• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

5.2 Analisa Bivariat

5.2.1 Umur Berdasarkan Derajat Pneumonia

Distribusi proporsi umur berdasarkan derajat pneumonia pada batita penderita pneumonia yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2015 dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 5.12 Diagram Bar Proporsi Umur Berdasarkan Derajat Pneumonia Batita Penderita Pneumonia di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2015

28,9% 55,6% 24,7% 22,2% 46,4% 22,2% 0 10 20 30 40 50 60

Pneumonia Pneumonia Berat

64

Berdasarkan gambar 5.12 di atas dapat dilihat bahwa batita penderita pneumonia derajat pneumonia terbanyak pada kelompok umur 24-35 bulan (46.4%), diikuti kelompok umur 0-11 bulan (28,9%) dan kelompok umur 12-23 bulan (24,7%). Batita penderita pneumonia derajat pneumonia berat terbanyak pada kelompok umur 0-11 bulan umur (55,6%), diikuti pada kelompok umur 12- 23 bulan (22,2%) dan kelompok umur 24-35 bulan(22,2%).

Hasil analisa statistik dengan uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh p=0,600 (p>0,05) yang berarti tidak ada perbedaan umur batita penderita pneumonia berdasarkan derajat pneumonia batita penderita pneumonia yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2015.

Penelitian yang dilakukan oleh Siska Tambunan dkk (2014) di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara umur balita dengan kejadian pneumonia pada balita kemungkinan disebabkan oleh adanya faktor lain seperti riwayat status gizi, status imunisasi, status pemberian ASI ataupun faktor ekstrinsik yang tidak diteliti. 5.2.2 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Umur

Distribusi proporsi lama rawatan rata-rata berdasarkan umur pada batita penderita pneumonia yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2015 dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

65

Gambar 5.13 Diagram Bar Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Umur Batita Penderita Pneumonia di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2015

Berdasarkan gambar 5.13 dapat dilihat bahwa batita penderita pneumonia pada kelompok umur 0-11 bulan memiliki lama rawatan rata-rata 5,15 hari, sedangkan kelompok umur 24-35 bulan memiliki lama rawatan rata-rata 4,68 hari dan dengan pada kelompok umur 12-23 bulan memiliki lama rawatan rata-rata 4,42 hari.

Hasil analisa statistik dengan uji Kruskal-Wallis diperoleh p=0,979 (p>0,05) artinya secara statistik tidak ada perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan umur pada batita penderita pneumonia yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2015.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fifi Hasibuan (2006) di Rumah Sakit Umum Daerah Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan umur berdasarkan lama rawatan rata-rata. Balita penderita pneumonia pada kelompok umur 0-11 bulan dengan lama

66

rawatan rata-rata 7,65 hari, umur 12-35 bulan dengan lama rawatan rata-rata 7,35 hari dan umur 36-59 dengan lama rawatan rata-rata 7,61 hari.

5.2.3 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Status Gizi

Distribusi proporsi lama rawatan rata-rata berdasarkan status gizi pada batita penderita pneumonia yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2015 dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 5.14 Diagram Bar Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Status Gizi Batita Penderita Pneumonia di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2015

Berdasarkan gambar 5.14 dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata batita penderita pneumonia dengan status gizi buruk lebih lama dari pada yang berstatus gzi baik. Batita penderita pneumonia dengan status gizi buruk mempunyai lama rawatan rata-rata 5,79 hari sedangkan batita penderita pneumonia dengan status gizi baik mempunyai lama rawatan rata-rata 4,46 hari.

Hasil analisa statistik dengan uji Mann-Whitney diperoleh p=0,043 (p<0,05) artinya secara statistik ada perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan

4,46 5,79 0 1 2 3 4 5 6 7 Gizi Baik Gizi Buruk

67

status gizi batita penderita pneumonia yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2015.

Penelitian yang dilakukan oleh Aziz Muktasim (2012) di Rumah Sakit Umum Daerah DR. Moewardi Surakarta menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara status gizi buruk dan status gizi baik dengan lama rawatan inap penderita pneumonia. Penderita pneumonia dengan status gizi buruk mempunyai kemungkinan 1.611 kali rawat inap lebih lama dibandingkan penderita pneumonia yang mempunyai status gizi baik.

5.2.4 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Derajat Pneumonia Distribusi proporsi lama rawatan rata-rata berdasarkan derajat pneumonia pada batita penderita pneumonia yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2015 dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 5.15 Diagram Bar Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Derajat Pneumonia Batita Penderita Pneumonia di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2015

4,58 6,78 0 2 4 6 8 Pneumonia Pneumonia Berat

68

Berdasarkan gambar 5.15 dapat dilihat bahwa batita penderita pneumonia derajat pneumonia berat mempunyai lama rawatan rata-rata 6,78 hari sedangkan penderita pneumonia derajat pneumonia mempunyai lama rawatan 4,58 hari.

Hasil analisa statistik dengan uji Mann-Whitney diperoleh p=0,061 (p>0,05) artinya tidak ada ada perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan derajat pneumonia batita penderita pneumonia yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2015.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rinto Sinambela (2008) di Rumah Sakit Sari Mutiara yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan derajat pneumonia pada balita penderita pneumonia. Balita penderita pneumonia derajat pneumonia mempunyai lama rawatan rata-rata 5,51 hari, sedangkan balita penderita pneumonia derajat pneumoia berat mempunyai lama rawatan rata-rata 4,97 hari.

5.2.5 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Penyakit Penyerta

Distribusi proporsi lama rawatan rata-rata berdasarkan penyakit penyerta pada batita penderita pneumonia yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2015 dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

69

Gambar 5.16 Diagram Bar Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Penyakit Penyerta Batita Penderita Pneumonia di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2015

Berdasarkan gambar 5.16 dapat dilihat bahwa batita penderita pneumonia yang memiliki penyakit penyerta mempuyai lama rawatan rata-rata 7.06 hari sedangkan yang tidak memiliki penyakit penyerta mempunyai lama rawatan rata- rata 4,3 hari.

Hasil analisa statistik dengan uji Mann-Whitney diperoleh p=0,005 (p<0,05) artinya ada perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan penyakit penyerta batita penderita pneumonia yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2015.

Penelitian yang dilakukan oleh Reditya Anggarani (2013) di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito menyatakan bahwa lama rawatan anak penderita pneumonia dengan penyakit penyerta lebih tinggi dibandingkan dengan anak penderita pneumonia tanpa penyakit penyerta. Selain itu kematian pada anak

4,3 7,06 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Tanpa Penyakit Penyerta Dengan Penyakit Penyerta

70

dengan penyakit penyerta (91,5 %) lebih tinggi dibandingkan dengan anak tanpa penyakit penyerta (8,5%).

Penderita pneumonia dengan penyakit penyerta cenderung akan lebih lama dirawat karena semakin banyak terapi yang didapatkan oleh penderita. Selain mengobati penyakit pneumonia, tim medis juga harus mengobati penyakit penyerta yang dialami penderita pneumonia. Penyakit penyerta juga dapat memperparah penyakit pneumonia sehingga mempengaruhi lama rawatan.

Dokumen terkait