• Tidak ada hasil yang ditemukan

III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Madu

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

4.6. Metode Pengolahan Data

4.6.3. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

4.6.3.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketepatan atau tingkat presisi suatu ukuran atau alat ukur (Nazir 2005). Reliabilitas juga diartikan sebagai suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama (Umar 2000). Menurut Umar (2000), terdapat berbagai macam teknik pengukuran reliabilitas, yaitu:

1) Teknik Test-Retest

2) Teknik Spearman-Brown 3) Teknik K-R 20

4) Teknik K-R 21 5) Teknik Cronbach

6) Teknik Observasi.

Dalam penelitian ini, teknik pengukuran reliabilitas yang digunakan adalah teknik Cronbach. Uji reliabilitas dilakukan dengan software SPSS 17,0. Reliabilitas suatu variabel (atribut) dapat dilihat pada hasil output SPSS pada tabel dengan judul Reliability Statistics. Menilai reliabel atau tidaknya masing-masing atribut dapat dilihat pada nilai Alpha. Indikator reliabilitas atribut-atribut adalah sebagai berikut (Nugroho 2005):

a) Alpha 0,00-0,20 = tidak reliabel b) Alpha 0,21-0,50 = kurang reliabel c) Alpha 0,51-0,60 = cukup reliabel d) Alpha 0,61-0,80 = reliabel e) Alpha 0,81-1,00 = sangat reliabel

Jika tidak reliabel, maka atribut yang memiliki nilai Cronbach’s Alpha if Item Deleted terbesar harus dihilangkan dan tidak ditanyakan kepada responden pada saat pengambilan data dalam penelitian.

Hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini menunjukkan bahwa semua atribut produk Madu Pramuka PT Madu Pramuka dapat dikatakan sangat reliabel karena memiliki nilai Alpha = 0,862. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semua atribut tersebut sudah konsisten pada pengukurannya dalam penelitian ini. Hasil uji reliabilitas tersebut dapat dilihat pada Lampiran 3.

4.6.4. Importance Performance Analysis (IPA)

Konsep Importance Performance Analysis (IPA) merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengukur tingkat kepentingan dan tingkat kinerja dari atribut produk Madu Pramuka yang telah diformulasikan dengan memetakan atribut-atribut pada kuadran yang memiliki interpretasi berbeda. Tingkat kinerja menunjukkan atribut aktual yang dirasakan oleh konsumen, sedangkan tingkat kepentingan atribut menunjukkan seberapa penting atribut tersebut bagi konsumen. Penilaian tingkat kinerja dan kepentingan digunakan skor yang ditunjukkan pada Tabel 8.

Tabel 8. Skor Penilaian Tingkat Kinerja dan Kepentingan

Skor Kinerja Kepentingan

Skor 1 Sangat Tidak Baik Sangat Tidak Penting Skor 2 Tidak Baik Tidak Penting

Skor 3 Cukup Baik Cukup Penting

Skor 4 Baik Penting

Skor 5 Sangat Baik Sangat Penting

Total penilaian tingkat kinerja dan kepentingan diperoleh dengan cara menjumlahkan skor penilaian yang diberikan oleh responden. Hasil perhitungan tersebut akan digambarkan dalam diagram IPA. Masing-masing atribut diposisikan dalam diagram tersebut berdasarkan skor rata, dimana skor rata-rata penilaian kinerja (X) menunjukkan posisi suatu atribut pada sumbu X. Sedangkan atribut pada sumbu Y ditunjukkan oleh skor rata-rata tingkat kepentingan (Y). Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

        

    

Keterangan:

X = Skor rata-rata tingkat kinerja Y = Skor rata-rata tingkat kepentingan n = Jumlah responden

Diagram IPA merupakan suatu ruang yang dibagi atas empat bagian dan masing-masing bagian dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik (a,b). Titik tersebut diperoleh dari rumus:

     

                  

Keterangan:

a = Batas sumbu X (tingkat kinerja) b = Batas sumbu Y (tingkat kepentingan)

Hubungan antara tingkat kinerja (X) dan kepentingan (Y) yang diperoleh dari responden dapat diinterpretasikan oleh Diagram Importance Performance Analysis yang ditunjukkan pada Gambar 8.

Y Penting Kepentingan Kurang Penting X

Kurang Baik Kinerja Baik Gambar 8. Diagram Importance and Performance Analysis

Sumber: Rangkuti (2006)

Masing-masing kuadran pada gambar menunjukkan keadaan yang berbeda: 1) Kuadran I (Prioritas Utama)

Kuadran I memuat atribut yang dinilai penting namun pelaksanaan kinerja atribut masih rendah. Pada kuadran ini, tingkat kepuasan konsumen masih rendah sehingga perusahaan perlu meningkatkan kinerja dari atribut produk. Atribut pada kuadran I memiliki prioritas utama untuk diperbaiki kinerjanya oleh perusahaan.

2) Kuadran II (Pertahankan Prestasi)

Kuadran II memuat atribut yang dinilai penting dan kinerja atribut yang sesuai dengan yang dirasakan oleh konsumen. Pada kuadran ini, tingkat kepuasan konsumen dinilai relatif tinggi sehingga perusahaan perlu mempertahankan atribut yang ada pada kuadran II.

I Prioritas Utama II Pertahankan Prestasi III Prioritas Rendah IV Berlebihan

3) Kuadran III (Prioritas Rendah)

Kuadran III memuat atribut yang kurang penting dengan pelaksanaan yang tidak terlalu baik. Pada kuadran ini, peningkatan variabel perlu diperhatikan kembali karena pengaruhnya yang tidak terlalu besar terhadap kepuasan konsumen. Atribut yang berada pada kuadran III memiliki prioritas rendah untuk diperbaiki kinerjanya oleh perusahaan.

4) Kuadran IV (Berlebihan)

Kuadran IV memuat atribut yang dianggap kurang penting pengaruhnya bagi konsumen, akan tetapi kinerjanya dinilai berlebihan. Selain itu, atribut yang berada pada kuadran ini dapat dikurangi sehingga perusahaan dapat menghemat biaya.

4.6.5. Customer Satisfaction Index (CSI)

Metode Customer Satisfaction Index digunakan untuk menentukan tingkat kepuasan konsumen secara menyeluruh dengan melakukan pendekatan yang mempertimbangkan tingkat kepentingan dari atribut-atribut yang diukur. Metode pengukuran CSI meliputi tahap-tahap sebagai berikut:

1) Menentukan Mean Importance Score (MIS), nilai ini berasal dari rata-rata kepentingan tiap responden.

Keterangan :

n = Jumlah responden

Yi = Nilai kepentingan atribut Y ke-i

2) Weight Factors (WF), adalah fungsi dari Mean Importance Score atau nilai dari rata-rata tingkat kepentingan (MIS-i) per atribut terhadap total MIS seluruh atribut yang diuji. Dimana p merupakan atribut kepentingan ke-p.

%

3) Membuat Weight Score (WS), bobot ini merupakan perkalian antara Weight Factor (WF) dengan rata-rata tingkat kepuasan atau Mean Satisfaction Score (MSS).

4) Menghitung Customer Satisfaction Index, yaitu jumlah Weight Average (WA) dibagi dengan Highest Scale (HS) atau yang dinyatakan dalam bentuk persen. Skala maksimum diperoleh dari ukuran Skala Likert yang digunakan dalam pembobotan tingkat kepentingan dan kinerja. Maka dalam penelitian ini skala maksimum yang digunakan yaitu lima.

%

Tingkat kepuasan konsumen secara menyeluruh dapat dilihat dari kriteria tingkat kepuasan konsumen berdasarkan kriteria pada Tabel 9.

Tabel 9. Kriteria Nilai Customer Satisfaction Index

Angka Indeks Interpretasi 0,00 - 0,20 Sangat tidak puas

0,21 - 0,40 Tidak puas

0,41 - 0,60 Cukup puas

0,61 - 0,80 Puas

0,81 – 1,00 Sangat puas

Indeks kepuasan pelanggan menggunakan rentang skala untuk menunjukkan tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk. Rentang skala kepuasan pelanggan berkisar antara 0 – 100 persen. Rumus rentang skala yang digunakan adalah sebagai berikut:

 

Keterangan: RS = rentang skala m = skor tertinggi n = skor terendah

b = jumlah kelas (dalam penelitian ini digunakan skala maksimal lima)

Dokumen terkait