• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.6. Ukuran Perusahaan dan Hubungannya dengan Return Saham

Besar (ukuran) perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Ketiga variabel ini digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan karena dapat mewakili seberapa besar perusahaan tersebut. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ia dikenal dalam masyarakat. Dari ketiga variabel ini, nilai aktiva relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai market capitalized dan penjualan dalam mengukur ukuran perusahan.

Ukuran perusahaan dapat menunjukkan seberapa besar informasi yang terdapat di dalamnya, sekaligus mencerminkan kesadaran dari pihak manajemen mengenai pentingnya informasi, baik bagi pihak eksternal perusahaan maupun pihak internal perusahaan. Ukuran (size) perusahaan diukur dengan menggunakan total aktiva, penjualan, atau modal dari perusahaan tersebut. Salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah Ukuran aktiva dari perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan di mana dalam tahap ini arus

waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset yang kecil (Supratikno, et al, 2005).

Cooke (1992) meneliti pengaruh ukuran perusahaan, status pendaftaran dan jenis industri terhadap luas pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan Jepang yang terdaftar di bursa. Ukuran perusahaan merupakan variabel penting yang menjelaskan luas pengungkapan dalam laporan tahunan, sedangkan untuk jenis industri ditemukan bahwa perusahaan manufaktur berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan dibandingkan dengan jenis industri lain. Miswanto (1999) dalam penelitiannya mengenai pengaruh ukuran perusahaan pada risiko bisnis menemukan bahwa besar kecilnya perusahaan mempengaruhi risiko bisnis. Dari penelitiannya diperoleh bukti empiris bahwa perusahaan kecil memiliki risiko dan return yang lebih tinggi dibanding perusahaan besar.

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan replikasi dari beberapa penelitian terdahulu, diantaranya: Suadi (1998), Triyono (2000), Kurniawan (2000), Febrianto (2000), Miswanto (2000), dan Daniati & Suhairi (2006).

Suadi (1998) dalam penelitiannya menemukan bahwa laporan arus kas mempunyai hubungan dengan jumlah pembayaran dividen yang terjadi dalam satu tahun setelah terbitnya laporan arus kas. Hal ini menunjukkan bahwa laporan arus kas mempunyai kandungan informasi dan bermanfaat bagi investor. Triyono (2000)

menguji hubungan kandungan informasi arus kas, komponen arus kas, dan laba akuntansi dengan harga dan return saham memperoleh kesimpulan bahwa pembedaan komponen aliran kas (operasi, investasi, dan pendanaan) mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap return investasi seperti yang disyaratkan dalam PSAK No. 2 Paragraf 32. Kurniawan (2000) menguji hubungan arus kas operasi dan data akrual terhadap return saham menyimpulkan bahwa penelitiannya tidak berhasil menunjukkan adanya hubungan antara arus kas operasi dan komponen earning dengan return saham.

Febrianto (2005) ini menyimpulkan bahwa angka laba kotor lebih mampu memberikan gambaran yang lebih baik tentang hubungan laba dan harga saham yang sangat erat pula hubungannya dengan return saham. Miswanto (1999) dalam penelitiannya mengenai pengaruh ukuran perusahaan pada risiko bisnis menemukan bahwa besar kecilnya perusahaan mempengaruhi risiko bisnis. Dari penelitiannya diperoleh bukti empiris bahwa perusahaan kecil memiliki risiko dan return yang lebih tinggi dibanding perusahaan besar.

Daniati & Suhairi (2006) menemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara arus kas dari aktivitas investasi terhadap expected return saham, laba kotor memiliki pengaruh yang signifikan terhadap expected return saham, Ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap expected return saham. Sedangkan arus kas dari aktivitas operasi tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap expected return saham.

Dalam bentuk matriks, beberapa penelitian terdahulu di atas, ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Tabel 2.4. Tinjauan Penelitian Terdahulu

No. Nama

Peneliti

Judul Penelitian Variabel yang

Digunakan

Kesimpulan

1 Suadi (1998) Penelitian tentang Manfaat Laporan Arus Kas

Arus Kas dari Aktivitas Operasi (X1), Arus Kas dari

Aktivitas Pendanaan (X2), dan Arus Kas

dari Aktivitas Investasi (X3).

Pembayaran Deviden (Y)

Bahwa laporan arus kas mempunyai hubungan dengan jumlah pembayaran dividen yang terjadi dalam satu tahun setelah terbitnya laporan arus kas. Hal ini menunjukkan bahwa laporan arus kas mempunyai kandungan informasi dan bermanfaat bagi investor.

2 Triyono

(2000)

Hubungan

Kandungan Informasi Arus Kas, Komponen Arus Kas, dan Laba Akuntansi dengan Harga dan Return Saham

Arus Kas dari Aktivitas Operasi (X1), Arus Kas dari

Aktivitas Pendanaan (X2), Arus Kas dari

Aktivitas Investasi (X3) dan Laba Akuntansi (X4)

Harga Saham (Y1) dan Return Saham (Y2)

Bahwa pembedaan komponen aliran kas (operasi, investasi, dan pendanaan) seperti yang disyaratkan dalam PSAK No. 2 mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap

return saham.

3 Kurniawan (2000)

Analisis Hubungan Antara Arus Kas dari Aktivitas Operasi dan Data Akrual dengan

Return Saham: Studi

Empiris pada Bursa Efek Jakarta

Arus Kas dari Aktivitas Operasi (X1), dan Data Akrual (X2)

Return Saham (Y)

Bahwa penelitiannya tidak berhasil menunjukkan adanya hubungan antara arus kas operasi dan komponen

earning dengan return saham.

4. Febrianto (2005)

Tiga Angka Laba Akuntansi: Mana yang Lebih Bermakna Bagi Investor Laba Kotor (X1), Laba Operasional (X2), Laba Sebelum

Pajak (X3) dan Laba

Bersih Setelah Pajak (X4)

Return Saham (Y)

Bahwa angka laba kotor lebih mampu memberikan gambaran yang lebih baik tentang hubungan laba dan harga saham yang sangat erat pula hubungannya dengan return saham.

5. Miswanto (1999)

The Effect of

Operating Leverage, Cyclicality, and Firm Size on Business Risk

Operating Leverage (X1), Cyclicality Size

(X2), dan Firm Size

(X3)

Bahwa besar kecilnya perusahaan mempengaruhi risiko bisnis. Dari penelitiannya diperoleh bukti empiris bahwa perusahaan kecil memiliki

No. Nama Peneliti

Judul Penelitian Variabel yang

Digunakan

Kesimpulan

Business Risk (Y) risiko dan return yang lebih tinggi dibanding perusahaan besar.

6. Daniati & Suhairi

(2006)

Pengaruh Kandungan Informasi Komponan Laporan Arus Kas, Laba Kotor dan Size Perusahaan terhadap

Return Saham

(Survey Pada Industri

Textile dan

Automotive yang terdaftar di BEJ

Arus Kas dari Aktivitas Operasi (X1), Arus Kas dari

Aktivitas Pendanaan (X2), Arus Kas dari

Aktivitas Investasi (X3), Laba Kotor (X4)

dan Size Perusahan (X5)

Return Saham (Y)

Bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara arus kas dari aktivitas investasi terhadap expected

return saham, laba kotor mamiliki

pengaruh yang signifikan terhadap

expected return saham, Size

perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap expected

return saham. Sedangkan arus kas

dari aktivitas operasi tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap expected return saham.

BAB III

Dokumen terkait