• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETIDAK SESUAIAN ANTARA PRESTASI BELAJAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KETIDAK SESUAIAN ANTARA PRESTASI BELAJAR"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KETIDAKSESUAIAN ANTARA PRESTASI BELAJAR

DENGAN TINGKAT INTELEGENSI ATAU

UNDERACHIEVER

PADA ANAK BERBAKAT

TUGAS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Ujian Akhir Semester Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat (LB570) yang Diampu Oleh Drs.

Yuyus Suherman, M.Si dan Hidayat, Dipl.S.Ed., M.Si.

Disusun Oleh :

Wiwiet Purwitawati Sholihah 1202534

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

A. Deskripsi

Anak yang mendemonstrasikan kemampuannya yang unggul untuk prestasi akademik, tetapi tidak dapat tampil secara memuaskan berdasarkan hasil tugas akademik dan tes prestasi disebut anak

underachiever [CITATION Rim15 \l 1057 ]. Contoh anak underachiever

yang genius dan berbakat adalah Albert Einstein, Orlando Bloom, Thomas Alva Edison, Leonardo Davinci dan masih banyak tokoh hebat dunia lainnya yang ternyata di waktu kecil termasuk anak underachiever. Albert Einstein dalam penemuan fenomenalnya, yakni “Teori Relativitas” dan berhasil menempatkan namanya dalam seratus tokoh dunia versi Michael H. Hart, ternyata ia tidak mendapatkan ijazah sekolah. Begitu pula dengan Thomas Alva Edison, ia tidak memiliki ijazah bahkan dianggap idiot dan menderita sakit mental oleh guru sehingga ia terpaksa dikeluarkan dari sekolah dasar pada kelas 3. Albert Einstein mengatakan bahwa “Ini adalah seni tertinggi guru untuk membangkitkan kegembiraan yang ekspresif, menebarkan kreativitas dan memperoleh pengetahuan” [ CITATION Suy15 \l 1057 ]. Penyebab underachievement diantara siswa adalah kombinasi antara faktor rumah dan sekolah [CITATION Sou02 \l 1057 ].

(3)

Fakultas Kedokteran sebuah universitas di Bandung. Ayah Adi ingin agar Adi juga memiliki prestasi seperti kakak-kakaknya.

Sementara itu, Ibu Adi merasa sudah tidak bisa terus menerus mendampingi Adi belajar karena sudah lelah. Adi sendiri merasa kalau di rumah ia memang sudah tidak ingin belajar karena sudah seharian belajar di sekolah mulai jam 7.15 sampai jam 15.00, dan masih dilanjutkan dengan les sehingga baru sampai di rumah pukul 8 malam. Sejak kelas 3 SMP, Adi sudah sangat jarang mengerjakan hobinya bermain bola karena sudah diarahkan untuk memusatkan perhatian pada Ujian Nasional di akhir tahun. Orang tua Adi sangat cemas melihat perilaku belajar anak bungsunya itu. Mereka berharap Adi rajin dan tekun belajar mengingat ia akan menghadapi Ujian Nasional [ CITATION Sep15 \l 1057 ].

B. Tinjauan dari sumber lain

Penelitian mengenai faktor-faktor determinan penyebab

underachiever diantaranya: [ CITATION Kik08 \l 1057 ]

(1) Penelitian Yaumil Achir tahun 1990 menunjukan adanya perbedaan komitmen terhadap tugas antara anak berbakat yang berprestasi dan anak berbakat yang berprestasi kurang (Hawadi, 2004: 71). Siswa

underachiever cenderung perfect, sehingga mudah kecewa dan putus asa saat melakukan kesalahan. Akibatnya tugas sekolah tidak bisa diselesaikan secara tepat waktu.

(2) Penelitian Sunawan (2003) dan Nugroho (2006) menunjukan adanya korelasi positif antara manajemen diri dalam belajar dengan prestasi belajar. Jika siswa berbakat tidak memiliki manajemen diri dalam belajar yang baik, maka ada kecenderungan menyebabkan siswa tersebut menjadi

underachiever.

(3) Berdasarkan hasil penelitian terhadap anak-anak yang sukses di sekolah menunjukan bahwa ”peran orang tua sangatlah menentukan keberhasilan mereka” (Gustian, 2004: 36).

(4)

terhadap perilaku anak berbakat, terutama yang terkait dengan disiplin belajar, ketekunan, keuletan serta memberikan kebebasan terlalu longgar cenderung menyebabkan anak berbakat menjadi underachiever.

(5) Hasil penelitian yang dilakukan oleh ahli-ahli psikologi menunjukan bahwa harapan guru terhadap kemampuan anak sangat berpengaruh pada penilaian anak terhadap kemampuan yang dimiliki (Gustian, 2004: 35).

Munculnya underachiever tidak serta merta dengan sendirinya. Ada beberapa faktor yang berpotensi menjadi penyebab underachiever. Berdasarkan kajian teori yang peneliti lakukan, diasumsikan beberapa faktor penyebab underachiever, yaitu kondisi fisik, keadaan psikis, keluarga, sekolah, teman sebaya, dan masyarakat.

1) Kondisi fisik

Meliala (2006) (www.ditplb.or.id) mengungkapkan bahwa “kondisi fisik yang bisa menyebabkan siswa underachiever misalnya anak mengalami sakit, ada gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, atau ada cacat fisik lainnya”. Hal-hal tersebut sangat mungkin menganggu proses belajar anak sehingga prestasinya yang diperoleh tidak sesuai dengan potensi yang sebenarnya.

2) Kondisi psikis

Hawadi (2004: 73) menyebutkan faktor-faktor kepribadian yang bisa menyebabkan siswa underachiever seperti perfectionism,

terlalu sensitif, tidak berdaya guna dalam keterampilan sosial, malu dan rendah diri karena berbeda dengan siswa lain, tidak percaya diri, dan terlalu banyak kegiatan. Clark (1992: 472) juga menyebutkan kondisi pribadi anak yang berpotensi menyebabkan

underachiever, yaitu sebagai berikut:

a. Adanya tekanan dalam diri sendiri untuk mencapai kesempurnaan.

(5)

d. Merasa tertekan karena dianggap berbeda dengan anak lain, sehingga dikucilkan

e. Merasa tidak cocok dengan kurikulum sekolah f. Kurang sesuai dengan cara mengajar guru g. Kurang nyaman dengan lingkungan kelas

h. Terlalu banyak minat terhadap sesuatu, sehingga sulit fokus i. Terlalu banyak kegiatan sehingga tidak bisa memanajemen kegiatannya sendiri

3) Lingkungan keluarga

Ada beberapa penyebab yang berasal dari keluarga, antara lain: a. Situasi keluarga tidak stabil, misalnya si anak tahu bahwa

ayahnya selingkuh sehingga hubungan kedua orangtuanya tidak harmonis

b. Si anak merasa harus berkompetisi dengan saudara

c. Si anak kurang mendapat kesempatan pengayaan sosial dan edukasional

d. Si anak terlalu tergantung pada ibu, misalnya ibulah yang selalu membantu dan mengambil keputusan untuknya e. Ayah terlalu dominan, kurang menghargai anak, sering

memberi hukuman berat

f. Orang tua tidak realistis dalam menetapkan target dan memaksakan nilai-nilai tertentu terhadap anak-anaknya, misalnya anak merasa sudah belajar seharian tetapi dianggap belum belajar kalau di rumah ia hanya membaca komik

g. Orang tua tidak pernah memberi penghargaan atas prestasi anak-anaknya sekecil apapun

(6)

i. Orang tua terlalu memanjakan dan melindungi anak sehingga tidak menumbuhkan rasa tanggung jawab pada diri anak-anak itu sendiri

j. Orang tua jarang memberi contoh gaya hidup yang positif, sehat, teratur, dan prestastif

4) Sekolah

Hawadi (2004: 70) bahwa terdapat beberapa faktor sekolah yang menjadi penyebab underachiever, yaitu sebagai berikut:

a. Lingkungan sekolah tidak mendukung atau memberikan penghargaan terhadap keberhasilan akademik

b. Kurikulum tidak cocok dengan siswa c. Lingkungan kelas yang kaku dan otoriter

d. Penghargaan tidak dibuat untuk perbedaan individual e. Gaya belajar siswa yang tidak cocok dengan cara mengajar guru

5) Teman sebaya

Menurut Runikasari (2008) (www.lptui.com) “salah pilih teman juga bisa menyebabkan seorang remaja menjadi underachiever”. Pada usia remaja, teman menjadi segalanya bagi mereka, sehingga sangat sulit menolak pengaruh dari teman. Ketika berteman dengan anak-anak yang kurang memperhatikan prestasi, maka akan membuat siswa juga malas belajar. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya ketakutan ditinggalkan teman, sehingga mereka lebih baik mengalahkan prestasi belajar daripada pertemanannya.

(7)

6) Masyarakat

Menurut Hawadi (2004: 72) lingkungan sekitar tempat tinggal siswa berbakat juga berpotensi menjadi salah satu penyebab

underachiever. Adanya harapan dari lingkungan sekitar yang menuntut anak berbakat harus memiliki prestasi yang baik dalam segala bidang, terkadang membuat anak justru merasa terbebani. Akibatnya anak berbakat yang seharusnya mampu menunjukan prestasi tinggi sesuai dengan tingkat kecerdasan, justru menunjukan hal yang sebaliknya.

Dalam hal ini, anak berbakat memerlukan pelayanan khusus yang berbeda dengan anak yang lain agar mereka tidak menjadi underachiever. Adapun teknik dalam membimbing pengembangan untuk anak berbakat, seperti:

1) Pengembangan ranah kognitif: hal ini mengandung implikasi bagi guru untuk menyediakan rentang pengalaman belajar yang luas dan dapat diakselerasikan dan mengakselerasi perkembangan kognitif anak berbakat

2) Pengembangan ranah afektif: layanan bimbingan yang perlu diberikan adalah memahami pikiran dan harapan anak berbakat dengan sikap terbuka dan membantu anak memahami pikiran dan harapan yang ada pada dirinya

3) Pengembangan ranah fisik: kemampuan anak berbakat yang cenderung berkembang lebih awal dari usia pada umumnya menghendaki layanan pendidikan yang memungkinkan anak memporelah pengalaman memadukan pola perkembangan fisik 4) Pengembangan ranah intuitif: layanan pendidikan bagi anak

berbakat perlu mempedulikan pengembangan pengalaman yang mendorong dia untuk berimajinasi dan berkreasi

(8)

mengembangkan diri menjadi anggota kelompok dan mampu berpartisipasi dalam proses kelompok

Ada beberapa model dalam penyelenggaraan pendidikan untuk anak berbakat, seperti:

1) Model Akselerasi: bisa dilakukan dalam berbagai bentuk, mulai dari memasuki SD pada usia dini, loncat kelas atau mengikuti bidang studi tertentu di kelas yang lebih tinggi

2) Model pengayaan: dengan memberikan tugas-tugas tambahan bagi siswa yang memiliki kemampuan unggul

3) Model pengelompokan: model ini dikelompokan berdasarkan kemampuan. Model ini dapat berupa kelas khusus di dalam sekolah, dapat pula berupa kelas di sekolah khusus yang disebut dengan sekolah unggul

4) Model trifokal yang diajukan Rimm (dalam Joan, 2004) adalah salah satu pendekatan yang paling komprehensif untuk mengatasi siswa yang underachiever. Model ini melibatkan individu sendiri, lingkungan rumah dan sekolah. Masing-masing pihak yang terlibat tersebut diikutsertakan dalam program trifokal ini, sehingga setiap orang yang diperkirakan berkontribusi terhadap masalah

underachiever dapat menyelesaikan masalah anak dengan leih komprehensif (dalam Bakers, Bridger & Evans, 1998). Agar dapat mengatasi siswa underachiever dengan tepat, maka diperlukan intervensi yang berbeda pada setiap kasus karena menurut Hansford (dalam Joan, 2004) underachievement sangat spesifik pada individu masing-masing.

Beberapa literatur menyatakan bahwa underachievement adalah pola perilaku yang dipelajari dan tentunya dapat juga diubah (Gallagher, 2005; Joan, 2004). Coyle (2000 dalam Trevallion, 2008) menyatakan bahwa untuk meningkatkan prestasi anak

(9)

dan mengatasi kekurangannya dalam hal akademik. Pringle (dalam oxfordbrooks.ac.uk, 2006) juga menyatakan hal yang sama, bahwa untuk mengatasi siswa underachiever dapat dilakukan oleh guru dengan meningkatkan konsep diri dan moral siswa, memberikan dukungan, memberikan kesempatan untuk mengerjakan sesuatu dengan bebas, ataupun membuat suasana belajar yang menyenangkan. Jika guru bersikap negatif terhadap siswa

underachiever ataupun kurang memperhatikan mereka, akan berakibat semakin menguatnya pola underachievement pada siswa tersebut [ CITATION Lin12 \l 1057 ].

C. Analisis

Jika dilihat dari permasalahan diatas, Kasus seperti Adi disebut Underachiever, yaitu orang-orang yang memilki potensi tinggi tetapi prestasi yang mereka tampilkan berada dibawah potensi yang dimiliki. Hal ini dipertegas dengan perilaku Adi yang mencerminkan sikap pasif agresif sebagai penolakan terhadap perintah-perintah belajar yang diberikan oleh Ayahnya. Kemungkinan penyebab dari sikap yang ditunjukan oleh Adi adalah faktor keluarga yang menuntut Adi untuk mengikuti semua keinginan orangtua, yang dimana anak harus mengikuti jejak kakak-kakaknya yang sukses dalam menggapai pendidikan tinggi.

Dalam permasalahan ini, Ayah terlalu dominan, kurang menghargai dan tidak memberi penghargaan atas prestasi anak yang sudah di raih, orangtua jarang menunjukan kasih sayang dan mengambil kesepakatan dengan anak. Adapun faktor sekolah yang menyebabkan anak berprestasi rendah, misal: lingkungan sekolah yang tidak mendukung, gaya belajar siswa yang tidak cocok dengan cara mengajar guru, waktu yang banyak dipakai untuk terus belajar baik di sekolah maupun di tempat les (dari pagi hingga malam).

(10)

underchiever karena model ini melibatkan individu itu sendiri, lingkungan rumah dan sekolah. Untuk meningkatkan prestasi anak underachiever

dapat dilakukan dengan membangun self-esteem, meningkatkan konsep diri, meningkatkan motivasi intrinsik dan ekstrinsik, mengajari cara belajar (study skills), manajemen waktu dan mengatasi kekurangannya dalam hal akademik. Yang dapat dilakukan oleh guru adalah dengan meningkatkan konsep diri dan moral siswa, memberikan dukungan, memberikan kesempatan untuk mengerjakan sesuatu dengan bebas, ataupun membuat suasana belajar yang menyenangkan. Intinya adalah baik orangtua maupun guru harus memberikan perhatian kepada anak dan mengasah kreativitas anak dengan melakukan berbagai kegiatan baik dalam pembelajaran dengan belajar di indoor maupun outdoor.

D. Kesimpulan

Anak yang sudah diketahui mengalami underachiever, orangtua dan guru harus bisa mengatasinya. Kerjasama antara orangtua dengan guru/pihak sekolah merupakan suatu hal yang patut dan berharga dalam mengoptimalkan prestasi anak, baik secara akademik maupun non akademik sesuai dengan bakat dan minat anak. orangtua dan guru harus bisa melihat potensi yang dimiliki oleh anak supaya dikembangkan. Permasalahan yang telah dibahas sebelumnya menunjukan bahwa anak memiliki hobi dalam bermain bola. Jadi orangtua harus mengasah bakat anaknya itu. Di sisi lain, orangtua harus memahami anak dan memberikan motivasi agar anak mau berprestasi. Sesuaikan dengan kondisi perkembangan psikologis anak terutama remaja yang sedang berada dalam masa perubahan dari anak-anak menjadi dewasa. Komunikasikan usaha-usaha yang dilakukan orang tua dengan sekolah sehingga tidak ada salah satu pihak yang merasa disalahkan sebagai penyebab anak menjadi

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Hamid, S. d. (2002). IDENTIFIKASI ANAK UNDERACHIEVER DAN STRATEGI PENANGANANNYA _ Rimba Hamid - Academia.edu. Dipetik Januari 1, 2015, dari

http://www.academia.edu/9065653/IDENTIFIKASI_ANAK_UNDERACHIEVE R_DAN_STRATEGI_PENANGANANNYA:

http://www.academia.edu/9065653/IDENTIFIKASI_ANAK_UNDERACHIEVE R_DAN_STRATEGI_PENANGANANNYA

Hamid, S. d. (t.thn.). IDENTIFIKASI ANAK UNDERACHIEVER DAN STRATEGI PENANGANANNYA _ Rimba Hamid - Academia.edu. Dipetik Januari 1, 2015, dari

http://www.academia.edu/9065653/IDENTIFIKASI_ANAK_UNDERACHIEVE R_DAN_STRATEGI_PENANGANANNYA:

http://www.academia.edu/9065653/IDENTIFIKASI_ANAK_UNDERACHIEVE R_DAN_STRATEGI_PENANGANANNYA

Hamid, W. d. (t.thn.). IDENTIFIKASI ANAK UNDERACHIEVER DAN STRATEGI PENANGANANNYA _ Rimba Hamid - Academia.edu. Dipetik Januari 1, 2015, dari

http://www.academia.edu/9065653/IDENTIFIKASI_ANAK_UNDERACHIEVE R_DAN_STRATEGI_PENANGANANNYA:

http://www.academia.edu/9065653/IDENTIFIKASI_ANAK_UNDERACHIEVE R_DAN_STRATEGI_PENANGANANNYA

Kiki. (2008, November 25). ibonk group. Dipetik Januari 3, 2015, dari http://ibonkgroup.wordpress.com/: http://ibonkgroup.wordpress.com/

Retnoningtias, L. (2012, Mei 4). daribkuntukbk UNDERACHIEVER. Dipetik Januari 2, 2014, dari http://daribkuntukbk.blogspot.com/2012/05/underachiever.html: http:// daribkuntukbk.blogspot.com/2012/05/underachiever.html

Referensi

Dokumen terkait

Dengan memperhatikan cara menjaga kerukunan hidup antar umat beragama tersebut hendaknya kita sesama manusia haruslah saling tolong menolong dan kita harus bisa menerima

Tanggapan Responden Tentang Komunikasi petugas PPID Dinas SDAP Provinsi Banten dengan pemohon informasi publik sudah baik. Sumber: Data Primer, 2015 (Pertanyaan

Data yang digunakan adalah data inflasi umum, harga eceran beras (HEB) dan harga pembelian pemerintah (HPP) tahunan dari tahun 1986-2011, serta data inflasi volatile food,

Selanjutnya penulis melakukan penelitian di Laboratorium Farmakologi dan Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana tentang “Histopatologi Usus Halus

P T Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) memiliki program terencana untuk melaksanakan kebijakan pemerintah untuk penggunaan bahan bakar biodiesel sebesar 30% atau B30

Dari ilustrasi diatas dapat diketahui Enkripsi dengan algoritma Blowfish dipengaruhi panjang karakter pesan yang dikirim, waktu yang digunakan dalam dekripsi

Jika email address dan password salah, maka akan muncul gambar seperti di bawah ini... Setelah berhasil login, sebaiknya langsung

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui kemampuan anak ternak kuda pacu dalam mencerna pakan, baik pakan lokal dan pakan impor.Kecernaan zat-zat makanan