INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK TINGKAT PUSAT
3.1. Total Integritas Tingkat Pusat
3.1.2. Unit Layanan Tingkat Pusat
Gambar menunjukkan bahwa BUMN mendominasi kelompok nilai integritas tinggi, sedangkan pada kelompok nilai integritas
rendah didominasi oleh Kementerian.
Gambar 3.1.
Nilai Integritas Sektor Publik Instansi Pusat (5 tertinggi dan 5 terendah)
Gambar 3.2.
Nilai rata-rata Unit Layanan Tingkat Pusat pada Survei Integritas 2009
3.1.2. Unit Layanan Tingkat Pusat
Penilaian integritas sektor publik tingkat Pusat dilakukan ter-hadap 136 unit layanan pada 39 instansi. Nama unit layanan yang disurvei di 39 instansi tersebut beragam, namun dapat dikelompokkan dalam layanan Program, Perizinan, Non
Per-izinan serta Pengadaan Barang dan Jasa. Nilai rata-rata in-tegritas empat kelompok layanan tersebut ditunjukkan oleh gambar berikut.
Walaupun tingkat keragaman yang tinggi pada unit layanan pusat, nilai total integritas terhadap 136 unit layanan pada 39 instansi di tingkat pusat memiliki rentang nilai yang tidak ter-lalu lebar yaitu berkisar antara 7,75 sampai 4,66. Rentang yang sempit tersebut sebagai akibat penetapan standar integritas minimal sektor publik yang ditetapkan oleh KPK. Dengan standar yang ditetapkan tersebut, pengguna layanan akan menjawab pertanyaan dengan standar yang seragam sehingga perbedaan persepsi bisa diminimalisir. Peringkat 136 unit layanan yang disurvei beserta instansinya ditunjuk-kan secara lengkap pada Lampiran 5 dan Lampiran 6.
Unit layanan yang hampir seragam disurvei pada instansi pusat adalah layanan pengadaan barang dan jasa (PBJ). Ter-dapat 22 dari 39 instansi, yang layanan pengadaan barang dan jasanya dijadikan sampel dalam survei. Dari 22 tersebut, 18 diantaranya berasal dari Kementerian. Hasilnya menunjuk-kan bahwa nilai integritas PBJ di Kementerian masih relatif rendah dibanding integritas pada unit layanan lain. Lihat ta-bel berikut.
6.94
6.73
6.67
Program Perizinan Non Perizinan PBJ Pusat 6,21 Kementerian Pertanian
PT Pos Indonesia PT Pertamina Badan Pengawas Obat dan Makanan PT. Jamsostek Kementerian Pekerjaan Umum Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Perumahan Rakyat Kepolisian Kementerian Perindustrian 7.62 7.39 7.32 7.32 7.32 6.13 6.05 6.03 5.71 5.66
Integritas Sektor Publik Indonesia Tahun 2009
32
No Instansi Nilai Integritas
1 Kementerian Pertanian 7.68
2 Kementerian Pendidikan Nasional 7.01
3 Badan Pertanahan Nasional 6.96
4 Kementerian Kelautan dan Perikanan 6.73
5 Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi 6.65
6 Kementerian Kesehatan 6.62 7 Kementerian Keuangan 6.47 8 Kejaksaan 6.47 9 Kementerian Perindustrian 6.46 10 Kementerian Perdagangan 6.23 11 Kementerian Perhubungan 6.16 12 Mahkamah Agung 6.11 13 Kementerian Agama 6.09
14 Kementerian Hukum dan HAM 6.07
15 Kementerian Koperasi & UKM 5.95
16 Kementerian Luar Negeri 5.88
17 Kementerian Pekerjaan Umum 5.85
18 Kementerian Kehutanan 5.80
19 Kementerian Komunikasi dan Informatika 5.66
20 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral 5.58
21 Kementerian Perumahan Rakyat 5.10
22 Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional 5.05
Tabel 3.4.
Nilai Integritas Pengadaan Barang dan Jasa Instansi Pusat
Hanya 2 dari 22 layanan PBJ yang memiliki nilai integritas mencapai 7. Bahkan masih terdapat 8 instansi yang memiliki pelayanan PBJ dengan nilai integritas masih di bawah 6. Kondisi ini menunjukkan bahwa pelayanan pengadaan barang dan jasa memang sangat rawan terjadi peluang gratifikasi yang mengarah pada korupsi. Kondisi tersebut didukung dengan kurang baiknya sistem administrasi, lingkungan kerja, perilaku individu serta tidak adanya upaya
pencegahan korupsi yang dilakukan secara nyata oleh instansi.
Dengan nilai rata-rata integritas pusat 6,64 masih terdapat 65 unit layanan pusat (48%) yang nilainya berada di bawah rata-rata. Dari 65 unit layanan tersebut, masih ada 25 unit layanan yang nilainya di bawah standar integritas minimal yang ditetapkan KPK, seperti ditunjukkan oleh tabel berikut.
Integritas Sektor Publik Indonesia Tahun 2009
33 Unit Layanan
Izin Trayek Angkutan Darat antar Provinsi
Layanan Pendirian Balai Latihan Kerja
Administrasi Pernikahan (Nikah+Rujuk)
Pengadaan barang dan jasa
Pengadaan barang dan jasa Pengadaan barang dan jasa Rekomendasi BFLN, TKI Cuti Pelayanan gangguan
Layanan pengujian beton dan jembatan di lapangan Pengadaan barang dan jasa Layanan Sertifikasi Produk (SNI) Layanan keperdataan Pengadaan barang dan jasa Sertifikat kelayakan pengolahan (SKP) Pelayanan pelaksanaan Ibadah haji reguler
Pengadaan barang dan jasa Rawat Inap
Program Pemberian fasilitas usaha dalam rangka pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM). Layanan pengaduan ke polisi (curanmor, pencurian, dll) Pengurusan Paspor Keimigrasian Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK)
Pengadaan barang dan jasa Pengadaan barang dan jasa Teknis Pengujian dan Kalibrasi dalam bentuk jasa pelayanan teknis (JPT)
Pembuatan dan Perpanjangan SIM
Instansi
Kementerian Perhubungan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kementerian Agama Kementerian Koperasi & UKM Kementerian Luar Negeri Kementerian Pekerjaan Umum Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia PT Perusahaan Listrik Negara Kementerian Pekerjaan Umum Kementerian Kehutanan Kementerian Perindustrian Mahkamah Agung
Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Agama
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Kementerian Perindustrian
Kepolisian
Kementerian Hukum dan HAM Kepolisian
Kementerian Perumahan Rakyat Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Kementerian Perindustrian Kepolisian Nilai Integritas 5.99 5.97 5.97 5.95 5.88 5.85 5.85 5.82 5.81 5.80 5.67 5.67 5.66 5.66 5.62 5.58 5.53 5.51 5.47 5.34 5.29 5.10 5.05 5.00 4.66 Peringkat 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 Tabel 3.5. Unit Layanan Tingkat Pusat dengan Nilai Integritas di Bawah Standar Minimal Integritas KPK
Tabel di atas menjelaskan bahwa dari 25 unit layanan yang nilainya berada di bawah standar integritas minimal KPK, 32 persen (8 unit layanan) adalah layanan pengadaan barang
dan jasa, layanan non perizinan 52 persen (13 unit layanan), 12 persen (3 unit layanan) layanan perizinan dan sisanya (1 unit layanan) adalah program.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Integritas Sektor Publik Indonesia Tahun 2009
34
Perbandingan nilai integritas unit layanan tingkat pusat dengan nilai rata-rata integritas pusat menunjukkan terdapat 10 instansi di tingkat pusat yang unit layanan sampel-nya seluruhsampel-nya memiliki nilai integritas di atas rata-rata
pusat (6,64), namun masih ada 6 instansi yang seluruh unit layanannya memiliki nilai integritas di bawah rata-rata integritas pusat. Lihat penjelasan tabel berikut.
Nilai Integritas Total Instansi (Pusat)
Nilai Integritas Unit Layanan Tingkat Pusat seluruhnya di atas rata-rata
Nilai Integritas Unit Layanan Tingkat Pusat sebagian di atas rata-rata dan sebagian di bawah rata-rata
Nilai Integritas Unit Layanan Tingkat Pusat seluruhnya di bawah rata-rata
Nama Kementerian/ LPND/BUMN
(1)Kementan; (2)PT Pos Indonesia; (3)PT Pertamina; (4)Badan Pengawas Obat dan Makanan;
(5) PT.Jamsostek; (6)Badan Akreditasi Negara (7)PT Angkasa Pura II; (8)PT PELNI; (9)Kemdiknas; (10)Perusahaan Gas Negara
(1)Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat; (2 PT KAI; (3)PT Asuransi Jasa Raharja; (4)Kemenkeu; (5)Kemenkes; (6)PT Kawasan Berikat Nusantara; (7)Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia;
(8)Kemenkop UKM; (9)Kemenakertrans; (10)PT Pelindo II; (11)Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional; (12)BPN; (13)Kemenhub; (14)Kemenhut; (15)Kesdm; (16)KKP; (17)MA; (18)Kemenkumham; (19)Kemenag; (20)Kemlu; (21)Kemen PU; (22)Kemenpera; (23)POLRI (1)Kemendag; (2)PLN; (3)Kejaksaan; (4)RSCM; (5)Kemenkominfo; (6)Kemenperin Jumlah Instansi Pusat 10 23 6
Sebagian besar instansi pusat (23) memiliki unit layanan yang nilai integritasnya di atas dan di bawah rata-rata integritas pusat. Dari 23 instansi tersebut, 10 instansi memiliki lebih banyak unit layanan yang nilai integritasnya di atas rata-rata dan 2 instansi memiliki unit layanan yang nilai integritasnya di atas dan di bawah rata-rata sama banyak . Sedangkan untuk instansi yang unit layanannya dominan memiliki nilai integritas di bawah rata-rata sebanyak 11 instansi.
Apabila dikelompokkan berdasarkan asal instansi, terlihat bahwa secara umum unit layanan yang berasal dari BUMN memiliki nilai integritas yang relatif bagus dibanding unit layanan yang berasal dari Kementerian dan LPND. Rata-rata nilai Integritas BUMN, LPND dan Kementerian ditunjukkan oleh gambar berikut.
Tabel 3.6. Kelompok Nilai Integritas Pusat Gambar 3.3. Nilai rata-rata Integritas Instansi BUMN, LPND dan Kementerian 6.47 6.59 6.93 BUMN LPND Kementerian
Integritas Sektor Publik Indonesia Tahun 2009 35 Variabel Pengalaman Integritas Pusat (0,750)=6,85 Sub-Indikator
Frekuensi Pemberian Gratifikasi (0,333)= 7
Waktu pemberian gratifikasi (0,528) = 7
Arti pemberian gratifikasi (0,167)= 6
Tujuan pemberian gratifikasi (0,833) = 7
Indikator
Pengalaman Korupsi (0,800)= 6,89
Cara Pandang Terhadap Korupsi (0,200)= 6,71
Dari 39 instansi pusat, terdapat 5 instansi dengan nilai pengalaman integritas tertinggi yaitu: Kementerian Pertanian (7,92), PT. Pos Indonesia (7,73), PT. Jamsostek (7,66), PT. Pertamina (7,62), Badan Akreditasi Negara (7,55) dan 5 in-stansi dengan nilai pengalaman integritas terendah yaitu Ke-menterian Pekerjaan Umum (6,23), KeKe-menterian Perumahan Rakyat (6,19), Kementerian Komunikasi dan Informatika (6,13), Kepolisian (5,93), dan Kementerian Perindustrian (5,64). Sebagian besar instansi dengan nilai pengalaman integritas terendah adalah instansi yang berasal dari Kementerian dan LPND, sedangkan instansi yang memiliki nilai pengalaman integritas tinggi umumnya berasal dari BUMN. Peringkat pengalaman integritas instansi tingkat pusat ditunjukkan dalam Lampiran 10.
Bila dipersempit dalam unit layanan, data menunjukkan bahwa nilai pengalaman integritas tertinggi adalah 7,97 pada 3 unit layanan yaitu Izin pemasukan dan pengeluaran benih (Kementerian Pertanian), Program Bantuan Sosial (Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat), dan Angkutan muatan barang antar pulau (PT.PELNI). Nilai pengalaman integritas nomor 2 adalah 7,94 yang seragam ada pada 9 unit layanan. Sedangkan nilai pengalaman integritas terendah adalah 4,57. Sepuluh unit layanan dengan pengalaman integritas terendah ditunjukkan oleh gambar berikut. Peringkat pengalaman integritas unit layanan tingkat pusat secara keseluruhan ditunjukkan pada Lampiran 11. Bila diperhatikan lebih lanjut, instansi yang masuk dalam
kelompok 10 integritas tertinggi, ternyata 6 diantaranya berasal dari BUMN. Sedangkan dari 10 instansi dengan nilai integritas terendah, 7 diantaranya berasal dari Kementerian (Lihat Lampiran 7,8,9). Kondisi tersebut diharapkan bisa men-jadikan pemacu bagi unit layanan dan instansi di bawah Ke-menterian dan LPND untuk lebih meningkatkan nilai integri-tasnya di tahun-tahun mendatang.
Nilai rata-rata integritas sektor publik tingkat pusat Tahun 2009 sebesar 6,64 diperoleh dengan memperhitungkan nilai rata-rata pengalaman integritas 6,85 dan nilai rata-rata potensi integritas 5,99. Pada bagian selanjutnya akan dilakukan pembahasan lebih detail terkait dengan Pengalaman dan Potensi Integritas Unit Layanan pada Instansi Tingkat Pusat.
Tabel 3.7.
Nilai Variabel Pengalaman Integritas beserta Indikator dan Sub Indikatornya Pusat
3.2. Pengalaman Integritas Tingkat Pusat
Pengalaman Integritas tingkat pusat disusun dari indikator Pengalaman Korupsi dengan bobot 0,800 dan Cara Pandang Korupsi dengan bobot 0,200. Dengan nilai 6,75, unit layanan
dan instansi tingkat pusat masih harus terus melakukan per-baikan dan peningkatan kualitas layanan sehingga diharap-kan nilai integritas adiharap-kan meningkat di tahun berikutnya.
Integritas Sektor Publik Indonesia Tahun 2009 36 Indikator Pengalaman Korupsi (0,800)= 6,89 Sub-Indikator
Frekuensi Pemberian Gratifikasi (0,333)= 7
Jumlah/Besaran gratifikasi (0,140)= 6
Waktu pemberian gratifikasi (0,528) = 7
Berdasarkan gambar terlihat bahwa dari 10 unit layanan dengan nilai pengalaman integritas terendah, 2 unit layanan masing-masing dari Kementerian Perindustrian dan Kepolisian RI termasuk dalam 10 unit layanan dengan nilai integritas terendah. Instansi lain yang unit layanannya berada di 10 terbawah adalah Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, Kementerian Perumahan Rakyat, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian SDM dan Kementerian
Agama. Informasi lain adalah dari 10 unit layanan integritas terbawah, tiga merupakan pelayanan pengadaan barang dan jasa, satu program, satu perizinan dan lima pelayanan non perizinan.
Bagian selanjutnya akan membahas 2 indikator dari pengalaman integritas, yaitu pengalaman korupsi dan cara pandang masyarakat terhadap korupsi.
Tabel 3.8.
Nilai Pengalaman Korupsi dan Sub Indikatornya Pusat 3.2.1. Pengalaman Masyarakat terhadap Korupsi
di Pelayanan Publik Tingkat Pusat
Pengalaman korupsi yang langsung dirasakan masyarakat dalam mengurus atau memperoleh layanan publik ditunjuk-kan dalam bentuk biaya-biaya tambahan (gratifikasi) yang harus dibayarkan oleh masyarakat pengguna layanan di luar
biaya resmi yang ditetapkan, berapa kali biaya tambahan diberikan dan berapa besarnya serta kapan gratifikasi tersebut diberikan.
Gambar: 3.4.
Sepuluh Unit Layanan Tingkat Pusat dengan Nilai Pengalaman Integritas Terendah
Pembuatan dan Perpanjangan SIM (Kepolisian)
Pengadaan barang dan jasa (BKBN)
Teknis Pengujian dan Kalibrasi dalam bentuk JPT (Kemenperin)
Pengadaan barang dan jasa (Kemenpera)
Pengurusan Paspor-Keimigrasian (Kemenkumham)
Rawat Inap (RSCM)
Surat Keterangan Catatan Kepolisian-SKCK (Kepolisian) Program Pemberian fasilitas usaha dalam rangka pengembangan IKM (Kemenperin)
Pengadaan barang dan jasa (Kesdm)
Pelayanan pelaksanaan Ibadah haji reguler (Kemenag)
4.57 4.86 4.96 5.01 5.28 5.45 5.47 5.48 5.55 5.58
Integritas Sektor Publik Indonesia Tahun 2009
37
Nilai rata-rata pengalaman korupsi tingkat pusat adalah 6,89. Nilai tersebut walaupun sudah masuk dalam standar integritas minimal KPK, namun pada faktanya tindakan pemberian gratifikasi pada unit layanan masih dijumpai. Masih ada 23 persen responden pengguna layanan di tingkat pusat me-nyatakan bahwa mereka memberikan biaya tambahan pada saat mengurus layanan. Pemberian umumnya dalam bentuk
uang dan sedikit sekali yang memberikannya dalam bentuk barang maupun voucher. Bagi yang memberikan biaya tambahan, sebagian besar satu kali, namun yang menjawab kadang-kadang, sering, bahkan selalu memberikan ternyata masih ada. Bahkan di instansi Kepolisian dan Kemenkominfo, jawaban pengguna layanan menyebar pada 4 jenis jawaban tersebut. Lihat gambar berikut.
Gambar 3.5.
Frekuensi Pemberian Gratifikasi di Tingkat Pusat (pada instansi dengan nilai integritas 5 tertinggi dan 5 terendah) Gambar tersebut menjelaskan bahwa pada kelompok nilai
integritas rendah ternyata cukup banyak pengguna layanan yang menjawab sering dan selalu pada saat ditanya seberapa sering mereka membayar biaya tambahan saat mengurus layanan. Bahkan pada Pengurusan Paspor-Keimigrasian di Kemenkumham dan Layanan Kapal (Jasa Labuh dan Tambat) di PT Pelindo II jawaban paling dominan adalah sering dan selalu.
Uang tambahan umumnya diberikan di akhir pengurusan. Namun demikian ada juga yang membayar uang tambahan tersebut di awal atau pada saat proses pengurusan, atau bahkan ada yang membayar di 2 dari 3 tahap tersebut atau bahkan di awal, di saat pengurusan maupun akhir pengurusan, seperti ditunjukkan oleh gambar berikut.
Gambar 3.6.
Waktu Pemberian Gratifikasi di Instansi Pusat (pada 5 Instansi dengan nilai integritas tertinggi dan terendah)
(jawaban multiple)
di akhir saat pengurusan di awal
Kementerian Pertanian PT. Pos Indonesia PT. Pertamina
PT. Jamsostek
Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Perumahan Rakyat Kepolisian Kementerian Perindustrian 7% 5% 1% 4% 0% 3% 1%1% 11% 26% 22% 22% 12% 11% 2% 12% 28% 8% 13% 38% 14% 1% 6% 2% 1%
Kementerian Pekerjaan Umum Badan Pengawas obat dan Makanan
pernah 1 kali kadang-kadang sering selalu
Kementerian Pertanian PT. Pos Indonesia PT. Pertamina
PT. Jamsostek
Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Perumahan Rakyat Kepolisian Kementerian Perindustrian 3% 5% 3% 0% 1% 9% 3% 21% 15% 3% 3% 11% 9% 4% 22% 13% 8% 5% 43% 7% 2% 5% 2% 1% 25% 1% 1% 2% 3%
Badan Pengawas obat dan Makanan
Integritas Sektor Publik Indonesia Tahun 2009
38
Pada gambar terlihat bahwa di Kementerian PU dan Kemen-kominfo, sebagian besar pembayaran gratifikasi dilakukan pada saat pengurusan. Namun demikian terlihat pula bahwa pemberian yang dilakukan di awal masih cukup banyak ter-jadi di Kepolisian, Kemenpera maupun Kemenkominfo dan Kemlu.
Untuk pembahasan yang lebih detail pada unit layanan ditunjukkan bahwa pemberian yang dilakukan di awal dan proses masih sangat banyak terjadi. Pemberian gratifikasi di awal dan proses pengurusan mengindikasikan terjadinya suap dan pemerasan. Pada pelayanan pembuatan dan
per-panjangan SIM (Kepolisian) sebagian besar pengguna layanan yang mengaku memberikan biaya tambahan menyerahkan-nya pada awal pengurusan, sedangkan pada layanan PBJ (Kementerian PU) lebih banyak menyerahkan uang tamba-han pada saat proses pelayanan. Selain dari itu didapat fakta bahwa beberapa pengguna layanan memberikan biaya tam-bahan tidak hanya pada saat awal, proses maupun akhir saja, tetapi ada yang di 2 atau 3 tahap proses tersebut, seperti yang terjadi di layanan Pengaduan (Curanmor, pencurian, dll) (kepolisian), PBJ (Kementerian Perumahan Rakyat), SKCK (Kepolisian), Legalisasi Dokumen (Kemlu), PBJ (Kemenkom-info, Rawat inap (RSCM) . Lihat gambar berikut.
Gambar 3.7.
Waktu Pemberian Gratifikasi pada 10 Unit Layanan dengan Pemberian Gratifikasi Paling Banyak (jawaban multiple) 100% 100% 67% 39% 17% 17% 11% 11% 78% 67% 9% 18% 17% 82% 32% 36% 36% 41% 41% 64% 61% 22% 21% 79% Pemberian Fasilitas Industri Kecil Menengah
(Kemenperin)
Pelayanan Gangguan (PLN) SIM (Kepolisian)
Layanan Penganduan (curanmor, pencurian, dll) (Kepolisian)
PBJ (Kemenpera)
SKCK (Kepolisian)
Legalitas Dokumen (Kemlu)
PBJ (Kemenkominfo) PBJ (Kementerian PU) Rawat Inap (RSCM) Saat Awal Saat Proses Saat Akhir
Integritas Sektor Publik Indonesia Tahun 2009
39
3.2.2. Cara Pandang Masyarakat terhadap Korupsi