• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.1 Uji Pengaruh Media Pembelajaran IPA Berbasis Metode Montessori

Terhadap Hasil Belajar

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil analisis statistik. Pada penelitian ini menggunakan progam komputer IBM SPSS Statistic 16 dengan tingkat kepercayaan 95%. Pada penelitian ini membahas pengaruh penggunaan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori terhadap hasil belajar siswa. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media pembelajaran berbasis metode Montessori sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa. Sarwono (2010: 25) mengatakan melalui uji normalitas akan diperoleh data dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji ini menentukan jenis statistik yang akan digunakan. Pengambilan keputusan untuk uji normalitas didasarkan pada kriteria yaitu jika sig. (2-tailed) > 0,05, maka data dikatakan berkonstribusi normal. Berdasarkan kriteria di atas, hasil uji normalitas yang diperoleh pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas

Tabel Uji Normalitas

No Aspek

Sig.(2-tailed) Keterangan 1 Pretest Kelompok Eksperimen 0,002 Tidak Normal 2 Pretest Kelompok Kontrol 0,028 Tidak Normal 3 Posttest Kelompok Eksperimen 0,000 Tidak Normal 4 Posttest Kelompok Kontrol 0,003 Tidak Normal 5 Posttest IIKelompok Eksperimen 0,000 Tidak Normal 6 Posttest IIKelompok Kontrol 0,000 Tidak Normal 7 Selisih pretest dan posttest Kelompok Eksperimen 0,003 Tidak Normal 8 Selisih pretest dan posttest Kelompok Kontrol 0,200 Normal

Berdasarkan data di atas maka diperoleh hasil uji normalitas pretest, posttest kelompok kontrol dan selisih pretest dan posttest kelompok kontrol di atas 0,05 berarti data berdistribusi normal. Sedangkan data yang lainnya di bawah 0,05 yang berarti data tersebut berdistribusi tidak normal sehingga uji statistik selanjutnya menggunakan uji statistik non parametrik.

4.1.1.1 Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Uji perbedaan awal dilakukan untuk memastikan bahwa sampel yang akan digunakan dalam penelitian memiliki kemampuan awal yang sama. Uji perbedaan kemampuan awal ini untuk menentukan apakah kemampuan atau keberpijakan mereka sama atau tidak sehingga tidak ada bias pada waktu pengambilan data. Pada tahap awal kedua kelas diberikan pretest selanjutnya pretest kedua kelas diuji menggunakan uji statistika non parametrik Mann-whitney. Kriteria pengambilan keputusan yaitu jika nilai signifikansi < 0,05 maka dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah tidak sama. Sebaliknya jika nilai signifikansi > 0,05 maka bisa dikatakan bahwa varian dari dua data atau lebih kelompok populasi data adalah sama. Berikut ini adalah tabel hasil uji

perbandingan skor pretest kemampuan awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 4.2 Hasil Uji Kemampuan Awal

Hasil pretest Sig.(2-tailed) Keterangan Kelompok eksperimen dan kelompok

control

0,972 Tidak Berbeda

Berdasarkan analisis uji skor pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, nilai signifikansi sebesar 0,972 atau > 0,05 sehingga dapat dikatakan tidak ada perbedaan kemampuan awal antara hasil pretest kelompok eksperimen dan pretest kelompok kontrol sehingga dapat dibandingkan.

4.1.2 Analisis Lebih Lanjut

4.1.2.1 Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest 1

Uji selisih skor pretest dan posttest ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori terhadap hasil belajar siswa. Uji selisih skor pretest dan posttest 1 kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan mengunakan uji statistika non parametrik yaitu Wilcoxon. Berikut ini adalah tabel hasil uji selisih skor pretest dan posttest 1.

Tabel 4.3 Hasil Uji Selisih Pretest dan Posttest 1

Hasil Uji Selisih Sig.(2-tailed) Keterangan Selisih skor kelompok ekperimen dan

kelompok control

0,000 Berbeda

Berdasarkan hasil uji selisih pretest dan posttest 1 maka didapatkan signifikansi < 0,005 sehingga dapat dikatakan bahwa ada perbedaan antara

berbasis metode Montessori berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa. Di bawah ini adalah grafik perbandingan selisih skor pretest dan posttest 1 kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Grafik 4.1 Perbandingan skor kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

Dari diagram di atas, maka dapat dilihat perbedaan yang signifikan dari pretest ke posttest 1 antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen memiliki peningkatan skor sebesar 32,867 sedangkan kelompok kontrol memiliki peningkatan sebesar 6,75. Maka dapat dikatakan bahwa peningkatan skor kelompok eksperimen lebih banyak dibandingkan peningkatan skor kelompok kontrol.

4.1.2.2 Peningkatan Skor Pretest dan Posttest

Untuk menguji peningkatan pretest ke posttest 1 menggunakan uji statistika non-parametrik dengan analisis Wilcoxon. Berikut ini adalah tabel perbandingan skor untuk pretest ke posttest 1.

32,867 6,75 0 5 10 15 20 25 30 35 Eksperimen Kontrol

Selisih skor

Rata-rata

Tabel 4.4 Perbandingan Pretest ke Posttest 1

No Kelompok Rerata

Sig.(2-tailed) Keterangan Pretest Posttest 1

1 Eksperimen 53,70 86,56 0,000 Berbeda 2 Kontrol 54,18 60,93 0,022 Berbeda

Hasil uji perbandingan pretest dengan posttes 1 pada kelompok eskperimen didapatkan signifikansi 0,000 atau < 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dengan skor posttest berupa peningkatan skor yang signifikan antara pretest dengan posttest 1. Hasil uji perbandingan pretest dengan posttest 1 pada kelompok kontrol didapatkan signifikansi 0,022 atau < 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dengan skor posttest berupa peningkatan skor yang signifikan antara pretest dengan posttest 1. Berikut ini adalah grafik peningkatan skor pretest dan posttest 1 kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Grafik 4.2 Peningkatan Skor Pretest dan Posttest 1

53,7 86,56 54,19 60,94 0 20 40 60 80 100 pretest posttest

Peningkatan Skor

Eksperimen kontrol

Pada grafik 4.2 maka dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan skor yang signifikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji kemampuan awal (pretest) pada kelompok eksperimen skor rata-ratanya adalah 53,70 sedangkan uji kemampuan awal (pretest) pada kelompok kontrol skor rata-ratanya adalah 54,18. Pada posttest 1 skor rata-rata yang diperoleh kelompok eksperimen meningkat menjadi 86,56 sedangkan pada kelompok kontrol skor rata-rata yang diperoleh saat posttest 1 adalah 60,94. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan pada kelompok ekperimen dan kelompok kontrol.

4.1.2.3 Besar Pengaruh Perlakuan

Untuk mengetahui besar pengaruh perlakuan (effect size) digunakan koefisien korelasi dari Pearson menurut Field (2009: 179) dengan kriteria = 0, 10 (efek kecil) atau setara 1% pengaruh yang diakibatkan oleh variabel independen, r = 0, 30 (efek menengah) yang setara dengan 9%, dan r = 0,50 (efek besar) yang setara dengan 25%. Karena data terdistribusi tidak normal maka digunakan rumus seperti berikut . Rumus yang digunakan dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Rumus Besar Efek

Keterangan :

r = Besarnya efek yang menggunakan korelasi pearson

Z = Harga konversi standar deviasi (dari uji statistik Wilcoxon) N = Jumlah total observasi (2 x jumlah siswa)

r =

𝑍

Berikut ini adalah tabel hasil uji pengaruh perlakuan terhadap hasil belajar siswa

Tabel 4.5 Hasil Uji Besar Pengaruh

Kelompok Z N R % Keterangan

Eksperimen -4,788 60 -0,6182 0,3821 38,21 Efek besar Kontrol -2,285 64 -0,2856 0,0815 8,15 Efek kecil

Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar di kelas eksperimen dan di kelas kontrol. Peningkatan di kelas eksperimen sebesar 36,21% dengan koefisien korelasi yaitu efek besar. Sedangkan peningkatan di kelas kontrol sebesar 8,15% dengan koefisien korelasi yaitu efek kecil.

4.1.2.4 Retensi Pengaruh Perlakuan

Menurut Kartwohl (2004: 546) selang waktu satu bulan setelah dilakukan posttest 1 maka dilakukan posttest II pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk melihat seberapa retensi pengaruh perlakuan pada posttest II apakah masih sekuat posttest 1 atau tidak. Uji statistik yang dilakukan adalah statistik non-parametrik dengan teknik analisis Wilcoxon. Berikut adalah tabel hasil uji retensi skor dari posttest 1 ke posttest 2.

Tabel 4.6 Hasil Uji Retensi skor Posttest 1 ke Posttest 2

No Kelompok Rerata Sig.(2-tailed) Keterangan

Posstest 1 Posttest 2

1 Eksperimen 86,56 93,06 0,026 Berbeda

2 Kontrol 60,93 59,46 0,564 Tidak

Hasil uji retensi skor posttest 1 ke posttest 2 pada kelas eksperimen mendapatkan harga signifikansi 0,026 atau < 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan dari posttest 1 ke posttest 2. Perbedaan tersebut berupa peningkatan skor yang signifikan dari posttest 1 ke posttest 2. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari rata-rata posttest 1 yaitu 86,56 ke posttest 2 sebesar 93,06 naik sebesar 6,5. Hasil uji retensi skor posttest 1 ke posttest 2 pada kelas kontrol mendapatkan harga signifikasi 0,564 > 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dari posttest 1 ke posttest 2. Berikut ini adalah grafik skor rata-rata dari postest 1 ke posttest 2.

Grafik 4.3 Perbandingan Skor Pretest, Posttest 1, danPosttest 2

Pada grafik 4.3 terlihat perbandingan skor antara pretest, posttest 1, dan posttest 2. Pada kelompok eksperimen, skor rata-rata pretest yang diperoleh adalah 53,70 lalu pada posttest 1 mengalami peningkatan skor menjadi 86,56 sementara pada posttest kedua juga mengalami peningkatan skor rata-rata menjadi 93,06. Hal ini membuktikan bahwa pada kelompok eksperimen mengalami

53,7

86,56 93,06

54,18 60,93

59,46

Pretest Posttest 1 Posttest 2

Skor Pretest , Posttest 1, dan Posttest 2

peningkatan yang tinggi karena pada proses pembelajaran menggunakan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori materi bagian luar tumbuhan.

Sedangkan pada kelompok kontrol skor rata-rata pretest adalah 54,18 dan pada posttest 1 pertama mengalami peningkatan skor rata-rata menjadi 60,93. Namun, pada posttest 2 mengalami perununan skor rata-rata menjadi 59,46. Pada kelompok kontrol mengalami penurunan pada posttest 2 karena mereka sudah lupa tentang materi yang diajarkan karena guru mengajarkannya masih menggunakan metode ceramah.

Dokumen terkait