• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

4. Ulangan Akhir Semester (UAS)

11 5. Tes Pilihan Ganda bersifat objektif. Tes pilihan ganda merupakan suatu tes yang pilihan jawabannya dapat dipilih dari beberapa alternatif jawaban yang telah disediakan dan pada setiap butir soalnya hanya memiliki satu kunci jawaban.

6. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari alam dan gejala-gejala alam. IPA bukan hanya mempelajari fakta-fakta dan konsep, namun juga mempelajari proses penemuan, sehingga siswa dilatih memiliki sifat ilmuwan.

7. Analisis butir soal adalah cara yang digunakan untuk mengetahui kekurangan butir soal, sehingga dapat diperbaiki sebelum digunakan pada tes berikutnya.

8. Validitas merupakan butir soal dapat dikatakan valid apabila mampu memberikan gambaran mengenai hal yang ingin diukur secara benar sesuai dengan kenyataan. Sebaliknya, butir soal dikatakan tidak valid apabila tidak mampu memberikan gambaran tentang hal yang ingin diukur secara benar.

9. Validitas isi merupakan suatu cara yang digunakan untuk menentukan kesesuaian antara butir soal dalam tes yang diujikan dengan materi ajar atau tujuan yang ingin diukur dalam tes.

10. Reliabilitas menunjukkan bahwa alat ukur dikatakan dapat dipercaya apabila menyajikan hasil pengukuran yang ajeg atau konsisten walaupun soal tersebut telah diujikan berulang kali pada siswa yang sama namun pada waktu yang berbeda.

12 11. Tingkat kesulitan merupakan suatu tes dapat dikatakan reliabel jika dapat memberikan hasil yang relatif sama apabila suatu tes diujikan pada kelompok siswa yang sama, namun pada waktu atau kesempatan yang berbeda.

12. Daya pembeda adalah kemampuan butir soal dalam membedakan peserta didik yang berkemampuan tinggi dan yang berkemampuan rendah dalam menyelesaikan butir soal.

13. Efektivitas pengecoh adalah suatu metode atau cara yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah distractor atau pengecoh dapat berfungsi dengan baik atau tidak dalam mempengaruhi peserta didik menjawab soal.

14. ITEMAN merupakan suatu software komputer yang khusus digunakan untuk analisis statistik butir soal tes.

13 BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II pada penelitian ini membahas tentang empat sub bab yaitu, (A) landasan teori, (B) hasil penelitian yang relevan, (C) kerangka berpikir, dan (D) hipotesis.

A. Landasan Teori 1. Evaluasi

Sudijono (2006: 1) mengemukakan evaluasi adalah penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan. Jika kita melakukan evaluasi kita akan memperoleh informasi mengeni situasi dan kondisi yang dievaluasikan tersebut sangat berharga, cocok, baik, valid, legal dan lain sebagainya. Djiwandono (2008: 163) menyatakan bahwa evaluasi diharapkan mampu memberikan umpan balik bagi penyelenggaraan pembelajaran secara keseluruhan, sehingga guru perlu melakukan evaluasi dengan baik dan menggunakan tes sebagai alat evaluasi.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa evaluasi adalah salah satu komponen penting dan tahap yang harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan proses pembelajaran. Pada kegiatan evaluasi dilakukan dengan cara mengukur tes yang telah dikerjakan oleh siswa terlebih dahulu kemudian memberikan penilaian. Proses evaluasi tidak hanya mengukur sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai, tetapi dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan guna memperbaiki program kegiatan pembelajaran. Guru juga

14 membutuhkan alat untuk melakukan evaluasi yaitu berupa alat penilaian atau instrumen penilaian.

2. Instrumen Penilaian

a. Definisi Instrumen Penilaian

Jihad dan Haris (2012: 67) menyatakan bahwa instrumen penilaian adalah alat yang digunakan untuk mengetahui kemampuan penguasaan siswa terhadap suatu materi pokok bahasan. Arikunto (2012: 9) menyatakan bahwa instrumen penilaian adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu objek ukur. Penilaian merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk memperoleh informasi secara objektif, berkelanjutan dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar yang dicapai siswa, yang hasilnya digunakan sebagai dasar untuk menentukan perlakuan selanjutnya hal tersebut dikemukakan oleh Depdiknas (2001).

Berdasarkan uraian di atas pendapat dari para ahli mengenai instrumen penilaian, peneliti dapat menyimpulkan bahwa instrumen penilaian adalah alat yang digunakan untuk mengukur dan menilai dalam rangka mengetahui kemampuan siswa. Instrumen penilaian terdiri dari dua macam yaitu tes dan non tes.

b. Macam-macam Instrumen Penilaian

Instrumen penilaian ada dua macam, yaitu tes dan non tes dikemukakan oleh Majid (2014: 38). Selanjutnya Jihad dan Haris (2012: 67) mengemukakan bahwa alat penilaian berupa tes meliputi tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Sedangkan Sudijono (2006: 19)

15 bependapat bahwa alat penilaian berupa non tes meliputi wawancara, angket atau kuesioner, observasi atau pengamatan, dan daftar cek (check list). Berdasarkan uraian pendapat para ahli mengenai instrumen penilaian, peneliti dapat menyimpulkan bahwa instrumen penilaian terdiri dari dua macam yaitu tes dan nontes. Pada penelitian ini akan menganalisis instrumen penilaian berupa tes. Hal ini dikarenakan soal UAS yang diujikan merupakan soal ulangan yang berbentuk tes tertulis.

3. Tes

a. Definisi Tes

Widoyoko (2009: 45) mengemukakan bahwa tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek. Tes merupakan salah satu cara untuk mengetahui besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung melalui respon seseorang terhadap pertanyaan. Tes dapat juga diartikan sebagai sejumlah pertanyaan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dalam tes. Adapun pengertian tes menurut Jihad dan Haris (2012: 67) yaitu himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus ditanggapi, atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang dites. Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana seorang siswa telah menguasai pelajaran yang disampaikan terutama meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan. Tes dapat diartikan suatu cara untuk melakukan

16 penilaian yang berbentuk tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa untuk mendapatkan data tentang nilai dan prestasi siswa tersebut yang dapat dibandingkan dengan yang dicapai kawan-kawannya atau nilai standar yang ditetapkan, hal tersebut dikemukakan oleh Suwandi (2009: 39).

Berdasarkan berbagai definisi tes yang telah diuraikan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa tes adalah suatu alat penilaian berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan baik secara individu maupun kelompok untuk memperoleh data yang bersifat objektif. Salah satu fungsi tes adalah sebagai alat ukur keberhasilan program pembelajaran dan mengetahui tingkat perkembangan atau kemajuan yang dicapai oleh siswa.

b. Kriteria Tes yang Baik

Tes yang disusun oleh guru harus memiliki kualitas yang baik. Tes yang berkualitas baik memiliki ciri-ciri dapat dipercaya, valid, praktis dan ekonomis. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Djiwandono (2008: 163) yang mengemukakan bahwa tes berkualitas baik memiliki ciri-ciri yang dipersyaratkan terutama validitas, reliabilitas, dan ciri-ciri yang lain. Pendapat lainnya dikemukakan Basuki dan Hariyanto (2014: 22) yang mengemukakan bahwa suatu tes dikatakan baik apabila memiliki ciri-ciri pokok antara lain dapat dipercaya, sah atau valid, objektif serta praktis.

17 c. Jenis-jenis Tes

Tes dikategorikan dalam beberapa jenis. Mardapi (2008: 68) mengemukakan bahwa tes dibagi menjadi empat jenis berdasarkan tujuan dilaksanakannya suatu tes. Empat jenis tes tersebut meliputi tes penempatan, tes diagnostik, tes formatif, dan tes sumatif.

1) Tes Penempatan

Mardapi (2008: 69) mengemukakan bahwa tes penempatan merupakan tes yang digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan awal siswa. Tes penempatan dilakukan pada awal tahun pelajaran baru. Dari hasil tes penempatan tersebut maka pihak sekolah dapat menempatkan siswa pada suatu kelas berdasarkan tingkat kemampuannya.

2) Tes Diagnosis

Sudjana (2010: 4) mengemukakan bahwa tes diagnosis adalah tes yang bertujuan untuk melihat berbagai kelemahan siswa atau kesulitan belajar siswa dan faktor penyebabnya. Hal ini memiliki kesamaan dengan pendapat Arikunto (2012: 48) yang menyatakan bahwa tes diagnosis adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa, sehingga guru dapat memberikan penanganan yang tepat.

18 3) Tes Formatif

Basuki dan Hariyanto (2014: 32) mengemukakan bahwa tes formatif merupakan tes yang dilakukan secara periodik. Tes formatif bertujuan untuk mengukur pencapaian kompetensi siswa setelah menyelesaikan satu atau lebih Kompetensi Dasar (KD). Tes formatif diberikan pada setiap akhir program pembelajaran pada satu atau lebih KD, misalnya ulangan harian.

4) Tes Sumatif

Arikunto (2012: 53) yang menyatakan bahwa tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya sebuah program pada satu semester pembelajaran yaitu, dengan melaksanakan Ulangan Akhir Semester (UAS) yang dilaksanakan setiap akhir semester. Sudijono (2006: 72) menjelaskan bahwa tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah serangkaian program pengajaran selesai diberikan. Tes sumatif diberikan pada akhir semester atau akhir tahun pelajaran. Tes sumatif dikenal dengan istilah Ulangan Umum, Tes Kendali Mutu (TKM), atau Evaluasi Belajar Tahap Akhir (EBTA). Tujuan dilaksanakannya tes sumatif adalah untuk mengetahui hasil yang dicapai siswa, yaitu seberapa jauh tujuan-tujuan pembelajaran dapat dikuasai oleh siswa dalam satu semester proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas mengenai berbagai jenis tes, peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat empat jenis tes yang disesuaikan dengan tujuannya yaitu tes penempatan, tes diagnosis,

19 tes formatif, dan tes sumatif. Jenis tes yang sesuai dengan penelitian ini adalah tes sumatif. Tes sumatif adalah tes yang dilaksanakan pada akhir semester dalam bentuk Ulangan Akhir Semester (UAS).

Tujuan dilaksanakannya tes sumatif adalah untuk mengetahui hasil yang dapat dicapai siswa, yaitu seberapa jauh tujuan-tujuan pembelajaran dapat tercapai.

4. Ulangan Akhir Semester (UAS)

Mulyasa (2007: 260) mengemukakan bahwa pelaksanaan Ulangan Akhir Sekolah (UAS) bertujuan untuk mengetahui hasil atau kemampuan yang dicapai siswa dalam program satu semester pembelajaran. Mata pelajaran yang diujikan pada Ulangan Akhir Semester adalah semua mata pelajaran yang telah dipelajari oleh siswa selama satu semester pada kelas tertentu. Salah satu mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa kelas IV SD dan menjadi salah satu mata pelajaran yang diujikan ketika UAS adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Dokumen terkait