• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERDASARKAN REFERENNYA

2.0 Dasar Kehidupan Sosial Masyarakat Sumba Barat

2.1.4 Umpatan yang Menunjuk Referen Manusia Berupa Jabatan

Jabatan merupakan pangkat dari pekerjaan yang dilakoni oleh seseorang. Pada hakikatnya, jabatan itu menyangkut kehormatan seseorang yang diterimanya berdasarkan kepercayaan yang diberikan orang lain kepadanya. Hal ini juga berlaku di dalam masyarakat Sumba Barat; namun terdapat beberapa jabatan yang sering digunakan oleh masyarakat Sumba Barat untuk mengumpat.

(23) Bapa desa masi ada rapat. (24) Panggil itu ibu negara dulu.

Tuturan (23) berarti ‘Bapa desa sedang ada (menghadiri) rapat’. Bapa: bapak, desa: desa/kampung. Tuturan (24) berarti ‘ tolong panggilkan ibu negara’. Ibu negara dalam tuturan tersebut berarti ‘ibu yang menguasai negara/ ibu dari penguasa negara’.

2.2 Umpatan yang Menunjuk Referen Hewan

Umpatan yang memiliki referen berupa hewan ini umumnya hampir sama di beberapa daerah. Banyak daerah di Indonesia yang memakai referen hewan sebagai bahan umpatan. Bagi masyarakat Sumba Barat, alasan menggunakan referen hewan tertentu sebagai umpatan adalah karena hewan tersebut dianggap memiliki sifat buruk, jahat, dan merugikan kehidupan manusia. Nama-nama hewan yang biasa digunakan masyarakat Sumba Barat untuk mengumpat adalah sebagai berikut.

(25) Lahu diam sedikit!

28 (27) Itu dia laki-laki katumma. (28) Macam karabbo mai saja kau ni. (29) Itu lawora darat belum kena tangkap. (30) Marapu nippe suda buat apa lagi?

(31) Sa liat bei dara kemarin tapaleuk di pasar malam.

Umpatan lahu yang terdapat dalam tuturan (25) berarti ‘anjing’. Biasanya umpatan itu digunakan untuk mengumpat kaum laki-laki. Arti tuturan (26) ‘Si tua yang satu itu seperti manu beddi’. Manu berarti ayam, burung, beddi berarti gatal. Katumma dalam tuturan (27) berarti ‘kutu’. Tuturan (28) berarti ‘Kamu ini sudah seperti karabbo mai’. Karabbo: kerbau, mai: betina/induk. Tuturan (29) berarti ‘Lawora itu belum tertangkap’. Lawora: buaya. Marapu nippe dalam tuturan (30) berarti tuan/dewa/penguasa ular (Marapu: tuan/dewa/penguasa, nippe: ular). Tuturan (31) berarti ‘Saya melihat bei dara kemarin berkeliaran di pasar malam.’. Bei ‘betina’ dara ‘kuda’, bei dara berarti ‘gadis yang berkelakuan seperti kuda betina yang liar, centil’.

2.3 Umpatan yang Menunjuk Referen Tumbuhan

Selain manusia dan hewan, tumbuhan juga sering digunakan oleh masyarakat Sumba Barat untuk mengumpat. Hal ini biasanya dikarenakan masyarakat Sumba Barat menganggap adanya kemiripan bentuk atau sifat antara tumbuhan yang digunakan untuk mengumpat dengan keadaan objek yang diumpat.

29 (32) Tutup mulut naga rara!

(33) Kau pung bodok model karokko rara. (34) Ode, barenti bakorek!

(35) Rauta ka`bala ada duduk di sana.

(36) Ko pu model su macam kaya kapoke naga saja.

Umpatan dalam tuturan (32) berarti naga: nangka, rara: merah. Naga rara dianggap menyerupai kelamin perempuan. Oleh karena itu, umpatan ini biasa digunakan untuk mengumpat kaum perempuan. Tuturan (33) berarti ‘Bodohmu sudah seperti karokko rara’. Karokko: nangka, rara: merah. Tuturan (34) memiliki arti ‘Ode, berhenti mengusik!’. Ode adalah sejenis tanaman kacang yang gatal bila terkena kulit. Gatal yang ditimbulkan ode susah dihilangkan, bahkan dapat menimbulkan luka di bagian yang terkena ode tersebut. Tuturan (35) berarti ‘Rauta ka’bala sedang duduk di sana’. Rauta: rumput, ka’bala: belalang. Rauta ka’bala atau yang sering disebut rumput belalang oleh masyarakat Sumba Barat adalah tanaman rambat berbunga putih yang sering membentuk semak, biasanya mencul pada musim kemarau. Tuturan (36) berarti ‘Modelmu sudah seperti kapoke naga’. Kapoke: rusak, tidak jadi, peot, naga: nangka. Kapoke naga berarti ‘buah nangka yang kerdil, tidak dapat bertumbuh lebih besar. Nangka tersebut kemudian perlahan-lahan menyusut (kempes) dan gugur dengan sendirinya’.

2.4 Umpatan yang Menunjuk Referen Benda Mati

Sama seperti hewan, pemakaian satuan bahasa yang menunjuk referen benda mati dalam masyarakat Sumba Barat juga digunakan untuk mengumpat

30

karena dianggap adanya kemiripan antara orang yang diumpat dengan benda mati tertentu. Benda-benda mati yang sering digunakan sebagai berikut.

(37) Watu loko suda itu barang-barang.

(38) Heh, kabang`nga watu loko jang banyak omong. (39) Itu perempuan tebe kalitta skali.

(40) Ada lagoro yang cari mangsa tadi. (41) Laki-laki taripleks baru saja lewat. (42) Tir ada tai jangan bagaya.

(43) Ini kaboko, tida perna dengan orang lain betul.

Tuturan (37) berarti ‘Percuma(lah) barang-barang itu’. Watu: batu, loko: kali. Masyarakat Sumba Barat menggunakan watu loko untuk mengatakan hal yang sia-sia bila dilakukan, sifatnya sama seperti batu kali. Umpatan kabang`nga watu loko dalam tuturan (38) digunakan untuk mengumpat orang yang dianggap sangat bodoh: kabang`nga: bodoh, watu: batu, loko: kali. Tebe kalitta dalam tuturan (39) berarti tidak pernah kapok, tidak pernah jera melakukan kesalahan: tebe: tebal, kalitta: kulit. Umpatan dalam tuturan (40) berarti ‘Tadi ada lagoro yang mencari mangsa. Lagoro berarti ‘giring-giring, berbentuk bulat dan terdiri dari dua biji. Sering dipakai untuk menyebut kelamin laki-laki karena dianggap adanya kemiripan. Tuturan (41) berarti ‘Laki-laki tripleks itu baru saja lewat’. Tuturan (42) berarti ‘Tidak ada tai (lebih baik) jangan bergaya’. Tai dalam tuturan itu berarti kotoran/tinja. Tuturan (43) berarti ‘Kaboko ini, tidak pernah sekalipun mendengarkan orang lain’.

31

Jenis-jenis umpatan bedasarkan referen tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Referen No Tuturan

A. Manusia

a) Nama Manusia 1 Lawwe, jangan berdiri di situ!

2 Heh Bili gila, barenti makan! 3 Dasar kau Yudas.

b) Sapaan 4 O, nyora suda bangun.

5 Kom nene yang bilang?

6 Mam raja suda pulang dari pasar koh? 7 Jangan bacari hal deng ata ndaina.

c) Bagian Tubuh

Manusia

8 Ini anak kapala kahiwu betul. 9 Memang manusia puki mai. 10 Kecil-kecil kaki kareta juga. 11 Lo’jang satu, ko makan apa saja?

12 Kareko pakke, kena tiup angin satu kali

malayang.

13 Dem kajowa ju ikut manari.

14 Kalo su ada itu katala ngadha kita macam perang su di sini.

32

16 Jang sampe itu lahu liat kau lagi. 17 Oo, ana millanggu. Mar sini! 18 Nguddumu! Kabiar sa tir pi lagi. 19 Kom kere! Apa su sa sendiri.

20 Mette katto, hanya dem gigi se yang keliatan. 21 Macam hebat-hebat saja ini lau.

22 Perempuan telle, maen gila bodo.

d) Jabatan 23 Bapa desa masi ada rapat.

24 Panggil itu ibu negara dulu.

B. Hewan 25 Lahu diam sedikit!

26 Itu tua satu su macam manu beddi 27 Itu dia laki-laki katumma.

28 Macam karabbo mai saja kau ni. 29 Itu lawora darat belum kena tangkap. 30 Marapu nippe suda buat apa lagi?

31 Sa liat bei dara kemarin tapaleuk di pasar malam.

C. Tumbuhan 32 Tutup mulut naga rara!

33 Kau pung bodok model karokko rara. 34 Ode, barenti bakorek!

35 Rauta ka`bala ada duduk di sana.

33

D. Benda Mati 37 Watu loko suda itu barang-barang.

38 Heh, kabang`nga watu loko jang banyak omong.

39 Itu perempuan tebe kalitta skali. 40 Ada lagoro yang cari mangsa tadi. 41 Laki-laki taripleks baru saja lewat. 42 Tir ada tai jangan bagaya.

43 Ini kaboko, tida perna dengan orang lain betul.

34 BAB III

MAKSUD UMPATAN DITINJAU DARI

Dokumen terkait