• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISA DATA

6. Uji Koefisien Determinasi (R 2 )

Pengujian dengan menggunakan uji koefisien determinasi (R2) atau

Goodness of Fit Test, yaitu untuk melihat besarnya pengaruh variabel bebas yaitu promosi (X1) dan mutasi (X2) terhadap variabel terikat peningkatan kinerja (Y) pegawai PT. Surya Madistrindo Regional Office Medan.

Dalam penelitian ini untuk mencari koefisien determinasi digunakan nilai Adjusted R2. Hasil perhitungan koefisien determinasi (R2) dapat dilihat pada Tabel berikut ini:

Tabel V.11. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb Mode l R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .750a .562 .551 3.98828 2.139

a. Predictors: (Constant), Mutasi, Promosi b. Dependent Variable: Peningkatan Kinerja

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS Berdasarkan Tabel di atas dapat dilihat bahwa :

5. R=0,750 berarti pengaruh antara variabel Promosi (X1) dan Mutasi (X2) terhadap Peningkatan Kinerja (Y) sebesar 75%. Artinya pengaruhnya kuat.

6. Nilai R Square sebesar 0,562 berarti 56,2% variabel Peningkatan Kinerja (Y) dapat dijelaskan oleh variabel Promosi (X1) dan mutasi (X2) sedangkan sisanya 43,8% dapat dijelaskan oleh vriabel-variabel lain yang tidak ada dalam penelitian ini.

B. Pembahasan

Setelah menganalisis jawaban dari setiap kuesioner yang diperoleh dari 77 orang responden maka dilanjutkan dengan menguji hipotesis. Dengan hipotesa yang diajukan diharapkan dapat menunjukkan sejauh manakah pengaruh antara promosi dan mutasi terhadap peningkatan kinerja pegawai PT. Surya Madistrindo Regional Office Medan.

Hasil jawaban 77 orang responden berdasarkan karakteristik responden diperoleh bahwa pengaruh promosi dan mutasi terhadap peningkatan kinerja pegawai PT. Surya Madistrindo Regional Office Medan dominan terjadi pada Pria. Hal ini dikarenakan Pria menjadi mayoritas dominan dari pegawai PT. Surya Madistrindo Regional Office Medan dan lebih reponsif terhadap pelaksanaan promosi dan mutasi di PT. Surya Madistrindo Regional Office Medan. Selain itu diperoleh juga bahwa mayoritas adalah responden yang berusia > 21 tahun dan tergolong dewasa yang memiliki pengaruh promosi dan mutasi terhadap peningkatan kinerja pegawai PT. Surya Madistrindo Regional Office Medan. Berdasarkan jawaban responden juga diperoleh bahwa Sarjana merupakan tingkat pendidikan ataupun yang menjadi dominasi menerima peningkatan kinerja sebagai pengaruh dari promosi dan mutasi.

Dari analisis tabel tunggal yang dilakukan untuk melihat frekuensi pengaruh antara promosi dan mutasi terhadap peningkatan kinerja pegawai PT. Surya Madistrindo Regional Office Medan diperoleh bahwa dominan jawaban- jawaban dari responden menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara promosi dan mutasi terhadap peningkatan kinerja pegawai PT. Surya Madistrindo Regional Office Medan.

Sedangkan pada bagian output korelasi dapat dilihat bahwa data berkorelasi secara signifikan, yaitu antara promosi dan mutasi terhadap peningkatan kinerja pegawai PT. Surya Madistrindo Regional Office Medan yang menunjukkan arah pengaruh yang terjadi antara variabel X1, variabel X2, dan variabel Y. Dengan kata lain, hal ini berarti dengan adanya pelaksanaan promosi dan mutasi maka semakin tinggi peningkatan kinerja di PT. Surya Madistrindo Regional Office Medan.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa fenomena yang terjadi diperoleh dari hasil analisis sesuai dengan teori-teori peningkatan kinerja dimana tahap-tahap terhadinya peningkatan kinerja dalam hal ini dipicu karena adanya pelaksanaan promosi dan mutasi di PT. Surya Madistrindo Regional Office Medan. Semakin positif pelaksanaan dari promosi dan mutasi, maka akan mempengaruhi peningkatan kinerja pegawai. Pada titik tertentu melalui peningkatan kinerja akan mengakibatkan promosi dan mutasi dapat berjalan dengan baik.

Berdasarkan analisis data diperoleh bahwa mayoritas responden menyatakan terdapat pengaruh antara promosi dan mutasi terhadap peningkatan kinerja pegawai PT. Surya Madistrindo Regional Office Medan yang mempertimbangkan

peningkatan kinerja pegawai. Responden menyatakan bahwa indicator-indikator dari promosi dan mutasi memiliki pengaruh terhadap respon responden yang mempengaruhi peningkatan kinerja di PT. Surya Madistrindo Regional Office Medan.

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data yang dilakukan terhadap variabel Promosi dan variabel Mutasi terhadap variabel Peningkatan Kinerja pegawai PT. Surya Madistrindo Regional Office Medan, maka hasil analisis data yang diperoleh dapat disimpulkan sebagai berikut:

5. Dari data yang diperoleh dari kuesioner menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara Promosi dan Mutasi terhadap Peningkatan Kinerja pegawai di PT. Surya Madistrindo Regional Office Medan.

6. Untuk Peningkatan Kerja pegawai di PT. Surya Madistrindo Regional Office Medan telah berjalan dengan sangat baik. Namun alangkah baiknya apabila perusahaan terus berusaha meningkatkan semangat pegawai untuk meningkatkan kinerja dalam bentuk berbagai dukungan yang tentunya sesuai dengan ketentuan perusahaan.

7. Berdasarkan uji regresi linier berganda terhadap data menunjukkan bahwa

“Ada Pengaruh Positif Antara Promosi dan Mutasi Terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai”. Pernyataan tersebut diutarakan karena melihat hasil dari koefisien regresi masing-masing variabel mendapatkan hasil koefisien yang positif yaitu variabel Promosi 0,240 dan variabel Mutasi 0,367. Yang mana koefisien bernilai positif artinya Promosi berpengaruh

positif terhadap Peningkatan Kinerja pegawai di PT. Surya Madistrindo Regional Office Medan

8. Berdasarkan uji koefisien korelasi product moment terhadap data menunjukkan bahwa tingkat korelasi terhadap peningkatan kinerja pegawai PT. Surya Madistrindo Regional Office Medan adalah sebesar 0,694 untuk variabel Promosi dan 0,711 untuk variabel Mutasi. Yang mana keduanya berada dalam kategori tinggi. Sehingga dapat dikatakan tingkat korelasi antara Promosi dan Mutasi pegawai di PT. Surya Madistrindo Regional Office Medan masuk ke dalam kategori tinggi.

9. Berdasarkan uji koefisien korelasi terhadap data menunjukkan bahwa hipotesis alternatif (Ha) menyatakan adanya pengaruh secara parsial dan signifikan antara kedua variabel bebas Promosi dan Mutasi terhadap Peningkatan Kinerja diterima. Hal ini didasarkan pada hasil thitung variabel

Promosi dan Variabel Mutasi lebih besar dari ttabel (3,097 > 0,819 untuk

Promosi dan 3,706 > 0,819 untuk Mutasi. Serta nilai sig dari variabel Promosi dan Mutasi lebih kecil dari level of significant (0,00 < 0,05 untuk Promosi dan 0,00 < 0,05 untuk Mutasi).

10. Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi (R2) ditemukan bahwa besarnya pengaruh Promosi dan Mutasi terhadap Peningkatan Kinerja adalah sebesar 56,2%. Dengan kata lain, sebesar 56,2% keberadaan Peningkatan Kinerja dapat dijelaskan oleh Promosi dan Mutasi sisanya 43,8% disebabkan oleh variabel-variabel lainnya yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

B. Saran

Dalam penelitian ini, penulis juga memberikan saran kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadapa penelitian ini antara lain:

1. Saran Bagi Perusahaan

PT. Surya Madistrindo sebaiknya terus berusaha meningkatkan semangat pegawai dalam bentuk berbagai dukungan yang tentunya sesuai dengan ketentuan perusahaan. Dengan harapan mampu turut meningkatkan kinerja pegawai agak lebih dapat bekerja seefektif dan seefisien mungkin dalam mancapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

2. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya

Karena pengaruh faktor lain terhadap peningkatan kinerja pegawai PT. Surya Madistrindo Regional Office Medan yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini masih relatif besar, maka disarankan untuk selanjutnya mengidentifikasi dan meneliti faktor-faktor lain yang mungkin memengaruhi peningkatan kinerja pegawai.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan variabel-variabel lain dengan indikator-indikator yang lebih relevan sehingga hasil penelitian yang diharapkan dapat lebih mendekati keadaan yang sebenarnya.

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Bentuk Penelitian

Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional dengan pendekatan kuantitatif dan menggunakan rumus statistik dengan membantu menganalisa data dan fakta yang diperoleh yang sesuai dengan penjelasan (Arikunto 1998:5). Adapun metode korelasional adalah metode penelitian yang meneliti hubungan antara variabel-variabel yang ada. Metode korelasional bertujuan mengetahui sejauh mana variabel yang satu memiliki hubungan sebab-akibat dengan variabel lain.

B. Lokasi Penelitian

Untuk memperoleh data sebagai bahan penelitian ini, maka penulis akan melakukan penelitian di PT. Surya Madistrindo Regional Office Medan yang beralamat di Jalan Yos Sudarso Km 7,8 Tj. Mulia, Medan Deli, Kota Medan.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2008:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan defenisi tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh karyawan PT. Surya Madistrindo Regional Office Medan yang berjumlah 344 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010:73). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan non probability sampling.

Menurut Sugiyono (2010:84), adalah:

Non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi, sampling sistematis, kuota, accidental, purposive, jenuh, snowball.

Karena teknik sampling atau penarikan sampel yang digunakan adalah non

probability sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak

memberikan peluang sama untuk dipilih menjadi sampel, untuk itu pengambilan sampel ini penulis menggunakan metode sampling accidental.

Menurut Sugiyono (2008:85) sampling accidental adalah:

"Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data".

Untuk menentukan besarnya sampel dalam penelitian ini, maka digunakan rumus

Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90% yaitu sebagai berikut:

� = � �.�2+ 1

Keterangan: n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

d2 = Presisi yang ditetapkan

Berdasarkan data yang ada maka penelitian ini memerlukan sampel sebanyak:

�= 344 344(0,1)2+ 1 = 344 3,44 + 1 = 344 4,44 = 77,47 = 77 orang

Berdasarkan teknik pengambilan sampel di atas dengan menggunakan teknik

sampling incidental dari jumlah populasi sebanyak 344 orang, maka yang diambil sebagai sampel adalah sebanyak 77 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data atau informasi, keterangan-keterangan dan data- data yang diperlukan, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

Adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan dengan instrumen:

a) Wawancara, adalah teknik pengumpulan data dengan sebuah percakapan antara dua orang atau lebih, yang pertanyaannya diajukan oleh peneliti kepada subjek atau kelompok subjek penelitian untuk dijawab.

b) Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan yang dilengkapi dengan alternative jawaban yang tersedia dalam bentuk angket kepada responden.

c) Observasi, yaitu kegiatan mengamati secara langsung objek penelitian dengan mencatat gejala-gejala yang ditemukan di lapangan untuk melengkapai data-data yang diperlukan sebagai acuan yang berkenaan dengan topik penelitian.

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Teknik pengumpulan data sekunder adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui studi dari bahan-bahan kepustakaan yang diperlukan untuk mendukung data primer. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan instrumen:

a) Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, pendapat para ahli yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

b) Studi dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan menggunakan catatan-catatan tertulis yang ada di lokasi penelitian serta

sumber-sumber lain yang menyangkut masalah yang diteliti dengan instansi terkait.

E. Teknik Penentuan Skor

Untuk membantu dalam menganalisa data, maka penelitian ini menggunakan teknik penentuan skor. Teknik penentuan skor yang digunakan adalah memakai skala ordinal untuk menilai jawaban kuesioner yang disebarkan kepada responden. Adapun format jawaban dari kuesioner menurut skala ordinal memiliki lima alternatif jawaban. Tiap alternatif diberi skor dengan penilaian nilai skala sebagai berikut:

1. Untuk alternatif jawaban a diberi skor 5 2. Untuk alternatif jawaban b diberi skor 4 3. Untuk alternatif jawaban c diberi skor 3 4. Untuk alternatif jawaban d diberi skor 2 5. Untuk alternatif jawaban e diberi skor 1

Kemudian untuk menentukan kategori jawaban responden terhadap masing- masing alternatif terlebih dahulu skala ordinal ditransformasikan menjadi skala interval, dengan cara sebagai berikut :

1. Memperhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan. 2. Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapat skor 1, 2, 3, 4, dan

5 yang disebut sebagai frekuensi.

3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi.

4. Menentukan nilai frekuensi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan perkolom skor.

5. Menggunakan tabel distribusi normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh.

6. Menentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan mengguna- kan tabel tinggi densitas).

7. Menentukan nilai skala (NS) dengan menggunakan rumus: (�������������������)−(��������������������) (�������������������)−(������������������� 8. Menentukan nilai transformasi dengan rumus:

�= �� −[1 +�����]

Perubahan skala ordinal menjadi skala interval ini telah dirancang kedalam suatu program yang disebut Metode Successive Interval (MSI) oleh Drs. Rasudyn Ginting, MSi untuk membantu mahasiswa dalam hal pengolahan data dalam hal penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan cara yang dilakukan untuk menganalisis data-data yang diperoleh dari lokasi penelitian dan diolah untuk mendapatkan informasi dan fakta. Analisis data yang dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kusioner. Menguji validitas berarti menguji sejauhmana ketepatan atau kebenaran suatu

instrument sebagai alat ukur variabel penelitian (Juliandi dan Irfan, 2013). Menurut Siregar (2012:46) “validitas atau kesasihan adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang diukur”.

Suatu instrument adalah tepat untuk digunakan sebagai ukuran suatu konsep jika memiliki tingkat validitas yang tinggi, sebaliknya validitas rendah mencerminkan bahwa instrument kurang tepat untuk diterapkan (Suharso 2009:108).

Suatu skala pengukuran untuk menentukan valid atau tidaknya adalah sebagai berikut:

a. Jika rhitung>rtabel, maka pernyataan dikatakan valid

b. Jika rhitung<rtabel, maka pernyataan dikatakan tidak valid

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejumlah mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula (Siregar 2012:55).

Menurut Juliandi dan Irfan, 2013 “tujuan pengujian reliabilitas adalah untuk melihat apakah instrument penelitian merupakan instrument yang handal dan dapat dipercaya”. Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu pengukur dapat menunjukkan akurasi dan konsistensi butir pertanyaan dengan menggunakan pengukur Alpha Cronbach.

Metode Alpha Cronbach digunakan untuk menghitung reliabilitas suatu tes yang tidak mempunyai pilihan benar atau salah maupun ya atau tidak melainkan

untuk menghitung reliabilitas suatu tes yang mengukur sikap atau perilaku (Siregar 2012:56). Kriteria suatu instrument penelitian dikatakan Reliable dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach, bila koefisien reliabilitas (rII) > 0,6.

3. Analisis Regresi Linear Berganda

Metode analisis regresi berganda yaitu suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatu perubahan kejadian (variabel X) terhadap kejadian lainnya (variabel Y), dimana dalam penelitian ini menguji ada tidaknya pengaruh promosi dan mutasi pegawai terhadap peningkatan kinerja karyawan di PT. Surya Madistrindo Regional Office Medan dengan menggunakan rumus Sugiono, (2005:261):

�=�+�1�1 +�2�2 +�3�3 +� Di mana:

Y = Variabel Dependen (Kinerja Karyawan) X1 = Variabel Independen (Promosi Pegawai) X2 = Variabel Independen (Mutasi Pegawai)

a = Intercept atau reciprocal (Nilai Y pada saat nilai X1, X2= 0) b1,b2 = Koefisien regresi

e = Standar error

4. Koefisien Korelasi Product Moment

Adapun rumus koefisien Korelasi Pearson Product Moment (Sugiyono, 2004 :212) adalah sebagai berikut :

��� = �∑�� −

(∑�)(∑�)

�[�∑�2(∑�)2][�∑�2 (∑�)2]

Keterangan:

rxy = angka indeks korelasi “r” product moment

N = Populasi

∑XY = Jumlah perkalian antara skor x dan y

∑X = Jumlah skor x

∑Y = Jumlah skor y

Untuk melihat hubungan kedua variabel tersebut maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Nilai r yang positif menunjukkan hubunggan kedua variabel positif, artinya kenaikan nilai variabel yang satu diakui oleh nilai variabel yang lain.

2. Nilai r yang negatif menunjukkan hubungan kedua variabel negatif, artinya menurunnya nilai variabel yang satu dengan diikuti meningkatnya nilai variabel yang lain.

3. Nilai r yang sama dengan nol menunjukkan kedua variabel tidak

menunjukkan hubungan, artinya variabel yang satu tetap meskipun yang lainya berubah .

Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi atau rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai r(Koefisien Korelasi), digunakan penafsiran atau interpretasi angka yang dikemukakan oleh Sugiyono (2005:149), yaitu:

Tabel II.1 Interprestasi Koefisien Korelasi Product Moment

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 –0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000 Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sanggat tinggi

Dengan nilai rxyyang diperoleh, kita dapat melihat secara langsung melalui

tabel korelasi yang menguji apakah nilai r yang kita peroleh tersebut berarti atau tidak, tabel korelasi inimencantumkan batas-batas r yang signifikan tertentu, dalam hal ini signifikan, 5% bila nilai r yang signifikan artinya, hipotesis dapat diterima.

5. Uji Koefisien Kolerasi (t)

Untuk menguji keberartian koefisien antara variabel, digunakan uji statistik “t” dengan rumus:

�= �√� −2 √1− �2

Uji signifikan korelasi product moment secara praktis, yang tidak perlu dihitung, tetapi langsung dikonsultasikan pada tabel r product moment. Ketentuannya bila r hitung < dari r tabel, maka Ho diterima, dan Ha ditolak. Sebaliknya bila r hitung > dari r tabel, maka Ha diterima.

6. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui berapa persen besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat. Perhitungan dilakukan dengan mengkuadratkan nilai koefisien Korelasi Product Moment dan dikalikan dengan 100%.

Rumus yang digunakan adalah :

� = (���)2× 100% Keterangan:

D = koefisien determinasi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya suatu perusahaan berdiri dengan tujuan tertentu. Pencapaian tujuan ini tidaklah mudah. Diperlukan sumber daya manusia yang selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan perusahaan, karena sumber daya manusia menjadi perencana, pelaku dan penentu terwujudnya tujuan perusahaan.

Sumber daya manusia merupakan aset paling penting dalam suatu organisasi untuk mempertahankan dan mengembangkan organisasinya dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman. Penanganan sumber daya manusia sendiri berbeda dengan faktor produksi lainnya dikarenakan sumber daya manusia selalu berkembang dan bertambah baik kuantitas maupun kualitasnya. Sehingga untuk dapat memanfaatkan sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan organisasi, diperlukan manajemen sumber daya manusia yang dapat mengatur kelangsungan suatu organisasi.

Manajemen sumber daya manusia sendiri merupakan suatu proses yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan, pengadaan, pengembangan, kompensasi, promosi, dan pemutusan hubungan kerja guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Panggabean, 2004) Oleh karena itu, organisasi harus mampu mengelola sumber daya manusia sebaik mungkin, agar tujuan-tujuan organisasi yang diharapkan dapat tercapai. Salah satu upaya yang

harus dilakukan oleh organisasi dalam mengelola sumber daya manusia agar dapat berkembang yaitu dengan meningkatkan kinerja sumber daya manusia tersebut.

Kinerja merupakan hasil kerja/kemampuan kerja yang diperlihatkan seseorang, sekelompok orang (organisasi) atas suatu pekerjaan, pada waktu tertentu. Kinerja dapat berupa produk akhir (barang dan jasa) dan atau berbentuk perilaku, kecakapan, kompetensi, sarana dan keterampilan spesifik yang dapat mendukung pencapaian tujuan, sasaran organisasi. Kinerja pegawai yang meningkat akan turut mempengaruhi/meningkatkan prestasi organisasis tempat pegawai yang bersangkutan bekerja, sehingga tujuan organisasi yang telah ditentukan dapat dicapai (Sedarmayanti, 2009:53). Dimana tujuan-tujuan organisasi telah dirancang untuk bisa bersaing dengan perusahaan jasa yang lain.

Kinerja yang diharapkan dari karyawan adalah prestasi standar yang disusun sebagai acuan sehingga dapat melihat kinerja karyawan sesuai dengan posisinya dibandingkan dengan standar yang dibuat. Selain itu dapat juga dilihat kinerja dari pegawai tersebut terhadap pegawai lainnya. Tujuan dari kinerja agar dapat memotivasi karyawan untuk dapat berbuat lebih baik, atau sekurang-kurangnya berprestasi sama dengan prestasi yang terdahulu. Dalam hal ini perusahaan berkewajiban untuk memberikan perhatian, usaha serta dorongan kepada karyawannya untuk meningkatkan kinerja, salah satunya adalah dengan melaksanakan promosi jabatan yang objektif dan adil serta penempatan yang tepat.

Pelaksanaan promosi jabatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan agar mau bekerja dengan perilaku kerja yang baik sesuai

dengan yang dikehendaki oleh perusahaan guna meningkatkan produktivitas kerja perusahaan dan menjamin keberhasilan perusahaan tersebut di dalam mencapai sasarannya, dimana harus terdapat keseimbangan antara faktor individu dan faktor organisasi yang menjadi tempat bagi karyawan tersebut bernaung dan bekerja. Apabila kinerja karyawan tinggi, maka dengan sendirinya akan berpengaruh pada kinerja perusahaan atau organisasi, dengan demikian perusahaan atau organisasi dapat bersaing dapat bersaing dalam dunia kerja yang semakin ketat seperti sekarang ini.

Promosi jabatan memfokuskan pendidikan, kemampuan dan pengalaman kerja untuk berprestasi. Jika kolaborasi tersebut bersifat positif maka kemungkinan akan berdampak pada peningkatan kinerja, akan tetapi sebaliknya jika hasil kolaborasinya negatif maka akan berdampak pada kemunduran yang akhirnya memerlukan pengembangan karir. Dengan adanya promosi jabatan diharapkan dapat berjalan sesuai dengan paradigma kepangkatan dalam kedinasan serta menghindari adanya status kekerabatan yang mengarah pada kesenjangan kerja dan jabatan yang ditempati bukan pada pegawai yang dipromosikan tetapi pada orang yang memiliki kepentingan individual.

Selain promosi jabatan, bentuk peningkatan kinerja lain yang diberikan perusahaan pada karyawannya sebagai hasil dari prestasi kerjanya adalah mutasi. Mutasi merupakan suatu perubahan posisi jabatan atau pekerjaan yang dilakukan secara horizontal di dalam suatu organisasi. Mutasi termasuk dalam pengembangankarir karyawan karena bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerjakaryawan dalam organisasi sehingga karyawan dapat menempati

tempat atau posisijabatan yang tepat, dengan maksud agar karyawan atau anggota yang bersangkutanmemperoleh suasana baru dan kepuasan kerja setinggi mungkin dan dapatmenunjukkan prestasi yang lebih tinggi lagi.

Mutasi tidak terlepas dari alasan untuk mengurangi rasa bosan pegawai kepada pekerjaan serta meningkatkan motivasi dan semangat kerja pegawai, selain itu untuk memenuhi keinginan pegawai sesuai dengan minat dan bidang tugasnya masing-masing dimana dalam kegiatan pelaksanaan mutasi kerja sering disalah tafsirkan orang yaitu sebagai hukuman jabatan atau didasarkan atas hubungan baik antara atasan dengan bawahan. Dalam pelaksanaan mutasi harus

Dokumen terkait