• Tidak ada hasil yang ditemukan

Umpan Balik/ Tindak Lanjut

Dalam dokumen Seni Budaya Seni Rupa SMP KK D Prof (Halaman 59-131)

Setelah mempelajari isi modul ini didapat wawasan mengenai berbagai unsur dan prinsip dalam menggambar objek flora sesuai dengan karakter objek , baik dengan teknik kering maupun basah, serta berbagai alat dan media yang bisa digunakan untuk mewujudkan gambar sesuai dengasn kesan yang diinginkan

Rencana pengembangan ke depannya, wawasan tentang teknik menggambar flora dengan teknik basah dan kering ini akan diimplementasikan dalam pembelajaran di kelas, khususnya bagi siswa Sekolah Menengah Pertama untuk meningkatkan wawasan peserta didik tentang menggambar.

Setelah mengerjakan soal latihan di akhir bab ini, Anda melakukan koreksi jawaban dengan menggunakan kunci jawaban yang tersedia untuk setiap

bab dalam modul ini. Jika Anda dapat menjawab 100 % benar,maka Anda dianggap memenuhi ketuntasan dalam menguasai materi modul ini. Jika Anda menjawab kurang dari 100% benar, berarti Anda perlu mempelajari kembali modul ini dengan lebih baik.

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

TEKNIK MENGGAMBAR FLORA

A. Tujuan

1. Memberi kemampuan bagi Peserta Diklat dalam mengidentifikasi karakteristik bentuk berbagai ragam flora

2. Memberi kemampuan bagi Peserta Diklat dalam menjelaskan perbedaan teknik kering, teknik basah, dan teknik campuran dalam menggambar objek flora.

3. Memberi kemampuan bagi Peserta Diklat dalam menjelaskan alat dan bahan dalam menggambar flora dengan teknik kering, teknik basah, dan teknik campuran.

4. Memberi kemampuan bagi Peserta Diklat dalam menguraikan prosedur menggambar flora dengan teknik kering dan teknik basah.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Peserta Diklat mempu menjelaskan perbedaan teknik kering, teknik basah, dan teknik campuran dalam menggambar flora dan fauna.

2. Peserta mampu menjelaskan alat dan bahan dalam menggambar flora dan fauna dengan teknik kering, teknik basah, dan teknik campuran. 3. Peserta Diklat dapat menguraikan prosedur menggambar flora dan

fauna dalam teknik kering, teknik basah, dan teknik campuran.

C. Uraian Materi

Teknik Menggambar Flora

Menggambar Flora merupakan kegiatan menggambar Still Life, yaitu menggambar benda dengan mengamati objek secara langsung. Penggunaan teknik ini lebih memfokuskan pada faktor karakter objek dan

tidak boleh mengabaikan bentuk gambar yang proporsional sehingga benda yang dibuat tidak boleh mengalami distorsi.

Teknik menggambar juga terdiri dari beberapa jenis berdasarkan sudut pandang tinjauannya. Pada kesempatan ini akan disajikan jenis-jenis teknik menggambar berdasarkan cara penggambaran.

1. Teknik Kering

Menggambar dengan menggunakan teknik kering berarti menggambar tanpa menggunakan bahan pengencer minyak cat (linseed oil) atau air. Teknik ini menggunakan alat dan media gambar dalam keadaan kering, tidak berminyak dan tidak basah.

a. Alat Menggambar Teknik Kering

Beberapa alat yang dapat digunakan dalam menggambar model dapat di jumpai dalam berbagai ukuran dan jenis barang seperti pensil, penghapus, kertas dan sebuah papan gambar.Barang- barang ini memiliki fungsi dan kegunaannya masing-masing. Peran alat dan bahan sangat menentukan untuk menghasilkan gambar bentuk yang baik.

Alat dan bahan untuk menggambar bentuk dengan media kering dibedakan berdasarkan penggunaan medianya, yaitu sebagai berikut.

1) Pensil

Menggambar dengan menggunakan alat pensil akan menghasilkan gambar hitam putih. Ada beberapa macam pensil yang dapat digunakan untuk menggambar, antara lain:

Gambar 38 .Pensil Graphit Sumber: http://www.fredtezar.co m/ 2013/10/jenis- pensil-menggambar- serta.html

Pensil dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pensil dengan tanda

“H” dan “B”. Pensil H memiliki sifat keras dan cocok digunakan

untuk membuat garis yang tipis. Pensil B memiliki sifat lunak dan cocok digunakan untuk membuat garis tebal atau hitam pekat. Pensil H dan pensil B dibedakan dari segi tingkat kekerasan dan kepekatan hasilnya.Pensil H dan pensil B diberi tanda angka untuk membedakan jenisnya. Untuk pensil B, makin besar angkanya makin lunak sifatnya dan makin pekat hasil goresannya. Untuk pensil H, makin besar angkanya, makin keras sifatnya dan makin tipis hasil goresannya.

Untuk merancang sebuah gambar bentuk dapat digunakan pensil keras (hard), misalnya pensil HB. Coretan yang dihasilkan pensil HB tidak terlalu terang sehingga sangat cocok untuk merancang sket awal sebelum tahap penyempurnaan gambar (finishing).Tahap berikutnya menggunakan pensil lunak (2B,3B, 4B, 5B, dan 6B). Pensil jenis B ini memiliki sifat lunak dan hasilnya lebih pekat sehingga cocok untuk teknik blok, arsir, atau dussel. Contoh ketebalan pensil grapith kamu bisa lihat gambar di bawah ini.

Gambar 39. Contoh ketebalan pensil grapith

Mengarsir merupakan bagian terpenting dalam menggambar secara realistis. Arsiran yang bagus dapat memberikan berbagai texture dalam gambar. Berikut beberapa teknik arsir menggunakan pensil:

a) Hatching (searah)

Cara mengarsir dengan goresan satu arah

b) Scribbling (Bulatan- bulatan kecil)

Teknik mengarsir dengan cara membuat bulatan bulatan kecil yang tidak beraturan.

c) Cross-Hatching (arsir silang)

Cara mengarsir dengan goresan dua arah yang saling berlawanan (silang)

d) Stippling (titik-titik/pointilis)

Cara mengarsir dengan memberikan titik titik, dan untuk memberikan value warna yang berbeda yaitu bisa dengan merapatkan atau merenggangkan pengisian titik nya.

Contoh gambar flora menggunakan pensil. Dengan teknik arsir hatching (searah)

Gambar 40. Bunga dan Daun dengan pensil

Sumber. belajar-menggambar.blogspot.com

Contoh gambar flora menggunakan pensil dengan teknik arsir silang (cross-hatching)

Gambar 41. Pohon dengan arsir silang (Cross-hatching) Sumber: Harrison, 1991

2) Pensil Warna

Pensil warna mempunyai jenis warna yang berbeda-beda setiap set/kotaknya ada 12 warna, 24 warna, 48 warna bahkan lebih, tergantung produsen yang memproduksi pensil warna tersebut. Gambar 42. Pensil Warna Sumber: http://www.kreatifb erkarya.com/2014/ 05/mengenal- jenis-jenis- pensil.html

Bentuk dan tekstur sama seperti pensil grapith, tapi memiliki bermacam-macam warna . Pensil warna memiliki variasi warna yang cukup banyak dapat menghasilkan warna yang lembut. Pensil warna dapat digunakan untuk mewarnai gambar dengan cara gradasi, yaitu pemberian warna dari arah yang gelap berlanjut kearah yang lebih terang atau sebaliknya.

Penggunaan pensil warna dapat dilakukan dengan cara mengarsir atau memblok warna. Tekanan pada penggunaan pensil sangat memengaruhi ketajaman warna.

Gambar 43. Goresan arsir dan blok dengan pensil warna Sumber. belajarmenggambar.com

Contoh gambar flora dengan pensil warna.

Gambar 44. Gambar bunga dengan pensil warna Sumber: ophiejolumut. blogspot.com

3) Oil Pastel (Pastel Minyak)

Pastel merupakan media menggambar yang berupa batangan padat seperti kapur dalam berbagai macam warna,mengandung bahan lilin/minyak. Karena mengandung minyak, pastel memiliki sifat menolak air yang disapukan di atasnya.

Gambar 45. Oil Pastel

Sumber: www.belajarmenggambar.com

Oil Pastel adalah media menggambar yang kandungannya merupakan campuran pigmen, minyak dan wax. Pastel minyak dengan bahan campuran penguat lemak padat relatif lebih lunak

kecerahan warna pigmen. Hal tersebut termasuk kelebihan pastel minyak disamping kelunakannya yang memudahkan pengguna mencampur warna.

Penyelesaian warna dengan pastel dapat dilakukan dengan beberapa teknik di antaranya:

a) Teknik blok

Teknik Blok, yaitu teknik menggambar untuk mendapatkan kesan ruang dengan cara menutup secara merata bagian- bagian yang gelap dan membentuk bidang-bidang yang membentuk benda yang berkesan siluet.

Gambar 46. Goresan blok pastel Sumber: belajarmenggambar.com

Pastel harus digoreskan secara merata pada bidang dan meniadakan kesan gelap terang karena seluruh permukaan benda intensitas warnanya sama.

Gambar 47. .

Goresan blok dengan teknik pastel

b) Teknik Gradasi

Teknik Gradasi, yaitu teknik menggambar atau melukis untuk mendapatkan kesan ruang (terang-gelap) dengan cara menumpuk garis ke arah kesan terang gelap yang diinginkan

Gambar 48. Teknik arsir dengan pastel Sumber: www.pinterest.com

c) Teknik Pointilis

Teknik menggambar dengan menggunakan serangkaian titik-titik untuk membuat gambar.

Gambar 50. Lukisan pastel dengan teknik Pointilis

4) Pena

Terdapat bermacam jenis pena seperti ball point, fountain pen, graphic pen, drafting pen dan lain-lain. Jenis pena yang paling umum digunakan adalah drafting pen dan graphic pen, karena tersedia dalam ukuran ujung pena yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan yaitu 0.1, 0.2, 0.3, 0.5, 0.6, 0.8.

Gambar 51. Berbagai jenis pena: 1.Graphic pen.2. Ballpoint. 3.Drafting pen. 4.Fountain pen

Sumber: http://dkv.binus.ac.id/2014/10/22/

Drafting pen dapat diisi ulang dengan mengisi kembali atau mengganti tabung tinta, maka graphic pena dapat dipakai sekali saja.

Gambar 52. Gambar pohon dengan pena

Sumber. http://rifqirasyad.blogspot.co.id/2012/01/gambar-bentuk.html

Untuk membentuk karakter objek dilakukan proses arsir menggunakan pena. Adapun beberapa teknik arsir yang dapat diterapkan adalah sebagai berikut.

a) Arsiran satu arah sejajar (hatching)

Pada teknik ini pena digoreskan dalam arah yang sama. Sehingga terlihat barisan garis sejajar dan searah. Semakin sering kita menggores maka akan timbul efek lebih gelap karena semakin padat dan menumpuknya garis akan menambah massa garis menjadi lebih tebal sehingga terbentuk efek ilusi volume terang bayang.

b) Arsiran Miring (Diagonal)

Teknik arsiran miring searah dengan kemiringan 45 derajat. Pada area yang gelap dilakukan pengulangan arsiran dengan arah yang sama hingga mencapai kepekatan yang diinginkan.

Gambar 54. Arsiran miring searah (diagonal)

c) Arsiran silang (cross hatching)

Teknik ini mirip dengan arsiran satu arah, namun terjadi persilangan arah dari goresan pena tersebut. Pada bagian yang ingin diarsir lebih gelap dapat juga goresan ditumpuk dengan menggunakan arah garis yang berbeda. Biasanya perbedaan arah dari garis awal ke garis berikutnya adalah 45 derajat.

Gambar 55: Teknik arsir garis bersilang

d) Arsir mengikuti Kontur bidang

Pada teknik ini goresan arsir pada pena mengikuti bentuk kontur bidang yang ingin diarsir, maka akan terlihat volume pada benda tersebut.

Gambar 56: Teknik arsir garis mengikuti kontur

e) Arsiran coretan bebas (scumbling)

Pada teknik ini arsiran berbentuk corat-coret bebas. Biasanya goresan tidak berupa garis namun seperti coretan bebas. Coretan bebas ini akan lebih menarik bila arah goresan dapat dirubah secara acak membentuk ilusi volume yang diinginkan.

Gambar 57. Teknik Coretan bebas (scumbling)

f) Arsiran titik (Pointilis)

Adalah teknik arsiran dengan membuat titik-titik seperti teknik pointilisme. Semakin dekat dan rapat titik-titik yang dibuat maka semakin gelap efek yang ditimbulkan.

Gambar 58. Teknik arsiran memnggunakan gabungan titik-titik

Goresan tinta goresan lebih bebas bergerak di atas kertas tapi goresan tidak akan bisa dihapus. Teknik menggambar dengan pena ini biasanya dilakukan secara spontan. Seorang illustrator yang memilih menggunakan media pena, memerlukan proses pengenalan media pena yang digunakan dalam rangka pencarian garis spontan, melakukan latihan menggores yang monoton dan konsisten untuk menghasilkan karakter gambar yang diinginkan.

2. Teknik Basah

Menggambar dengan Teknik Basah adalah enggunakan bahan-bahan yang menggunakan pelarut air atau minyak. Cat yang dapat digunakan di antaranya:

a. Cat Minyak

Cat minyak digunakan dengan cara mengencerkan cat dengan minyak cat terlebih dahulu. Setelah diencerkan dengan tingkat kekentalan tertentu, baru kemudian dipoleskan diatas permukaan kanvas. Dalam teknik ini biasanya digunakan kuas khusus untuk cat minyak.

Sifat umum dari bahan ini adalah menutup (opaque). Karena sifatnya yang saling menutup ini, maka untuk mencampur warna tertentu digunakan pallet , meskipun demikian ada juga pelukis yang mencampurkan warna langsung kanvas. Untuk melukis dengan cat minyak pada umumnya digunakan kanvas (alat yang

digunakan bisa berbentuk kuas, pisau pallet, atau langsung dari tube). Kelebihan dari teknik ini antara lain proses memblok warna cenderung lebih cepat dan warna dapat ditumpuk dengan warna lain dengan menutup warna sebelumnya.

Gambar 59. Palet dan kuas cat minyak Sumber: Harrison, 1991

Cat minyak dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu cat minyak

artist” dan “students”. Cat minyak kategori artist harganya mahal karena mengandung lebih banyak pigmen warna warna dan tidak banyak campuran. Akan tetapi hasil gambar yang dihasilkan memiliki intensitas warna yang lebih bagus.

Gambar 60. Cat Minyak kategori artist

Sumber : umzaragallery. wordpress.com

1) Jenis Minyak Cat

Minyak cat adalah minyak yang digunakan untuk menggambar atau melukis menggunakan bahan cat minyak di atas kanvas. Ada beberapa jenis minyak cat yang dikemas dalam botol, mulai dari minyak cat jenis medium, Vernish, Solvent, Primer, Draying, dan Semi-Draying. Masing-masing jenis minyak ini memiliki fungsi dan kegunaan sendiri-sendiri, antara lain sebagai berikut:

a) Medium Oil,

Fungsi antara lain mengubah kecepatan kekeringan, memperhalus permukaan, membuat/ memodifikasi tekstur, mencairkan atau mengencerkan kekentalan cat minyak.

Gambar 61. Painting Oil Medium Sumber: http://amymlavine.com /amy-m-lavine- understanding-oil- mediums/ b) Solvent Oil.

Minyak ini digunakan untuk membersihkan peralatan seperti kuas dan palet dari sisa-sisa cat seusai proses menggambar.

Gambar 62: Windsor Solvent oil Sumber: http://www.winsornewton. com/na/shop/oils-mediums- varnishes-and-solvents/oil- colour/

Minyak ini dapat digunakan untuk menggambar. Melukis dengan cat minyak di atas permukaan seperti metal, hardwood, plywood, kertas, kanvas, dan sebagainya. Dengan menggunakan oil ini cat akan mengering dalam 24 jam.

Gambar 63. Primer Oil Paint Sumber:

http://www.dickblick.com/produ cts/winsor-and-newton-oil- painting-primer/#photos

c) Draying and Semi-Draying Oil.

Oil ini digunakan untuk memodifikasi pengaturan waktu kecepatan pengeringan cat minyak sehingga dapat konsisten

Gambar 64. Draying Oil Sumber:

http://www.naturalpigments.com/oil- painting.html.

d) Varnishes Oil

Berfungsi sebagai pelindung permukaan lukisan yang sudah selesai dari kotoran, debu, jamur, lemak. Penambahan lapisan varnishes oil ini dilakukan setelah lukisan telah betul-betul kering kira-kira 6 sampai 12 bulan.

Gambar 65. Varnish Oil Sumber:

http://www.guidetoolpainting.com/oil PaintVarnish.html.

Gambar 66. Karya lukisan flora dengan cat minyak Sumber: Harrison (1991).

2) Teknik Cat Minyak

Ada banyak metode yang berbeda dalam penerapan cat minyak guna menghasilkan efek-efek tertentu. Beberapa dilakukan secara

tak sengaja, ada juga yang merupakan hasil dari perencanaan yang cermat, antara lain: Sesuai dengan karakter cat minyak maka teknik yang plakat

a) Allaprima ( Direct painting)

Cara melukis dengan goresan cat, sekali gores langsung jadi. Proses melukis dalam satu kali kerja.

Gambar 67. Lukisan cat minyak dengan teknik allaprima Sumber:

fineartamerica.com

Teknik ini merujuk cara seniman dalam mewarna secara tepat dan spontan dengan sapuan warna langsung dari tubenya dan spontan. Setiap goresan warna harus tepat kerana dalam teknik ini, tidak lapisan kedua.

b) Opaque

Teknik melukis dengan cara menempelkan cat pada permukaan kanvas lukis. Seluruh permukaan bidang kanvas ditutup dengan cat.

Gambar 68. Gambar Bunga di dalam vas dengan teknik Opaque

Sumber. www.rumahrupa.com

Dikerjakan dengan cara brush stroke (sapuan/goresan kuas), semprot, dusel (menggoreskan kuas berulang-ulang) dan lainnya.

c) Scumbling

Dalam teknik ini,warna disapu secara opaque ke atas lapisan yang sebelumnya , bisa disapukan secara rata, atau impasto.

Gambar 69. Teknik Scumbling menggunakan cat minyak Sumber: www.youtube.com

Ciri penting dalam teknik ini ialah bahagian yang tidak dapat dilihat mampu ditonjolkan melalui cara yang berbeda.Teknik scrumbling ini bisa diperoleh dengan cara menyapu warna terang atas permukaan gelap atau gelap atas permukaan gelap. Bisa diaplikasikan dengan menggunakan kain atau jari.

Teknik Schumbling adalah aplikasi dari warna latar belakang yang memperlihatkan cat yang ada di lapisan warna latar belakang. Teknik ini dapat digunakan untuk menciptakan atmosfir di langit dan pemandangan

Penerapan cat semi-opaque di atas permukaan area warna yang setengah basah dengan cara yang tidak biasa, bagian permukaan bagian bawah akan terlihat sehingga warna dan tektur baru akan tercipta.

Metode ini cocok diterapkan untuk bagian-bagian khusus dari langit,batu karang, ranting pohon, kain, dan sebagainya

d) Frottage

Frottage adalah lukisan yang zat-pewarnanya bermedium menyatu, bersubstrat bebas, dan dilakukan dnegan teknik gosok. Frottage adalah teknik membuat gambar dari tekstur (kekasaran suatu permukaan) tertentu seperti batu, kain, dsb. Setelah kertasnya ditempatkan di atas tekstur benda tersebut, maka kertasnya digosok dengan potlot atau crayon. Contoh dari proses ini misalnya pemindahan gambar pada permukaan uang logam.

Teknik frottage pada cat minyak dapat menghasilkan tektur yang unik dengan cara menggosokkan kertas yang tidak menyerap air (bisa menggunakan kertas bekas kalender yang gilap) di atas cat minyak teknik opaque yang setengah basah. Gesekan kertas di atas cat basah akan menciptakan tekstur yang unik.

Jadi Frottage yaitu teknik menggosok dengan meletakkan sebuah benda di bawah kertas atau kanvas kemudian gosokkan itu menghasilkan gambar otomatis.

e) Impasto

Impasto adalah teknik lukisan di mana cat dilapiskan dengan sangat tebal di atas kanvas sehingga arah goresan sangat mudah terlihat.

Gambar 70. Komposisi tanaman di dalam vas, buah dan botol di atas meja denganTeknik Impasto.

Sumber: Harrison: 1991

Cara melukis dengan teknik penggunaan cat tebal, tumpang menumpang, menumpuk, seperti plototan cat, goresan dengan pisau pallete, tekstur kasar, goresan kuas yang tebal. Cat yang digunakan bisa pula tercampur di atas kanvas. Saat kering, teknik impasto akan menghasilkan tekstur yang jelas, sehingga kesan kehadiran objek lebih terasa.

f) Sgraffito

Teknik sgraffito adalah teknik menggoreskan sesuatu yang tajam di atas permukaan cat yang setengah kering.Benda apapun bisa digunakan untuk menggoreskan garis ke lukisan dapat digunakan untuk sgraffito. Ujung kuas yang tak berbulu, kuku, potongan kartu, sisir, sendok, garpu, dan kuas yang telah mengeras bulunya.

Gambar 71. Daun dengan Teknik Sgraffito Sumber. http://lukislukislukis.blogspot. co.id/ g) Glazing

Teknik glazing adalah teknik mewarna selapis demi selapis untuk menimbulkan kesan lembut,licin, bersinar dan berkilau.

Gambar 72. Lapisan warnaTeknik Glazing Sumber: Harrison: 1991

Gambar 73. Gambar buah apel dengan Teknik Glazing

Dari gambar tersebut terlihat goresan cat minyak yang sangat halus sehingga memberi kesan licin dan gilap pada objek apel.

h) Teknik titik (pointilisme)

Teknik pointilis merupakan teknik menggambar ataupun melukis menggunakan susunan titik yang yang diterapkan dalam suatu pola hingga membentuk suatu objek.

Gambar 74. Teknik Pointilis

b. Cat Air (Water colour).

Cat air adalah media melukis berbasis air dengan aplikasi yang ideal di atas kertas. Pigmennya yang halus membuat cat air bersifat transparan dan mudah larut sekalipun sudah mengering di atas palet.

Gambar 75. Cat air

Teknik cat air disebut teknik aquarel. Inilah yang menjadi ciri utama cat air di mana transparansi warna menjadi poin penting dan utama. Proses melukis diawali dari warna yang paling muda terlebih dahulu kerena warna muda tidak bisa menutup warna yang lebih tua. Warna putih, bukan dari warna cat melainkan pemanfaatan optimal putih kertas dan pengaturan tingkat kekentalan cat. Ada beberapa teknik penerapan cat air pada kertas, di antaranya sebagai berikut :

Diusapkan secara kering dengan spons

Diusapkan dengan sikat

Dipercikkan dengan sikat atau alat lain

(Teknik Splatter)

Diusapkan dengan tisu

Diusapkan secara basah dengan spon

Teknik yang digunakan dalam dalam menggambar dengan cat air sesuai dengan sifatnya ada beberapa teknik sebagai berikut:

1) Transparan (Aquarel) dengan campuran air.

Sesuai dengan namanya, teknik aquarel adalah teknik melukis dengan menggunakan cat air (aquarel) dan sapuan warna yang tipis, sehingga lukisan yang dihasilkan terkesan tembus pandang atau transparan. Pada teknik ini digunakan cat yang cenderung encer agar dihasilkan sapuan yang tipis dan ringan. Medium yang digunakan dalam teknik ini biasanya adalah kertas lukis. Teknik aquarel umum diterapkan pada kegiatan melukis di sekolah dengan menggunakan cat air dan kertas gambar. Warna putih dasar sendiri dipergunakan untuk putihnya lukisan itu dan pewarna yang pucat.

Gambar 76. Gambar dengan Teknik Aquarel Sumber: http://setohandoko.blogspot.co.id/p/menggambar-

bentuk.html

Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam teknik aquarel :

a) Pemilihan cat air yang baik Untuk menghasilkan sebuah karya yang baik maka cat yang digunakan harus memenuhi standar kualitas. Cat air dengan harga mahal biasanya berkualitas bagus. Cat dikatakan bagus bila berwarna cerah, tajam atau kuat dan tidak mudah kering

bila tersimpan lama, tentunya dalam kondisi selalu tertutup. Cat air dengan harga relatif terjangkau juga terkadang kualitasnya bagus tergantung pada merek produk.

b) Pemilihan kertas yang cocok

Kertas yang paling sesuai adalah kartas aquarel, namun harganya relatif mahal. Untuk kertas dengan harga terjangkau bisa menggunakan kertas gambar biasa yang bagus. Kertas aquarelle dikatakan sangat cocok untuk cat air, bukan HVS, Concorde, karena :

(1) saat dalam kondisi basah kertas akan meregang hebat dan ketika kering partikel itu akan kembali ke posisinya masing-masing, Kertas yang tidak kuat akan bergelombang dan lebih parahnya lagi robek atau menjadi bubur ketika di gosok dengan air secara terus menerus, ini salah satu masalah klasik dalam menggunakan media basah di atas kertas. Maka dari itu pentingnya standarisasi dalam kertas Aquarelle dengan ketebalan tertentu yang dihitung dalam satuan luas gram per meter.

(2) Perbedaan lainnya adalah pada kertas-kertas yang sehari hari kita temui (dari merk-merk ternama) biasanya sudah free acid / bebas asam, kertas-kertas

Dalam dokumen Seni Budaya Seni Rupa SMP KK D Prof (Halaman 59-131)

Dokumen terkait