• Tidak ada hasil yang ditemukan

Undang-undang No.33 Tahun 1964 Tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang

BAB IV : PERTANGUNGJAWABAN KEPERDATAAN PT.KERETA API (Persero) ATAS

PERTANGUNGJAWABAN KEPERDATAAN PT. KERETA API (PERSERO) ATAS KECELAKAAN YANG TERJADI TERHADAP

C. Proses Pemberian Ganti Rugi oleh PT. Kereta API Kepada Penumpang Ketika Terjadi Kecelakaan

3. Undang-undang No.33 Tahun 1964 Tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang

Dalam Pasal 3 ayat (1) sub a UU No.33 Tahun 1964 ditentukan : “Tiap penumpang yang sah dari kendaraan bermotor umum, kereta api, pesawat terbang, perusahaan penerbangan nasional dan kapal perusahaan perkapalan/pelayaran nasional, wajib membayar iuran melalui pengusaha pemilik yang bersangkutan untuk menutup akibat yang disebabkan karena kecelakaan penumpang dalam perjalanan”.

Akan tetapi penumpang kendaraan bermotor umum di dalam kota dibebaskan dari pembayaran iuran wajib (Pasal 3 ayat (1)) sub b UU No.33 Tahun 1964.63 Iuran wajib64 tersebut dipergunakan untuk mengganti kerugian berhubung dengan kematian dan cacat tetap akibat dari kecelakaan (Pasal 2 UU No.33 Tahun 1964).

Dengan demikian berdasarkan ketentuan Pasal 3, penumpang yang menjadi korban akibat kecelakaan selama berada didalam angkutan penumpang umum di darat, sungai/danau, ferry/penyeberangan, laut dan udara atau ahli warisnya

63 Berhubung kereta api merupakan alat pengangkutan yang murah bagi rakyat banyak, terutama untuk jarak-jarak dekat dimana rakyat kecilah yang mempergunakan kesempatan itu, maka sudah sewajarnya bahwa para penumpang kereta api untuk jarak kurang dari 50 km dibebaskan dari pembayaran iuran wajib tersebut, meskipun terhadap mereka tetap diberikan jaminan pembayaran ganti kerugian bila mereka mengalami kecelakaan dalam perjalanan. Juga bagi penumpang kereta api (ringbaan dan trem listrik) berlaku ketentuan-ketentuan yang sama.

Sedangkan bagi para penumpang kendaraan bermotor umum didalam kota yang dibebaskan dari pembayaran iuran wajib, diberikan juga jaminan pembayaran ganti kerugian yang dimaksud (Penjelasan Pasal 3)

64 Iuran wajib tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Republik Indonesia Nomor 37/PMK.010/2008 Tentang Besar Santunan dan Iuran Wajib Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang Umum di Darat, Sungai/Danau, Ferry/penyeberanga, Laut dan udara adalah merupakan premi asuransi yang dibayarkan oleh penumpang yang menggunakan alat angkut penumpang umum di darat, sungai/danau, ferry/penyeberangan, laut dan udara kepada perusahaan yang menyelenggarakan Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang.

Universitas Sumatera Utara

berhak mendapatkan santunan.65 Adapun besarnya iuran wajib dan besarnya santunan sebagimana ditentukan berdasarkan Peraturan Pemerintah. Dalam pelaksanaannya, besarnya iuran wajib dan besarnya santunan, dituangkan dalam Surat Keputusan atau Peraturan Menteri Keuangan (PMK). PMK yang terbaru mengenai besarnya iuran wajib dan besarnya santunan adalah Peraturan Menteri Keuangan RI No.33/PMK.010/2008.66

Tentang Besar Santunan dan Iuran Wajib Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang Alat Angkut Penumpaang Umum di Darat, Sungai/Danau, Ferry/Penyeberangan, Laut dan Udara, mencabut dan mengganti Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No.415/KMK.06/2001 Tentang Penetapan Santunan dan Iuran Wajib Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang Alat Angkutan Penumpang Umum di Darat, Sungai/Danau, Ferry/Penyeberangan, Laut dan Udara.67

65 Jika korban telah mendapat jaminan berdasarkan UU No.34 Tahun 1964 Tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan, selain itu korban yang bunuh diri , percobaan bunuh diri atau suatu kesengajaan lain pada pihak korban atau ahli warisnya, kecelakaan yang terjadi dalam keadaan mabuk atau tidak sadar, melakukan perbuatan kejahatan, ataupun diakibatkan oleh atau terjadi karena korban mempunyai cacat badan atau keadaan badaniah/rokhaniah luar biasa lain, kecelakaan terjadi tidak secara langsung disebabkan oleh penggunaan kendaraan bermotor atau kereta api yang bersangkutan dalam fungsinya sebagai alat angkut lalu lintas jalan, misalnya alat angkutan lalu lintas jalan yang bersangkutan sedang dipergunakan untuk turut serta dalam suatu perlombaan kecakapan atau kecepatan, terjadi gempa bumi, letusan gunung berapi, angina puyuh atau gejala geologi atau meteorology, kecelakaan akibat perang, bencana perang, penyerbuan musuh, perang saudara, pemberontakan, huru hara, pemogokan dan penolakan kaum buruh, perbuatan sabotase, perbuatan terror, kerusuhan atau kekacauan yang bersifat politik atau bersifat lain, kecelakaan akibat dari senjata-senjata perang, kecelakaan akibat perbuatan penyelenggaraan suatu perintah, tindakan atau peraturan dari pihak Angkatan Bersenjata RI atau asing, kecelakaan yang diakibatkan oleh angkutan lalu lintas jalan yang dipakai, atau dikonfiskasi, atau direkwisisi, atau disita untuk tujuan-tujuan Angkatan Bersenjata RI dan kecelakaan yang terjadi akibat reaksi inti atom, tidak mendapatkan santunan (Pasal 13 PP No.17 Tahun 1965)

66 Peraturan Menteri Keuangan (PMK) tidak bersifat tetap, artinya dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi. PMK ini adalah PMK yang terakhir muncul

67 Pasal 10 PMK No.37/PMK.010/2008

102

Asuransi wajib (compul sary insurance) adalah asuransi yang penutupannya merupakan suatu kewajiban berdasarkan ketetapan peraturan perundang-undangan. Kewajiban tersebut perlu karena menyangkut kepentingan orang banyak atau kepentingan masyarakat, khususnya asuransi wajib yang ditututp oleh penumpang yang diatur dalam Undang-Undang No. 33 Tahun 1964 Jo PP No. 17 Tahun 1965 tentang dana pertanggungan wajib kecelakaan penumpang yang dalam praktiknya selalu sepengetahuan pengangkutan bahkan pembayaran premi (iuran wajib) diketahui oleh pengangkut yang terlihat dalam Pasal 3 (1) dan (2) Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 1965 tentang ketentuan pelaksanaan dana pertanggung jawaban penumpang yang berbunyi:

a. Iuran wajib harus dibayar bersama dengan pembayaran biaya pengangkutan penumpang kepada perusahaan alat pengangkutan umum yang bersangkutan.

b. Pengusaha atau pemilik alat pengangkutan umum yang bersangkutan wajib memberi pertanggun jawaban seluruh hasil pungutan iuran wajib para penumpangnya kepada perusahaan setiap bulan selambatlambatnya pada tanggal 27 secara langsung atau melalui bank ataupun badan asuransi yang ditunjukan oleh menteri menurut cara yang ditentukan oleh Direksi Perusahaan.

PT. Jasa Raharja sebagai pelaksana tugas dari dana pertanggungan wajib kecelakaan penumpang, mempunyai tanggung jawab terhadap penumpang umum, dalam hal terjadinya evenemen terhadap penumpang yang menjadi korban kecelakaan yang mengakibatkan kerugian non materil. Kerugian materil yang dimaksud adalah kematian,luka-luka,dan atau cacat tetap.

Universitas Sumatera Utara

Dalam Pasal 1 angka 33 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Perusaha Perasuransian menetukan : “Program Asuransi Sosial adalah program asuransi yang diselenggarakan secara wajib berdasarkan suatu undang-undag, dengan tujuan untuk memberikan perlindungan dasar bagi kesejahteraan masyarakat”. Selanjutnya Pasal 14 ayat (1) menentukan program asuransi sosial hanya dapat diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara.