• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Trend Volume Impor Gula Indonesia

4.2.4. Uji Kesesuaian Model

Volume Impor Gula di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa variabel antara lain, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar, produksi gula Indonesia, Domestic Demand, Lagged Import. Untuk melihat kesesuaian model, maka diperlukan pengujian menggunakan metode regresi robust dengan alat analisis E-Views 10 baik secara serempak maupun secara parsial (sebagian).

Hasil pengujian dengan metode robust dapat dilihat pada Tabel 4.7 :

Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi Robust Faktor Yang Mempengaruhi Volume Impor Gula Indonesia

No Variabel Koefisien

Regresi

Standart

error Sig.

1 (constant) -15220,98 310483,0 0,9609

2 Log Indonesian Rupiah

– US$ Exchange Rate -40,41597 27,65855 0,1439 3 Log Domestic Demand 0,826737 0,122707 0,0000

4 Log ProduksiGula -0,869174 0,191603 0,0000

5 Log Lagged Import 0,422860 0,114192 0,0002

7 𝑅2 0,7097

8 Uji F 72,4824

Sumber: Lampiran 5 Hasil Output E-Views 10

Tabel 4.7 menunjukkan hasil analisis regresi Robust, dari hasil tersebut maka diperoleh model persamaan regresi robust sebagai berikut:

Y = - 15220,98 – 40,41597𝑿𝟏 + 0,826737𝑿𝟐 - 0,869174𝑿𝟑 + 0,422860𝑿𝟒 + ε Keterangan:

Y : Volume ImporGula di Indonesia

𝑋1 :Indonesian Rupiah – US$ Exchange Rate 𝑋2 :Domestic Demand

𝑋3 :ProduksiGula 𝑋4 : Lagged Import

1. Koefisien Determinan (𝑹𝟐)

Tabel 4.6 menunjukkan nilai 𝑹𝟐 sebesar 0,7097 yang berarti 70,97% variabel terikat volume impor gula di Indonesia dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yaitu produksi gula Indonesia, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar, domestic demand, dan lagged import. Sedangkan sisanya 29,03% dijelaskan oleh variabel yang tidak dimasukkan kedalam model.

57

2. Uji F (Serempak)

Tabel 4.6 menunjukkan nilai F hitung sebesar 72,4824 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa 𝐻0 ditolak 𝐻1 diterima, artinya adalah variabel bebas produksi gula Indonesia, Indonesian Rupiah – US$ Exchange Rate, Lagged Import, DomesticDemand, dan Ekspor gula, secara serentak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat yaitu volume impor gula di Indonesia.

3. Uji t (Parsial)

Tabel 4.6 menunjukkan pengaruh variabel bebas produksi gula Indonesia, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar, domestic demand, dan lagged import terhadap variabel terikat yaitu volume impor gula di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 4.8:

Tabel 4.8 Hasil Uji t Faktor-faktor Yang Mmpengaruhi Impor Gula Indonesia

Variable Prob (Sig. 5 %)

Constant 0.9609

Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar 0.1439

Domestic Demand 0.0000

Produksi gula 0.0000

Lagged Import 0.0002

Sumber: Lampiran 5 Hasil Output E-Views 10

Tabel 4.8 manunjukkan hasil uji t, maka akan diuraikan berbagai faktor dan alasan-alasan yang terkait dengan faktor yang mempengaruhi impor gula Indonesia. Dalam analisis data diatas, pengaruh empat variabel independen tersebut dapat berupa pengaruh positif ataupun pengaruh negatif serta signifikansinya.

Selain diuraikan pengaruh faktor yang mempengaruhi impor gula secara bersama-sama, dibawah ini akan diuraikan pengaruh keempat variabel independen (Kurs,

produksi, sugar lagged import, sugar domestic demand) terhadap variabel dependen yaitu impor gula Indonesia.

a. Pengaruh Indonesian Rupiah – US$ Exchange Rate (Kurs) terhadap Volume Impor Gula di Indonesia

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kurs tidak mempengaruhi gula.

Secara teori bila kurs meningkat maka impor gula akan menurun karena apabila kurs dollar As mengalami depresiasi, nilai mata uang dalam negeri akan melemah dan berarti mata uang asing menguat kursnya (harganya) akan menyebabkan impor cenderung menurun.

Hasil estimasi menunjukkan nilai signifikansi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar (X1) adalah sebesar 0,1439 > α (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak yang berarti bahwa variabel nilai tukar Rupiah terhadap Dollar secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap volume impor gula di Indonesia.

Hasil tersebut tidak sesuai dengan hipotesis yang menyebutkan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar berpengaruh positif terhadap volume impor gula di Indonesia.

b. Pengaruh Domestic Demand terhadap Volume Impor Gula di Indonesia Hasil estimasi menunjukkan nilai signifikansi Domestic Demand (X2) adalah sebesar 0,0000 < α (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H1 diterima yang berarti bahwa variabel Domestic Demand secara parsial berpengaruh nyata terhadap volume impor gula di Indonesia. Hasil tersebut sesuai dengan hipotesis yang menyebutkan bahwa Domestic Demand berpengaruh positif terhadap volume impor gula di Indonesia.

59

Data menunjukkan permintaaan gula domestic di Indonesia mengalami fluktuasi namun cenderung mengalami peningkatan. Peningkatan permintaan gula Indonesia dapat dikatakan besar, maka tidak mengherankan jika Negara-negara produsen gula dunia melirik Negara berkembang termasuk Indonesia sebagai negara konsumen gula potensial mengingat pangsa pasar yang besar. Negara pengekspor gula mampu menekan harga gula yang menyebabkan harga gula impor lebih murah jika dibandingkan dengan harga g ula lokal. Hal ini akan menyebabkan permintaan gula impor akan semakin meningkat.

c. Pengaruh Produksi Gula Indonesia terhadap Volume Impor Gula di Indonesia

Hasil estimasi menunjukkan nilai signifikansi produksigula Indonesia(X3) adalah sebesar 0,0000 < α (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H1 diterima yang berarti bahwa variabel produk sigula Indonesias ecara parsial berpengaruh nyata terhadap volume impor gula di Indonesia. Hasil tersebut sesuai dengan hipotesis yang menyebutkan bahwa produksi gula Indonesia berpengaruh positif terhadap volume impor gula di Indonesia.

Kebutuhan akan gula di Indonesia termasuk tinggi mengingat jumlah penduduk yang tinggi. Oleh karena itu dibutuhkan jumlah produksi gula yang sesuai dengan tingkat konsumsi di Indonesia, namun pada kenyataan bahwa produksi gula todak cukup untuk mencukupi kebutuhan gula dalam negeri dehingga jalan yang ditempuh untuk mencukupi kekurangan tersebut adalah dengan impor. Salah satu upaya untuk dapat meingkatkan hasil prodksi gula adalah dengan menambah luas areal tebu.

Selain perluasan lahan tebu, salah satu upaya dalam meningkatkan produksi gula adalah peran pemerintah. Peran pemerintah sangat penting dalam memberikan kredit untuk petani tebu dalam meningkatkan produktivitas pertaniaanya.

Berkurangnya lahan pertanian tebu, disebabkan oleh petani yang mengalihfungsikan lahannya menjadi tanaman lain. Hal itu disebabkan karena petani tidak mampu mengelola lahan tebu kerena biaya produksi yang tinggi.

Selain itu, upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi gula adalah adaya fokus revitalisasi antara lain rehabilitasi tanaman, meningkatkan mutu intensifikasi, penyediaan agri-input tepat aktu dan jumlah serta peningkatan efisiensi pabrik gula.

d. Pengaruh Lagged Import terhadap Volume Impor Gula di Indonesia Hasil estimasi menunjukkan nilai signifikansi lagged import (X5) adalah sebesar 0,0002 < α (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H1 diterima yang berarti bahwa variabel lagged import secara parsial berpengaruh nyata terhadap volume impor gula di Indonesia. Hasil tersebut sesuai dengan hipotesis yang menyebutkan bahwa lagged import berpengaruh positif terhadap volume impor gula di Indonesia.

Hasil ini sesuai dengan penelitian Ratri Indah Hariani (2014) dengan hasil penelitian nilai koefisien regresi impor tahun sebelumnya sebesar 0,688 menunjukkan bahwa setiap kenaikan impor tahun sebelumnya sebesar 1 ton akan meningkatkan impor gula per tahun sebesar 0,688 ton, dengan asumsi faktor lain di dalam model dianggap konstan. Hasil uji statistik menunjukkan faktor impor gula satu tahun sebelumnya berpengaruh nyata terhadap impor gula di Indonesia

61

pada taraf kepercayaan 95% (signifikansi 0,000 < 0,05). Hubungan yang nyata dan positif terhadap impor gula disebabkan variabel impor gula cenderung mengalami peningkatan sehingga berpengaruh pada impor gula tahun sebelumnya. Semakin meningkat volume impor gula akan meningkatkan volume impor gula satu tahun sebelumnya.

4.2. Analisis Forecasting Volume Impor Gula di Indonesia Tahun

Dokumen terkait