PENGARUH KANDUNGAN INFORMASI KOMPONEN LAPORAN
ARUS KAS, LABA OPERASI, DAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN
ASURANSI YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
TESIS
Oleh
RIRIT KURNIASIH
077017062/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
SE K O L
A H
P A
S C
A S A R JA N
PENGARUH KANDUNGAN INFORMASI KOMPONEN LAPORAN
ARUS KAS, LABA OPERASI, DAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN
ASURANSI YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara
Oleh
RIRIT KURNIASIH
077017062/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis : PENGARUH KANDUNGAN INFORMASI KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS, LABA
OPERASI, DAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP RETURN SAHAM PADA
PERUSAHAAN ASURANSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Nama Mahasiswa : Ririt Kurniasih
Nomor Pokok : 077017062
Program Studi : Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing,
(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak) (Drs. Syahyunan, M.Si)
Ketua Anggota
Ketua Program Studi,
(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak)
Direktur,
(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc)
Telah diuji pada
Tanggal : 30 Juni 2009
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA., Ak
Anggota : 1. Drs. Syahyunan, M.Si
2. Drs. Rasdianto, MA
3. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si., Ak
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “PENGARUH
KANDUNGAN INFORMASI KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS, LABA
OPERASI, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM
PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA”.
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun
sebelumnya. Sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara
benar dan jelas.
Medan, Juni 2009
Yang membuat Pernyataan,
PENGARUH KANDUNGAN INFORMASI KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS, LABA OPERASI, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP
RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Ririt Kurniasih, Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA., Ak, dan Drs. Syahyunan, M.Si
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengkonfirmasi ulang hasil penelitian terdahulu yang telah mencoba menganalisis pengaruh kandungan informasi komponen laporan arus kas yang terdiri dari arus kas aktivitas operasi, arus kas aktivitas investasi, arus kas aktivitas pendanaan, laba operasi dan ukuran perusahaan terhadap return saham, baik secara simultan maupun secara parsial.
Replikasi dilakukan pada populasi perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang berjumlah 11 perusahaan. Sampel dalam penelitian ini diambil secara sensus, sehingga keseluruhan populasi dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini. Sampel observasi (n obs) dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan pendekatan timeseries and crosssection 3 tahun berturut dari tahun 2004-2006, sehingga n obs dalam penelitian 3 x 11 perusahaan = 33 n obs.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan pendekatan statistik deskriptif dan statistik multivariate model dependen (1 variabel dependen dan >1 variabel independen). Kandungan informasi arus kas aktivitas operasi, investasi, pendanaan, laba operasi dan ukuran perusahaan secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2006. Kandungan informasi arus kas aktivitas operasi dan ukuran perusahaan secara parsial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2006, Kandungan informasi arus kas aktivitas investasi secara parsial memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2006. Kandungan informasi arus kas aktivitas pendanaan dan laba operasi secara parsial memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2006.
INFLUENCE OF THE CONTENT OF COMPONENTS OF CASH FLOW INFORMATION, OPERATING PROFIT AND SIZE COMPANIES TO
RETURN TO STOCK INSURANCE COMPANIES REGISTERED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
Ririt Kurniasih, Prof. Dr. Ade Fatma Lopez, MAFIS, MBA., Ak, and Drs. Syahyunan, M. Si
ABSTRACT
This study aimed to reconfirm the results of previous studies that have attempted to analyze the influence of information content component of cash flows consists of cash flow operating activities, cash flow investing activities, cash flow financing activities, operating income and firm size on stock return, either simultaneously or partially.
Replication carried out in populations that insurance companies listed in Indonesia Stock Exchange a total of 11 companies. The samples taken in the census, so the whole population be used as samples in this study. Sample observations (n obs) in this study were taken by using the approach Timeseries and crosssection 3 years straight from 2004-2006, so that n obs in the study of 3 x 11 companies = 33 n obs.
The data were analyzed using descriptive statistics and statistical approach to multivariate model dependent (1 dependent variable and > 1 independent variable). Information content of operating cash flow, investment, financing, operating income and firm size simultaneously have a significant impact on stock returns of insurance companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2004-2006. Information content of operating cash flows and firm size has a partial positive and significant impact on stock returns of insurance companies listed in Indonesia Stock Exchange 2004-2006, The information content of cash flow investing activities is partially negative and significant influence on stock returns of insurance companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2004-2006. Information content of cash flow financing activities and operating income partially have a negative effect and no significant effect on stock returns of insurance companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2004-2006.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan segala kerendahan hati, tulus dan ikhlas, penulis menyampaikan puji
dan syukur kehadirat Allah SWT, oleh karena dorongan rahmat, kurnia dan ridhoNya
yang berkelimpahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.
Dalam menyelesaikan usulan tesis ini tentu saja penulis banyak menemui
kesulitan-kesulitan, kendala-kendala dan hambatan-hambatan, akan tetapi berkat
bantuan, bimbingan, petunjuk dan masukan dari berbagai pihak lainnya penulis dapat
menyelesaikannya. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, tulus dan ikhlas penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K), selaku Rektor
Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas
untuk mengikuti dan menyelesaikan Sekolah Pascasarjana.
2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc,, Selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara, yang senantiasa dengan sabar dan secara
berkesinambungan meningkatkan layanan pendidikan di Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA., Ak., selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sekaligus sebagai
Ketua Komisi Pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang
konstruktif dalam membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.
4. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah
banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing penulis
sejak awal hingga selesainya tesis ini.
5. Bapak Drs. Rasdianto, MA, selaku Anggota Komisi Pembanding yang yang telah
banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing penulis
6. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si., Ak, selaku Anggota Komisi Pembanding
yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam
membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.
7. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si., Ak, selaku Anggota Komisi Pembanding
yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam
membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.
8. Kedua orang tua penulis, H. M. Samin dan Hj. Asmayani yang saya hormati, yang
telah memberikan segala cinta dan perhatiannya yang begitu besar, sehingga
penulis terdorong untuk menyelesaikan cita-cita dan harapan keluarga.
9. Suami tercinta Kasmudin Situmorang dan anak-anak tersayang: Safira Dani
Situmorang dan Rofi Kurnia Subarkah yang telah memberikan segala cinta dan
perhatiannya yang begitu besar, sehingga penulis terdorong untuk menyelesaikan
cita-cita dan harapan keluarga.
10.Rekan-rekan mahasiswa satu almamater di Sekolah Pascasarjana Universitas
Sumatera Utara yang tidak mungkin penulis sebut namanya satu persatu.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna baik dari segi
penyajian maupun dari segi penyusunannya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca guna penyempurnaan
tesis ini pada masa yang akan datang.
Akhir kata penulis mengucapkan semoga tesis ini bermanfaat bagi para
pembaca, khususnya bagi rekan mahasiswa/i.
Medan, Juni 2009 Penulis,
RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Hj. Ririt Kurniasih
Tempat/Tgl. Lahir : Medan, 12 Juli 1975
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Nangka No. 30 Glugur By Pass Medan
Telepon : 085261108565 - 06177528090
Pendidikan
2007 – 2008 : S-2 Program Pascasarjana Magister Akuntansi Universitas
Sumatera Utara, Medan
2006 – 2007 : Profesi Akuntan di Universitas Sumatera Utara, Medan
2004 – 2006 : S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Dharmawangsa, Medan
1993 – 1996 : D-3 Manajemen Perusahaan YKPN Yogyakarta
1991 – 1993 : SMA Negeri 11, Medan
1989 – 1991 : SMP Negeri VI, Medan
1983 – 1989 : SD Negeri No. 1 Cot – Girek, Aceh Utara
DAFTAR ISI
2.1.3. Hubungan Komponen Kandungan Informasi Laporan Arus Kas dengan Return Saham ... 22
2.1.4. Laporan Laba Rugi ... 23
2.1.5. Hubungan Laba dengan Return Saham ... 31
2.1.6. Ukuran Perusahaan dan Hubungannya dengan Return Saham ... 32
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 33
4.4. Operasional Variabel Penelitian ... 41
4.5. Metode Pengumpulan Data ... 45
4.6. Uji Asumsi Klasik ... 45
4.7. Model Analisis Data ... 47
4.8. Uji Kesesuaian (Test of Goodness of Fit) ... 48
BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51
5.1. Hasil Penelitian ... 51
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 51
5.1.2. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 52
5.1.3. Uji Asumsi Klasik ... 59
5.1.4. Model Analisis Data ... 62
5.1.5. Uji Kesesuaian (Test of Goodness of Fit) ... 64
5.2. Pembahasan ... 68
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN ... 72
6.1. Kesimpulan ... 72
6.2. Keterbatasan Penelitian ... 73
6.3. Saran ... 73
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.1. PT. Asuransi ABC Laporan Arus Kas (Metode Langsung) untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20X2 dan 20X1 .... 19
2.2. PT. Asuransi ABC Laporan Arus Kas (Metode Tidak Langsung) untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20X2 dan 20X1 ... 21
2.3. PT. Asuransi ABC Laporan Laba Rugi untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20X2 dan 20X1 ... 30
2.4. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 35
4.1. Populasi/Sampel Penelitian ... 41
4.2. Operasional Variabel Penelitian ... 44
5.1. Statistik Deskriptif Arus Kas Aktivitas Operasi ... 53
5.2. Statistik Deskriptif Arus Kas Aktivitas Investasi ... 54
5.3. Statistik Deskriptif Arus Kas Aktivitas Pendanaan ... 55
5.4. Statistik Deskriptif Laba Operasi ... 56
5.5. Statistik Deskriptif Size Perusahaan ... 57
5.6. Statistik Deskriptif Return Saham Perusahaan ... 58
5.7. Hasil Uji Multikolinieritas ... 61
5.8. Hasil Uji Simultan (Uji F) ... 65
5.9. Hasil Uji Parsial (Uji t) ... 66
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
2.1. Hubungan Antara Tingkat Keuntungan Tingkat Sekuritas
dengan Pasar Rm ... 10
3.1. Kerangka Konseptual ... 37
4.1. Diagram Durbin – Watson ... 47
5.1. Hasil Uji Normalitas Data ... 59
5.2. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 60
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1. Tabulasi Data ... 81
2. Rekap Tabulasi Data ... 89
3. Hasil Uji Regresi Liner Berganda ... 90
PENGARUH KANDUNGAN INFORMASI KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS, LABA OPERASI, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP
RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Ririt Kurniasih, Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA., Ak, dan Drs. Syahyunan, M.Si
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengkonfirmasi ulang hasil penelitian terdahulu yang telah mencoba menganalisis pengaruh kandungan informasi komponen laporan arus kas yang terdiri dari arus kas aktivitas operasi, arus kas aktivitas investasi, arus kas aktivitas pendanaan, laba operasi dan ukuran perusahaan terhadap return saham, baik secara simultan maupun secara parsial.
Replikasi dilakukan pada populasi perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang berjumlah 11 perusahaan. Sampel dalam penelitian ini diambil secara sensus, sehingga keseluruhan populasi dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini. Sampel observasi (n obs) dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan pendekatan timeseries and crosssection 3 tahun berturut dari tahun 2004-2006, sehingga n obs dalam penelitian 3 x 11 perusahaan = 33 n obs.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan pendekatan statistik deskriptif dan statistik multivariate model dependen (1 variabel dependen dan >1 variabel independen). Kandungan informasi arus kas aktivitas operasi, investasi, pendanaan, laba operasi dan ukuran perusahaan secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2006. Kandungan informasi arus kas aktivitas operasi dan ukuran perusahaan secara parsial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2006, Kandungan informasi arus kas aktivitas investasi secara parsial memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2006. Kandungan informasi arus kas aktivitas pendanaan dan laba operasi secara parsial memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2006.
INFLUENCE OF THE CONTENT OF COMPONENTS OF CASH FLOW INFORMATION, OPERATING PROFIT AND SIZE COMPANIES TO
RETURN TO STOCK INSURANCE COMPANIES REGISTERED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
Ririt Kurniasih, Prof. Dr. Ade Fatma Lopez, MAFIS, MBA., Ak, and Drs. Syahyunan, M. Si
ABSTRACT
This study aimed to reconfirm the results of previous studies that have attempted to analyze the influence of information content component of cash flows consists of cash flow operating activities, cash flow investing activities, cash flow financing activities, operating income and firm size on stock return, either simultaneously or partially.
Replication carried out in populations that insurance companies listed in Indonesia Stock Exchange a total of 11 companies. The samples taken in the census, so the whole population be used as samples in this study. Sample observations (n obs) in this study were taken by using the approach Timeseries and crosssection 3 years straight from 2004-2006, so that n obs in the study of 3 x 11 companies = 33 n obs.
The data were analyzed using descriptive statistics and statistical approach to multivariate model dependent (1 dependent variable and > 1 independent variable). Information content of operating cash flow, investment, financing, operating income and firm size simultaneously have a significant impact on stock returns of insurance companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2004-2006. Information content of operating cash flows and firm size has a partial positive and significant impact on stock returns of insurance companies listed in Indonesia Stock Exchange 2004-2006, The information content of cash flow investing activities is partially negative and significant influence on stock returns of insurance companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2004-2006. Information content of cash flow financing activities and operating income partially have a negative effect and no significant effect on stock returns of insurance companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2004-2006.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu fungsi pasar modal adalah sebagai sarana untuk memobilisasi dana
yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi.
Syarat utama yang diinginkan oleh para investor untuk bersedia menyalurkan
dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasi dan tingkat return
yang akan diperoleh dari investasi tersebut. Perasaan aman ini diantaranya diperoleh
karena para investor memperoleh informasi yang jelas, wajar, dan tepat waktu
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasinya. Return memungkinkan
investor untuk membandingkan keuntungan aktual ataupun keuntungan yang
diharapkan yang disediakan oleh berbagai investasi pada tingkat pengembalian yang
diinginkan. Disisi lain, Linda (2005) mengatakan bahwa return pun memiliki peran
yang amat signifikan dalam menentukan nilai dari suatu investasi.
Hastuti (1998) mengatakan bahwa pasar modal memiliki sejumlah sifat khas
apabila dibandingkan dengan pasar yang lain. Salah satu sifat khas tersebut adalah
ketidakpastian akan kualitas produk yang ditawarkan. Misalnya, suatu perusahaan
mengeluarkan obligasi dan beberapa saat kemudian gagal membayar bunga dan utang
pokoknya, dan sebaliknya perusahaan yang semula tidak diperhitungkan, ternyata
pinjaman, bahkan mampu memberikan dividen yang cukup tinggi bagi para
pemegang saham.
Situasi ketidakpastian ini mendorong investor yang rasional untuk selalu
mempertimbangkan risiko dan expected return setiap sekuritas yang secara teoritis
berbanding lurus. Semakin besar expected return maka tingkat risiko yang melekat
juga semakin besar. Gambaran risiko dan expected return dari suatu saham dapat
dinilai berdasarkan informasi baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif
(Kurniawan, 2000). Selain itu berbagai pertimbangan dan analisis yang akurat perlu
dilakukan investor sebelum membeli, menjual, atau menahan saham untuk mencapai
tingkat return optimal yang diharapkan (Supratikno, et al, 2005). Suatu informasi
dianggap informatif jika informasi tersebut mampu mengubah kepercayaan (beliefs)
para pengambil keputusan. Adanya suatu informasi yang baru akan membentuk suatu
kepercayaan yang baru di kalangan para investor. Kepercayaan ini akan mengubah
harga melalui perubahan demand dan supply surat-surat berharga (Hastuti, 1998).
Dengan kata lain suatu informasi dikatakan memiliki kandungan (content) jika pasar
menyerap informasi dengan cepat dan terefleksikan pada perubahan harga pasar.
Parameter kinerja perusahaan yang mendapat perhatian utama dari investor
dan kreditor dari laporan keuangan ini adalah laba dan arus kas. Pada saat dihadapkan
pada dua ukuran kinerja akuntansi keuangan tersebut, investor dan kreditor harus
yakin bahwa ukuran kinerja yang menjadi fokus perhatian mereka adalah ukuran
kinerja tersebut investor dan kreditor juga perlu mempertimbangkan karakteristik
keuangan setiap perusahaan. Karakteristik keuangan yang berbeda-beda antar
perusahaan menyebabkan relevansi angka-angka akuntansi yang tidak sama pada
semua perusahaan. Ukuran (size) perusahaan dapat digunakan untuk mewakili
karakteristik keuangan perusahaan (Supratikno, et al, 2005).
Penelitian mengenai manfaat arus kas dan hubungannya dengan return saham
diantaranya dilakukan oleh Miller dan Rock (1985) menguji reaksi pasar yang
diproxy dari return saham terhadap pengumuman komponen aliran kas. Hasilnya
menunjukkan bahwa pasar akan bereaksi negatif terhadap arus kas pendanaan dan
arus kas investasi berpengaruh positif terhadap return saham. Hasil penelitian
Rayburn (1986) juga menemukan bahwa terdapat asosiasi antara arus kas operasi dan
accrual aggregat dengan return saham.
Livnat dan Zarowin (1990) yang menguji hubungan antara arus kas dan laba
akrual dengan abnormal return. Pengujian dengan analisis regresi berganda berhasil
membuktikan bahwa komponen aliran kas mempunyai hubungan positif lebih kuat
dengan abnormal return saham dibandingkan dengan aliran kas total atau laba akrual
dengan abnormal return. Ali (1994) menguji kandungan informasi dari laba, modal
kerja dari operasi, dan arus kas dengan menggunakan regresi linear dan non linear.
Hasil analisis berdasarkan model linear menunjukkan bahwa arus kas relatif tidak
memiliki kandungan informasi dibandingkan dengan variabel laba dan modal kerja
dari operasi. Hasil yang diperoleh dari model non linear mendukung adanya
Laporan laba rugi memuat banyak angka laba, yaitu laba kotor, laba operasi,
dan laba bersih, selain itu kita juga mengenal laba akuntansi yang kesemuanya
mempunyai tujuan yang sama yaitu pengukuran efisiensi manajer dalam mengelola
perusahaan. Riset akuntansi terutama yang mencari hubungan angka laba dengan
harga saham maupun return saham selalu menggunakan angka laba operasi atau EPS
yang dihitung menggunakan angka laba bersih dan jarang yang menggunakan angka
laba kotor.
Di Indonesia penelitian tentang arus kas dengan berbagai implikasi telah
banyak dilakukan, diantaranya: Baridwan (1997), Suadi (1998), Hastuti (1998),
Kurniawan (2000), Triyono (2000), Hermawan (2002), dan Ferry (2004), namun
masih belum menunjukkan kesaragaman kesimpulan.
Penelitian ini menggunakan angka laba kotor untuk melihat pengaruhnya
terhadap expected return dari investasi terhadap saham perusahaan. Ini didasarkan
dari hasil penelitian Febrianto (2005) dan Daniati & Suhairi (2006) yang
membuktikan bahwa angka laba kotor memiliki kualitas laba yang lebih baik
dibandingkan kedua angka laba yang lain yang disajikan dalam laporan laba rugi,
lebih operatif, dan lebih mampu memberikan gambaran yang lebih baik tentang
hubungan antara laba dengan harga saham.
Ukuran perusahaan menurut hasil penelitian Cooke (1992) terbukti
mempengaruhi luas pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan. Penelitian
berpengaruh terhadap peningkatan risiko bisnis begitu pula dengan pengaruh
cyclicality terhadap risiko bisnis relatif kecil sedangkan ukuran perusahaan memiliki
pengaruh yang positif terhadap risiko bisnis. Dengan kata lain penelitian ini
membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap risiko investasi yang
berarti pula berpengaruh terhadap return investasi.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu dan temuan-temuan fakta baru
di atas, tujuan riset ini adalah untuk melihat pengaruh kandungan informasi
komponen laporan arus kas (arus kas operasi, investasi, dan pendanaan), laba operasi,
dan ukuran perusahaan terhadap tingkat return saham oleh investor.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah sebagai
berikut: Apakah kandungan informasi komponen laporan arus kas, laba operasi dan
ukuran perusahaan secara simultan maupun secara parsial berpengaruh terhadap
return saham perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan menganalisis pengaruh kandungan informasi komponen laporan arus
kas, laba operasi dan ukuran perusahaan secara simultan maupun secara parsial
terhadap return saham perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
1.4. Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian ini, maka penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, khususnya:
1. Peneliti
Sebagai bahan masukan bagi penulis di dalam menambah khasanah ilmu
pengetahuan dan mengembangkan wawasan akuntansi keuangan dan pasar modal,
khususnya tentang kandungan informasi laporan arus kas, laba operasi, ukuran
perusahaan dan return saham.
2. Bagi Perusahaan Asuransi dan Manajer Investasi
Sebagai bahan masukan bagi perusahaan asuransi dan manajer investasi di dalam
pengambilan keputusan, khususnya yang berkaitan dengan kandungan infornasi
laporan arus kas, laba operasi, ukuran perusahaan dan return saham.
3. Peneliti Lanjutan
Sebagai bahan masukan penelitian bagi peneliti-peneliti lain di dalam
mengembangkan dan memperluas penelitian.
1.5. Originalitas Penelitian
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Daniati & Suhairi (2006)
yang menemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara arus kas dari
aktivitas investasi terhadap expected return saham, laba kotor mamiliki pengaruh
aktivitas operasi tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap expected
return saham pada Industri Textile dan Automotive yang terdaftar di BEJ.
Replikasi penelitian dalam penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang
berbeda, yaitu Perusahaan Asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, tahun
amatan yang berbeda, yaitu tahun 2004-2006. Variabel laba kotor yang diteliti
Daniati & Suhairi (2006) diubah menjadi laba operasi dalam penelitian ini.
Penggantian variabel laba kotor menjadi variabel laba bersih dalam penelitian ini,
di samping sebagai pembeda dengan penelitian terdahulu, juga karena variabel laba
kotor belum mengurangkan biaya operasional sebagai pengurang laba sehingga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teoritis
2.1.1. Return Saham
Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Menurut
Wahyudi (2003) bahwa Return saham adalah keuntungan yang dinikmati investor
atas investasi saham yang dilakukannya. Return tersebut memiliki dua komponen
yaitu current income dan capital gain. Current income adalah keuntungan yang
didapat melalui pembayaran yang bersifat periodik seperti dividen. Keuntungan ini
biasanya diterima dalam bentuk kas atau setara kas sehingga dapat diuangkan secara
cepat. Misalnya dividen saham yaitu dibayarkan dalam bentuk saham yang bisa
dikonversi menjadi uang kas dengan cara menjual saham yang diterimanya,
sedangkan Capital gain (loss) merupakan selisih laba (rugi) yang dialami oleh
pemegang saham karena harga saham sekarang relatif lebih tinggi (rendah)
dibandingkan harga saham sebelumnya. Jika harga saham sekarang (Pt) lebih tinggi
dari harga saham periode sebelumnya (Pt-1) maka pemegang saham mengalami
capital gain. Jika yang terjadi sebaliknya maka pemegang saham akan mengalami
capital loss.
Menurut Jogiyanto (1998), menyatakan bahwa tanpa adanya keuntungan yang
pada akhirnya tidak ada hasil. Lebih lanjut setiap investasi baik jangka panjang
maupun jangka pendek mempunyai tujuan untuk mendapatkan keuntungan.
Menurut Jogiyanto (1998), return saham dibedakan menjadi dua yaitu return
realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi
merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return
realisasi ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan
return dan risiko di masa mendatang. Return ekspektasi merupakan return yang
diharapkan di masa mendatang dan masih bersifat tidak pasti. Dalam melakukan
investasi investor dihadapkan pada ketidakpastian (uncertainty) antara return yang
akan diperoleh dengan risiko yang akan dihadapinya. Semakin besar return yang
diharapkan akan diperoleh dari investasi, semakin besar pula risikonya, sehingga
dikatakan bahwa return ekspektasi memiliki hubungan positif dengan risiko. Risiko
yang lebih tinggi biasanya dikorelasikan dengan peluang untuk mendapatkan return
yang lebih tinggi pula (high risk high return, low risk low return). Tetapi return yang
tinggi tidak selalu harus disertai dengan investasi yang berisiko. Hal ini bisa saja
terjadi pada pasar yang tidak rasional.
Menurut Adenso (1997) kinerja suatu saham dapat digunakan sebagai salah
satu cara untuk alat pengukur efisiensi perusahaan. Jika harga saham merefleksikan
seluruh informasi mengenai perusahaan di masa lalu, sekarang dan yang akan datang,
Menurut Husnan (1994), terdapat korelasi antara tingkat keuntungan suatu
saham dengan perubahan pasar (indeks pasar). Kalau perubahan pasar bisa
dinyatakan sebagai tingkat keuntungan indeks pasar, maka tingkat keuntungan suatu
saham (Ri) bisa dinyatakan sebagai:
Ri = ai + ßi Rm
Di mana:
ai : Bagian dari tingkat keuntungan saham i yang tidak dipengaruhi oleh tingkat keuntungan pasar Rm : Tingkat keuntungan indeks pasar
ßi : Parameter yang mengukur perubahan yang diharapkan pada Ri kalau terjadi perubahan pada Rm
ß merupakan parameter untuk mengukur perubahan pada Ri jika terjadi
perubahan pada Rm. Jika nilai ß = 1 dapat dikatakan perubahan tingkat keuntungan
saham I paralel dengan perubahan tingkat keuntungan pasar. Sedangkan jika nilai ß >
1, perubahan tingkat keuntungan saham i di atas perubahan tingkat keuntungan pasar
atau disebut sebagai excess return saham i, sebaliknya jika nilai ß < 1, perubahan
tingkat keuntungan pasar di atas tingkat perubahan sekuritas i atau disebut excess
return portofolio pasar.
Gejala ini dapat diamati jika suatu saat pasar membaik (ditandai dengan
indeks pasar yang meningkat), maka harga saham-saham individual juga akan
meningkat, sebaliknya jika pasar memburuk (indeks pasar menurun) harga
saham-saham akan turun.
Asri (1987) menyebutkan 2 cara yang umum digunakan untuk menghitung
return saham, yaitu:
1. Memasukkan unsur dividen dalam perhitungan return saham (investor tidak
mengabaikan adanya dividen), maka dapat digunakan rumus:
0
2. Tanpa memasukkan unsur dividen dalam perhitungan (investor mengabaikan
dividen), maka data yang digunakan hanya terdiri dari harga pasar saham saja.
Rumus yang dapat digunakan sebagai berikut:
0
2.1.2.1. Pengertian laporan arus kas
Laporan arus kas pada awalnya disebutkan dengan laporan dari mana datang
Laporan ini kemudian berubah menjadi laporan dana yang wajib dimasukan dalam
laporan tahunan suatu perusahaan. Laporan dana ini kemudian juga diubah menjadi
laporan sumber dan penggunaan dana yang berisikan informasi mengenai aktivitas
pendanaan dan investasi suatu perusahaan bisnis dan perubahan posisi keuangannya
untuk suatu periode yang mana informasi tersebut sangat penting bagi para pemakai
laporan keuangan, terutama pemilik dan kreditor dalam mengambil keputusan
ekonomi. Akan tetapi laporan keuangan yang dimaksudkan untuk menyajikan baik
posisi keuangan (neraca) dan hasil operasi (perhitungan laba rugi dan laba ditahan)
ini juga mengalami perubahan menjadi laporan perubahan posisi keuangan. Dan pada
akhirnya karena setiap perusahaan menjadikan kas sebagai dasar penyusunan laporan
ini, maka laporan tersebut dinamakan laporan arus kas.
Niswonger, Fress, & Warren (1999) menyebutkan bahwa laporan arus kas
adalah suatu ikhtisar penerimaan dan pengeluaran kas dari suatu kesatuan usaha
untuk suatu periode waktu tertentu, seperti sebulan atau setahun.
Tujuan dari informasi laporan arus kas adalah:
1. Membantu investor atau kreditur meramalkan jumlah kas yang mungkin mereka
terima dalam bentuk deviden, bunga dan pembayaran kembali hutang pokok.
2. Membantu pemakai laporan keuangan mengevaluasi resiko yang mungkin terjadi.
Evaluasi ini sangatlah relevan karena kedua hal ini merupakan informasi dasar
Dengan adanya laporan arus kas (cash flow statement) ini, maka akan sangat
membantu manajer keuangan di dalam perencanaan dan pengawasan budget kas.
Laporan ini juga sangat membantu pihak eksteren didalam menentukan:
1. Kemampuan suatu perusahaan menghasilkan kas pada masa yang akan datang.
2. Tingkat kesehatan keuangan perusahaan, apakah perusahaan likuid atau solvable.
3. Kemampuan perusahaan untuk membayar deviden dan kewajiban-kewajibannya.
Informasi tentang laporan arus kas suatu perusahaan berguna juga bagi para
pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk
menggunakan laporan keuangan dan laporan arus kas tersebut. Dalam proses
pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian
perolehannya.
Jika digunakan dalam kegiatannya dengan laporan keuangan lainnya, maka:
1. Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai
laporan keuangan untuk mengevaluasi perubahan dalam:
a. Aktiva bersih perusahaan.
b. Struktur keuangan termasuk likuiditas dan solvabilitas perusahaan yang
bersangkutan.
c. Kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka
2. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai untuk:
a. Mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang
dari arus kas masa depan dari perusahaan.
b. Meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan
karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan pelakuan akuntansi yang
berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.
3. Informasi arus kas dapat digunakan untuk meneliti kecermatan dari taksiran arus
kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan
antara probability dan arus kas bersih.
2.1.2.2. Komponen kandungan informasi laporan arus kas
Ikatan Akuntan Indonesia (2004) dalam PSAK No. 2 Paragraf 5 disebutkan 3
kandungan informasi yang diperoleh dari laporan arus kas, antara lain:
1. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan
aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
2. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta
investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
3. Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam
jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan.
Penerimaan dan pembayaran kas dari suatu perusahaan menurut aktivitas
1. Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Arus kas dari aktivitas operasi diperoleh dari aktivitas penghasilan utama perusahaan.
Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah:
a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa.
b. Penerimaan kas dari royalty, fees, komisi dan pendapatan lain.
c. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa.
d. Pembayaran kas kepada karyawan.
e. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan
dengan premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya.
f. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan
kecuali jika dapat diidentifikasikan secara umum sebagai bagian dari aktivitas
pendanaan dan investasi.
g. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan
transaksi usaha dan perdagangan.
2. Arus Kas dari Investasi
Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah:
a. Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva
jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan
aktiva yang dibangun.
b. Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain.
c. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta
3. Arus Kas dari Pendanaan
Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah:
a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya.
b. Pembayaran kas kepada pemegang saham untuk menarik atau menebus saham
perusahaan.
c. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik dan pinjaman
lainnya.
d. Pelunasan pinjaman.
e. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha untuk mengurangi saldo kewajiban
yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan.
2.1.2.3. Sumber dan penggunaan kas
Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya berasal dari:
1. Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud
maupun yang tidak berwujud (intangible assets), ataupun adanya penurunan
aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas.
2. Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal dari
pemilik perusahaan dalam bentuk kas.
3. Pengeluaran surat tanda bukti hutang jangka pendek (wesel) maupun hutang
jangka panjang (hutang obligasi, hutang hipotik, atau hutang jangka panjang
lainnya) serta bertambahnya hutang yang diimbangi dengan penerimaan kas.
dagangan karena adanya penjualan secara tunai, adanya penurunan surat berharga
(efek) karena adanya penjualan dan sebagainya.
5. Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau deviden dari investasinya,
sumbangan atau hadiah maupun adanya pengembalian kelebihan pembayaran
pajak pada periode-periode sebelumnya.
Penggunaan atau pengeluaran kas dapat terjadi dengan adanya transaksi-transaksi
sebagai berikut:
1. Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka
panjang serta adanya pembelian aktiva tetap lainnya.
2. Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengembalian kas
perusahaan oleh pemilik perusahaan.
3. Pelunasan atau pembayaran angsuran jangka pendek maupun jangka panjang.
4. Pembelian barang dagangan secara tunai, adanya pembayaran biaya operasi yang
meliputi upah dan gaji, pembelian supplies kantor, pembayaran sewa bunga,
premi asuransi, advertensi dan adanya persekot-persekot biaya maupun persekot
pembelian.
5. Pengeluaran kas untuk pembayaran deviden (bentuk pembagian laba lainnya
secara tunai), pembayaran pajak, denda-denda dan lain sebagainya.
2.1.2.4. Metode penyajian laporan arus kas
Untuk menghasilkan informasi yang representatif dan tidak menyesatkan,
1. Metode Langsung
Metode langsung disebut juga metode perhitungan rugi laba. Dalam metode
langsung laporan arus kas melaporkan arus kas bersih dari aktivitas operasi
sebagai golongan utama dari penerimaan kas operasi (misalnya kas yang diterima
dari pelanggan dan kas yang diterima dari bunga dan deviden) dan pengeluaran
kas (misalnya kas yang dibayar kepada pemasok untuk barang, kepada karyawan
untuk jasa, kepada kreditur untuk bunga dan kepada instansi pemerintah untuk
pajak). Adapun informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan
pengeluaran kas bruto dapat diperoleh dengan cara:
a. Catatan akuntansi perusahaan.
b. Dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan dan pos-pos lain
dalam laporan rugi laba untuk:
1) Perubahan persediaan, piutang usaha dan hutang usaha selama periode
berjalan;
2) Pos bukan kas lainnya;
3) Pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.
Metode langsung (Direct Method) memperlihatkan penerimaan kas dari
pendapatan yang dibandingkan dengan pembayaran kas untuk pengeluaran.
Laporan arus kas yang melaporkan arus masuk dan keluar dari kegiatan
Tabel 2.1. PT. Asuransi ABC Laporan Arus Kas (Metode Langsung) untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20X2 dan 20X1
20X2 20X1
Penerimaan Kas dari Aktivitas Operasi
Penerimaan premi
Penerimaan klaim reasuransi Penerimaan lain-lain
Pembayaran premi reasuransi Pembayaran komis
Pembayaran beban umum dan administrasi Pembayaran pajak
Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Operasi (A) xx xx
Penerimaan Kas dari Aktivitas Investasi
Penerimaan hasil investasi Pencairan deposito Pencairan obligasi
Hasil penjualan saham dan obligasi Hasil penjualan aset tetap
Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Investasi (B) xx xx
Penerimaan Kas dari Aktivitas Pendanaan
Penerimaan uang subordinasi
Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Pendanaan (C) xx xx
Kenaikan Kas Bersih A+B+C
Metode ini terdiri dari laba atau rugi bersih yang disesuaikan dengan mengoreksi
atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan dan unsur
penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.
Dalam menentukan arus kas bersih dari aktivitas operasi harus dipahami bahwa
laba bersih harus dikonversikan menjadi arus kas bersih. Perubahan laba bersih
menjadi arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dilakukan dengan metode
tidak langsung.
Metode tidak langsung disebut juga metode rekonsiliasi. Metode tersebut telah
menyesuaikan laba bersih untuk pos-pos yang mempengaruhi laba bersih yang
dilaporkan tetapi tidak mempengaruhi kas, di mana beban-beban non kas yang
ada dalam perhitungan rugi laba ditambahkan kembali ke kas bersih dan
kemudian dikurangi dengan kredit non kas untuk mendapatkan arus kas bersih
dari aktivitas operasi.
Bila digunakan metode tidak langsung (Indirect Method) untuk melaporkan
kegiatan operasi, laba bersih disesuaikan dengan perkiraan termasuk dalam
ikhtisar rugi laba yang tidak menghasilkan arus masuk atau arus keluar kas dari
Tabel 2.2. PT. Asuransi ABC Laporan Arus Kas (Metode Tidak Langsung) untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20X2 dan 20X1
20X2 20X1
Penerimaan Kas dari Aktivitas Operasi
Laba bersih sebelum pajak Penyesuaian untuk beban non kas
Penyusutan aset tetap
Amortisasi aset tidak berwujud
Laba operasi sebelum perubahan modal kerja
Penurunan (kenaikan) aset lancar dan kenaikan (penurunan) hutang kewajiban lancar:
(Kenaikan) piutang premi, piutang reasuransi, piutang hasil investasi, piutang lain
Penurunan biaya dibayar di muka
Kenaikan kewajiban polis manfaat masa depan, estimasi kewajiban klaim, utang klaim, premi belum merupakan pendapatan
Kasi dihasilkan oleh operasi utama asuransi Pembayaran PPh badan
Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Operasi (A) xx xx
Penerimaan Kas dari Aktivitas Investasi
Hasil investasi netto
Penyesuaian untuk beban non kas Beban penyusutan investasi Beban amortisasi investasi Kas bersih operasi investasi
Pengurangan (tambahan) deposito wajib, deposito biasa
Pengurangan (tambahan saham, obligasi, surat berharga pasar uang Pengurangan (tambahan) penyertaan langsung
Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Investasi (B) xx xx
Penerimaan Kas dari Aktivitas Pendanaan
Hasil emisi saham
Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Pendanaan (C) xx xx
2.1.3. Hubungan Komponen Kandungan Informasi Laporan Arus Kas dengan
Return Saham
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan
(principal revenue activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas
investasi dan pendanaan, umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang
mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih, dan merupakan indikator yang
menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup
untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar
dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan
dari luar. Livnat dan Zarowin (1990) yang menguji komponen arus kas menemukan
bukti bahwa komponen arus kas mempunyai hubungan yang lebih kuat dengan return
saham dibanding hubungan total arus kas dengan return. Ini terlihat dari model
penelitian yang menunjukkan unexpected cash flows atau outflows dari operasi dalam
periode tertentu akan mempengaruhi harga saham melalui pengaruhnya pada arus
kas, sehingga diharapkan komponen arus kas dari operasi mempunyai hubungan yang
signifikan dengan return saham. Hasil penelitian Ali (1994) dengan model non linear
memberikan bukti adanya nilai tambah kandungan informasi arus kas operasi untuk
kelompok perusahaan dengan nilai absolute unexpected cashflows from operations
yang tinggi.
Aktivitas investasi adalah aktivitas yang menyangkut perolehan atau
pelepasan aktiva jangka panjang (aktiva tidak lancar) serta investasi lain yang tidak
mengumpulkan piutang tersebut serta memperoleh dan menjual investasi dan aktiva
jangka panjang produktif. Aktivitas investasi mencerminkan pengeluaran kas
sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan
arus kas masa depan. Miller dan Rock (1985) melakukan pengujian mengenai
pengaruh investasi pada return saham. Hasil studi ini menemukan bahwa peningkatan
investasi berhubungan dengan peningkatan arus kas masa yang akan datang dan
mempunyai pengaruh positif dengan return saham pada saat pengumuman investasi
baru.
Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam
jumlah serta komposisi ekuitas dan pinjaman perusahaan. Arus kas pendanaan
berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok
modal perusahaan. Miller dan Rock (1985) dengan signaling theory menjelaskan
bahwa pasar akan bereaksi negatif terhadap pengumuman pendanaan dari kas karena
akan berpengaruh terhadap arus kas dari operasi yang lebih rendah untuk masa yang
akan datang, selain itu ia juga mengidentifikasi adanya sinyal lain yang berpengaruh
terhadap arus kas dari pendanaan yaitu perubahan dividen yang sangat erat
hubungannya dengan return saham.
2.1.4. Laporan Laba Rugi
Laba secara umum merupakan selisih dari pendapatan di atas biaya-biayanya
dalam jangka waktu (periode) tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar
untuk pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan
Dalam teori ekonomi, para ekonom mengartikan laba sebagai suatu kenaikan
dalam kekayaan perusahaan, sedangkan dalam akuntansi, laba adalah perbedaan
pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi pada waktu dibandingkan
dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tertentu (Harahap, 1997).
Pengakuan pendapatan dan beban pada perusahaan asuransi diatur
berdasarkan pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 khususnya dalam
paragraf 26-36 sebagai berikut:
1. Premi yang diperoleh sehubungan dengan kontrak asuransi dan reasuransi
diakui sebagai pendapatan selama periode polis (kontrak) berdasarkan
proporsi jumlah proteksi yang diberikan. Dalam hal periode polis berbeda
secara signifikan dengan periode resiko (misalnya pada penutupan jenis
pertanggungan asuransi konstruksi), maka seluruh premi yang diperoleh
diakui sebagai pendapatan selama periode resiko, kecuali sebagaimana diatur
dalam butir b berikut.
2. Apabila jumlah premi masih dapat disesuaikan, misalnya premi ditentukan
pada akhir kontrak atau premi disesuaikan pada akhir kontrak berdasarkan
nilai pertanggungan, maka pendapatan premi diakui sebagai berikut:
a. Apabila jumlah premi dapat diestimasi secara layak, maka pendapatan
premi diakui selama periode kontrak dan estimasi jumlah premi tersebut
disesuaikan setiap periode untuk mencerminkan jumlah premi yang
b. Apabila jumlah premi tidak dapat diestimasi secara layak, maka premi
diperlakukan dengan menggunakan metode uang muka (deposit method)
sampai jumlah premi dapat diestimasi secara layak.
3. Premi dari polis bersama diakui sebesar pangsa premi yang diterima oleh
perusahaan.
4. Perusahaan asuransi (ceding company) dapat memperoleh ganti rugi atas
klaim sehubungan dengan kontrak asuransi yang ditutupnya, dengan
melakukan kontrak reasuransi dengan asuradur lainnya atau reasuradur.
Selanjutnya, reasuradur dapat melakukan kontrak reasuransi dengan
reasuradur lain yang dikenal sebagai proses retrosesi. Perlakuan akuntansinya,
tergantung pada apakah kontrak reasuransi tersebut merupakan reasuransi
prospektif atau retroaktif. Jumlah premi yang dibayar atau bagian premi atas
transaksi reasuransi prospektif diakui sebagai premi reasuransi selama periode
kontrak yang jumlahnya proporsional dengan proteksi yang diberikan. Jika
bagian premi reasuransi masih dapat disesuaikan dan jumlahnya dapat
diestimasi secara layak, maka jumlah premi reasuransi yang diakui selama
sisa periode kontrak adalah sebesar estimasi premi yang akan dibayar tersebut.
5. Pembayaran atau kewajiban atas transaksi reasuransi retroaktif diakui sebagai
piutang reasuransi sebesar jumlah kewajiban yang dicatat sehubungan dengan
kontrak reasuransi yang mendasari. Apabila kewajiban yang dicatat melebihi
jumlah yang dibayar, maka piutang reasuransi harus dinaikkan untuk
ditanggunhkan. Keuntungan ditangguhkan diamortisasi selama estimasi sisa
periode penyelesaian (settlement period).
6. Apabila pembayaran atau kewajiban atas transaksi reasuransi retroaktif
melebihi jumlah kewajiban yang dicatat, ceding company harus menaikkan
kewajiban yang bersangkutan atau mengurangi piutang reasuransi, atau
keduanya pada saat kontrak reasuransi dilakukan. Perbedaan tersebut
dibebankan pada laporan laba rugi.
7. Perubahan dalam estimasi jumlah kewajiban sehubungan dengan kontrak
reasuransi yang mendasari diakui dalam laporan laba rugi pada periode
perubahan. Piutang reasuransi harus mencerminkan perubahan yang
berhubungan dengan jumlah klaim yang dapat diperoleh dari reasuradur dan
keuntungannya ditangguhkan dan diamortisasi.
8. Apabila kontrak reasuransi mencakup baik reasuransi prospektif maupun
retroaktif, maka transaksi reasuransi tersebut dipertanggungjawabkan secara
terpisah.
9. Beban klaim sehubungan dengan terjadinya peristiwa kerugian atas obyek
asuransi yang dipertanggungkan, meliputi klaim yang disetujui (settled
claims), klaim dalam proses penyelesaian (outstanding claims), klaim yang
terjadi namun belum dilaporkan, dan beban penyelesaian klaim (claims
settlement expenses), diakui sebagai beban klaim pada saat timbulnya
10.Jumlah klaim dalam proses penyelesaian, termasuk klaim yang terjadi namun
belum dilaporkan, ditentukan berdasarkan estimasi kewajiban klaim tersebut.
Perubahan jumlah estimasi kewajiban klaim, sebagai akibat proses penelahaan
lebih lanjut dan perbedaan antara jumlah estimasi klaim dengan klaim yang
dibayarkan diakui dalam laporan laba rugi periode terjadinya perubahan.
Pendapatan premi disajikan sedemikian rupa, sehingga menunjukkan jumlah
premi bruto, premi reasuransi, dan kenaikan (penurunan) premi yang belum
merupakan pendapatan. Premi reasuransi disajikan sebagai pengurang premi bruto.
Bagian reasuradur atas klaim yang telah disetujui dan atau dibayar dan estimasi
bagian reasuradur atas klaim dalam proses penyelesaian, termasuk klaim yang terjadi
namun belum dilaporkan, disajikan sebagai pengurang beban klaim. Komisi yang
diperoleh dari transaksi kontrak reasuransi merupakan pengurang beban komisi.
Dalam hal jumlah komisi yang diperoleh lebih besar dari jumlah beban komisi, maka
selisih tersebut disajikan sebagai pendapatan dalam laporan laba rugi.
Smith & Skousen (2003) menyebutkan 2 (dua) konsep dasar dalam
penyusunan perhitungan laba rugi, yaitu:
1. The all inclusive concept
Dalam The American Institute of Certified Public Accountants yang merupakan
pendapatan dan biaya bukan saja pendapatan dan biaya normal tetapi termasuk
1) Pendapatan dan biaya yang normal, yaitu semua pendapatan dan biaya yang ada
hubungannya dengan kegiatan perusahaan, dapat diketahui sebelumnya dan
terjadi secara berulang-ulang.
2) Pendapatan dan biaya yang abnormal, yaitu pendapatan dan biaya yang tidak ada
hubungannya dengan perusahaan, jarang terjadi dan tidak dapat diduga
sebelumnya.
Dengan demikian daftar rugi laba akan menggambarkan hasil operasi
perusahaan dalam suatu periode itu. Pemakaian konsep all inclusive mendapat
dukungan dari American Assosiation dan Securities and Exchange Commission,
dengan alasan sebagai berikut:
1) Bahwa suatu daftar laba rugi dimaksudkan untuk memperlihatkan hasil operasi
pada suatu periode tertentu yang menyangkut kejadian dari total income, baik
pendapatan dari usaha normal maupun rugi laba dari kejadian luar biasa. Dengan
demikian daftar laba rugi merupakan ukuran dalam menilai pelaksanaan kegiatan
dari manajemen.
2) Jika daftar laba-rugi hanya berisi hal-hal yang normal saja, maka hal tersebut akan
mengalami kesukaran, yaitu:
a. Bagi pembaca laporan keuangan yang tidak terlatih tidak akan mengetahui
bahwa kegiatan perusahaan tidak seluruhnya ditunjukkan dalam daftar
b. Dengan tidak dimasukkannya perkiraan luar biasa membuka pintu untuk
memanipulasi current opening yaitu dengan menghilangkan keterangan
penting dalam daftar laba yang belum dibagikan.
c. Dengan tidak dimasukkannya perkiraan-perkiraan tertentu maka daftar
laba-rugi seolah-olah bukan sebagai pengukur pendapatan, tetapi menjadi standar
untuk menormalisir pendapatan.
2. The current operating performance concept
Menurut konsep current operating performance ini daftar laba-rugi pada
setiap periode pembukuan berisi hal-hal yang terjadi secara normal saja, sedangkan
kejadian luar biasa, harus dipisahkan dari laba-rugi operasi dan dimasukkan kedalam
daftar laba yang ditahan untuk mengakumulisir laba bersih setiap periodenya. Konsep
ini mendapat dukungan kuat dari the American Institute of Certified Public
Accountants (AICPA).
Prinsip-prinsip yang umum diterapkan dalam penyusunan perhitungan laba
rugi suatu perusahaan, antara lain:
1. Bagian pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok
perusahaan (penjualan barang dagangan, atau memberikan jasa layanan)
diikuti dengan harga pokok barang yang dijual, sehingga diperoleh laba kotor.
2. Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operasional terdiri dari biaya-biaya
3. Bagian ketiga menunjukkan hasil yang diperoleh di luar operasi pokok
perusahaan dan beban-beban yang dikeluarkan perusahaan di luar operasi
untuk memperoleh laba bersih yang insidentil.
4. Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang insidentil, sehingga
diperoleh akhirnya laba bersih sebelum pajak.
5. Bagian kelima merupakan laba bersih setelah pajak sesuai dengan Undang-
Undang Perpajakan.
Paragraf 10 PSAK No 28, menyebutkan laporan laba rugi perusahaan asuransi
disajikan dalam bentuk multiple step, ditunjukkan pada Tabel 2.3 di bawah ini.
Tabel 2.3. PT. Asuransi ABC Laporan Laba Rugi untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20X2 dan 20X1
20X2 20X1
PENDAPATAN PREMI
Premi bruto Premi reasuransi
Penurunan (kenaikan) premi yang belum merupakan pendapatan
xx
Jumlah Pendapatan Premi xx xx
BEBAN UNDERWRITING
Beban Klaim Klaim bruto Klaim reasuransi
Kenaikan (penurunan) estimasi klaim retensi sendiri
2.1.5. Hubungan Laba dengan Return Saham
Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi
perusahaan atau sebagai dasar ukuran penilaian yang lain, seperti laba per lembar
saham. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan dan
biaya. Dengan mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan dapat
diperoleh hasil pengukuran laba yang berbeda antara lain: laba kotor, laba operasi,
laba sebelum pajak, dan laba bersih. Pengukuran laba bukan saja penting untuk
menentukan prestasi perusahaan tetapi penting juga penting sebagai informasi bagi
pembagian laba dan penentuan kebijakan investasi. Oleh karena itu, laba menjadi
informasi yang dilihat oleh banyak seperti profesi akuntansi, pengusaha, analis
keuangan, pemegang saham, ekonom, fiskus, dan sebagainya (Harahap, 2001).
Febrianto (2005) dalam penelitiannya yang menguji pengaruh laba kotor, laba
operasi, dan laba bersih terhadap harga saham dan return saham. Penelitian Febrianto
(2005) ini menyimpulkan bahwa angka laba kotor lebih mampu memberikan
gambaran yang lebih baik tentang hubungan laba dan harga saham yang sangat erat
pula hubungannya dengan return saham. Laba kotor lebih terkendali oleh manajemen
karena rekening cost barang terjual menentukan daya saing produk di pasar.
Manajemen pasti berusaha untuk mengendalikan biaya tersebut pada tingkat yang
rendah agar produk bisa dijual dengan harga yang kompetitif. Rekening yang
membentuk cost barang terjual pun relatif bebas dari pilihan metode akuntansi,
jikapun ada itu hanya pilihan antara FIFO dan LIFO yang di dalam penelitian
overhead pabrik yang sebenarnya tidak terlalu mengubah nilai akhir cost barang
terjual. Metode ABC dan Just in Time misalnya adalah bukti bahwa manajemen
berusaha keras untuk mengendalikan cost barang terjual.
2.1.6. Ukuran Perusahaan dan Hubungannya dengan Return Saham
Besar (ukuran) perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan
kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar maka
semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Ketiga variabel ini digunakan untuk
menentukan ukuran perusahaan karena dapat mewakili seberapa besar perusahaan
tersebut. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin
banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar
kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ia dikenal dalam masyarakat. Dari ketiga
variabel ini, nilai aktiva relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai market
capitalized dan penjualan dalam mengukur ukuran perusahan.
Ukuran perusahaan dapat menunjukkan seberapa besar informasi yang
terdapat di dalamnya, sekaligus mencerminkan kesadaran dari pihak manajemen
mengenai pentingnya informasi, baik bagi pihak eksternal perusahaan maupun pihak
internal perusahaan. Ukuran (size) perusahaan diukur dengan menggunakan total
aktiva, penjualan, atau modal dari perusahaan tersebut. Salah satu tolak ukur yang
menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah Ukuran aktiva dari perusahaan
tersebut. Perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan bahwa
waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih
stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset
yang kecil (Supratikno, et al, 2005).
Cooke (1992) meneliti pengaruh ukuran perusahaan, status pendaftaran dan
jenis industri terhadap luas pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan Jepang
yang terdaftar di bursa. Ukuran perusahaan merupakan variabel penting yang
menjelaskan luas pengungkapan dalam laporan tahunan, sedangkan untuk jenis
industri ditemukan bahwa perusahaan manufaktur berpengaruh signifikan terhadap
luas pengungkapan dibandingkan dengan jenis industri lain. Miswanto (1999) dalam
penelitiannya mengenai pengaruh ukuran perusahaan pada risiko bisnis menemukan
bahwa besar kecilnya perusahaan mempengaruhi risiko bisnis. Dari penelitiannya
diperoleh bukti empiris bahwa perusahaan kecil memiliki risiko dan return yang lebih
tinggi dibanding perusahaan besar.
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan replikasi dari
beberapa penelitian terdahulu, diantaranya: Suadi (1998), Triyono (2000), Kurniawan
(2000), Febrianto (2000), Miswanto (2000), dan Daniati & Suhairi (2006).
Suadi (1998) dalam penelitiannya menemukan bahwa laporan arus kas
mempunyai hubungan dengan jumlah pembayaran dividen yang terjadi dalam satu
tahun setelah terbitnya laporan arus kas. Hal ini menunjukkan bahwa laporan arus kas
menguji hubungan kandungan informasi arus kas, komponen arus kas, dan laba
akuntansi dengan harga dan return saham memperoleh kesimpulan bahwa pembedaan
komponen aliran kas (operasi, investasi, dan pendanaan) mempunyai pengaruh yang
berbeda-beda terhadap return investasi seperti yang disyaratkan dalam PSAK No. 2
Paragraf 32. Kurniawan (2000) menguji hubungan arus kas operasi dan data akrual
terhadap return saham menyimpulkan bahwa penelitiannya tidak berhasil
menunjukkan adanya hubungan antara arus kas operasi dan komponen earning
dengan return saham.
Febrianto (2005) ini menyimpulkan bahwa angka laba kotor lebih mampu
memberikan gambaran yang lebih baik tentang hubungan laba dan harga saham yang
sangat erat pula hubungannya dengan return saham. Miswanto (1999) dalam
penelitiannya mengenai pengaruh ukuran perusahaan pada risiko bisnis menemukan
bahwa besar kecilnya perusahaan mempengaruhi risiko bisnis. Dari penelitiannya
diperoleh bukti empiris bahwa perusahaan kecil memiliki risiko dan return yang lebih
tinggi dibanding perusahaan besar.
Daniati & Suhairi (2006) menemukan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara arus kas dari aktivitas investasi terhadap expected return saham,
laba kotor memiliki pengaruh yang signifikan terhadap expected return saham,
Ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap expected return
saham. Sedangkan arus kas dari aktivitas operasi tidak menunjukkan pengaruh yang