• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.8 Uji Validitas, Reliabilitas, dan Indeks Kesukaran (IK)

Arifin (2011: 245-246) menyatakan bahwa validitas adalah suatu derajat ketepatan instrumen (alat ukur). Maksudnya adalah instrumen yang digunakan benar-benar tepat untuk mengukur apa yang akan diukur. Menurut (Sugiyono, 2007: 203) instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid yang berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas diperlukan untuk penentuan alat ukur yang tepat dalam melaksanakan penelitian. Penelitian yang diukur adalah sikap kedisiplinan pada siswa dan validitas yang dipakai adalah validitas non tes. Penelitian ini akan menggunakan 3 jenis validitas yaitu validitas isi, validitas muka, dan validitas empiris.

1. Validitas Isi

Widoyoko (2012: 143) menyatakan validitas isi dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan kompetensi yang dikembangkan dan materi pelajaran yang telah dipelajari. Untuk menyususn instrumen tes yang mempunyai validasi isi, maka instrumen harus disusun berdasarkan materi pelajaran yang telah dipelajari siswa atau kompetensi yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran.

2. Validitas Muka

Arifin (2011: 246) validitas muka adalah jika suatu tes secara sepintas telah dianggap baik untuk mengungkap fenomena yang akan diukur, maka tes

tersebut sudah dikatakan memenuhi syarat validitas permukaan, sehingga tidak perlu lagi adanya judgement yang mendalam.

3. Validitas Empiris

Arifin (2011: 246) menyatakan validitas ini biasanya menggunakan teknik statistik, yaitu analisis kolerasi. Hal ini disebabkan validitas empiris mencari hubungan antara skor tes dan suatu kriteria tertentu yang merupakan suatu tolok ukur di luar tes yang bersangkutan.

3.8.1.1 Validitas Variabel Kedisiplinan

Peneliti membuat instrumen kedisiplinan mengenai pembelajaran yang berupa kisi-kisi kuesioner kedisiplinan beserta kuesionernya. Validasi instrumen kedisiplinan belajar dilakukan dengan expert judgment atau berkonsultasi dengan dosen yang memiliki latar belakang pendidikan psikologi supaya instrumen kedisiplinan belajar benar-benar sesuai dengan indikator kedisiplinan. Peneliti melakukan kesepakatan kelompok studi menargetkan rata-rata yang didapat dari setiap komponen lebih dari atau sama dengan 2,5 supaya tidak dilakukan revisi, kemudian apabila rata-rata dibawah 2,5 maka dilakukan revisi.

Penelitian ini menggunakan instrumen kedisiplinan berupa kuesioner yang telah divalidasi oleh seorang validator yaitu dari dosen ahli yang memiliki pendidikan psikologi sebelumnya. Berikut ini adalah tabel 3.9 hasil validasi kedisiplinan yang telah divalidasi oleh validator.

Tabel 3.9 Hasil validasi kedisiplinan oleh validator

No Komponen Penilaian Nilai 1 Kesesuaian indikator dari para ahli dengan sub indikator 3 2 Ketepatan sub indikator yang sesuai dengan aktifitas siswa 3 3 Sub indikator dapat dilakukan siswa berdasarkan perkembangan

sikapnya

3 4 Pertanyaan kuesioner dapat dipahami oleh siswa 3 5 Penggunaan Bahasa Indonesia yang benar 3 Rata-rata 3

Kuesioner kedisiplinan belajar divalidasi oleh dosen ahli. Tabel diatas merupakan hasil validasi kedisiplinan belajar. Penilaian dilakukan berdasarkan perhitungan skor penilaan setiap komponen yang diberikan oleh validator atau dosen ahli. Peneliti bersama dengan kelompok studi menentukan target atau patokan skor yaitu 2,5. Jika hasil rata-rata yang diberikan validator mendapatkan kurang dari 2,5 maka perlu dilakukan revisi, namun jika hasil rata-rata yang diperoleh lebih dari atau sama dengan 2,5 maka tidak perlu dilakukan revisi.

Dari tabel di atas rata-rata yang diperoleh peneliti sudah melebihi target 2,5 yang sudah ditentukan sebagai tolak ukur. Setelah peneliti selesai menguji kuesioner kedisiplinan, maka penliti dapat menggunakannya untk mengetahui kedisiplinan belajar siswa.

3.8.1.2 Validitas Perangkat Pembelajaran

Peneliti membuat perangkat pembelajaran meliputi, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) dan soal evaluasi. Peneliti bersama menentukan kriteria penilaian perangkat pembelajaran yaitu 1 = kurang baik, 2 = cukup baik, 3 = baik dan 4 = sangat baik. Peneliti bersama dengan kesepakatan kelompok studi juga menentukan bahwa skor 2,5 sebagai

target atau patokan untuk tidak revisi atau sudah bisa langsung digunakan. Peneliti menargetkan rata-rata yang didapat yaitu lebih dari atau sama dengan 2,5 supaya tidak dilakukan revisi dan apabila skor dibawah 2,5 maka dilakukan revisi. Desain perangkat pembelajaran divalidasi oleh 3 validator yaitu 1 validator dari dosen ahli, 2 validator dari guru ahli dalam bidang matematika. Berikut adalah tabel 3.10 hasil dari beberapa validator:

1. Validitas Silabus

Tabel 3.10 Hasil Validasi Silabus

No Komponen Hasil validasi ahli Rata-rata Validator 1 Validator 2 Validator 3

1 Kesesuaian antara SK, KD dan indikator

4 4 3 3,6 2 Kelengkapan unsur-unsur

silabus

4 4 3 3,6 3 Rincian kegiatan belajar 3 4 3 3,3 4 Ketepatan pemilihan KD

dengan materi

3 4 4 3,6 5 Kesesuaian sikap yang di

tuntut dengan kesesuaian perkembangan siswa pada saat itu

3 3 3 3 6 Kesesuaian perilaku yang

diharapakan berdasarkan indikator

3 3 4 3,3 7 Penggunaan Bahasa Indonesia

dan tata tulis baku

2 4 3 3 8 Tingkat sumber belajar yang

digunakan

3 3 3 3 9 Ketepatan memilih media 3 4 3 3,6 10 Kesesuaian teknik penilaian

dengan indikator

3 3 3 3 Jumlah 31 35 32 33 Rata-rata 3,1 3,5 3,2 3,3

Peneliti bersama dengan kesepakatan kelompok studi menentukan rata-rata yang didapat dari setiap komponen lebih dari atau sama dengan 2,5 supaya tidak dilakukan revisi, dan apabila rata-rata dibawah 2,5 maka dilakukan revisi.

Penghitungan rata-rata validasi silabus, diperoleh rata-rata keseluruhan yaitu 3,3 sehingga silabus tidak perlu direvisi dan sudah bisa langsung digunakan.

2. Validitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tabel 3.11 Hasil Validasi RPP

No Komponen Hasil validasi ahli Rata-rata Validator 1 Validator 2 Validator 3

1 Kelengkapan unsur-unsur RPP 4 4 3 3,6 2 Kesesuaian SK dan KD 4 4 3 3,6 3 Kesesuaian indikator dengan

KD

3 3 3 3 4 Kesesuaian tujuan dengan

indikator

3 3 3 3 5 Kesesuaian materi dengan SK

dan KD

3 4 3 3,3 6 Kesuaian rumusan kegiatan

belajar dengan pendekatan yang digunakan

3 3 3 3 7 Penilaian yang digunakan

mencerminkan indikator yang digunakan

3 3 4 3,3 8 Tingkat kecukupan sumber

belajar yang digunakan

3 3 3 3 9 Ketepatan dalam memilih

media

3 4 3 3,3 10 Kesesuaian Lembar Kerja

Siswa dengan kegiatan pembelajaran

3 4 3 3,3 11 Kelengkapan instrumen

penilaian

3 3 3 3 12 Penggunaan Bahasa Indonesia

dan tata tulis baku

2 4 3 3 Jumlah 37 42 37 38,4 Rata-rata 3,7 3,5 3,08 3,2

Peneliti bersama dengan kesepakatan kelompok studi menentukan rata-rata yang didapat dari setiap komponen lebih dari atau sama dengan 2,5 supaya tidak dilakukan revisi, dan apabila rata-rata di bawah 2,5 maka dilakukan revisi. Penghitungan rata-rata validasi rencana pelaksanaan pembelajaran atau RPP, diperoleh rata-rata keseluruhan yaitu 3,2 sehingga RPP tidak perlu direvisi dan sudah bisa langsung digunakan.

3. Validitas Lembar Kerja Siswa

Tabel 3. 12 Hasil Validasi LKS

No Komponen Hasil validasi ahli Rata-rata Validator 1 Validator 2 Validator 3

1 Kelengkapan unsur-unsur LKS

3 3 3 3 2 Petunjuk LKS sederhana dan

mudah dipahami 4 4 4 4 3 Keruntutan kegiatan pembelajaran pada LKS 4 3 3 3,3 4 Kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan indikator 3 4 4 3,6 5 Kesesuaian soal dengan

indikator

3 4 4 3,6 6 Keindahan tampilan LKS 4 4 3 3,6 Jumlah 21 22 21 21,1 Rata-rata 3,5 3,6 3,5 3,5

Peneliti bersama dengan kesepakatan kelompok studi menentukan rata-rata yang didapat dari setiap komponen lebih dari atau sama dengan 2,5 supaya tidak dilakukan revisi, dan apabila rata-rata dibawah 2,5 maka dilakukan revisi. Penghitungan rata validasi lembar kerja siswa atau LKS, diperoleh rata-rata keseluruhan yaitu 3,5 sehingga LKS yang telah disusun tidak perlu direvisi dan sudah bisa langsung digunakan.

4. Validitas Soal Hasil Belajar

Tabel 3.13 Hasil Validasi Soal Hasil Belajar

No Komponen Hasil validasi ahli Rata-rata Validator 1 Validator 2 Validator 3

1 Kesesuaian KD dengan soal 3 3 3 3 2 Kesesuaian indikator dengan

kisi-kisi

3 4 4 3,6 3 Kesesuaian kisi-kisi dengan soal 3 4 3 3,3 4 Kesesuaian soal dengan

pendekatan yang digunakan

3 3 3 3 5 Penggunaan Bahasa Indonesia 3 3 3 3 Jumlah 15 17 16 15,9 Rata-rata 3 3,4 3,2 3,2

Dari kelima komponen yang dinilai oleh validator telah diperoleh rata-rata 3,2 sehingga soal hasil belajar tidak perlu direvisi dan sudah bisa langsung digunakan untuk diujikan kepada siswa kelas V karena sudah pernah mempelajari materi perkalian dan pembagian.

5. Validitas Empiris Soal Hasil Belajar Siklus I dan siklus II

Validitas instrumen soal hasil belajar diujikan kepada siswa yang sudah pernah mendapatkan materi tentang perkalian dan pembagian. Peneliti mengujikan instrumen soal hasil belajar kepada 30 siswa kelas V A SD Negeri Jetis Bantul. Setelah memperoleh nilai dari soal hasil belajar, selanjutnya peneliti menghitung r hitung pada setiap item soal menggunakan point biserial. Rumus validasitas dengan soal pilihan ganda yang digunakan oleh peneliti, menggunakan korelasi biserial di setiap item soal (Surapranata, 2009: 61) :

rbis =

x √

Keterangan :

rbis : Koefisien korelasi biserial

Mp : rerata skor pada tes dari peserta tes yang memiliki jawaban benar Mt : rerata skor total

SD : Standar deviasi skor total

p : proporsi peserta tes yang jawabannya benar pada soal (tingkat kesukaran)

q : 1 - p

Setelah mendapatkan r hitung yang dilakukan selanjutnya adalah membandingkan r hitung dengan r tabel. Jumlah responden 30 siswa adalah r tabel dengan taraf signifikan 5% adalah 0,361. Item dikatakan valid jika r hitung lebih besar atau sama dengan r tabel. Peneliti menggunakan SPSS 16.0 untuk menghitung korelasi point biserial. Berikut adalah tabel 3.14 hasil perhitungan validitas untuk soal hasil belajar siklus I.

Tabel 3.14 hasil perhitungan validitas soal hasil belajar siklus I.

No. Item r hitung r tabel Keterangan

Item 1 0,575** 0,361 Valid

Item 2 0 0,361 Tidak Valid

Item 3 0,464** 0,361 Valid

Item 4 0,575** 0,361 Valid

Item 5 0,521** 0,361 Valid

Item 6 0,453** 0,361 Valid

Item 7 0,271 0,361 Tidak Valid

Item 8 0,562** 0,361 Valid Item 9 0,620** 0,361 Valid Item 10 0,399* 0,361 Valid Item 11 0,575** 0,361 Valid Item 12 0,726** 0,361 Valid Item 13 0,580** 0,361 Valid Item 14 0,724** 0,361 Valid Item 15 0,656** 0,361 Valid Item 16 0,562** 0,361 Valid

Item 17 0,209 0,361 Tidak Valid

Item 18 0,253 0,361 Tidak Valid

Item 19 0,331 0,361 Tidak Valid

Item 20 0,505** 0,361 Valid

Item 21 0,642** 0,361 Valid

Item 22 0,205 0,361 Tidak Valid

Item 23 0,622** 0,361 Valid

Item 24 0,513** 0,361 Valid

Item 25 0,058 0,361 Tidak Valid

Item 26 0,526** 0,361 Valid

Item 27 0,178 0,361 Tidak Valid

Item 28 0,496** 0,361 Valid

Item 29 0,375* 0,361 Valid

Item 30 0,179 0,361 Tidak Valid

Berdasarkan hasil perhitungan validitas pada tabel diatas, dari 30 soal terdapat 21 butir soal yang valid, yaitu item nomer 1, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 20, 21, 23, 24, 26, 28, dan 29. Peneliti akan menghilangkan satu butir soal yang valid yaitu nomer 12, karena peneliti hanya akan menggunakan 20 butir soal yang digunakan untuk soal hasil belajar pada siklus I. Tingkat kevalidan

dilambangkan dengan asterisk (*). Nilai korelasi untuk jumlah asterisk satu (*) menunjukkan taraf signifikasi pada level 0,05 sedangkan nilai korelasi untuk dua asterisk (**) menunjukkan taraf signifikansi pada level 0,01. Tabel 3.15 dibawah ini adalah hasil validitas soal hasil belajar di siklus II.

Tabel 3.15 hasil perhitungan validitas soal hasil belajar siklus II.

Berdasarkan hasil perhitungan validitas pada tabel diatas, dari 30 soal terdapat 20 butir soal yang valid, yaitu item nomer 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, dan 27. Tingkat kevalidan dilambangkan dengan asterisk (*). Nilai korelasi untuk jumlah asterisk satu (*) menunjukkan taraf signifikasi pada level 0,05 sedangkan nilai korelasi untuk dua asterisk (**) menunjukkan taraf signifikansi pada level 0,01.

No.Item r hitung r tabel Keterangan Item 1 0 0,361 Tidak Valid Item 2 0 0,361 Tidak Valid Item 3 0 0,361 Tidak Valid Item 4 0,411* 0,361 Valid Item 5 0,452* 0,361 Valid Item 6 0,582** 0,361 Valid Item 7 0,491** 0,361 Valid Item 8 0,534** 0,361 Valid Item 9 0,340 0,361 Tidak Valid Item 10 0,494** 0,361 Valid Item 11 0,538** 0,361 Valid Item 12 0,010 0,361 Tidak Valid Item 13 -0,046 0,361 Tidak Valid Item 14 0 0,361 Tidak Valid Item 15 0,621** 0,361 Valid Item 16 0,582** 0,361 Valid Item 17 0,781** 0,361 Valid Item 18 0,427* 0,361 Valid Item 19 0,604** 0,361 Valid Item 20 0,471** 0,361 Valid Item 21 0,568** 0,361 Valid Item 22 0,464** 0,361 Valid Item 23 0,547** 0,361 Valid Item 24 0,711** 0,361 Valid Item 25 0,584** 0,361 Valid Item 26 0,852** 0,361 Valid Item 27 0,669** 0,361 Valid Item 28 0,304 0,361 Tidak Valid Item 29 0,234 0,361 Tidak Valid Item 30 0,357 0,361 Tidak Valid

3.8.2 Reliabilitas

Rasyid & Mansur (2007: 146) mengatakan bahwa sifat reliabel (keterandalan) dari sebuah alat ukur berkenaan dengan kemampuan alat ukur tersebut memberikan hasil yang konsisten dan stabil. Berikut adalah tabel 3.16 kriteria realiabilitas :

Tabel 3.16 Kriteria Reliabilitas

Di penelitian ini peneliti melakukan uji reliabilitas dengan menggunakan metode belah dua karena untuk mengukur konsistensi instrumen yang akan diberikan oleh siswa. Sukardi (2012: 130) menyatakan bahwa realiabilitas belah dua termasuk reliabilitas yang mengukur konsistensi internal. Maksud dari konsistensi internal salah satunya ialah tipe reliabilitas yang berdasarkan keajekan dalam tes. Berikut adalah rumus reliabilitas dengan menggunakan metode belah dua (split-half metode) :

Keterangan :

r1/21/2 : korelasi antara dua belah instrumen rll : indeks reliabilitas instrumen

Nilai Keterangan rll < 0,20 Sangat rendah

0,20 ≤ rll < 0,40 Rendah

0,40 ≤ rll < 0,70 Sedang

0,70 ≤ rll < 0,90 Tinggi

Soal-soal yang sudah dilakukan uji empiris dan dihitung validitas oleh peneliti akan dilihat butir soal yang valid. Kemudian peneliti akan menghitung reliabilitas dari soal siklus I dan siklus II. Peneliti menggunakan program SPSS 16.0 untuk melakukan perhitugan reliabilitas. Hasil perhitungan reliabilitas akan dibandingkan dengan kriteria reliabilitas untuk mengetahui tingkat reliabilitas soal siklis I dan soal siklus II. Berikut adalah hasil reliabilitas dari siklus I:

Tabel 3.17 Reliabilitas siklus I

Dari tabel diatas menunjukkan reliabilitas dari 21 soal yang valid pada soal hasil belajar siklus I yaitu 0,875. Perbandingan dari perhitungan reliabilitas dengan klasifikasi reliabilitas, soal siklus I yang sudah disusun oleh peneliti dapat dinyatakan tingkat reliabilitasnya adalah kategori tinggi. Berikut adalah reliabilitas soal hasil belajar siklus II:

Tabel 3.18 Reliabilitas siklus II

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .875 .895 21 Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .897 .896 20

Dari tabel diatas menunjukkan reliabilitas dari 20 soal yang valid pada hasil belajar siklus II yaitu 0,897. Perbandingan dari perhitungan reliabilitas dengan klasifikasi reliabilitas, soal siklus II yang sudah disusun oleh peneliti dapat dinyatakan tingkat reliabilitas adalah kategori tinggi.

3.8.3 Indeks Kesukaran Soal (IK)

Soal yang baik di samping memenuhi validitas dan reliabilitas, perlu adanya keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksud adalah adanya soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar secara proposional (Sudjana, 2009: 137). Berikut adalah rumus indeks kesukaran:

I =

Keterangan:

I : Indeks kesukaran untuk setiap soal

B : Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal N : Banyak siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksud

Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin sulit soal terebut. Sebaliknya semakin besar indeks yang diperoleh, makin mudah soal tersebut. Menurut Sudjana (2009: 137) kriteria indeks kesukaran itu adalah sebagai berikut :

Tabel 3.19 Kriteria indeks kesukaran

Indeks Kesukaran Kategori 0 - 0,30 soal kategori sukar 0 – 0,70 soal kategori sedang 0 – 1,00 soal kategori mudah

Berikut adalah hasil perhitungan indeks kesukaran terhadap soal siklus I yang telah diuji coba.

Tabel 3.20 Indeks Kesukaran Soal Hasil Belajar Siklus I

No B N I Tingkat Kesulitan 1 29 30 0,97 Mudah 2 30 30 1 Mudah 3 25 30 0,83 Mudah 4 29 30 0,97 Mudah 5 27 30 0,90 Mudah 6 24 30 0,80 Mudah 7 28 30 0,93 Mudah 8 22 30 0,73 Mudah 9 25 30 0,83 Mudah 10 27 30 0,90 Mudah 11 29 30 0,97 Mudah 12 24 30 0,80 Mudah 13 24 30 0,80 Mudah 14 23 30 0,77 Mudah 15 27 30 0,90 Mudah 16 22 30 0,73 Mudah 17 29 30 0,97 Mudah 18 27 30 0,90 Mudah 19 29 30 0,97 Mudah 20 26 30 0,87 Mudah 21 27 30 0,90 Mudah 22 26 30 0,87 Mudah 23 28 30 0,93 Mudah 24 12 30 0,40 Sedang 25 27 30 0,90 Mudah 26 15 30 0,50 Sedang 27 21 30 0,70 Sedang 28 22 30 0,73 Mudah 29 27 30 0,90 Mudah 30 24 30 0,80 Mudah

Berdasarkan data yang sudah diujikan, terdapat dua kategori kesukaran pada soal hasil belajar siklus I yaitu sedang dan mudah. Soal kategori mudah terdapat pada nomer 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 28, 29, dan 30, sedangkan soal kategori sedang terdapat dalam nomer 24, 26, dan 27. Berikut adalah indeks kesukaran soal hasil belajar siklus II.

Tabel 3.21 Indeks Kesukaran Soal Hasil Belajar Siklus II

Berdasarkan data yang sudah diujikan, terdapat dua kategori kesukaran pada soal hasil belajar siklus II yaitu mudah dan sedang. Soal kategori mudah terdapat pada nomer 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20,

No B N I Tingkat Kesulitan 1 30 30 1 Mudah 2 30 30 1 Mudah 3 30 30 1 Mudah 4 28 30 0,93 Mudah 5 29 30 0,97 Mudah 6 26 30 0,87 Mudah 7 24 30 0,80 Mudah 8 29 30 0,97 Mudah 9 27 30 0,90 Mudah 10 26 30 0,87 Mudah 11 26 30 0,87 Mudah 12 25 30 0,83 Mudah 13 29 30 0,97 Mudah 14 30 30 1 Mudah 15 30 30 1 Mudah 16 26 30 0,87 Mudah 17 21 30 0,70 Sedang 18 23 30 0,77 Mudah 19 26 30 0,87 Mudah 20 28 30 0,93 Mudah 21 23 30 0,77 Mudah 22 27 30 0,90 Mudah 23 24 30 0,80 Mudah 24 27 30 0,90 Mudah 25 24 30 0,80 Mudah 26 20 30 0,67 Sedang 27 26 30 0,87 Mudah 28 23 30 0,77 Mudah 29 23 30 0,77 Mudah 30 23 30 0,77 Mudah

21, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29, dan 30, sedangkan soal kategori sedang terdapat pada nomer 17 dan 26.

Dokumen terkait