• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

4. Skala intensi

3.6 Uji Instrumen

3.6.1 Uji Validitas

Untuk memperoleh pengukuran yang valid dilakukan pengkorelasian skor item dengan skor total. Bila korelasi antara skor item dengan skor total menghasilkan korelasi yang rendah, maka item dinyatakan gugur atau dimodifikasi, sedangkan bila korelasi yang didapat menghasilkan skor yang tinggi maka item tersebut dinyatakan valid dan dapat digunakan sebagai alat ukur. Untuk menguji tingkat validitas, peneliti menggunakan program SPSS 17,0. Validitas tes menyangkut apa yang diukur dan seberapa baik tes itu bisa mengukur. Uji validitas dilakukan untuk melihat seberapa jauh alat ukur yang digunakan telah mengukur apa yang hendak diukur (Anastasi & Urbina, 2007). Serupa dengan (Azwar, 1999), Uji validitas adalah untuk mengetahui apakah skala psikologi mampu menghasilkan

Kegiatan uji validitas alat ukur yang dilakukan adalah content validation

dan construct validation. Tujuan dari content validation adalah untuk mengukur apakah item-item yang ada pada alat ukur secara akurat mewakili. Sedangkan tujuan dari construct validation adalah untuk melihat kecepatan alat ukur dalam mengukur suatu construct atau traits secara teoritis. Uji validitas konstruk yang digunakan adalah corrected item total correlation. Item total correlation

dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor tiap item dengan skor total. Perhitungan korelasi tiap item dengan total skor dilakukan untuk mengetahui apakah item-item dalam tes mengukur hal yang sama dengan apa yang hendak diukur secara keseluruhan yaitu konstruk yang sedang diteliti.

Suatu alat ukur yang valid tidak sekedar mampu mengungkapkan data-data dengan tepat, tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Suatu tes atau instrumen pengukuran dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya.

Koefisien validitas yang tidak begitu tinggi, katakanlah berada di sekitar angka 0,50 akan lebih dapat diterima dan dianggap memuaskan, namun apabila koefisien validitas itu kurang dari 0,30 biasanya dianggap sebagai tidak memuaskan. Cronbach (dalam Azwar, 2007) mengatakan bahwa koefisien yang berkisar antara 0,30 sampai dengan 0,50 telah dapat memberikan kontribusi yang baik terhadap efisiensi suatu lembaga pelatihan. Dan suatu koefisien validitas dianggap memuaskan atau tidak, penilaiannya dikembalikan kepada pihak pemakai skala.

Dari data try out indeks validitas alat ukur yang diuji cobakan kepada 43 responden diperoleh hasil dengan melihat koefisien validitas yang didapatkan melalui perhitungan SPSS 17.00 :

1. Skala evauation of behavioral belief berkisar dari 0,205 sampai dengan 0,701. Dari 11 item yang diuji cobakan terdapat 3 item yang tidak valid. Item yang diduga tidak memenuhi standar koefisien validitas yang dianggap memuaskan yaitu item nomor : 2, 7, dan 11.

2. Skala behavioralbelief berkisar dari -0,198 sampai dengan 0,617. Dari 11 item yang diuji cobakan terdapat 4 item yang tidak valid. Item yang diduga tidak memenuhi standar koefisien validitas yang dianggap memuaskan yaitu item nomor : 7, 8, 9 dan 10.

3. Skala normatives beliefsberkisar dari 0,559 sampai dengan 0,686. Dari 4 item yang diuji cobakan, seluruh item adalah valid.

4. Skalamotivation to comply berkisar dari 0,267 sampai dengan 0,334. Dari 4 item yang diuji cobakan terdapat 2 item yang tidak valid. Item yang diduga tidak memenuhi standar koefisien validitas yang dianggap memuaskan yaitu item nomor : 1 dan 4.

5. Skalacontrol belief berkisar dari 0,69 sampai dengan 0,745. Dari 15 item yang diuji cobakan terdapat 2 item yang tidak valid. Item yang diduga tidak memenuhi standar koefisien validitas yang dianggap memuaskan yaitu item nomor 1 dan 7.

6. Skala perceived power berkisar dari 0,153 sampai dengan 0,731. Dari 15 item yang diuji cobakan terdapat 2 item yang tidak valid. Item yang diduga

tidak memenuhi standar koefisien validitas yang dianggap memuaskan yaitu item nomor 1 dan 7.

Kemudian dari data field test indeks validitas alat ukur yang disebar kepada 200 responden diperoleh hasil dengan melihat koefisien validitas. Peneliti melakukan uji validitas konstruk setiap item dengan menggunakan Confimatory Faktor Analysis (CFA) dengan bantuan Lisrel 8.7. Adapun penjelasannya akan dipaparkan dalam sub bab berikut.

4.2.1. Validitas konstrukBehavioral beliefs

Dalam subab ini terdiri dari 7 item behavioral beliefs. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor adalah tidak fit, dengan Chi-Square=177,85 df=14, P-value=0,00000, RMSEA=0,243. Namun, setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item diperbolehkan atau dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit menjadi Chi-Square= 16,34, df=9, P-value=0, 06005, RMSEA=0,064 seperti pada gambar di bawah ini:

I T E M 1 0 . 8 4 I T E M 2 1 . 0 0 I T E M 3 0 . 1 6 I T E M 4 0 . 5 3 I T E M 5 - 0 . 1 3 I T E M 6 1 . 0 0 I T E M 7 0 . 9 3 B E H A V I O C h i - S q u a r e = 1 6 . 3 4 , d f = 9 , P - v a l u e = 0 . 0 6 0 0 5 , R M S E A = 0 . 0 6 4 0 . 4 0 - 0 . 0 1 0 . 9 1 0 . 6 9 1 . 0 6 - 0 . 0 2 - 0 . 2 6 - 0 . 2 9 - 0 . 4 2 0 . 4 3 0 . 4 4 0 . 5 0

Gambar 3.1 Analisis faktor konfirmatorik daribehavioral beliefs

Nilai Chi Square menghasilkan P>0,05 (tidak signifikan). Dengan demikian, model dengan hanya satu faktor dapat diterima, yang berarti bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal saja, yaitubehavioral beliefs. Hanya saja, pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran pada beberapa item yang saling berkorelasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa beberapa item tersebut sebenarnya bersifat multidimensi pada dirinya masing-masing. Adapun butir-butir soal yang kesalahan pengukurannya saling berkorelasi disajikan pada tabel 3.10:

Tabel 3.10

Matriks korelasi antar kesalahan pengukuran pada butir-butir itembehavioral beliefs

1 2 3 4 5 6 7 1 1 2 1 3 1 4 1 5 V V 1 6 V 1 7 V V 1

Dari tabel 3.10 di atas, bisa dilihat item yang paling banyak korelasinya dan multidimensional adalah item 5 dan 7. Sedangkan item yang paling ideal karena kesalahan pengukurannya tidak berkorelasi adalah item nomor 1, 2, 3, dan 4. Selanjutnya, kualitas item juga dapat dilihat dari signifikan tidaknya item tersebut menghasilkan informasi tentang apa yang hendak diukur. Dalam hal ini, yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor pada setiap item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.11. Adapun koefisien muatan faktor dapat dilihat pada tabel 3.11 berikut ini :

Tabel 3.11

Muatan faktor item untukbehavioral beliefs

NO

ITEM KOEFISIEN

STANDAR

ERROR NILAI T SIGNIFIKAN

1 0,40 0,08 5,34 V 2 -0,01 0,06 -0,20 X 3 0,91 0,09 10,74 V 4 0,69 0,08 9,00 V 5 1,06 0,08 9,00 V 6 -0,02 0,06 -0,41 X 7 -0,26 0,07 -4,00 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t >1,96) X= tidak signifikan

Dilihat dari model faktor di atas, dari 7 item yang mengukur intensi membeli, terdapat 2 item yang tidak signifikan (tidak bagus), karena koefisien muatan faktor yang paling rendah dan nilai t lebih kecil dari 1,96 (absolute) yaitu item nomor 2 dan 6.

4.2.3 Validitas konstrukEvalution of behavioral beliefs

Prosedur yang dilakukan dalam menguji validitas konstruk adalah sama seperti pada variabel behavioral beliefs. Dari analisis CFA, Evaluation of behavioral beliefs dalam hal ini tidak fit, dengan Chi-Square=160,58, df=27, P-value=0,00000, RMSEA=0,158. Namun, setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item diperbolehkan atau dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit menjadi Chi-Square= 26,73, df=20, P-value=0, 14314, RMSEA=0,041. Hanya saja, pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran pada beberapa item yang saling berkorelasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa beberapa item tersebut sebenarnya bersifat multidimensi pada dirinya masing-masing. Seperti halnya pada gambar 3.2:

Adapun butir-butir soal yang kesalahan pengukurannya saling berkorelasi disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.12

Matriks korelasi antar kesalahan pengukuran pada butir-butir itemevaluation of behavioral beliefs 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 2 1 3 1 4 V 1 5 V V 1 6 V V 1 7 1 8 V 1 9 V 1

Keterangan : tanda V menunjukkan item yang kesalahannya saling berkorelasi

Dari tabel 3.12 di atas, dapat dilihat item yang paling banyak korelasinya dan multidimensional adalah item 5 dan 6. Sedangkan item yang paling ideal karena kesalahan pengukurannya tidak berkorelasi adalah item nomor 1, 2, 3, dan.7

Selanjutnya, kualitas item juga dapat dilihat dari signifikan tidaknya item tersebut menghasilkan informasi tentang apa yang hendak diukur. Dalam hal ini, yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor pada setiap item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor.

Tabel 3.13

Muatan faktor item untukevaluation of behavioral beliefs

NO

ITEM KOEFISIEN

STANDAR

ERROR NILAI T SIGNIFIKAN

1 0,52 0,07 7,10 V 2 0,18 0,08 2,30 V 3 0,63 0,06 9,72 V 4 0,61 0,06 9,49 V 5 0,79 0,07 11,80 V 6 -0,31 0,07 -4,50 V 7 0,73 0,06 11,68 V 8 0,68 0,07 9,78 V 9 0,44 0,07 6,51 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t >1,96) X= tidak signifikan

Dari tabel 3.13 dapat dilihat bahwa seluruh koefisien muatan faktor adalah cukup tinggi, yang paling rendah item nomor 2 dengan koefisien 0,18 dan yang paling tinggi item nomor 5 dengan koefisien 0,79. Semua item signifikan pada level TS (taraf siginifikan) =0,05. Oleh sebab itu seluruh item digunakan untuk mengestimasi skor faktor variabel sikap bagi setiap orang yang ada didalam sampel. Dengan demikian skor faktor inilah yang akan digunakan dalam rangka pengujian hipotesis penelitian.

4.2.4 Validitas konstrukNormatives Beliefs

Prosedur yang dilakukan dalam menguji validitas konstruk adalah sama seperti pada variabelnormatives beliefs. Dari analisis CFA,normatives beliefs dalam hal ini tidak fit, dengan Chi-Square=26,72, df=2, P-value=0,00000, RMSEA=0,249. Namun, setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item diperbolehkan atau dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit menjadi Chi-Square= 0,02, df=1,

P-Gambar 3.3 Analisis faktor konfirmatorik dariNormatives beliefs

Pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran pada beberapa item yang saling berkorelasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa beberapa item tersebut sebenarnya bersifat multidimensi pada dirinya masing-masing. Item yang kurang bagus adalah item 4 dan Item yang saling berkorelasi adalah item 1 dengan item 4.

Tabel 3.14

Matriks korelasi antar kesalahan pengukuran pada butir-butir itemNormatives Beliefs

1 2 3 4

1 1

2 1

3 1

4 V 1

Keterangan : tanda V menunjukkan item yang kesalahannya saling berkorelasi

kesalahan pengukurannya tidak berkorelasi adalah item nomor 2 dan 3 dimana item tersebut tidak berkorelasi sama sekali.

Selanjutnya, kualitas item juga dapat dilihat dari signifikan tidaknya item tersebut menghasilkan informasi tentang apa yang hendak diukur. Dalam hal ini, yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor pada setiap item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor pada tabel 3.15 berikut :

Tabel 3.15

Muatan faktor item untukNormatives Beliefs

NO

KOEFISIEN STANDAR

ERROR NILAI T SIGNIFIKAN

1 0,30 0,10 2,94 V

2 0,44 0,13 3,45 V

3 0,88 0,22 3,94 V

4 0,10 0,08 1,19 X

Keterangan : tanda V = signifikan (t >1,96) X= tidak signifikan

Dari tabel 3.15 dapat dilihat terdapat 1 item yang tidak signifikan karena koefisien muatan faktor 0,10 dan nilai t lebih kecil dari 1,96 (absolute) yaitu item nomor 4. Namun demikian, karena model unidimensional yang didapat fit, dan semua item bermuatan positif. Maka meskipun koefisien item nomor 4 tidak signifikan, namun tetap diikutsertakan (tidak didrop) dalam menghitung skor faktor dari variabel intensi. Skor faktor inilah yang akan digunakan dalam analisis regresi ketika dilakukan uji hipotesis penelitian. Skor faktor adalah merupakan “True Score” dari variabel intensi membeli yang dengan demikian memiliki

reliabilitas sempurna, sehingga hasil analisis regresi dapat lebih akurat dan terpercaya.

4.2.5 Validitas konstrukMotivation to Comply

Prosedur yang dilakukan dalam menguji validitas konstruk adalah sama seperti pada variabel motivation to comply. Dari analisis CFA, motivation to comply

dalam hal ini tidak fit, dengan Chi-Square=18,97, df=2, P-value=0,00008, RMSEA=0,207. Namun, setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item diperbolehkan atau dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit menjadi Chi-Square= 1,65, df=1, P-value=0, 19869, RMSEA=0,057. Seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.4 Analisis faktor konfirmatorik dariMotivation to comply

Tabel 3.16

Matriks korelasi antar kesalahan pengukuran pada butir-butir itemMotivation to Comply

1 2 3 4

1 1

2 1

3 1

4 V 1

Keterangan : tanda V menunjukkan item yang kesalahannya saling berkorelasi

Dari tabel 3.16 di atas, dapat dilihat terdapat item yang saling berkorelasi dan multidimensional adalah item 3 dan 4. Sedangkan item yang paling ideal karena kesalahan pengukurannya tidak berkorelasi adalah item nomor 1 dan 2 dimana item tersebut tidak berkorelasi sama sekali.

Selanjutnya, kualitas item juga dapat dilihat dari signifikan tidaknya item tersebut menghasilkan informasi tentang apa yang hendak diukur. Dalam hal ini, yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor pada setiap item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor pada tabel 3.17 berikut :

Tabel 3.17

Muatan faktor item untukMotivation to Comply

NO

ITEM KOEFISIEN

STANDAR

ERROR NILAI T SIGNIFIKAN

1 0,71 0,07 9,76 V

2 0,88 0,07 12,09 V

3 0,58 0,07 7,59 V

4 0,50 0,07 6,68 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t >1,96) X= tidak signifikan

Dari tabel 3.17 dapat dilihat seluruh item signifikan. Skor faktor inilah yang akan digunakan dalam analisis regresi ketika dilakukan uji hipotesis penelitian. Skor faktor adalah merupakan “True Score” dari variabel intensi

membeli yang dengan demikian memiliki reliabilitas sempurna, sehingga hasil analisis regresi dapat lebih akurat dan terpercaya.

4.2.6 Validitas konstrukControl Beliefs

Prosedur yang dilakukan dalam menguji validitas konstruk adalah sama seperti pada variabelcontrol beliefs. Dari analisis CFA,control beliefs dalam hal ini tidak fit, dengan Chi-Square=468,08 df=65, P-value=0,00000, RMSEA=0,177. Namun, setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item diperbolehkan atau dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit menjadi Chi-Square=59,47, df=45, P-value=0,07272,

RMSEA=0,040 pada gambar

Sama halnya denganmotivation to comply, setelah uji validitas didapatkan item yang keseluruhannya bagus. Selanjutnya dilihat butir-butir kesalahan pengukuran yang saling berkorelasi. Adapun butir-butir soal yang kesalahan pengukurannya saling berkorelasi disajikan pada tabel 3.18:

Tabel 3.18

Matriks korelasi antar kesalahan pengukuran pada butir-butir itemControl Beliefs

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 1 2 V 1 3 1 4 V 1 5 1 6 1 7 V 1 8 V 1 9 V V 1 10 V V V 1 11 V V 1 12 V V V 1 13 V V V 1

Keterangan : tanda V menunjukkan item yang kesalahannya saling berkorelasi

Dari tabel 3.18, bisa dilihat item yang paling banyak korelasinya dan multidimensional adalah item 10, 12, dan 13. Sedangkan item yang paling ideal karena kesalahan pengukurannya tidak berkorelasi adalah item nomor 5 dan 6.

Selanjutnya, kualitas item juga dapat dilihat dari signifikan tidaknya item tersebut menghasilkan informasi tentang apa yang hendak diukur. Dalam hal ini, yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor pada setiap item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 4.1

Tabel 3.19

Muatan faktor item untukControl Beliefs

NO

ITEM KOEFISIEN

STANDAR

ERROR NILAI T SIGNIFIKAN

1 0,34 0,07 4,90 V 2 0,73 0,06 11,69 V 3 0,18 0,07 2,57 V 4 0,59 0,07 8,81 V 5 0,83 0,06 14,25 V 6 0,63 0,06 9,89 V 7 0,65 0,06 9,89 V 8 0,65 0,06 14,62 V 9 0,72 0,06 11,72 V 10 0,83 0,06 15,38 V 11 0,87 0,06 15,95 V 12 0,89 0,06 15,95 V 13 0,78 0,06 13,16 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t >1,96) X= tidak signifikan

Dilihat dari model faktor di atas, dari 13 item yang mengukur intensi membeli, semua item signifikan dengan koefisien muatan faktor yang cukup tinggi.

4.2.7 Validitas konstrukperceived power

Prosedur yang dilakukan dalam menguji validitas konstruk adalah sama seperti pada variabel perceived power Dari analisis CFA,perceived power dalam hal ini tidak fit, dengan Chi-Square=435,84, df=65, P-value=0,00000, RMSEA=0,169. Namun, setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item diperbolehkan atau dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit menjadi Chi-Square=53,78, df=41, P-value=0,08706, RMSEA=0,040. Seperti pada gambar 3.6

Gambar 3.6 Analisis faktor konfirmatorik dariPerceived power

Sama halnya dengan control beliefs, setelah uji validitas didapatkan item yang keseluruhannya bagus. Selanjutnya dilihat butir-butir kesalahan pengukuran yang saling berkorelasi. Adapun butir-butir soal yang kesalahan pengukurannya saling berkorelasi disajikan pada tabel 3.20

Tabel 3.20

Matriks korelasi antar kesalahan pengukuran pada butir-butir itemperceived power

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 1 2 V 1 3 V 1 4 V 1 5 V V 1 6 V 1 7 V V 1 8 V V V 1 9 V V V 1 10 V V 1 11 V V V 1 12 V V V V 1 13 V 1

Keterangan : tanda V menunjukkan item yang kesalahannya saling berkorelasi

Dari tabel 3.20, bisa dilihat item yang paling banyak korelasinya dan multidimensional adalah item 8, 9, 11, dan 12.

Selanjutnya, kualitas item juga dapat dilihat dari signifikan tidaknya item tersebut menghasilkan informasi tentang apa yang hendak diukur. Dalam hal ini, yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor pada setiap item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 4.19:

Tabel 3.21

Muatan faktor item untukperceived power

NO

ITEM KOEFISIEN

STANDAR

ERROR NILAI T SIGNIFIKAN

1 0,21 0,08 2,79 V 2 0,73 0,06 11,55 V 3 0,63 0,07 7,63 V 4 0,52 0,07 7,63 V 5 0,60 0,07 8,91 V 6 0,66 0,06 10,34 V 7 0,48 0,07 6,96 V 8 0,85 0,06 14,53 V 9 0,75 0,06 11,91 V 10 0,76 0,06 12,33 V 11 0,74 0,06 12,33 V 12 0,79 0,06 13,03 V 13 0,58 0,07 8,62 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t >1,96) X= tidak signifikan

Dilihat dari model faktor di atas, dari 13 item yang mengukur intensi membeli, semua item signifikan dengan koefisien muatan faktor yang cukup tinggi.

Dokumen terkait