topik dari yang tidak mau membicarakan perkawinan menjadi tidak mau menjadi buah bibir.

Simpulan

Kalimat percakapan pada pasangan 27 membentuk topik sambung loncat.

Data 28

28. Aku tak punya apa-apa, Midah. Kawanku banyak, kawan orangtuaku banyak. Aku tak berani jadi buah bibir mereka.

29. Aku tahu kesulitanmu. Lebih baik bicara tentang lain-lain hal.

Analisis

Kalimat percakapan pada pasangan 28 merujuk pada bentuk percakapan dengan topik sambung loncat, karena topik yang dibicarakan mengalami pergeseran topik, dimana Ahmad berbicara kepada Midah tentang tak beraninya

Kalimat percakapan pada pasangan 28 merujuk pada bentuk percakapan dengan topik sambung loncat, karena topik yang dibicarakan mengalami pergeseran topik, dimana Ahmad berbicara kepada Midah tentang tak beraninya

Dokumen terkait