• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Indikator Pembelajaran

2) Uji Praktikalitas 1. Uji Coba Perorangan

perbaikan dilakukan adalah memperjelas gambar-gambar pada modul berbasis Augmented Reality. Adapun perbaikan yang dilakukan sebagai berikut.

Gambar 4.10 Perbaikan desain gambar

2) Uji Praktikalitas

dilihat pada Lampiran 12.

Selain observasi dan wawancara, peneliti juga menggunakan angket pratikalitas untuk menilai kepraktisan modul berbasis augmented reality, angket yang diberikan kepada guru mata pelajaran tersebut mengandung beberapa aspek yaitu kemudahan penggunaan, efektivitas waktu pembelajaran, dan manfaat.

Kemudian guru diminta untuk memberikan komentar dan saran terhadap modul berbasis augmented reality.

Guru mata pelajaran yang menjadi penilai uji coba perorangan telah membaca angket dan memeriksa modul berbasis augmented reality dengan menggunakan assemblr. Kemudian, penilai memberikan komentar bahwa modul telah dibuat dengan baik dan tidak ada saran perbaikan dari penilai. Adapun penilaian hasil angket uji coba perorangan modul berbasis augmented reality yaitu pada Lampiran 14.

Berdasarkan teknik pengumpulan data yang berbeda yaitu angket, observasi dan wawancara, dapat diperoleh kesimpulan melalui triangulasi teknik yang disajikan dalam tabel 4.11.

Tabel 4.11 Triangulasi Teknik Uji Coba Perorangan Pertanyaan

Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Kesimpulan Observasi Wawancara Angket

1 2 3 4 5 Pengguna

dapat mengikuti petunjuk penggunaan modul dengan baik

Dari pengamatan peneliti, pengguna dapat mengikuti petunjuk dengan baik dan mudah, karena pada saat menggunakan modul pengguna tidak bertanya kepada peneliti terkait cara penggunaan modul.

Petunjuk penggunaan modul sudah lengkap

Pengguna setuju bahwa didalam modul terdapat petunjuk penggunaan modul yang mudah dimengerti

Pengguna dapat mengikuti petunjuk penggunaan modul dengan baik karena petunjuk penggunaan modul

dimengerti oleh pengguna

Pengguna mengalami kesulitan saat menggunakan modul berbasis augmented reality

Dari pengamatan peneliti, pengguna tidak merasa kesulitan menggunakan modul berbasis augmented reality

Tidak ada merasa kesulitan karena modul mudah digunakan dan mudah dipahami

Pengguna setuju bahwa mudah dalam pengoperasian modul berbasis augmented reality.

Pengguna setuju bahwa isi modul secara

keseluruhan mudah dipahami.

Pengguna mudah dalam pengoperasian modul berbasis augmented reality karena isi modul secara keseluruhan mudah dipahami.

Pengguna tidak kebingungan dalam proses penggunaan modul berbasis augmented reality

Pengguna tidak kebingungan dalam proses penggunaan modul

Pengguna sudah mengenal dengan teknologi memindai menggunakan kamera

smartphone, serta dilengkapi petunjuk

penggunaan yang sudah jelas

Pengguna setuju bahwa didalam modul terdapat petunjuk penggunaan modul yang mudah dimengerti

Pengguna tidak kebingungan dalam proses penggunaan modul karena terdapat petunjuk penggunaan modul yang mudah dimengerti Pengguna

tidak merasa bosan atau jenuh dalam penggunaan modul berbasis augmented reality

Saat penggunaan modul berbasis augmented reality, pengguna tidak merasa bosan atau jenuh.

Pengguna

memposisikan diri menjadi siswa yang tertarik terhadap modul karena modul berbasis

augmented reality merupakan inovasi yang baru di sekolah serta menampilkan bentuk nyata dari bangun ruang sisi datar

Pengguna setuju bahwa modul terdapat ilustrasi dan gambar yang dapat membantu siswa memahami materi, sehingga pengguna tidak merasa jenuh atau bosan dalam penggunaan modul

Karena modul menggunakan teknologi yang cukup baru dikenal oleh pengguna serta menampilkan ilustrasi dan gambar atau visualisasi.

Lanjutan Tabel 4.11

dalam modul berbasis augmented reality

augmented reality

menggunakan modul

ilustrasi dan gambar

membantu siswa memahami materi

atau 3D dari bangun ruang sisi datar Apakah semua

bagian terhubung antara materi, animasi dan kemampuan spasial?

Dari pengamatan peneliti, pengguna tidak memberikan kritik mengenai keterhubungan antara materi, gambar atau visualisasi, serta kemampuan spasial

Keterhubungan satu sama lain sudah sesuai, baik itu materi dengan gambar atau visualisasi, materi dengan contoh soal, atau materi dengan soal

Tidak terdapat kritik atau saran dari pengguna terkait

keterhubungan

Semua bagian terhubung dengan baik yakni antara materi dengan animasi, materi dengan kemampuan spasial, ataupun materi dengan animasi Pengguna

dapat melihat visualisasi secara jelas

Visualiasi dapat dilihat secara jelas, namun beberapa visualisasi gagal ditampilkan karena terkeluar sendiri dari aplikasi assemblr sehingga pengguna menggunakan alternatif yaitu Google Lens

Visualisasi dapat dilihat secara jelas, namun pengguna memberikan informasi bahwa penyimpanan pada smartphone harus memadai agar dapat menjalankan aplikasi assemblr dan melihat visualisasi dari kegiatan

memindai marker

Tidak terdapat kritik atau saran dari pengguna terkait visualisasi yang kurang jelas

Pengguna dapat memindai marker dengan mudah sehingga pengguna dapat melihat visualisasi yang muncul dari smartphone, namun

terkadang ketika menjalankan aplikasi assemblr terkeluar sendiri sehingga gagal memunculkan visualisasi Teks pada

modul berbasis augmented reality mudah dibaca oleh pengguna

Dari pengamatan peneliti, pengguna tidak memberikan pertanyaan kepada peneliti terkait

kekeliruan teks yang ada pada modul berbasis augmented reality

Modul menggunakan ukuran yang sesuai sehingga dapat dibaca oleh pengguna

Pengguna sangat setuju bahwa ukuran dan jenis huruf jelas dan mudah dibaca

Teks pada modul berbasis augmented reality menggunakan ukuran dan jenis huruf yang jelas dan mudah dibaca oleh pengguna

Lanjutan Tabel 4.11

1 2 3 4 5 Bahasa yang

digunakan pada modul berbasis augmented reality mudah dimengerti oleh pengguna

Dari pengamatan peneliti, pengguna tidak bertanya kepada peneliti terkait bahasa atau kalimat yang ada didalam modul

Bahasa yang digunakan dalam modul mudah dipahami, tidak berbelit-belit, serta tidak terlalu kaku

Pengguna sangat setuju bahwa bahasa yang digunakan mudah dipahami

Bahasa yang digunakan pada modul berbasis augmented reality mudah dipahami, tidak berbelit-belit, serta tidak terlalu kaku

Berdasarkan hasil triangulasi teknik uji coba perorangan pada tabel 4.11, dapat disimpulkan bahwa modul berbasis augmented reality mudah untuk digunakan karena pada saat observasi pengguna tidak mengalami kebingungan serta kesulitan saat menggunakan modul berbasis augmented reality. Hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara dan angket yang dilakukan bahwa pengguna menjelaskan modul memiliki petunjuk penggunaan yang mudah dipahami dengan bahasa yang tidak kaku dan terstruktur. Pengguna juga menjelaskan tidak merasa kesulitan saat menggunakan teknologi augmented reality karena pengguna cukup terbiasa dalam penggunaan smartphone dan aplikasi yang memindai marker atau bardcode. Selain itu, pengguna tertarik menggunakan modul berbasis augmented reality karena merupkan inovasi yang baru di sekolah dan ditambah lagi dengan menampilkan bentuk nyata dari bangun ruang sisi datar sehingga pengguna setuju modul dapat memudahkan guru dalam meningkatkan kemampuan spasial siswa.

2. Uji Coba Kelompok Kecil

Setelah dilakukan uji coba perorangan tahap selanjutnya untuk memperoleh masukan awal dari siswa mengenai modul berbasis augmented reality adalah tahap uji coba kelompok kecil. Tahap uji coba kelompok kecil dilakukan dengan meminta pendapat dari pengguna atau responden sebanyak 9 orang mengenai modul berbasis

yang dilakukan oleh peneliti kepada responden atau pengguna menggunakan lembar observasi uji coba kelompok kecil dan pedoman wawancara uji coba kelompok kecil. Siswa diminta untuk mencoba dan mengamati modul dengan menggunakan assemblr dan memberikan penilaian terhadap modul. Adapun hasil pengamatan yang dilakukan pada uji coba perorangan pada Lampiran 17. Selain hasil observasi, peneliti juga mendapatkan informasi dari wawancara yang dilakukan kepada subjek penelitian uji coba kelompok kecil. Adapun hasil wawancara uji coba kelompok kecil dapat dilihat pada Lampiran 19.

Selanjutnya, siswa yang menjadi subjek penelitian diminta untuk mengisi angket yang terdiri dari aspek kemudahan penggunaan, efektivitas waktu pembelajaran, dan manfaat. Siswa juga diminta untuk memberikan komentar dan saran terhadap modul berbasis augmented reality. Adapun hasil angket uji coba kelompok kecil terhadap modul berbasis augmented reality yaitu pada Lampiran 21.

Berdasarkan teknik pengumpulan data yang berbeda yaitu angket, observasi dan wawancara, dapat diperoleh kesimpulan melalui triangulasi teknik yang disajikan dalam tabel 4.12.

Tabel 4.12 Triangulasi Teknik Uji Coba Kelompok Kecil Pertanyaan

Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Kesimpulan

Observasi Wawancara Angket

1 2 3 4 5

Selama proses pembelajaran siswa hanya membuka modul berbasis augmented reality

Dari pengamatan peneliti, 9 orang siswa hanya membuka modul berbasis

augmented reality selama proses pembelajaran. Hal itu terlihat dari tidak ada buku penunjang pembelajaran materi bangun ruang sisi datar.

Siswa menyebutkan hanya membuka modul berbasis augmented reality karena siswa belum memiliki buku penunjang lain.

Sebanyak empat orang siswa setuju bahwa modul berbasis augmented reality yang digunakan pada

pembelajaran materi bangun ruang sisi datar membuat saya fokus belajar.

Modul berbasis augmented reality yang digunakan pada pembelajaran materi bangun ruang sisi datar membuat siswa fokus belajar sehingga siswa hanya membuka modul selama proses pembelajaran.

Selama menggunakan modul berbasis augmented reality siswa terlihat antusias, bebas, dan aktif

Dari pengamatan peneliti, siswa terlihat antusias, bebas, dan aktif.

Hal tersebut dilihat dari aktivitas siswa dalam

pembelajaran sangat aktif melihat visualisasi yang muncul.

Namun, modul yang dicetak oleh peneliti hanya ada 3 buah sehingga siswa secara bergantian menggunakan modul berbasis augmented reality.

Siswa mengatakan modul memiliki desain yang menarik dengan warna yang cerah serta menggunakan teknologi yang baru bagi siswa sehingga siswa antusias dalam

pembelajaran.

Sebanyak tiga orang siswa sangat setuju serta empat orang siswa setuju bahwa modul

berbasis augmented reality dapat digunakan berulang kali sesuai

kebutuhan.

Siswa terlihat antusias, bebas, serta aktif dalam menggunakan modul berbasis augmented reality karena modul terdapat marker yang bisa dipindai melalui

smartphone merupakan suatu hal yang baru bagi siswa.

Serta modul dapat digunakan berulang kali sesuai

kebutuhan.

Siswa mampu mempelajari modul dari awal sampai evaluasi belajar

Sebagian siswa mampu

mempelajari modul dari awal sampai evaluasi belajar dengan mengikuti arahan yang terdapat pada modul dan mengikuti petunjuk penggunaan modul berbasis augmented reality.

Beberapa siswa mengatakan modul dapat digunakan sampai selesai karena dilengkapi dengan petunjuk penggunaan modul yang bisa dilihat ketika menemui kesulitan. Beberapa

siswa lain

mengatakan harus membutuhkan sinyal yang stabil untuk memindai marker.

Sebanyak lima orang siswa setuju bahwa modul

berbasis augmented reality mudah digunakan dalam pembelajaran.

Beberapa siswa dapat

mempelajari modul dari awal sampai evaluasi belajar dengan mengikuti petunjuk penggunaan modul yang terdapat di dalam modul berbasis augmented reality. Namun untuk memindai marker

dibutuhkan sinyal yang stabil.

tanpa membuka kunci jawaban

dilengkapi dengan kunci jawaban sehingga pada saat menegerjakan evaluasi siswa mengerjakannya sesuai dengan kemampuannya.

siswa lainnya ingin mencoba sendiri kemampuan yang mereka miliki.

augmented reality memudahkan siswa dalam memahami penggunaan rumus-rumus pada materi bangun ruang sisi datar.

Serta sebanyak limas orang siswa setuju bahwa modul memudahkan siswa untuk menyelesaikan soa-soal tentang bangun ruang sisi datar.

melihat kunci jawaban yang tersedia di modul berbasis augmented reality tersebut sesuai dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing siswa.

Dalam menggunakan modul berbasis augmented reality, siswa mampu menunjukkan kemampuan spasial yaitu spatial perception, spatial visualizatiton, spatial relation, spatial orientation, mental rotation

Dari pengamatan peneliti, 9 orang siswa dapat menunjukkan kemampuan spasial seperti spatial perception yang ditunjukkan dengan aktivitas siswa saat mengamati visualisasi kubus-kubus kecil yang membentuk bangun ruang kubus dan balok.

Spatial

visualization yang ditunjukkan dengan aktivitas siswa saat membuka bangun ruang sisi datar hingga terlihat bentuk 2D yaitu jaring-jaring bangun ruang sisi datar.

Spatial relation yang ditunjukkan

Sebagian siswa menjelaskan visualisasi dapat diperbesar atau diperkecil serta dapat memutar

objek atau

visualisasi yang muncul pada layar smartphone. Namun beberapa siswa lainnya mengalami sedikit kesulitan untuk melihat visualisasi karena terkadang aplikasi yang dijalankan ketika memindai marker terkeluar sendiri.

Sebanyak tujuh orang siswa setuju bahwa modul berbasis augmented reality dapat membantu saya

meningkatkan kemampuan spasial

Siswa dapat menunjukkan kemampuan spasial nya dengan melihat visualisasi dari berbagai sudut pandang dengan menggeser objek serta siswa dapat melihat visualisasi dari bangun ruang yang

dianimasikan terbuka hingga terlihat bentuk 2D berupa jaring-jaring dari berbagai bangun ruang.

Lanjutan tabel 4.12

1 2 3 4 5

dengan aktivitas siswa saat mengamati unsur-unsur bangun ruang.

Spatial

orientation yang ditunjukkan dengan aktivitas siswa saat melihat visualisasi dari sudut pandang horizontal dan vertikal.

Mental rotation yang ditunjukkan dengan aktivitas siswa memutar visualisasi yang muncul pada layar smartphone.

Berdasarkan hasil triangulasi teknik uji coba kelompok kecil pada tabel 4.12 dapat dilihat bahwa dalam pengamatan peneliti, siswa fokus saat pembelajaran menggunakan modul berbasis augmented reality serta modul dapat menimbulkan kemampuan spasial yang ditunjukkan dari berbagai aktivitas siswa. Hal ini juga sesuai dengan wawancara dan angket yakni siswa dapat menggunakan modul berbasis augmented reality dari awal sampai evaluasi belajar dengan melihat petunjuk penggunaan modul yang tersedia. Kemudian, berdasarkan pengamatan peneliti siswa dapat menunjukkan kemampuan spasial nya dengan melihat visualisasi dari berbagai sudut pandang dengan menggeser objek serta siswa dapat melihat visualisasi dari bangun ruang yang dianimasikan terbuka hingga terlihat bentuk 2D berupa jaring-jaring dari berbagai bangun ruang. Namun terdapat beberapa kendala yaitu sinyal yang kurang stabil, serta visualisasi yang muncul sering keluar sendiri dari aplikasinya sehingga sulit untuk melihat visualisasi dari berbagai sudut pandang. Hal ini juga sesuai dengan angket yakni tujuh orang siswa

reality untuk materi bangun ruang sisi datar dalam meningkatkan kemampuan spasial akan diuji pada uji coba lapangan.

3) Uji Efektivitas

Dokumen terkait