• Tidak ada hasil yang ditemukan

Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Dalam dokumen PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (Halaman 44-71)

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 1.

Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali 80 – 89% = baik

π‘‡π‘–π‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘‘ π‘π‘’π‘›π‘”π‘’π‘Žπ‘ π‘Žπ‘Žπ‘› =π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘—π‘Žπ‘€π‘Žπ‘π‘Žπ‘› π‘π‘’π‘›π‘Žπ‘Ÿ

31

70 – 79% = cukup < 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 2, jika masih di bawah 80% Anda harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 1, terutama yang belum dikuasai.

32

Kegiatan Pembelajaran 2

PEMBUKAAN DAN UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA

REPUBLIK INDONESIA 1945

Oleh: Dr. Suwarno, M.H

A. Tujuan

Adapun tujuan dalam mempelajari materi Pembukaan dan UUD Negara Republik Indonesia ini agar peserta dapat:

1. memahami kedudukan pembukaan UUDNRI tahun 1945 sebagai Staatsfundamentalnorm dengan baik

2. memahami Pokok-Pokok Pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 dengan baik

3. memahami makna Perubahan UUDNRI 1945 (meliputi alasan, materi, bentuk hukum, dan hasil perubahan) dengan baik

B.

Indikator Pencapaian Kompetensi

Adapun peserta dikatakan berhasil apabila mampu:

1. menjelaskan Kedudukan Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 sebagai Staatsfundamentalnorm

2. menjelaskan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUDNRI Tahun 1945

3. menjelaskan makna Perubahan UUDNRI 1945.

C.

Uraian Materi

1. Kedudukan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 sebagai

Staatsfundamentalnorm

Pembukaan UUD NRI 1945 berkedudukan sebagai dasar tertib hukum Indonesia memberikan konsekuensi mutlak bagi adanya tertib hukum Indonesia sekaligus menjadi ketentuan hukum yang tertinggi. Oleh karena itu pembukaan UUD NRI 1945 mempunyai kedudukan yang tetap, kuat, tidak bisa diubah atau diganti oleh siapapun. Artinya, dalam ilmu hukum terdapat ketentuan bahwa suatu peraturan hukum dapat

33

diubah atau diganti oleh lembaga yang membuatnya atau lembaga yang lebih tinggi kedudukannya. Pembukaan UUD NRI 1945 yang membentuk dan membuat adalah para pembentuk negara. Setelah selesai tugasnya yakni membentuk negara, pembentuk negara berubah fungsinya menjadi alat-alat perlengkapan negara (kedudukan yang lebih rendah dari pada pembentuk negara). Di Indonesia, pembentuk negara ini sudah tidak ada lagi sebab pembentukkan negara yang ditegaskan dengan pernyataan proklamasi kemerdekaan sifanya einmalig atau sekali peristiwa.

Selain itu, Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia yang kemudian disebut dengan UUD NRI 1945, adalah undang-undang dasar proklamasi, artinya sebagai perwujudan dari tujuan proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Pada saat ditetapkan tanggal 18 Agustus 1945 dan dimuat dalam lembaran Negara nomor 7 pasal II tanggal 16 Februari 1946, UUD NRI 1945 terdiri dari bagian pembukaan, batang tubuh, aturan peralihan dan aturan tambahan. Demikian pula pasal II aturan tambahan perubahan keempat UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 menentukan: β€œDengan ditetapkannya perubahan Undang-Undang Dasar ini, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terdiri atas Pembukaan dan pasal-pasal.”

Meskipun pembukaan merupakan bagian dari UUD NRI 1945, pembukaan mempunyai kedudukan setingkat lebih tinggi dari pasal-pasal UUD NRI 1945. Kedudukan lebih tinggi ini karena pembukaan UUD NRI 1945:

a. Mengandung jiwa proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan suasana kerohanian dari terbentuknya Negara Republik Indonesia. b. Memuat tujuan Negara dan dasar Negara pancasila.

c. Menjadi acuan dan pedoman dalam perumusan pasal-pasal UUD NRI 1945.

Dengan demikian pembukaan UUD NRI 1945 merupakan staatsfundamental norm atau yang disebut dengan norma fundamental negara, pokok kaidah fundamental negara, atau norma pertama, yang merupakan norma tertinggi dalam suatu negara. Ia merupakan norma dasar (grundnorm).

34

Ia juga merupakan norma yang menjadi tempat bergantungnya norma-norma hukum di bawahnya, termasuk menjadi dasar bagi pembentukan konstitusi atau undang-undang dasar suatu negara. Ia juga merupakan landasan dasar filosofis yang mengandung kaidah-kaidah dasar bagi pengaturan negara lebih lanjut. Menurut Hans Kelsen bahwa norma hukum yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan norma hukum yang lebih tinggi, dan norma hukum yang lebih tinggi tidak boleh bertentangan dengan norma lain yang lebih tinggi lagi, begitu seterusnya hingga rangkaian norma ini diakhiri oleh suatu norma dasar tertinggi (staatsfundamentalnorm). Pendapat Kalsen ini kemudian dikenal dengan Stufentheorie.

2. Pokok-Pokok Pikiran yang Terkandung dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945.

Istilah β€œpokok-pokok pikiran” pembukaan UUD NRI 1945 pertama kali tertuang dalam penjelasan umum UUD NRI 1945 yang menyebutkan bahwa pembukaan UUD NRI 1945 mengandung empat pokok pikiran, yaitu:

a. Negara persatuan yang melindungi dan meliputi segenap bangsa seluruhnya.

b. Negara kesejahteraan yang hendak mewujudkan keadilan sosiial bagi seluruh rakyat.

c. Negara yang berkedaulatan rakyat.

d. Negara berdasar ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

Pokok-pokok pikiran dalam pembukaan UUD NRI 1945 dapat dielaborasi dengan mengacu kepada makna yang terkandung dalam setiap alinea. Secara ringkas dapat dilihat pada skema garis besar isi Pembukaan UUD NRI Tahun 1945:

35

Azas pikiran

Negara Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur

Atas berkat rahmat Tuhan Yang MahaKuasa

Didorong oleh suatu keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas

Perikemanusiaan dan perikeadilan

Positif: kemerdekaan adalah hak segala bangsa

Negative: penjajahan di atas dunia harus dihapuskan

.

Mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia

Alinea I

Konsekuensi Fungsi/jasa pergerakan kemerdekaan Konsepsi/cita-cita kenegaraan

Alinea II

Dasar Religious Dasar ethik Pernyataan kemerdekaan

Alinea III

36

Gambar 6. Skema garis besar isi Pembukaan UUD NRI Tahun 1945

3. Makna Perubahan UUD NRI Tahun 1945

.

Sebagai konstitusi, UUD NRI 1945 secara garis besar telah memuat apa yang seharusnya menjadi isi konstitusi, seperti jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga Negara, dan terutama adalah susunan ketatanegaraan dan pembagian serta pembatasan tugas ketatanegaraan yang bersifat fundamental. Meskipun dalam perkembangan pemikiran

- Ke-Tuhanan Yang maha Esa - Kemanusiaan yang adil dan

beradab.

- Persatuan Indonesia.

- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. - Keadilan social bagi seluruh

rakyat Indonesia.

- Negara berundang-undang dasar. - Negara Republik

- Negara berkedaulatan rakyat.

- Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. - Memajukan kesejahteraan

umum.

- Mencerdaskan kehidupan bangsa

Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social. Asas kerohanian Asas politik Nasional Dasar negara Alinea IV Tujuan negara Internasional

37

ketatanegaraan sekarang dipandang perlu dilakukan perubahan terhadap isi dari UUD NRI 1945.

Jika mengacu pada pendapat K.C. Wheare, bahwa isi konstitusi itu harus singkat, maka UUD NRI 1945, sebelum dilakukan perubahan, dapat dikatakan sangat singkat, karena hanya memuat 37 pasal. Namun setelah mengalami perubahan empat kali, UUD NRI 1945 tidak lagi dapat dikatakan singkat, karena tambahan-tambahan pasal-pasalnya cukup banyak.

a) Alasan perubahan Undang-Undang Dasar 1945

Pada saat ditetapkan pertama kalinya, Undang-Undang Dasar 1945 belum memuat tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa, sebab memang pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 adalah UUD baru sehingga belum memungkinkan mengakomodasikan perkembangan ketatanegaraan yang akan terjadi. Karena itu, bukan sesuatu yang tidak mungkin jika Undang-Undang Dasar 1945 perlu disesuaikan dengan tuntutan perkembangan yang ada dalam praktek ketatanegaraan. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Ir. Soekarno, ketua PPKI) pada waktu memberikan pengantar sesaat sebelum Undang-Undang Dasar 1945 ditetapkan:

β€œβ€¦bahwa Undang-Undang Dasar yang kita buat sekarang ini, adalah Undang-Undang Dasar sementara. Kalau boleh saya memakai perkataan: ini adalah Undang-Undang Dasar kilat. Nanti kalau kita telah bernegara di dalam suasana yang lebih tentram, kita tentu akan mengumpulkan kembali Majelis Permusyawaratan Rakyat yang dapat membuat Undang-Undang Dasar yang lebih lengkap dan lebih sempurna”.

Pernyataan tersebut kemudian dijadikan dasar dari pendapat yang menyatakan bahwa Undang-Undang Dasar 1945 masih bersifat sementara. Apalagi jika dihubungkan dengan ketentuan yang tercantum dalam pasal 3 dan aturan tambahan ayat 2 pada naskah asli Undang-Undang Dasar 1945.

Secara umum paling tidak ada 5 alasan perlunya perubahan terhadap Undang-Undang Dasar 1945.

38

a. Alasan filosofis, setiap UUD sangat terbatas keberlakuannya, karena terikat oleh ruang dan waktu. Tidak ada satupun UUD yang dapat berlaku sepanjang jaman dan telah memenuhi kebutuhan realitas social yang terus berubah, sehingga perubahan UUD pada hakikatnya merupakan konsekuensi logis dari keinginan untuk memenuhi tuntutan jaman, begitu pula dengann Undang-Undang Dasar 1945.

b. Alasan historis, Undang-Undang Dasar 1945 pada dasarnya adalah merupakan UUD yang oleh para penyusunnya dimaksudkan bersifat sementara. Karena itu sudah seharusnya diperbaiki atau disempurnakan.

c. Alasan empiris, Undang-Undang Dasar 1945 memberikan peluang terhadap apa yang sering disebut dengan executive heavy, khususnya kepada presiden, sehingga dapat melahirkan pemerintahan yang otoriter. Padahal suatu UUD itu diadakan dengan maksud untuk memberikan pembatasan terhadap kekuasaan dan menciptakan checks and balances.

d. Undang-Undang Dasar 1945 memiliki pasal-pasal ambigu yang dapat menimbulkan terjadinya monopoli interpretasi.

e. Undang-Undang Dasar 1945 terlalu sedikit dalam memuat ketentuan mengenai hak asasi manusia.

Alasan perubahan Undang-Undang Dasar 1945 yang dikaitkan dengan sifat sentralistiknya, yaitu karena memberikan kekuasaan yang kelewat besar kepada Presiden dinilai oleh I GdePantja Astawa, tidaklah argumentative, karena sebetulnya Undang-Undang Dasar 1945 mengandung semangat dan esensi desentralisasi, dan besarnya kekuasaan presiden adalah sebagai konsekuensi dianutnya sistem pemerintahan presidensil disamping karena besarnya kekuasaan presiden itu sudah disertai dengan sistem checks and balances yang memadai. Persoalan sebetulnya terletak pada tidak adanya pemberdayaan dari lembaga-lembaga Negara lainnya seperti MPR dan DPR untuk mampu dan berani melakukan kontrol kepada presiden. Hal ini dianggapnya bukan

39

persoalan materi hukum dari Undang-Undang Dasar 1945 melainkan persoalan politik.

b) Materi perubahan Undang-Undang Dasar 1945

Pada beberapa konstitusi biasanya terdapat ketentuan perihal bagian atau pasal-pasal mana yang tidak dapat diubah dan yang dapat diubah, bagian atau pasal-pasal mana yang dapat diubah dengan cara biasa dan yang hanya dapat diubah dengan cara luar biasa.

Namun dalam naskah asli Undang-Undang Dasar 1945 ketentuan yang demikian itu tidak ada. Menurut Jimly Asshiddiqi, seharusnya dalam UUD dapat dikembangkan adanya tiga elemen materi, yaitu: (a) materi yang tidak dapat diubah, yakni pembukaan UUD, (b) materi yang dapat diubah dengan cara biasa, yaitu seluruh pasal-pasal UUD kecuali yang dikecualikan, dan (c) materi yang dapat diubah dengan cara tidak biasa, yaitu pasal-pasal yang berkenaan dengan bentuk negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republik serta pasal-pasal yang berkenaan dengan dasar negara.

Karena dalam naskah asli UUD NRI 1945 tidak menentukan bagian atau pasal-pasal mana yang tidak dapat diubah. Maka kemudian MPR, lembaga yang berwenang melakukan perubahan UUD, membuat kesepakatan dan komitmen bahwa materi yang tidak akan diubah adalah Pembukaan UUD NRI 1945, Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Sistem pemerintahan presidensial. Dengan tidak diubahnya 4 hal di atas, membuktikan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang berkomitmen pada keputusan bersama dan taat pada hukum.

c) Bentuk hukum perubahan Undang-Undang Dasar NRI 1945

Salah satu aspek yang juga mendapatkan perhatian dalam perubahan UUD NRI 1945 adalah masalah bentuk hukumnya. Dalam sejarah ketatanegaraan di Indonesia pernah mengalami beberapa kali pergantian dan perubahan konstitusi.

Pada waktu Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia menetapkan Undang-Undang Dasar, yang kemudian disebut UUD

40

NRI 1945, konstitusi yang ditetapkan bukan merupakan bagian dari suatu bentuk peraturan, yakni tidak menggunakan suatu bentuk peraturan perundangan tertentu. Pada waktu itu UUD NRI 1945 selain sebagai bentuk hukum adalah juga subtansi. Namun pernah juga terjadi bahwa Undang-Undang Dasar, yaitu konstitusi RIS 1949 dan UUDS 1950 diberlakukan dengan undang-undang. Bahkan pemberlakuan kembali UUD NRI 1945 pada tahun 1959 dituangkan dalam bentuk Dekrit Presiden yang tidak lain adalah keputusan presiden yang tingkatannya lebih rendah dari pada undang-undang.

Perubahan UUD NRI 1945 tidak dituangkan dalam bentuk hukum tertentu, melainkan dituangkan dalam sebuah naskah perubahan yang dinyatakan sebagai bagian tak terpisahkan dari naskah UUD NKRI 1945 yang asli. Pola ini meniru pola amandeman yang biasa dipakai di Amerika Serikat. Hal ini didasarkan atas pemikiran bahwa tidak mungkin UUD NRI 1945 diubah dengan menggunakan bentuk hukum tertentu yang derajatnya lebih rendah dari UUD NRI 1945 itu sendiri.

d) Hasil-hasil perubahan Undang-Undang Dasar 1945

Perubahan UUD NRI 1945 telah dilakukan sebanyak empat kali perubahan sampai saat ini. Dari empat kali perubahan tersebut telah dilakukan pengubahan, penambahan, dan penghapusan terhadap istilah atau kata-kata, rumusan kalimat, materi yang menjadi muatan pengaturan, dan penomoran bab, pasal dan ayat dari naskah asli UUD NRI 1945.

41

D. Aktivitas Pembelajaran

Pada bagian ini akan diuraikan aktivitas pembelajaran untuk moda tatap muka, yaitu tatap muka penuh dan In-On-In.

1. Tatap Muka Penuh

Aktivitas pembelajaran untuk tatap muka penuh dilaksanakan sebagaimana dijabarkan dalam tabel 2.1.

Tabel 2.1. Aktivitas Pembelajaran Pembukaan dan UUD NRI Tahun 1945: Tahap

Kegiatan

Rincian Kegiatan

Waktu Prasarana Pendukung Tutor Peserta Diklat

Awal Presensi dan Apersepsi

mempersiapkan diri agar dapat mengikuti PBM dengan sebaik-baiknya.

Bertanya atas hal-hal yang kurang difahami 15’ ο‚· LCD ο‚· pengeras suara ο‚· Laptop/ ο‚· komputer ο‚· Jaringan internet ο‚· lembar kerja Inti Menjelaskan tentang

Pembukaan dan UUD NRI Tahun 1945

mengkaji dan memahami materi Bertanya atas hal-hal yang kurang

difahami

60’

Penutup Review materi

pemberian tugas menjawab soal 25’

2. In-On-In

Aktivitas pembelajaran pada Kegiatan Pembelajaran 2 ini peserta peningkatan kompetensi karir guru mengerjakan LK pada Kegiatan Pembelajaran 2 ini untuk dibahas pada saat In1 (tatap muka) .

42

E. Latihan/Kasus/Tugas

E.1 Lembar Kegiatan

Aktivitas 2.1: Pembahasan Proses Perubahan UUD NRI Tahun 1945 Lembar Kerja 2.1. Menjelaskan Proses Perubahan UUD NRI Tahun 1945

Prosedur:

1. Baca kembali literatur terkait materi tentang Pembukaan dan UUDNRI Tahun 1945!

2. Jawablah pertanyaan berikut ini dengan menggunakan bagan di bawah ini!

a. Bagaimanakah struktur isi UUD NRI 1945 sebelum perubahan? b. Apa latar belakang dilakukannya perubahan terhadap UUDNRI

Tahun 1945?

c. Apa tujuan dilakukannya perubahan terhadap UUD NRI Tahun 1945?

d. Sebutkan dasar yuridis dilakukannya perubahan terhadap UUDNRI Tahun 1945!

e. Jelaskan kesepakatan dasar terhadap perubahan UUDNRI Tahun 1945!

f. Jelaskan hasil perubahan terhadap UUDNRI Tahun 1945! 3. Jawablah pertanyaan di atas dalam bagan berikut ini!

Sebelum Latar Belakang

Perubahan PerubahanTujuan

Dasar Yuridis

Kesepakatan Dasar

43

Aktivitas 2.2 Pengembangan Butir Soal

Lembar Kerja 2.2. Menyusun Soal USBN/Penilaian Berbasis Kelas Petunjuk Pengerjaan:

1. Cermatilah kisi-kisi untuk penyusunan soal USBN yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang terdapat dalam tabel 3 dan tabel 4!

2. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format berikut. (sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah Saudara).

3. Buatlah soal UN/USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini berdasarkan kisi-kisi yang telah Anda kembangkan!

4. Buatlah soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs! 5. Buatlah soal pilihan ganda (PG) sebanyak 3 soal! 6. Buatlah soal uraian (Essay) sebanyak 3 soal!

Tabel 2.2 Format penyusunan soal untuk soal pilihan ganda dan soal subyektif Jenis Sekolah : ... Bahan Kelas/Semester : ... Mata Pelajaran/Paket Keahlian/Layanan/Kelas: ... Jurusan : ... Kurikulum : ... Nama Penyusun : ... Unit Kerja : ...

Kompetensi Dasar Buku Sumber

Rumusan Butir Soal No soal Kunci Materi Indikator Pengatahuan dan

44

E.2 Tes Formatif

Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!

1. Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 yang berintikan Pancasila memiliki konsekuensi logis bahwa Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 berkedudukan sebagai ….

a. Pandangan hidup bangsa Indonesia b. Perjanjian luhur bangsa Indonesia c. Pokok kaidah negara yang fundamental d. Filsafat hidup bangsa Indonesia

e. Dasar negara Indonesia

2. Hubungan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 dengan pasal-pasal UUD NRI Tahun 1945 juga bersifat organis mengandung pengertian bahwa ….

a. Pembukaan dan Pasal-pasal UUD NRI Tahun 1945 merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan

b. Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 merupakan penyebab adanya pasal-pasal

c. Pasal-pasal UUD NRI Tahun 1945 memiliki kedudukan tersendiri d. Pasal-pasal UUD NRI Tahun 1945 memperkuat kedudukan

Pancasila

e. Pasal-pasal UUD NRI Tahun 1945 memperkuat kedudukan Pembukaan

3. Berikut ini yang merupakan alasan perlunya dilakukan

perubahan terhadap UUD NRI Tahun 1945 adalah ....

a. Secara filosofis, setiap UUD tidak terikat oleh ruang dan waktu b. UUD NRI Tahun 1945 memiliki pasal-pasal yang ambigu

c. Secara historis, UUD NRI Tahun 1945 merapakan UUD yang bersifat mutlak

d. Secara empiris, UUD NRI Tahun 1945 memberikan peluang adanya legislative heavy

45

e. UUD NRI Tahun 5 belum memuat ketentuan mengenai HAM

4. UUD NRI 1945 harus mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur. Pernyataan tersebut relevan dengan pokok pikiran keempat yang berintikan ….

a. Persatuan b. Keadilan sosial c. Kedaulatan rakyat

d. Ketuhanan Yang Maha Esa e. Kemanusiaan

5. Perhatikan pernyataan berikut ini! I. Kedaulatan rakyat

II. Dilakukan dengan cara adendum

III. Tidak mengubah Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 IV. Meningkatkan kesejahteraan sosial

V. Mempertegas eksistensi negara VI. Mempertegas sistem presidensiil

Berdasarkan pernyataan di atas yang termasuk salah satu kesepakatan dasar proses perubahan UUD NRI Tahun 1945 pada tahun 1999-2002 adalah pernyataan ….

a. I, II, III b. II, III, IV c. III, IV, V d. IV, V, VI e. II, III, VI,

46

F. Rangkuman

1. Pembukaan UUDNRI 1945 mempunyai kedudukan yang setingkat lebih

tinggi dari pada pasal-pasal batang tubuh UUDNRI 1945. Pembukaan UUDNRI 1945 merupakan staatsfundamentalnorm artinya norma tertinggi dalam sebuah Negara, pembukaan UUDNRI 1945 juga merupakan norma yang menjadi tempat bergantungnya norma-norma hukum di bawahnya, termasuk menjadi dasar bagi pembentukan konstitusi suatu Negara.

2. Adapun pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan

UUDNRI 1945 yaitu: Negara persatuan yang melindungi dan meliputi segenap bangsa seluruhnya, Negara kesejahteraan yang hendak mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat, Negara yang berkedaulatan rakyat, dan Negara berdasar Kutuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

3. UUD NRI 1945 mengalami perubahan sebanyak empat kali hal ini

dikarenakan beberapa alasan yakni: UUD sangat terbatas keberlakuannya, UUD NRI 1945 pada dasarnya adalah merupakan UUD yang oleh penyusunnya dimaksudkan bersifat sementara, memberikan peluang terhadap apa yang sering disebut dengan β€œexecutive heavy”, khususnya kepada presiden, UUDNRI 1945 memiliki pasal-pasal ang ambigu yang dapat menimbulkan terjadinya monopoli interpretasi, dan UUDNRI 1945 terlalu sedikit dalam memuat ketentuan tentang HAM. Materi perubahan UUD NRI 1945 meliputi 3 elemen yakni: Materi yang tidak dapat diubah, yakni pembukaan UUD, Materi yang dapat diubah dengan cara biasa, yaitu seluruh pasal-pasal UUD kecuali yang dikecualikan, dan Materi yang dapat diubah dengan cara tidak biasa, yaitu pasal-pasal yang berkenaan dengan bentuk negara kesatuan dan bentuk pemerintahan Republik serta pasal-pasal yang berkenaan dengan dasar Negara

47

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 2.

Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali 80 – 89% = baik 70 – 79% = cukup < 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 3, jika masih di bawah 80% Anda harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 2, terutama yang belum dikuasai.

π‘‡π‘–π‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘‘ π‘π‘’π‘›π‘”π‘’π‘Žπ‘ π‘Žπ‘Žπ‘› =π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘—π‘Žπ‘€π‘Žπ‘π‘Žπ‘› π‘π‘’π‘›π‘Žπ‘Ÿ

48

Kegiatan Pembelajaran 3

BENTUK DAN KEDAULATAN NEGARA KESATUAN

REPUBLIK INDONESIA

Oleh: Dr. Suwarno, M.H

A. Tujuan

Adapun tujuan dalam mempelajari materi bentuk dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia ini agar peserta mampu:

1. memahami bentuk dan kedaulatan NKRI sesuai teori

2. memahami bentuk negara kesatuan dan federasi dengan tepat

3. memahami letak wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sesuai fakta

4. memahami batas-batas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sesuai fakta

5. memahami alasan Bangsa Indonesia memilih bentuk Negara Kesatuan (NKRI) dengan tepat

6. memahami keragaman budaya daerah dalam konteks wawasan nusantara dengan tepat

7. memahami pentingnya mempertahankan bentuk dan kedaulatan NKRI dengan baik

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Peserta dikatakan berhasil dalam diklat ini apabila dapat: 1. menjelaskan bentuk dan kedaulatan NKRI,

2. menjelaskan bentuk negara kesatuan dan federasi,

3. menjelaskan letak wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), 4. menjelaskan batas-batas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI),

5. menjelaskan alasan bangsa Indonesia memilih bentuk negara kesatuan, 6. menjelaskan keragaman budaya daerah dalam konstek wawasan

49

7. menjelaskan pentingnya mempertahankan bentuk dan kedaulatan NKRI.

C. Uraian Materi

1. Bentuk dan Kedaulatan NKRI.

Pemakaian istilah bentuk negara masih memiliki perbedaan dan belum ada keseragaman. Istilah bentuk negara dipakai untuk istilah kerajaan dan republik serta ada pula yang dipakai untuk negara kesatuan dan negara federal atau serikat. Istilah bentuk negara berasal dari Bahasa Belanda, yaitu β€œstaatvormen”. Menurut R. Kranenburg dalam bukunya Algemene Staatsleer, istilah bentuk negara diartikan sebagai β€œmonarchieen” (monarki) dan β€œrepublieken” (republik). Pendapat yang sama dikemukakan oleh Niccolo Machiavelli, yang mengemukakan bentuk negara menjadi 2 (dua) yaitu monarki dan republik. Leon Duguit dalam buku Algemene Staatsleer, mengemukakan pendapat yang berbeda berkaitan dengan bentuk negara. Menurut Leon Duguit monarki dan republik merupakan bentuk pemerintahan (forme de gouvernement), sedangkan yang dimaksud dengan bentuk negara adalah negara kesatuan, negara serikat dan perserikatan negara-negara. Pendapat yang dikemukakan oleh Leon Duguit lebih cocok digunakan dalam perkembangan negara modern.

Dalam dokumen PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (Halaman 44-71)

Dokumen terkait