• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN"

Copied!
212
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

MODUL PELATIHAN

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

BERKELANJUTAN

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

JENJANG SMA/SMK

Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan

Pengembangan Soal USBN

Kelompok Kompetensi B

Profesional:

Implementasi Konsep Dasar PPKn

Pedagogik:

Konsep Dasar Pembelajaran Saintifik

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

(3)

Penulis:

1.

Dr. H. Mukiyat, M.Pd. (PPPPTK PKn dan IPS)

2.

Dr. H. Suwarno, M.H. (PPPPTK PKn dan IPS)

3.

Drs. H. M. Ilzam Marzuk, M.A.Educ. (PPPPTK PKn dan IPS)

4.

Diana Wulandari, S.Pd. (PPPPTK PKn dan IPS)

5.

Dr. Didik Sukriono, S.H, M.Hum (Universitas Negeri Malang)

6. Dr. Nur Wahyu Rochmadi, M.Si,

(Universitas Negeri Malang)

7. Drs. Margono, M.Pd, M.Si,

(Universitas Negeri Malang)

Penelaah:

Drs. Teguh Santosa, M.Pd. (SMAN 8 Kota Malang)

Editor:

Dr. Siti Awaliyah, S.Pd., S.H., M.Hum.

(Universitas Negeri Malang)

Ilustrator:

... Copy Right 2017

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersil tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(4)

i

KATA SAMBUTAN

Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.

Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG pada tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka, 2) Moda Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara tatap muka dengan daring).

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK KPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal

(5)

ii

Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru moda tatap muka dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru.

Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam meningkatkan kompetensi guru secara berkelanjutan, diawali dengan pelaksanaan Uji Kompetensi Guru dan ditindaklanjuti dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Untuk memenuhi kebutuhan bahan ajar kegiatan tersebut, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan Sosial (PPPPTK PKn dan IPS), telah mengembangkan Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan untuk jenjang SMA yang meliputi Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Antropologi dan jenjang SMA/SMK yang meliputi PPKn dan Sejarah serta Bahasa Madura SD yang terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru serta Permendikbud No. 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013.

Kedalaman materi dan pemetaan kompetensi dalam modul ini disusun menjadi sepuluh kelompok kompetensi. Setiap modul meliputi pengembangan materi kompetensi pedagogik dan profesional. Subtansi modul ini diharapkan dapat memberikan referensi, motivasi, dan inspirasi bagi peserta dalam mengeksplorasi dan mendalami kompetensi pedagogik dan profesional guru.

Kami berharap modul yang disusun ini dapat menjadi bahan rujukan utama dalam pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Untuk pengayaan materi, peserta diklat disarankan untuk menggunakan referensi lain yang relevan. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam penyusunan modul ini.

Batu, April 2017 Kepala,

Drs. M. Muhadjir, M.A.

(7)

iv

DAFTAR ISI

Kata Sambutan ... i

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ...iv

Daftar Gambar ...ix

Daftar Tabel ... x Pendahuluan ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Tujuan ... 2 C. Peta Kompetensi ... 3 D. Ruang Lingkup ... 8

E. Saran Cara Penggunaan Modul ... 9

Kegiatan Pembelajaran 1: Fungsi dan Kedudukan Pancasila di Indonesia ... 19

A. Tujuan ... 9

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 9

C. Uraian Materi ... 20

D. Aktivitas Pembelajaran ... 25

E. Lembar Kegiatan/Tugas/Kasus ... 26

F. Rangkuman ... 30

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 30

Kegiatan Pembelajaran 2: Pembukaan Dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 ... 32

A. Tujuan ... 32

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 32

(8)

v

D. Aktivitas Pembelajaran ... 41

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 42

F. Rangkuman ... 46

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 47

Kegiatan Pembelajaran 3: Bentuk dan Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia ... 48

A. Tujuan ... 48

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 48

C. Uraian Materi ... 49

D. Aktivitas Pembelajaran ... 56

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 57

F. Rangkuman ... 61

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 62

Kegiatan Pembelajaran 4: Pemerintahan Demokrasi di Indonesia ... 63

A. Tujuan ... 63

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 63

C. Uraian Materi ... 64

D. Aktivitas Pembelajaran ... 69

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 70

F. Rangkuman ... 74

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 74

Kegiatan Pembelajaran 5: Sistem Hukum Indonesia ... 76

A. Tujuan ... 76

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 76

C. Uraian Materi ... 77

D. Aktivitas Pembelajaran ... 81

(9)

vi

F. Rangkuman ... 86

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 87

Kegiatan Pembelajaran 6: Kesadaran Bela Negara di Indonesia ... 88

A. Tujuan ... 88

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 88

C. Uraian Materi ... 89

D. Aktivitas Pembelajaran ... 93

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 94

F. Rangkuman ... 98

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 99

Kegiatan Pembelajaran 7: Kasus Pelanggaran Ham di Indonesia ... 100

A. Tujuan Pembelajaran ... 100

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 100

C. Uraian Materi ... 100

D. Aktivitas Pembelajaran ... 103

E. Latihan/ Kasus /Tugas ... 104

F. Rangkuman ... 109

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 110

Kegiatan Pembelajaran 8: Sistem Budaya Politik Indonesia ... 111

A. Tujuan ... 111

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 111

C. Uraian Materi ... 111

D. Aktivitas Pembelajaran ... 114

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 114

F. Rangkuman ... 119

(10)

vii

Kegiatan Pembelajaran 9: Hukum dan Perjanjian Internasional ... 120

A. Tujuan ... 120

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 120

C. Uraian Materi ... 121

D. Aktivitas Pembelajaran ... 125

E. Latihan/ Kasus /Tugas ... 126

F. Rangkuman ... 130

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 130

Kegiatan Pembelajaran 10: Langkah-Langkah Pendekatan Saintifik ... 132

A. Tujuan ... 132

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 132

C. Uraian Materi ... 132

D. Aktivitas Pembelajaran ... 136

E. Latihan/ Kasus /Tugas ... 137

F. Rangkuman ... 139

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 140

Kegiatan Pembelajaran 11: Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (Pakem) ... 141

A. Tujuan ... 141

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 141

C. Uraian Materi ... 141

D. Aktivitas Pembelajaran ... 145

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 146

F. Rangkuman ... 149

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 150

Kegiatan Pembelajaran 12: Langkah-Langkah Penilaian Pembelajaran PPKn ... 151

(11)

viii

A. Tujuan ... 151

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 151

C. Uraian Materi ... 151

D. Aktivitas Pembelajaran ... 159

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 160

F. Rangkuman ... 162

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 162

Kegiatan Pembelajaran 13: Langkah-Langkah Pengembangan Silabus dan RPP ... 164

A. Tujuan ... 164

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 164

C. Uraian Materi ... 164

D. Aktivitas Pembelajaran ... 171

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 172

F. Rangkuman ... 174

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 175

Kunci Jawaban Tes Formatif ... 176

Evaluasi ... 179

Penutup ... 187

Daftar Pustaka ... 188

(12)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Ruang Lingkup Materi Kelompok Kompetensi Profesional ... 8

Gambar 2. Ruang lingkup materi Kelompok Kompetensi Pedagogik ... 9

Gambar 3. Alur model Pembelajaran kegiatan pengembangan karir guru dengan moda tatap muka ... 9

Gambar 4. Alur pembelajaran tatap muka Penuh yang dilaksanakan selama 60 jam pembelajaran untuk 2 (dua) kelompok kompetensi ... 10

Gambar 5. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In... 12

Gambar 6. Skema garis besar isi Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 ... 36

(13)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Peta Kompetensi Kelompok Kompetensi B Profesional Pengembangan Implementasi Nilai PPKn SMA/K ... 3 Tabel 2. Peta Kompetensi Kelompok Kompetensi B Pedagogik ... 6 Tabel 3. Daftar Lembar Kerja Modul ... 15 Tabel 4. Kisi-kisi soal USBN Mata Pelajaran PPKn SMA/SMK Kurikulum 2006 . 16 Tabel 5. Kisi-kisi soal USBN Mata Pelajaran PPKn SMA/SMK Kurikulum 2013 . 17 Tabel 1.1. Aktivitas Pembelajaran Fungsi dan Kedudukan Pancasila di

Indonesia ... 25 Tabel 1.2. Format penyusunan soal untuk soal pilihan ganda dan soal

subyektif ... 28 Tabel 2.1. Aktivitas Pembelajaran Pembukaan dan UUD NRI Tahun 1945 ... 41 Tabel 2.2. Format penyusunan soal untuk soal pilihan ganda dan soal

subyektif ... 43 Tabel 3.1. Aktivitas Pembelajaran Bentuk dan Kedaulatan Negara Republik Indonesia ... 56 Tabel 3.2. Format penyusunan soal untuk soal pilihan ganda dan soal subyektif ... 59 Tabel 4.1. Aktivitas Pembelajaran Pemerintahan Demokrasi di Indonesia ... 69 Tabel 4.2. Format penyusunan soal untuk soal pilihan ganda dan soal subyektif ... 72 Tabel 5.1. Aktivitas Pembelajaran Sistem Hukum Indonesia ... 81 Tabel 5.2. Format penyusunan soal untuk soal pilihan ganda dan soal subyektif ... 84 Tabel 6.1. Aktivitas Pembelajaran Kesadaran Bela Negara di Indonesia ... 93 Tabel 6.2. Format penyusunan soal untuk soal pilihan ganda dan soal subyektif ... 96 Tabel 7.1. Aktivitas Pembelajaran Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia ... 103

(14)

xi

Tabel 7.2. Format penyusunan soal untuk soal pilihan ganda dan soal subyektif ... 107 Tabel 8.1. Aktivitas Pembelajaran Sistem Budaya Politik Indonesia ... 114 Tabel 8.2. Format penyusunan soal untuk soal pilihan ganda dan soal subyektif ... 117 Tabel 9.1. Aktivitas Pembelajaran Hukum dan Perjanjian Internasional ... 125 Tabel 9.2. Format penyusunan soal untuk soal pilihan ganda dan soal subyektif ... 128 Tabel 10.1. Aktivitas Pembelajaran Langkah-Langkah Pendekatan Saintifik . 136 Tabel 11.1. Aktivitas Pembelajaran Materi PAKEM ... 145 Tabel 12.1. Aktivitas Pembelajaran Langkah-Langkah Penilaian Pembelajaran PPKn ... 159 Tabel 13.1. Aktivitas Pembelajaran Langkah-Langkah Pengembangan Silabus dan RPP ... 171

(15)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Profesi guru dan tenaga kependidikan harus dihargai dan dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat sebagaimana diamanatkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Hal ini dikarenakan guru dan tenaga kependidikan merupakan tenaga profesional yang mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat penting dalam mencapai visi pendidikan 2025 yaitu “Menciptakan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif”.

Program pembinaan karir guru sebagai salah satu strategi pembinaan guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan agar mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan pembinaan karir guru akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan pedagogik dan profesional yang dipersyaratkan. Guru dan tenaga kependidikan melaksanakan program pembinaan karir guru baik secara mandiri maupun kelompok. Penyelenggaraan kegiatan pembinaan karir guru dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Dalam hal ini dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK.

Untuk mendukung pelaksanaan tersebut diperlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta. Modul merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Modul guru pembelajar merupakan salah satu bahan referensi bagi pelaksanaan kegiatan guru pembelajar. Penyusunan modul ini telah melalui beberapa proses dan mekanisme yaitu tahap: persiapan, penyusunan, pemantapan (sanctioning), dan pencetakan. Modul ini disusun untuk memberikan informasi/gambaran/

(16)

2

deskripsi dan pembelajaran mengenai materi-materi yang relevan, serta disesuaikan dengan standar isi kurikulum.

B. Tujuan

Modul ini merupakan kesatuan utuh dari materi-materi yang ada pada Modul B. Modul diklat ini sebagai panduan belajar bagi guru PPKn SMA/K dalam memahami materi PPKn Sekolah Menengah Atas/Kejuruan. Tujuan penyusunan modul pembinaan karir guru secara umum adalah memberikan pemahaman dan sebagai salah satu referensi bagi peserta diklat, sehingga kompetensi ranah profesional dan pedagogik tercapai.

Kompetensi inti dalam ranah profesional yang hendak dicapai dalam pembelajaran pada modul ini mencakup menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan SMA/SMK, menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan SMA/SMK, dan mengembangkan materi pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMA/SMK secara kreatif.

Sedangkan kompetensi inti dalam ranah pedagogik yang hendak dicapai dalam pembelajaran pada modul ini mencakup menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual; menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik; mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu, menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik; memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran; memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki; menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar; melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

(17)

3

C. Peta Kompetensi

Kompetensi yang ingin dicapai setelah peserta diklat mempelajari Modul ini dapat dilihat dalam tabel 1 dan tabel 2.

Tabel 1. Peta Kompetensi Kelompok Kompetensi B Profesional Pengembangan Implementasi Nilai PPKn SMA/K:

Kegiatan Pembelajaran Ke- Nama Mata Diklat Kompetensi 1. Fungsi dan Kedudukan Pancasila di Indonesia

1. Mendeskripsikan fungsi dan kedudukan Pancasila di Indonesia.

2. Menjelaskan fungsi Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia. 3. Menjelaskan fungsi Pancasila sebagai

Pandangan Hidup Bangsa Indonesia. 4. Memahami fungsi lain Pancasila bagi

Bangsa Indonesia.

5. Memahami fungsi Pancasila sebagai acuan membentuk karakter Bangsa Indonesia.

6. Mengamalkan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. 2. Pembukaan dan Undang-undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945

1. Menjelaskan kedudukan Pembukaan UUD NKRI tahun 1945.

2. Menjelaskan pembukaan UUD NKRI tahun 1945 merupakan

staatsfundamentalnom

3. Menjelaskan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD NKRI tahun 1945.

4. Menjelaskan makna perubahan UUD NKRI 1945.

3. Bentuk dan Kedaulatan NKRI

1. Menjelaskan bentuk dan kedaulatan NKRI.

2. Menjelaskan bentuk negara kesatuan dan federasi.

3. Menjelaskan letak wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 4. Menjelaskan batas-batas wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

5. Menjelaskan alasan Bangsa Indonesia memilih bentuk negara kesatuan. 6. Menjelaskan keragaman budaya

daerah dalam konteks wawasan nusantara.

(18)

4

Kegiatan Pembelajaran Ke- Nama Mata Diklat Kompetensi 7. Menjelaskan pentingnya mempertahankan bentuk dan kedaulatan NKRI.

4. Pemerintahan Demokrasi di Indonesia

1. Menjelaskan pengertian pemerintah dan pemerintahan

2. Menjelaskan pentingnya pemerintah dan pemerintahan dalam suatu negara 3. Menjelaskan fungsi pemerintah dalam

penyelenggaraan pemerintahan 4. Menjelaskan peran pemerintah dalam

mewujudkan tujuan dan cita-cita negara 5. Menjelaskan pengertian demokrasi

Pancasila

6. Menjelaskan ciri-ciri demokrasi Pancasila

7. Menjelaskan prinsip-prinsip demokrasi Pancasila

8. Menjelaskan nilai-nilai demokrasi 9. Mampu menjelaskan pengertian

pemerintahan demokratis

10. Menjelaskan trias politika di Indonesia 11. Menjelaskan perkembangan

pelaksanaan demokrasi di Indonesia 12. Mencontohkan sikap dan perilaku yang

mencerminkan nilai-nilai demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

5. Sistem Hukum dan Peradilan

1. Menjelaskan pengertian sistem hukum Indonesia.

2. Menjelaskan pengertian hukum dengan baik.

3. Menjelaskan tujuan hukum dengan baik.

4. Menjelaskan fungsi Hukum dengan baik.

5. Menjelaskan sejarah sistem hukum di Indonesia.

6. Menjelaskan sejarah sistem hukum di Indonesia periode kolonialisme dengan baik setelah mengikuti kegiatan diklat. 7. Menjelaskan sejarah sistem hukum di

Indonesia Era Revolusi fisik sampai Demokrasi Liberal dengan baik.

(19)

5

Kegiatan Pembelajaran Ke- Nama Mata Diklat Kompetensi

8. Menjelaskan sejarah sistem hukum di Indonesia era demokrasi terpimpin sampai orde baru dengan baik. 9. Menjelaskan sejarah sistem hukum di

Indonesia periode pasca orde baru (1998 – sekarang) dengan baik . 10. Mendeskripsikan unsur-unsur yang

terkandung dalam sistem hukum, dan peradilan dengan baik.

11. Menjelaskan hukum sebagai kaidah atau norma yang harus ditaati dalam sistem hukum Indonesia dengan baik. 6. Kesadaran

Bela Negara di Indonesia

1. Menjelaskan hakikat dan pentingnya kesadaran bela negara di Indonesia menurut keilmuan

2. Menjelaskan fungsi negara dalam kaitannya dengan pembelaan negara 3. Mengidentifikasi macam-macam

ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG) terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai fakta

4. Menjelaskan bentuk-bentuk upaya bela negara sesuai Undang-undang Nomor 3 Tahun 2002

Menunjukan tindakan upaya membela negara dalam kehidupan bermasya-rakat, negara dalam kehidupan bermasya-rakat, berbangsa, dan bernegara.

5. Menunjukan komitmen persatuan dalam keberagaman

7. Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia

1. Menjelaskan pengertian pelanggaran Hak Asasi Manusia

2. Menjelaskan bentuk-bentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia

3. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya pelanggaran HAM

4. Menjelaskan berbagai kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia

5. Menjelaskan berbagai kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia di dunia Internasional

(20)

6

Kegiatan Pembelajaran Ke- Nama Mata Diklat Kompetensi 8. Sistem Budaya Politik Indonesia

1. Mampu Menjelaskan pengrtian sistem

dan budaya politik di Indonesia.

2. Mampu Menjelaskan bentuk-bentuk

budaya politik .

3. Mampu Memahami bentuk-bentuk

budaya politik berdasarkan sikap, nilai, informasi, dan kecakapan politik .

4. Mampu Menjelaskan budaya politik

berdasarkan sosio kultural Indonesia.

5. Mampu Menjelaskan klasifikasi budaya

politik di Indonesia. 9. Hukum dan

Perjanjian Internasional

1. Menjelaskan pengertian hukum internasional

2. Menjelaskan pentingnya hukum internasional

3. Menjelaskan sumber hukum internasional

4. Menjelaskan Peradilan Internasional 5. Menjelaskan pengertian perjanjian

internasional

6. Menjelaskan pentingnya perjanjian internasional

7. Menjelaskan asas-asas perjanjian internasional

8. Menjelaskan tahap-tahap pembuatan perjanjian internasional

9. Mendeskripsikan proses pembuatan perjanjian internasional

10. Menjelaskan berlakunya dan

berakhirnya pernjanjian internasional 11. Mengidentifikasi jenis-jenis perjanjian

internasional

Tabel 2. Peta Kompetensi Kelompok Kompetensi B Pedagogik: Kegiatan

Pembelajaran ke -

Nama Mata Diklat Kompetensi

10. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PPKn 1. Menjelaskan pengertian pendekatan saintifik 2. Menguraikan alasan digunakan pendekatan saintifik

(21)

7

Kegiatan

Pembelajaran ke -

Nama Mata Diklat Kompetensi

3. Menguraikan tahapan pelaksanaan pendekatan saintifik 4. Menjelaskan hubungan pendekatan saintifik dengan pembelajaran kolaboratif

11. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenang kan (PAKEM)

1. Mendeskrikpsikan pendekatan, strategi dan metode pembelajaran 2. Menjelakan konsep dasar

PAKEM 3. Mengidentifikai alasan penerapan PAKEM 4. Mendidentifikasi karakteristik PAKEM 5. Menjelaskan prinsip PAKEM 12. Langkah-langkah Penilaian Pembelajaran PPKn 1. Membuat rubrik penilaian kompetensi sikap : rubrik pnilaian observasi, rubrik penilaian diri, penilaian teman sebaya,penilaian jurnal

2. Membuat rubrik penilaian kompetensi pengetahuan : rubrik penilaian tulis, rubrik penilaian diskusi dan rubrik penilaian penugasan

3. Membuat rubrik penilaian kompetensi ketrampilan : rubrik penilaian unjuk kerja, rubrik penilaian proyek, rubrik penilaian portopolio dan rubrik penulisan tulis

13. Langkah-langkah Silabus dan RPP Mata Pelajaran PPKn

1. Menjelaskan komponen silabus;

2. Menjelaskan komponen RPP;

(22)

8

Kegiatan

Pembelajaran ke -

Nama Mata Diklat Kompetensi

3. Menjelaskan langkah-langkah pengembangan silabus; 4. Menjelaskan langkah-langkah pengembangan RPP.

D.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup materi Kelompok Kompetensi Profesional secara umum digambarkan dalam gambar 1. Ruang lingkup materi Kelompok Kompetensi Pedagogik secara umum digambarkan dalam gambar 2.

Gambar 1. Ruang Lingkup Materi Kelompok Kompetensi Profesional

Materi PPKn

SMA/K

Profesional

Fungsi dan Kedudukan Pancasila di Indonesia

Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan RepubliK Indonesia 1945

Bentuk dan Kedaulatan NKRI

Pemerintahan demokrasi di Indonesia

Sistem Hukum Indonesia

Kesadaran Bela Negara di Indonesia

Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia

Sistem Budaya Politik Indonesia

(23)

9

Gambar 2. Ruang lingkup materi Kelompok Kompetensi Pedagogik

E. Saran Cara Penggunaan Modul

Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur model pembelajaran secara umum dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Alur model Pembelajaran kegiatan pengembangan karir guru dengan moda tatap muka

Materi PPKn

SMA/K Pedagogik

Langkah-langkah pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn

Pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM)

Langkah-langkah penilaian pembelajaran PPKn

Langkah-langkah Silabus dan RPP mata pelajaran PPKn

(24)

10

E. 1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis dilingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan maupun lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh dilaksanan secara terstruktur pada suatu waktu yang dipandu oleh fasilitator. Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 4. Alur pembelajaran tatap muka Penuh yang dilaksanakan selama 60 jam pembelajaran untuk 2 (dua) kelompok kompetensi.

Kegiatan pembelajaran tatap muka

dengan

model tatap muka penuh d

ilaksanakan

sebagai berikut

.

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari :

 latar belakang yang memuat gambaran materi  tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi

(25)

11

 kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul  ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran

 langkah-langkah penggunaan modul

b. Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi I bidang profesional dan pedagogi, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

c. Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan kasus.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi.

Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.

d. Presentasi dan Konfirmasi

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran

(26)

12

e. Refleksi

Pada bagian ini peserta dan penyaji me-review atau melakukan refleksi materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran, kemudian didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

E. 2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In

Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalah kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-

2).

Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar pada alur berikut ini.

(27)

13

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dilaksanakan sebagai berikut.

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari :

 latar belakang yang memuat gambaran materi  tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi

 kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul  ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran

 langkah-langkah penggunaan modul

b. In Service Learning 1 (IN-1)

Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi I profesional dan pedagogi, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun kelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada IN1. Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job learning.

(28)

14

c. On the Job Learning (ON)

Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi profesional dan pedagogi kelompok kompetensi I, guru sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service learning 1 (IN1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjakan tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta.

Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada IN1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer discussion yang secara langsung dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada ON.

Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job learning.

d. In Service Learning 2 (IN-2)

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran e. Refleksi

Pada bagian ini peserta dan penyaji me-review atau melakukan refleksi materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran, kemudian didampingi oleh panitia

(29)

15

E. 3. Lembar Kerja

Modul pembinaan karir guru kelompok komptetansi B profesional dan pedagogik terdiri dari beberapa kegiatan pembelajaran yang di dalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari. Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada tabel 3.

Tabel 3. Daftar Lembar Kerja Modul: No Kode

LK

Nama LK Keterangan

1. LK. 1.1 Menjabarkan fungsi dan kedudukan Pancasila di Indonesia

TM, IN1 2. LK. 2.1 Menjelaskan Pembukaan dan UUD NRI

Tahun 1945

TM, IN1

3. LK. 2.2 Menjelaskan Proses Perubahan UU NRI Tahun 1945

TM, IN1

4. LK. 3.1 Menjelaskan perbedaan negara kesatuan dan federal

TM, IN1 5. LK. 3.2 Menjelaskan letak wilayah NKRI TM, ON 6. LK. 4.1 Menjelaskan pemerintahan demokrasi

di Indonesia

TM, ON 7. LK. 4.2 Menjelaskan pelaksanaan trias politik

dan contoh sikap dan perilaku demokratis dalam kehidupan

TM, ON

8. LK. 5.1 Menjelaskan bukti-bukti Indonesia sebagai negara hukum

TM, ON

10. LK. 5.2 Menjelaskan sejarah sistem hukum Indonesia

TM, ON 11. LK. 6.1 Menjelaskan ancaman, tantangan,

hambatan dan gangguan yang dihadapi Negara Indonesia

TM, ON

12. LK. 6.2 Menjelaskan sikap dan perilaku yang menunjukkan komitmen persatuan dalam keberagaman

TM, ON

13. LK 7.1 Mengidentifikasi kasus HAM di Indonesia

TM, ON

14. LK 7.2 Mendeskripsikan secara singkat kasus pelanggaran HAM di Indonesia dan pelanggaran HAM internasional

TM, ON

15. LK 8.1 Mengidentifikasikan Bentuk Budaya Politik di Indonesia

TM, ON

16. LK 8.2 Mengidentifikasikan Budaya Politik Berdasarkan Sosio Kultural Indonesia

(30)

16

No Kode

LK

Nama LK Keterangan

17. LK 9.1 Menjelaskan proses pembuatan perjanjian internasional

TM, ON

18. LK 9.2 Menjelaskan proses peradilan internasional

TM, ON 19. LK 10 Menguraikan langkah-langkah

pendekatan saintifik dengan menggunakan metode kolaborasi

TM, ON

20. LK 11.1. Mendeskripsikan perbedaan pendekatan, strategi, metode, teknik, dan model pembelajaran

TM, ON

21. LK 11.2. Mendeskripsikan alasan penggunaan Pakem, prinsip dan komponen Pakem 22. LK 12 Membuat penilaian sikap, pengetahuan

dan keterampilan

TM, ON

23. LK 13.1. Mengembangkan silabus TM, ON

24. LK 13.2. Membuat RPP TM, ON

Keterangan.

TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh IN1 : Digunakan pada In service learning 1 ON : Digunakan pada on the job learning

E.4 Kisi-Kisi Soal Ujian Sekolah Berstandar Nasional Mata

Pelajaran PPKn SMA/SMK

Tabel 4. Kisi-kisi soal USBN Mata Pelajaran PPKn SMA/SMK Kurikulum 2006: LEVEL KOGNITIF LINGKUP MATERI SISTEM KETATANEGARAAN DEMOKRASI DAN KEBEBASAN PERS DASAR NEGARA DAN KONSTITUSI HUBUNGAN INTERNASIONAL DAN HAM Pengetahuan dan Pemahaman Mengidentifikasi Menunjukkan Menjelaskan Mendeskripsikan Siswa dapat memahami dan menguasai :  Faktor pembentuk Bangsa Indonesia  Masyarakat Madani  Sistem Pemerintahan  Komponen-komponen politik  Bentuk negara  Bentuk pemerintahan Siswa dapat memahami dan menguasai :  Pelaksanaaan Demokrasi di Indonesia  Pemerintahan yang terbuka  Kebebasan Pers Siswa dapat memahami dan menguasai :  Pancasila sebagai ideologi terbuka  Pancasila sebagai sumber nilai  Pelaksanaan UUD NRI Tahun 1945 sebagai kaidah yang fundamental Siswa dapat memahami dan menguasai :  Penghormatan dan penegakan HAM  Perwakilan diplomatik  Kewarganegaraan  Organisasi Internasional  Perjanjian Internasional Aplikasi Memberi contoh Menentukan Menerapkan Menginterpretasi Mengurutkan Siswa dapat menganalisis :  Faktor pembentuk Bangsa Indonesia  Masyarakat Madani  Sistem Pemerintahan Siswa dapat menganalisis :  Pelaksanaaan Demokrasi di Indonesia  Pemerintahan yang terbuka Siswa dapat menganalisis :  Pancasila sebagai ideologi terbuka Siswa dapat menganalisis :  Penghormatan dan penegakan HAM  Perwakilan diplomatik

(31)

17

LEVEL KOGNITIF LINGKUP MATERI SISTEM KETATANEGARAAN DEMOKRASI DAN KEBEBASAN PERS DASAR NEGARA DAN KONSTITUSI HUBUNGAN INTERNASIONAL DAN HAM  Komponen-komponen politik  Bentuk negara  Bentuk pemerintahan  Kebebasan Pers  Pancasila sebagai sumber nilai  Pelaksanaan UUD NRI Tahun 1945 sebagai kaidah yang fundamental  Kewarganegaraan  Organisasi Internasional  Perjanjian Internasional Penalaran Menganalisis Mengevaluasi Mengaitkan Menyimpulkan Siswa dapat menggunakan nalar dalam mengkaji :  Faktor pembentuk Bangsa Indonesia  Masyarakat Madani  Sistem Pemerintahan  Komponen-komponen politik  Bentuk negara  Bentuk pemerintahan Siswa dapat menggunakan nalar dalam mengkaji :  Pelaksanaaan Demokrasi di Indonesia  Pemerintahan yang terbuka  Kebebasan Pers Siswa dapat menggunakan nalar dalam mengkaji :  Pancasila sebagai ideologi terbuka  Pancasila sebagai sumber nilai  Pelaksanaan UUD NRI Tahun 1945 sebagai kaidah yang fundamental Siswa dapat menggunakan nalar dalam mengkaji :  Penghormatan dan penegakan HAM  Perwakilan diplomatik  Kewarganegaraan  Organisasi Internasional  Perjanjian Internasional

Tabel 5. Kisi-kisi soal USBN Mata Pelajaran PPKn SMA/SMK Kurikulum 2013: LEVEL KOGNITIF LINGKUP MATERI IDEOLOGI DAN KONSTITUSI HUBUNGAN INTERNASIONAL DAN HAM PERSATUAN DAN KESATUAN PENYELENGGARAA N NEGARA DAN PEMERINTAHAN Pengetahuan dan Pemahaman Mengidentifikasi Menunjukkan Menjelaskan Mendeskripsikan Siswa dapat memahami dan menguasai :  Nilai-nilai dan moral dalam konstitusi  Nilai-nilai (ideal, praksis, instrumental) dalam Pancasila  Pembukaan UUD NRI Tahun 1945  Sistem Hukum dan Peradilan nasional Siswa dapat memahami dan menguasai :  Pengakuan, penghormatan dan Penegakan HAM  Peran Indonesia dalam organisasi Internasional  Hak dan Kewajiban sebagai Warga Negara Siswa dapat memahami dan menguasai :  Demokrasi dalam kerangka NKRI  Kedudukan Bhinneka Tunggal Ika untuk memperkoko h NKRI  Kesadaran berbangsa dan bernegara Siswa dapat memahami dan menguasai :  Penyelenggaraan pemerintahan pusat dan daerah  Dinamika pengelolaan kekuasaan negara  Sistem Ketatanegaraan Aplikasi Memberi contoh Menentukan Menerapkan Menginterpretasi Mengurutkan Siswa dapat menganalisis :

 Nilai-nilai dan moral dalam konstitusi  Nilai-nilai (ideal, praksis, instrumental) dalam Pancasila Siswa dapat menganalisis :  Pengakuan, penghormatan dan Penegakan HAM  Peran Indonesia dalam organisasi Internasional Siswa dapat menganalisis :  Demokrasi dalam kerangka NKRI  Kedudukan Bhinneka Tunggal Ika untuk memperkokoh NKRI Siswa dapat menganalisis :  Penyelenggaraan pemerintahan pusat dan daerah  Dinamika pengelolaan kekuasaan negara  Sistem Ketatanegaraan

(32)

18

LEVEL KOGNITIF LINGKUP MATERI IDEOLOGI DAN KONSTITUSI HUBUNGAN INTERNASIONAL DAN HAM PERSATUAN DAN KESATUAN PENYELENGGARAA N NEGARA DAN PEMERINTAHAN  Pembukaan UUD NRI Tahun 1945

 Sistem Hukum dan Peradilan nasional  Hak dan Kewajiban sebagai Warga Negara  Kesadaran berbangsa dan bernegara Penalaran Menganalisis Mengevaluasi Mengaitkan Menyimpulkan Siswa dapat menggunakan nalar dalam mengkaji :

 Nilai-nilai dan moral dalam konstitusi  Nilai-nilai (ideal, praksis, instrumental) dalam Pancasila  Pembukaan UUD NRI Tahun 1945

 Sistem Hukum dan Peradilan nasional Siswa dapat menggunakan nalar dalam mengkaji :  Pengakuan, penghormatan dan Penegakan HAM  Peran Indonesia dalam organisasi Internasional  Hak dan Kewajiban sebagai Warga Negara Siswa dapat menggunakan nalar dalam mengkaji :  Demokrasi dalam kerangka NKRI  Kedudukan Bhinneka Tunggal Ika untuk memperkokoh NKRI  Kesadaran berbangsa dan bernegara Siswa dapat menggunakan nalar dalam mengkaji :  Penyelenggaraan pemerintahan pusat dan daerah  Dinamika pengelolaan kekuasaan negara  Sistem Ketatanegaraan

(33)

19

Kegiatan Pembelajaran 1

FUNGSI DAN KEDUDUKAN PANCASILA DI INDONESIA

Oleh: Dr. H. Mukiyat, M.Pd.

A. Tujuan

Setelah membaca modul, diskusi, dan mengerjakan berbagai aktivitas kegiatan pembelajaran diharapkan peserta dapat:

1. mendeskripsikan fungsi dan kedudukan Pancasila di Indonesia sesuai konsep,

2. menjelaskan fungsi Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia dengan baik,

3. menjelaskan fungsi Pancasila sebagai pandangan hidup Bangsa Indonesia dengan baik,

4. menguraikan fungsi lain Pancasila bagi Bangsa Indonesia dengan baik,

5. menjelaskan fungsi Pancasila sebagai acuan membentuk karakter bangsa Indonesia dengan baik,

6. mengamalkan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dengan baik.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Mendeskripsikan fungsi dan kedudukan Pancasila di Indonesia. 2. Menjelaskan fungsi Pancasila sebagai Dasar Negara Republik

Indonesia.

3. Menjelaskan fungsi Pancasila sebagai pandangan hidup Bangsa Indonesia.

4. Memahami fungsi lain Pancasila bagi Bangsa Indonesia.

5. Memahami fungsi Pancasila sebagai acuan membentuk karakter bangsa Indonesia.

(34)

20

C. Uraian Materi

1. Fungsi dan Kedudukan Pancasila di Indonesia

Sesuai dengan tujuan dari dilaksanakannya sidang BPUPKI yang pertama, ketua BPUPKI yaitu Radjiman Wedyadiningrat memohon kepada hadirin untuk mengajukan pendapat tentang dasar negara Indonesia ketika merdeka nanti. Akhirnya ada 3 orang yang mengusulkan tentang dasar negara yaitu: Mr. Muhammad Yamin, Soepomo dan Soekarno. Rumusan dasar negara yang disampaikan oleh ketiga tokoh pada sidang BPUPKI I yang dilaksanakan pada tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945 merupakan cikal bakal rumusan Pancasila yang digunakan sebagai dasar negara yang dipakai apabila Indonesia merdeka. Dengan dilaksanakannya sidang BPUPKI I yang diisi dengan adanya curah pendapat dari tokoh-tokoh nasional mencerminkan bahwa sejatinya masyarakat Indonesia berusaha untuk saling menghargai pendapat dan melakukan musyawarah mufakat untuk menyelesaikan permasalahan.

Atas dasar uraian di atas, fungsi Pancasila yang utama adalah sebagai “Dasar Negara Republik Indonesia” dan ini sesuai juga dengan bunyi Pembukaan UUD NRI 1945. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara sangat kuat dan tidak akan dirubah oleh siapapun dan kapanpun, dan ini sudah menjadi konsensus Nasional (kesepakatan nasional) bahwa tidak akan merubah Pancasila. Jadi sila-sila dalam Pancasila sudah harga mati. Merubah Pancasila berarti merubah tatanan kehidupan bangsa, baik hidup bernegara maupun bermasyarakat. Konsensus nasional tersebut merupakan bentuk dari komitmen atas keputusan bersama yang telah disepakati oleh para pendiri negara.

2. Fungsi Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia

Di atas sudah dijelaskan fungsi utama Pancasila adalah sebagai “Dasar Negara”. Sebagai dasar negara Pancasila dipakai sebagai pedoman untuk menyelenggarakan negara (kehidupan bernegara). Pancasila dalam pengertian ini sering disebut juga Dasar

(35)

21

Filsafat Negara, Philosophische Groundslag, ideologi negara, dan Staatsidee.

Sebagai dasar negara Pancasila juga berfungsi atau dipakai sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber dari tertib hukum yang berlaku di Indonesia. Dengan demikian segala peraturan mulai dari pusat sampai daerah harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa bangsa Indonesia memiliki komitmen moral yang termaktub dalam nilai-nilai Pancasila dan digunakan sebagai pedoman berperilaku atau tertib hukum dalam kehidupan masyarakat.

3. Fungsi Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

.

Disamping sebagai dasar negara fungsi pokok lain Pancasila adalah sebagai ”Pandangan Hidup” yaitu dipakai sebagai pedoman hidup bermasyarakat sehari-hari sebab nilai-nilai Pancasila sudah ada sejak jaman dulu. Dengan kata lain nilai-nilai Pancasila dijadikan sebagai pandangan hidup bangsa sudah berlangsung sejak dulu kala. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki komitmen moral yang berupa nilai-nilai Pancasila. Selain itu, hal ini juga membuktikan bahwa masyarakat Indonesia senantiasa teguh pada pendirian serta memupuk rasa cinta tanah air sehingga Pancasila dijadikan sebagai pandangan hidup bangsa.

Uraian di atas dapat dibuktikan dengan adanya istilah Pancasila yang telah dikenal sejak jaman Majapahit, sekitar abad ke XIV, yaitu terdapat dalam buku Sutasoma karangan Empu Tantular. Dalam buku Sutasoma ini istilah Pancasila di samping mempunyai arti “berbatu sendi yang lima” juga mempunyai arti “Pelaksanaan Kesusilaan yang Lima” atau “Pancasila Krama” (Dardji Darmodiharjo, 1985: 23), yaitu: (a) tidak boleh melakukan kekerasan, (b)Tidak boleh mencuri, (c) tidak boleh berjiwa dengki, (d) tidak boleh berbohong, (e) tidak boleh mabuk minuman keras.

Dalam kehidupan orang Jawa kita kenal hukum moral yang harus dihindari jika ingin aman dan sejahtera dalam hidupnya yaitu

(36)

22

“Ma Lima”, terdiri dari lima aturan yang dilarang: (1) maling, (2) madat, (3) madon, (4) main, (5) mabuk.

Begitu juga pujangga kraton Surakarta yaitu: Ronggo Warsito, tentang hukum moral, yang nilai-nilainya sesuai dengan nilai Pancasila, terutama untuk pedoman kehidupan sekarang ini yang terkenal dengan “Jaman Edan” bunyinya sebagai berikut:

“Amenangi jaman edan, ewuh aja ing pembudi, melu edan nora tahan, yen tan melu anglakoni, bujo kaduman milik, kaliren wekasanipun, dilalah karsa Allah, begdja-begdjane kang lali, luwih begdjo kang eling lawan waspada”, (Ronggo Warsito, 1879 dalam Anjar Sani,1990: 115).

Kalau dibahasa Indonesiakan kurang lebih berarti: Hidup di jaman gila, sulit untuk menentukan sikap dan perilaku, ikut gila tidak tahan, tapi kalau tidak ikut, hanya mendapat rasa iri, kelaparan akhirnya kemiskinan akibatnya, sudah ketentuan/kemauan Allah, sebahagia-bahagia yang lupa, masih lebih bahagia yang ingat kepada Allah dan berhati-hati.

Atas dasar uraian tersebut sebenarnya Bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupannya tanpa disadari sebetulnya sudah melaksanakan ke lima sila Pancasila. Berdasarkan uraian di atas, juga dapat diambil benang merah bahwa secara faktual, Bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius, bangsa yang cinta damai dan saling menghargai perbedaan antar agama dan kepercayaan. Hanya saja secara deklaratif istilah Pancasila dikenal oleh seluruh nusantara pada tanggal 1 Juni 1945.

Pengertian Pancasila sebagai Pandangan Hidup atau way of life atau Weltanschaung dapat diartikan Pancasila dipakai sebagai pedoman hidup, pegangan hidup, petunjuk hidup sehari-hari. Sebagai petunjuk hidup dipakai sebagai pedoman bersikap, berperilaku dalam pergaulan sehari-hari. Dari uraian tersebut, dapat diambil intisari bahwa pada hakikinya, masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang menjunjung tinggi ketaatan terhadap hukum.

(37)

23

4. Fungsi Lain Pancasila Bagi Bangsa Indonesia

Selain sebagai dasar negara dan pandangan hidup, dapat pula Pancasila disebut sebagai: (a) jiwa bangsa Indonesia (Volksgeist), (b) kepribadian bangsa Indonesia, (c) sumber dari segala sumber hukum atau tata tertib hukum, (d) perjanjian luhur bangsa, (e) cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia, (f) filsafat hidup yang mempersatukan Bangsa Indonesia, dan (g) philosophical way of thinking atau philosophical sistem

Fungsi lain Pancasila seperti tersebut di atas menunjukkan khasanah arti Pancasila yang lebih luas dan mendalam. Bahwa Pancasila tidak hanya sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa melainkan Pancasila juga merupakan jiwa dan kepribadian Bangsa Indonesia yang menjadi pembeda antara Indonesia dengan negara lain. Selain itu, Pancasila juga merupakan filosofi bangsa yang membuat Bangsa Indonesia hidup di alam persatuan untuk mencapai cita-cita bangsa yakni mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

5. Fungsi Pancasila sebagai Acuan Membentuk Karakter Bangsa Indonesia

Pembentukan karakter bangsa sekarang ini merupakan program teraktual yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah. Seyogyanya pembentukan karakter dapat dimulai dari masa ketika anak masih di kandungan ibunya. Kemudian dilanjutkan setelah dilahirkan, seorang anak dibentuk karakternya di sekolah, di masyarakat sampai anak menjadi dewasa dan menjadi teladan bagi lingkungan sekitar. Sehingga anak terbiasa untuk menjadi warga negara yang mandiri yakni warga negara yang menjadi pembelajar sepanjang hayat (long live education).

Dalam upaya untuk membentuk karakter individu, setiap daerah atau suku di Indonesia mempunyai karakter yang berbeda-beda, didasarkan pada karakteristik daerah dan budaya lokal daerah tersebut. Dengan kata lain pembentukan karakter daerah adalah pembentukan karakter yang didasarkan ”budaya daerah”

(38)

masing-24

masing daerah atau suku. Sehingga dapat ditarik sebuah intisari, dengan pembentukan karakter daerah, maka masyarakat Indonesia dapat dikatakan sebagai masyarakat yang nasionalis yakni masyarakat yang menjaga kekayaan budaya bangsa dan menghormati keragaman budaya, suku dan agama.

Pembentukan karakter daerah tidak dikatakan bertentangan dengan karakter bangsa selama pembentukan karakter yang dilakukan masih berada dalam koridor Pancasila. Karena Pancasila merupakan acuan yang digunakan sebagai pembentukan karakter secara nasional. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa Pancasila sebagai acuan untuk membentuk karakter bangsa dapat menjadi pemersatu budaya-budaya daerah di Indonesia. Sebagai acuan untuk membentuk karakter bangsa, Pancasila dijadikan sebagai komitmen moral dan sumber nilai bagi masyarakat Indonesia untuk berpikir, berbicara dan berperilaku.

Secara Internasional, pembentukan karakter sangat erat kaitannya dengan agama yang dianut oleh setiap orang. Dengan kata lain, pembentukan karakter banyak dipengaruhi oleh agama yang dianutnya.

6. Nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari

Secara teoritis, Pancasila yang terdiri dari Lima Sila mudah dipelajari dan dipahami, tetapi secara praktis sangat sulit dan berat untuk diamalkan atau diwujudkan dalam sikap dan perilaku. Hal ini sangat bertentangan dengan tujuan dirumuskannya Pancasila yaitu sebagai pedoman bersikap dan berperilaku dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

Dalam pembelajaran tujuan yang paling sulit untuk dicapai adalah tujuan pembelajaran sikap, sebab pembelajaran sikap tidak cukup diajarkan secara teoritis, tetapi perlu dipraktikkan dan diberi contoh/teladan (Human Modeling.Gagne 1984). Sebagaimana dalam teologi Islam, Nabi Muhammad diturunkan sebagai sebaik-baiknya teladan bagi umat manusia sehingga manusia diajak untuk meneladani perilaku Nabi Muhammad.

(39)

25

Begitu pula dengan dengan Pancasila. Nilai-nilai luhur Pancasila akan lebih melekat di jiwa, apabila seluruh elemen masyarakat Indonesia mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga nilai-nilai Pancasila menjadi hidup di masyarakat, seperti tidak mengganggu pemeluk agama lain dalam beribadah sebagai bentuk menghargai perbedaan agama, membiasakan membuang sampah pada tempatnya sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, mendaur ulang sampah sebagai bentuk kreativitas masyarakat dalam mengolah limbah, menolong masyarakat yang terkena bencana sebagai wujud dari tolong menolong, tidak berbuat curang ketika melamar bekerja sebagai wujud kejujuran, dan lain sebagainya.

Jadi, pengamalan nilai-nilai Pancasila tidak hanya sebagai bahan ajaran di sekolah tetapi sungguh diterapkan di dalam kehidupan. Terlebih, pemerintah baik pemerintah pusat dan daerah seyogyanya menjadi public figure yang memberikan keteladanan bagi masyarakat.

D. Aktivitas Pembelajaran

Pada bagian ini akan diuraikan aktivitas pembelajaran untuk moda tatap muka, yaitu tatap muka penuh dan In-On-In.

1. Tatap Muka Penuh

Aktivitas pembelajaran untuk tatap muka penuh dilaksanakan sebagaimana dijabarkan dalam tabel 1.1.

Tabel 1.1 Aktivitas Pembelajaran Fungsi dan Kedudukan Pancasila di Indonesia: Tahap Kegiatan Rincian Kegiatan Waktu Prasarana Pendukung Tutor Peserta Diklat

Awal

Presensi dan Apersepsi

mempersiapkan diri agar dapat mengikuti PBM dengan sebaik-baiknya.

Bertanya atas hal-hal yang kurang difahami 15’ CD Pengeras suara Laptop/ Komputer

(40)

26

Tahap Kegiatan Rincian Kegiatan Waktu Prasarana Pendukung Tutor Peserta Diklat

Inti Menjelaskan tentang fungsi dan kedudukan Pancasila di Indonesia mengkaji dan memahami materi Bertanya atas hal-hal yang kurang difahami 60’ Jaringan internet Lembar kerja

Penutup Review materi pemberian tugas Menjawab soal 25’

2. In-On-In

Aktivitas pembelajaran pada Kegiatan Pembelajaran 1 ini peserta peningkatan kompetensi karir guru mengerjakan LK pada Kegiatan Pembelajaran 1 ini untuk dibahas pada saat In1 (tatap muka).

E. Lembar Kegiatan/Tugas/Kasus

E.1 Lembar Kerja

Aktivitas 1.1: Penjabaran Fungsi dan Kedudukan Pancasila di Indonesia

Lembar Kerja 1.1. Menjabarkan fungsi dan kedudukan Pancasila di Indonesia

Prosedur:

1. Baca literatur terkait materi fungsi dan kedudukan Pancasila di Indonesia!

2. Isilah tabel di bawah ini secara mandiri/individu!

3. Setelah membaca modul di atas tugas anda adalah menjawab pertanyaan di bawah ini!

(41)

27

Fungsi/Kedudukan Pancasila Sebagai Contoh dalam Kehidupan Sehari-hari Penanaman Nilai yang Dapat Anda

Usulkan

Dasar Negara

Pandangan Hidup Bangsa

--pilih salah satu fungsi lain—

--pilih salah satu fungsi lain—

Acuan Membentuk Karakter Bangsa

Aktivitas 1.2: Pengembangan Butir Soal

Lembar Kerja 1.2. Menyusun Soal USBN/Penilaian Berbasis Kelas Petunjuk Pengerjaan:

1. Cermatilah kisi-kisi untuk penyusunan soal USBN yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang terdapat dalam tabel 3 dan tabel 4!

2. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari sesuai format berikut. (sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah Saudara).

3. Buatlah soal UN/USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini berdasarkan kisi-kisi yang telah Anda kembangkan!

4. Buatlah soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTs! 5. Buatlah soal pilihan ganda (PG) sebanyak 3 soal! 6. Buatlah soal uraian (Essay) sebanyak 3 soal!

(42)

28

Tabel 1.2 Format penyusunan soal untuk soal pilihan ganda dan soal subyektif Jenis Sekolah : ... Bahan Kelas/Semester : ... Mata Pelajaran/Paket Keahlian/Layanan/Kelas: ... Jurusan : ... Kurikulum : ... Nama Penyusun : ... Unit Kerja : ...

Kompetensi Dasar Buku Sumber

Rumusan Butir Soal No soal

Kunci

Materi

Indikator

E.2 Tes Formatif

Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!

1. Dengan tercantumnya Pancasila dalam Alinea Keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, menunjukkan bahwa Pancasila berfungsi sebagai ….

a. Pandangan hidup bangsa Indonesia b. Perjanjian luhur bangsa Indonesia c. Filsafat hidup bangsa Indonesia d. Kepribadian bangsa Indonesia e. Dasar negara Indonesia

Pengatahuan dan

(43)

29

2. Berikut ini yang merupakan fungsi dari Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia adalah ...

a. Pancasila dijadikan sebagai sumber hukum dasar

b. Pancasila mampu memberikan jawaban atas tantangan yang berbeda-beda

c. Pancasila memberikan dan menuntut sikap kritis dan rasional d. Pancasila dijadikan sebagai identitas yang membedakan bangsa

Indonesia dengan bangsa lainnya

e. Pancasila dapat mengikuti perkembangan zaman

3. Konsekuensi yuridis dari fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara adalah ….

a. Seluruh peraturan perundang-undangan RI harus sejiwa dan sejalan dengan Pancasila

b. Pancasila digunakan sebagai pedoman untuk kehidupan sehari-hari

c. Pancasila menjadi identitas bangsa Indonesia

d. Seluruh kegiatan kemasyarakatan harus berlandaskan Pancasila e. Kegiatan perekonomian diarahkan pada pada sistem kerakyatan

4. Pancasila digunakan sebagai pedoman hidup dalam keseharian kehidupan masyarakat bangsa Indonesia, merupakan fungsi Pancasila sebagai ...

a. Pandangan hidup bangsa Indonesia b. Kepribadian bangsa

c. Filsafat negara d. Dasar negara e. Ideologi negara

5. Pancasila berfungsi untuk menggairahkan seluruh komponen bangsa dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan Negara Republik Indonesia, merupakan fungsi Pancasila sebagai ….

a. Pandangan hidup bangsa Indonesia b. Perjanjian luhur bangsa Indonesia

(44)

30

c. Ideologi negara

d. Filsafat negara e. Dasar negara

F. Rangkuman

1. Pancasila mempunyai fungsi yang mendasar yaitu sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Sebagai pedoman untuk menyelenggarakan negara (hidup bernegara). Sebagai dasar negara Pancasila juga berfungsi/dipakai sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber dari tertib hukum yang berlaku di Indonesia.

2. Pancasila adalah sebagai ”Pandangan Hidup” yaitu dipakai sebagai pedoman hidup bermasyarakat sehari-hari.

3. Selain sebagai dasar negara dan pandangan hidup, dapat pula Pancasila berfungsi sebagai: (a) jiwa bangsa Indonesia (Volksgeist), (b) kepribadian bangsa Indonesia, (c) sumber dari segala sumber hukum atau tata tertib hukum, (d) perjanjian luhur, (e) cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia, (f) filsafat hidup yang mempersatukan bangsa Indonesia, dan (g)philosophical way of thinking atau philosophical sistem.

4. Secara nasional Pancasila digunakan sebagai acuan untuk membentuk karakter bangsa Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari Pancasila digunakan sebagai pedoman bersikap dan berperilaku dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 1.

Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali 80 – 89% = baik

𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑠𝑎𝑎𝑛 =

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟

(45)

31

70 – 79% = cukup < 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih maka Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran 2, jika masih di bawah 80% Anda harus mengulangi materi Kegiatan Pembelajaran 1, terutama yang belum dikuasai.

(46)

32

Kegiatan Pembelajaran 2

PEMBUKAAN DAN UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA

REPUBLIK INDONESIA 1945

Oleh: Dr. Suwarno, M.H

A. Tujuan

Adapun tujuan dalam mempelajari materi Pembukaan dan UUD Negara Republik Indonesia ini agar peserta dapat:

1. memahami kedudukan pembukaan UUDNRI tahun 1945 sebagai Staatsfundamentalnorm dengan baik

2. memahami Pokok-Pokok Pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 dengan baik

3. memahami makna Perubahan UUDNRI 1945 (meliputi alasan, materi, bentuk hukum, dan hasil perubahan) dengan baik

B.

Indikator Pencapaian Kompetensi

Adapun peserta dikatakan berhasil apabila mampu:

1. menjelaskan Kedudukan Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 sebagai Staatsfundamentalnorm

2. menjelaskan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUDNRI Tahun 1945

3. menjelaskan makna Perubahan UUDNRI 1945.

C.

Uraian Materi

1. Kedudukan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 sebagai

Staatsfundamentalnorm

Pembukaan UUD NRI 1945 berkedudukan sebagai dasar tertib hukum Indonesia memberikan konsekuensi mutlak bagi adanya tertib hukum Indonesia sekaligus menjadi ketentuan hukum yang tertinggi. Oleh karena itu pembukaan UUD NRI 1945 mempunyai kedudukan yang tetap, kuat, tidak bisa diubah atau diganti oleh siapapun. Artinya, dalam ilmu hukum terdapat ketentuan bahwa suatu peraturan hukum dapat

(47)

33

diubah atau diganti oleh lembaga yang membuatnya atau lembaga yang lebih tinggi kedudukannya. Pembukaan UUD NRI 1945 yang membentuk dan membuat adalah para pembentuk negara. Setelah selesai tugasnya yakni membentuk negara, pembentuk negara berubah fungsinya menjadi alat-alat perlengkapan negara (kedudukan yang lebih rendah dari pada pembentuk negara). Di Indonesia, pembentuk negara ini sudah tidak ada lagi sebab pembentukkan negara yang ditegaskan dengan pernyataan proklamasi kemerdekaan sifanya einmalig atau sekali peristiwa.

Selain itu, Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia yang kemudian disebut dengan UUD NRI 1945, adalah undang-undang dasar proklamasi, artinya sebagai perwujudan dari tujuan proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Pada saat ditetapkan tanggal 18 Agustus 1945 dan dimuat dalam lembaran Negara nomor 7 pasal II tanggal 16 Februari 1946, UUD NRI 1945 terdiri dari bagian pembukaan, batang tubuh, aturan peralihan dan aturan tambahan. Demikian pula pasal II aturan tambahan perubahan keempat UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 menentukan: “Dengan ditetapkannya perubahan Undang-Undang Dasar ini, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terdiri atas Pembukaan dan pasal-pasal.”

Meskipun pembukaan merupakan bagian dari UUD NRI 1945, pembukaan mempunyai kedudukan setingkat lebih tinggi dari pasal-pasal UUD NRI 1945. Kedudukan lebih tinggi ini karena pembukaan UUD NRI 1945:

a. Mengandung jiwa proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan suasana kerohanian dari terbentuknya Negara Republik Indonesia. b. Memuat tujuan Negara dan dasar Negara pancasila.

c. Menjadi acuan dan pedoman dalam perumusan pasal-pasal UUD NRI 1945.

Dengan demikian pembukaan UUD NRI 1945 merupakan staatsfundamental norm atau yang disebut dengan norma fundamental negara, pokok kaidah fundamental negara, atau norma pertama, yang merupakan norma tertinggi dalam suatu negara. Ia merupakan norma dasar (grundnorm).

(48)

34

Ia juga merupakan norma yang menjadi tempat bergantungnya norma-norma hukum di bawahnya, termasuk menjadi dasar bagi pembentukan konstitusi atau undang-undang dasar suatu negara. Ia juga merupakan landasan dasar filosofis yang mengandung kaidah-kaidah dasar bagi pengaturan negara lebih lanjut. Menurut Hans Kelsen bahwa norma hukum yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan norma hukum yang lebih tinggi, dan norma hukum yang lebih tinggi tidak boleh bertentangan dengan norma lain yang lebih tinggi lagi, begitu seterusnya hingga rangkaian norma ini diakhiri oleh suatu norma dasar tertinggi (staatsfundamentalnorm). Pendapat Kalsen ini kemudian dikenal dengan Stufentheorie.

2. Pokok-Pokok Pikiran yang Terkandung dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945.

Istilah “pokok-pokok pikiran” pembukaan UUD NRI 1945 pertama kali tertuang dalam penjelasan umum UUD NRI 1945 yang menyebutkan bahwa pembukaan UUD NRI 1945 mengandung empat pokok pikiran, yaitu:

a. Negara persatuan yang melindungi dan meliputi segenap bangsa seluruhnya.

b. Negara kesejahteraan yang hendak mewujudkan keadilan sosiial bagi seluruh rakyat.

c. Negara yang berkedaulatan rakyat.

d. Negara berdasar ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

Pokok-pokok pikiran dalam pembukaan UUD NRI 1945 dapat dielaborasi dengan mengacu kepada makna yang terkandung dalam setiap alinea. Secara ringkas dapat dilihat pada skema garis besar isi Pembukaan UUD NRI Tahun 1945:

(49)

35

Azas pikiran

Negara Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur

Atas berkat rahmat Tuhan Yang MahaKuasa

Didorong oleh suatu keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas

Perikemanusiaan dan perikeadilan

Positif: kemerdekaan adalah hak segala bangsa

Negative: penjajahan di atas dunia harus dihapuskan

.

Mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia

Alinea I

Konsekuensi Fungsi/jasa pergerakan kemerdekaan Konsepsi/cita-cita kenegaraan

Alinea II

Dasar Religious Dasar ethik Pernyataan kemerdekaan

Alinea III

Gambar

Tabel  1.  Peta  Kompetensi  Kelompok  Kompetensi  B  Profesional  Pengembangan  Implementasi Nilai PPKn SMA/K:
Tabel 2.  Peta Kompetensi Kelompok Kompetensi  B Pedagogik:
Gambar 1. Ruang Lingkup Materi Kelompok Kompetensi Profesional Materi PPKn
Gambar 3.  Alur model Pembelajaran kegiatan pengembangan karir guru  dengan moda tatap muka
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penjelasan para ahli dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab underachiever yang berasal teman sebaya terdiri dari: a. Keberadaan teman sebaya yang memiliki kesamaan

a) Menugaskan peserta didik untuk melakukan penguluran (Stretching) yang dimulai dari gerakan kepala menuju ke arah kaki, dengan hitungan masing-masing

 Peserta didik memperagakan keterampilan gerak kuda-kuda, pukulan, tangkisan, tendangan, dan elakan dalam pencak silat dengan dengan menunjukkan nilai..

Guru menyampaikan tehnik penilaian untuk kompetensi yang harus dikuasai, baik kompetensi sikap spiritual dengan observasi dalam bentuk jurnal, kompetensi

Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan untuk menuju objek wisata khususnya pusat

Menggunakan sistem proteksi pasif yang melingkupi konstruksi tahan api, terdapatnya pintu keluar darurat dan tangga darurat dengan koridor yang aman dari api dan

menjadi suatu problem ( problem case ); jadi seorang murid membutuhkan bantuan untuk menyesuaikan diri dengan lebih baik, asal murid itu dalam keadaan sehat rohani/ tidak

tentang cara-cara bersengketa di PTUN, serta mengatur hak dan kewajiban pihak- pihak yang terkait dalam proses.