• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unit Petrokimia

Dalam dokumen Laporan Umum RU III Plaju 2011 (Halaman 57-62)

BAB IV DESKRIPSI PROSES

4.4. Unit Petrokimia

Pada awalnya, unit petrokimia memiliki dua unit, yaitu unit TA/PTA dan unit polypropylene. Akan tetapi, pada tahun 2007, unit TA/PTA harus berhenti beroperasi akibat mengalami kerugian sehingga satu-satunya unit petrokimia yang masih beroperasi adalah unit polypropylene. Proses di unit polypropylene terdiri dari tiga proses utama, yaitu proses pemurnian atau purifikasi, proses polimerisasi, dan proses finishing. Umpan unit polypropylene adalah raw PP (65-70 % propylene) yang berasal dari unit RFCCU Sungai Gerong. Umpan tersebut biasanya

masih mengandung pengotor-pengotor, seperti H2S dan CO2, sehingga

harus dibersihkan di unit purifikasi.

Umpan dari tangki T-101 dimasukkan ke dalam kolom DEA

extractor untuk mengekstraksi CO2 dari umpan raw PP dengan

menggunakan absorben larutan dietanolamin.. DEA extractor terdiri dari tiga kolom, yaitu primary extractor 201, secondary extractor C-202, dan regenerator C-203. Raw PP dipompa masuk ke bawah kolom C-201 dan keluar dari puncak kolom. Raw PP yang masih mengandung

_______________________________________________________________________

57

yang bersih dari CO2 dimasukkan ke DEA settling tank V-204 untuk

memisahkan raw PP dari larutan DEA yang terbawa berdasarkan perbedaan massa jenis. Larutan DEA dimasukkan ke akumulator V-203, di mana produk uapnya yang berupa off gas di-flaring, sedangkan larutan DEA diregenerasi di kolom C-203. Larutan DEA jenuh dari kolom C-201 dan C-202 diregenerasi di kolom C-203. Produk atas kolom C-203 dikondensasi dan dialirkan ke akumulator V-203, sedangkan produk bawahnya dipanaskan dengan reboiler dan produk cairnya dimasukkan ke DEA surge tank V-210. Di tangki V-210 ini, DEA yang lama akan dicampurkan dengan DEA yang baru dan digunakan lagi sebagai absorben.

Raw PP dari akumulator V-204 diumpankan ke kolom NaOH extractor yang terdiri dari tiga kolom, yaitu primary extractor C-204, secondary extractor C-205, dan NaOH regenerator C-206. NaOH digunakan

untuk mengekstrak H2S dari raw PP. Raw PP diumpankan ke kolom

C-204 dari bawah dan dikontakkan secara counter-current dengan

larutan NaOH. Rafinat yang masih mengandung sedikit H2S

diekstraksi lebih lanjut di kolom C-205. Raw PP yang telah

dibersihkan dari H2S dimasukkan ke sand filter S-201 agar

dibersihkan dari NaOH yang terbawa. Selanjutnya, umpan PP dimasukkan ke dryer unit agar dibersihkan dari air. Larutan NaOH jenuh dari kolom C-205 diregenerasi di kolom C-206, sedangkan larutan jenuh dari kolom C-204 dibuang ke drain. Produk atas kolom C-206 dikondensasi dan dimasukkan ke akumulator V-205, lalu fasa gas di-flaring dan fasa cairnya dikembalikan sebagai refluks. Produk bawah kolom C-206, yaitu NaOH hasil regenerasi, dicampurkan dengan NaOH baru pada surge tank V-206. Umpan PP yang telah melewati tahap purifikasi disebut treated PP.

Treated PP diumpankan ke kolom depropaneeizer untuk dipisahkan antara propaneee dan propylene. Propylene yang dihasilkan harus memiliki kemurnian tidak kurang dari 99,6%. Pada dasarnya, kolom

_______________________________________________________________________

58

depropaneeizer merupakan satu kolom yang sangat tinggi dengan 274 tray, lalu dibagi menjadi tiga kolom yang lebih kecil dengan jumlah tray masing-masing 92 tray, kecuali di kolom kedua yang memiliki 90 tray. Produk atas kolom depropaneeizer adalah propylene dengan kemurnian tinggi, sedangkan produk bawahnya adalah propaneee yang diambil sebagai bahan LPG.

Sebelum memasuki reaktor, propylene masih harus melewati beberapa impurities removal, yaitu light end stripper untuk membuang

kandungan methane, ethane, CO, dan CO2, dehydrator untuk

menghilangkan kandungan air, COS absorber untuk

menghilangkan karbonil sulfida (COS), dan arsine removal untuk menghilangkan arsin.

Sebelum digunakan,katalis harus dipersiapkan terlebih dahulu. Untuk persiapan katalis utama, main catalyst dan co-catalyst dicampurkan dalam pre-treatment drum (D-2101) dengan n-hexane sebagai pelarut sehingga terbentuk slurry. Slurry tersebut dicampurkan dengan sejumlah gas propylene sehingga terjadi pre-polymerization yang bertujuan meningkatkan aktivitas katalis. Campuran dialirkan ke holding drum (D-2102) dan dilarutkan lagi dengan n-hexane, kemudian dialirkan ke feed drum (D-2103). Untuk persiapan co-catalyst, co-catalyst dilarutkan dengan n-hexane, lalu dialirkan menuju holding drum (D-2104). Untuk persiapan katalis donor elektron, cyclohexyl-methyl-dimethoxy-silane dimasukkan langsung ke holding drum (D-2105) tanpa pengenceran dengan n-hexane. Katalis dari D-2102, D-2103, dan D-2104 dialirkan ke reaktor-1 (D-2101). Propylene cair dari bagian impurities removal dialirkan menuju propylene vaporizing drum (D-2210), kemudian fasa cairnya diumpankan ke reaktor-1, di mana terjadi reaksi eksotermis pada fasa cair, sedangkan fasa gasnya diumpankan ke reaktor-2, di mana terjadi reaksi pada fasa gas.. Gas hidrogen dari hydrogen plant diinjeksikan ke dalam reaktor-1 untuk mengatur melt flow rate (MFR). Reaktor-1 dilengkapi dengan

_______________________________________________________________________

59

jaket yang dialirkan air pendingin untuk menjaga reaksi tetap berlangsung

pada 70 oC. Hasil reaksi yang berupa slurry dialirkan ke reaktor-2.

Dalam reaktor-2, terjadi reaksi pada fasa gas yang bertujuan untuk fluidisasi slurry dari reaktor-1. Fluidisasi ini bertujuan memisahkan propylene yang terbawa sehingga terjadi 40 % reaksi. Hasil reaktor-2

ini sudah berupa powder atau serbuk polypropylene. Serbuk

polypropylene masih mengandung n-hexane dari katalis. Untuk menghilangkan

n-hexane, serbuk polypropylene dimasukkan ke dalam powder heater yang berupa penukar panas. Sebagai fluida panas, digunakan

gas N2 panas. Dari powder heater, serbuk polypropylene dimasukkan

lagi ke steaming drum untuk membuang sisa n-hexane yang masih ada dan untuk deaktivasi katalis. Dalam steaming drum ini, serbuk

polypropylene dikontakkan langsung dengan campuran N2 panas

dan steam. Serbuk polypropylene yang telah dimurnikan dimasukkan ke bagian finishing.

Di bagian finishing, serbuk polypropylene ditampung terlebih dahulu dalam powder hopper (TK-2501) dan untuk mencegah terjadinya degradasi polimer akibat oksidasi, transportasinya dilakukan dengan menggunakan gas nitrogen.

Sejumlah zat aditif sebagai stabilizer, yaitu : a. AE stabilizer sebagai primary heat stabilizer, b. AI stabilizer sebagai secondary heat stabilizer,

c. AH stabilizer sebagai heat stabilizer produk jenis tape dan injection grade,

d. HA stabilizer sebagai neutralizer dan pelumas, e. HD stabilizer sebagai zat pemutih,

f. SB stabilizer sebagai slip agent,

g. SC stabilizer sebagai anti-blocking agent.

Serbuk polypropylene dicampurkan dengan stabilizer, lalu dilanjutkan dengan proses pelletizing. Pada proses pelletizing, campuran serbuk dan

_______________________________________________________________________

60

aditif dipanaskan sehingga meleleh menjadi resin atau ekstrusi melalui cetakan (dye plate) dan langsung dipotong menjadi pellet dengan alat pemotong yang dilengkapi dengan pellet cooling water (CWP). Pelet yang terbentuk dibawa ke pellet vibrating screen melalui pellet dryer untuk memisahkan pelet dari air dan pelet yang tidak memenuhi spesifikasi ukuran. Pelet yang on-size (memenuhi spesifikasi ukuran) ditampung dalam pellet hopper (TK-2504) dan ditransfer ke bagian bagging untuk pengemasan.

_______________________________________________________________________

61

BAB V

Dalam dokumen Laporan Umum RU III Plaju 2011 (Halaman 57-62)

Dokumen terkait