• Tidak ada hasil yang ditemukan

Universitas Persada Indonesia YAI

Dalam dokumen NAMA : ALFONSUS BEO SAY (Halaman 129-156)

Operasional Variabel

E. NIAT MENDUKUNG UNIVERSITAS

2. Universitas Persada Indonesia YAI

55 orang 35,25 3. Universitas Pancasila 51 orang 32,70

Total 156 100,00

Dari 156 responden tersebut kemudian dibedakan berdasarkan unsur demografis seperti jenis kelamin. Jumlah perempuan adalah 78 orang (50%) dan laki-laki juga 78 orang (50%).

Tabel 4.3

Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah %

1. Perempuan 78 orang 50

2. Laki-laki 78 orang 50

156 100

Kemudian hasil survey berkaitan dengan pertanyaan penelitian nomor 2 (dua) yaitu: ”dalam memilih kampus untuk kuliah Anda memperhatikan reputasi perguruan tinggi tersebut?”. Maka jawaban responden gambarannya adalah Sangat Tidak Setuju(STS) 3 orang (1,9%; Tidak Setuju (TS) 3 orang (1,9%); Ragu-Ragu (R) 4 orang (2,6%); Setuju (S) 72 orang (46,15%) dan Sangat Setuju (SS) 74 orang (48,7%).

Jadi faktor reputasi tetap menjadi faktor paling penting bagi calon mahasiswa dalam memilih kuliah di sebuah universitas atau PTS.

Tabel. 4.4.

Pilihan Faktor Reputasi

Pilihan Jumlah %

STS 3 1,9

TS 3 1,9

R 4 2,6

S 72 46,15

SS 74 48,7

Selanjutnya hasil survey untuk menjelaskan pertanyaan nomor 3 (tiga) dari kuesioner yaitu : Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan Anda dalam memilih Perguruan Tinggi?”. Hasilnya dari jawaban responden setelah dirangkum menyatakan bahwa 5(lima) faktor teratas dari 14 (empat belas) faktor yang dipilih adalah faktor akreditasi, reputasi, besar kecilnya biaya kuliah, ketersediaan beasiswa dan kelengkapan fasilitas.

Analisis Hasil Penelitian Dengan SEM

Seperti yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, analisis terhadap model penelitian dilakukan dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM).

Analisis SEM dalam penelitian ini dilakukan dalam dua macam teknis analisis, yaitu:

a. Analisis Model Pengukuran dengan menggunakan Confirmatory Factor Analysis untuk mengkonfirmasi apakah berbagai indikator yang telah ditentukan secara teori dapat dikelompokan dalam sebuah faktor berupa variabel latent dari model penelitian.

b. Analisis Model Struktural dengan menggunakan SEM yang digunakan untuk meneliti hubungan kausal di antara diantara variabel-variabel laten. Dalam teknik ini akan dilakukan pengujian terhadap hipotesis yang sudah ditentukan.

Pengolahan dan Analisis Model Pengukuran

Pengolahan dan Analisis ini ditujukan untuk menguji validitas dan reliabilitas yang ditunjukkan dari hubungan antara setiap variabel laten dengan variabel-variabel observasi yang mengukurnya. Variabel-variabel laten yang akan diuji adalah PK, PSK, KH, RU, dan NMU.

Pengolahan model dilakukan dengan menggunakan Model Development Strategy (Joreskog & Sorbom, 1993; Hair et.al 1998), yaitu variabel-variabel observasi yang tidak signifikan dikeluarkan dari model.

Perilaku Komunikasi (PK)

Gambar 4.1 T-Value-PK

Gambar 4.2 Standarized-PK

Model konseptual di atas menunjukkan hasil yang kurang baik, dengan χ2 = 87.78 dan degrees of freedom df = 5 didapat p-value = 0.0000 < 0.05, hal ini menunjukkan bahwa model tidak diterima secara overall dan memerlukan pengujian dengan model yang berbeda sesuai dengan uji validitas. Hasil lengkap pengujian bisa dilihat di Lampiran 2a- PK-A.

Nilai signifikansi dari parameter yang ditaksir juga menunjukkan bahwa tidak semua parameter signifikan karena ada yang tidak memiliki nilai t > ±1.96, artinya PK4 dan PK5 adalah tidak valid dalam menjelaskan variabel laten nya, Untuk mengetahui validitas lebih mendalam, peneliti melihat nilai standarized factor loading untuk setiap variabel observasi. Merujuk pada pendapat Igbaria, et,al (1997) yang

menyatakan bahwa nilai estimasi factor loading ≥ 0.30 adalah valid, maka PK4 dan PK5 adalah tidak valid.

Setelah mengeluarkan PK4 dan PK5, model kembali di analisis dengan hasil sebagai berikut:

Gambar 4.3.

T-Value--PK

Gambar 4.4 Standarized--PK

Model konseptual di atas menunjukkan hasil yang baik, dengan χ2 = 0 dan degrees of freedom df = 0 didapat p-value = 1 > 0.05, hal ini menunjukkan bahwa model diterima secara overall. Hasil lengkap pengujian bisa dilihat di Lampiran 2b- PK-B.

Tabel 4.5.

**R2=Squared Multiple Correlation (Joreskog & Sorbon, 1993)

Dari table 4.1. dapat dilihat bahwa semua parameter signifikan karena memiliki nilai t

> ±1,96 artinya semua variabel observasi tersebut adalah valid dalam menjelaskan variabel latennya. Untuk mengetahui validitas lebih mendalam, peneliti melihat nilai standardized factor loading untuk setiap variabel observasi. Merujuk pada pendapat Igbaria et.al (1997) yang menyatakan bahwa nilai estimasi factor loading ≥ 0.30 adalah valid, maka seluruh indikator untuk variabel laten PK adalah valid. Sementara untuk nilai reliabilitas konstruk :

 PK2 adalah variabel yang paling reliabel dan PK3 adalah variabel yang paling kurang reliabel terhadap PK.

Pengalaman Selama Kuliah (PSK)

Gambar 4.5 T-Value—PSK

Gambar 4.6 Standarized--PSK

Model konseptual di atas menunjukkan hasil yang baik dibantu oleh saran LISREL menggunakan penambahan modifikasi index pada korelasi antar indikator yang menghasilkan χ2 = 14.79 dan degrees of freedom df = 14 didapat p-value = 0.392 >

0.05, hal ini menunjukkan bahwa model diterima secara overall. Hasil lengkap pengujian bisa dilihat di Lampiran 2c- PSK-A.

Tabel 4.6

**R2=Squared Multiple Correlation (Joreskog & Sorbon, 1993)

Dari table 4.2. dapat dilihat bahwa semua parameter signifikan karena memiliki nilai t

> ±1,96 artinya semua variabel observasi tersebut adalah valid dalam menjelaskan variabel latennya. Untuk mengetahui validitas lebih mendalam, peneliti melihat nilai standardized factor loading untuk setiap variabel observasi. Merujuk pada pendapat Igbaria et.al (1997) yang menyatakan bahwa nilai estimasi factor loading ≥ 0.30 adalah valid, maka seluruh indikator untuk variabel laten PSK adalah valid.

Sementara untuk nilai reliabilitas konstruk :

 PSK1, PSK5, PSK6, PSK7, PSK8, PSK9, PSK10, PSK11 mempunyai reliabilitas yang kurang lebih sama terhadap PSK.

 PSK6 adalah variabel yang paling reliabel dan PSK3 adalah variabel yang paling kurang reliabel terhadap PSK.

Kualitas Hubungan (KH)

Gambar 4.7 T-Value--KH

Gambar 4.8 Standarized-KH

Model konseptual di atas menunjukkan hasil yang kurang baik, dengan χ2 = 535.74 dan degrees of freedom df = 90 didapat p-value = 0.0000 < 0.05, hal ini menunjukkan bahwa model tidak diterima secara overall dan memerlukan pengujian dengan model yang berbeda sesuai dengan uji validitas. Hasil lengkap pengujian bisa dilihat di Lampiran 2d- KH-A.

Nilai signifikansi dari parameter yang ditaksir juga menunjukan bahwa semua parameter signifikan karena memiliki nilai t > ±1.96, namum untuk mengetahui validitas lebih mendalam, peneliti melihat nilai standarized factor loading untuk setiap variabel observasi. Merujuk pada pendapat Igbaria, et,al (1997) yang menyatakan bahwa nilai estimasi factor loading ≥ 0.30 adalah valid, maka KH13, KH14 dan KH15 adalah tidak valid.

Setelah mengeluarkan KH13, KH14 dan KH15, model kembali di analisis dan disesuaikan dengan modifikasi index untuk korelasi antar indikator dengan hasil sebagai berikut:

Gambar 4.9 T-Value—KH

Gambar 4.10 Standarized-KH

Model konseptual di atas menunjukkan hasil yang baik, dengan χ2 = 41.16 dan degrees of freedom df = 39 didapat p-value = 0.376 > 0.05, hal ini menunjukkan bahwa model diterima secara overall. Hasil lengkap pengujian bisa dilihat di Lampiran 2e- KH-B.

Tabel 4.7.

**R2=Squared Multiple Correlation (Joreskog & Sorbon, 1993)

Dari tabel 4.3. dapat dilihat bahwa semua parameter signifikan karena memiliki nilai t

> ±1,96 artinya semua variabel observasi tersebut adalah valid dalam menjelaskan variabel latennya. Untuk mengetahui validitas lebih mendalam, peneliti melihat nilai standardized factor loading untuk setiap variabel observasi. Merujuk pada pendapat Igbaria et.al (1997) yang menyatakan bahwa nilai estimasi factor loading ≥ 0.30 adalah valid, maka seluruh indikator untuk variabel laten KH adalah valid. Sementara untuk nilai reliabilitas konstruk :

 KH2, KH3, KH4, KH5, KH6, KH8 mempunyai reliabilitas yang kurang lebih sama terhadap KH.

 KH6 adalah variabel yang paling reliabel dan KH10 adalah variabel yang paling kurang reliabel terhadap KH.

Reputasi Universitas (RU)

Gambar 4.11 T-Value—RU

Gambar 4.12 Standarized - RU

Model konseptual di atas menunjukkan hasil yang kurang baik, dengan χ2 = 605.71 dan degrees of freedom df = 44 didapat p-value = 0.0000 < 0.05, hal ini menunjukkan bahwa model tidak diterima secara overall dan memerlukan pengujian dengan model yang berbeda sesuai dengan uji validitas. Hasil lengkap pengujian bisa dilihat di Lampiran 2f- RU-A.

Nilai signifikansi dari parameter yang ditaksir menunjukan bahwa ada variabel yang tidak signifikan karena memiliki nilai t < ±1.96, yaitu RU5, RU6, dan RU11. Untuk

mengetahui validitas lebih mendalam, peneliti melihat nilai standarized factor loading untuk setiap variabel observasi. Merujuk pada pendapat Igbaria, et,al (1997) yang menyatakan bahwa nilai estimasi factor loading ≥ 0.30 adalah valid, maka RU4, RU5, RU6, RU9, dan RU11 adalah tidak valid.

Setelah mengeluarkan RU4, RU5, RU6, RU9, dan RU11, model kembali di analisis dengan hasil sebagai berikut:

Gambar 4.13 T-Value—RU

Gambar 4.14 Standarized--RU

Model konseptual di atas menunjukkan hasil yang kurang baik, dengan χ2 = 3.99 dan degrees of freedom df = 1 didapat p-value = 0.045 < 0.05, hal ini menunjukkan bahwa model tidak diterima secara overall. Hasil lengkap pengujian bisa dilihat di Lampiran 2g- RU-B.

Nilai signifikansi dari parameter yang ditaksir juga menunjukkan bahwa ada parameter yang tidak signifikan karena memiliki nilai t < ±1.96, yaitu RU7 dan RU8 artinya variabel observasi tersebut tidak valid dalam menjelaskan variabel latennya.

Untuk mengetahui validitas lebih mendalam, peneliti melihat nilai standarized factor loading untuk setiap variabel observasi. Merujuk pada pendapat Igbaria, et,al (1997)

yang menyatakan bahwa nilai estimasi factor loading ≥ 0.30 adalah valid, maka RU7 dan RU8 adalah tidak valid.

Setelah mengeluarkan RU7 dan RU8, model kembali di analisis dengan hasil sebagai berikut:

Gambar 4.15 T-Value—RU

Gambar 4.16 Standarized—RU

Model konseptual di atas menunjukkan hasil yang baik, dengan χ2 = 1.15 dan degrees of freedom df = 1 didapat p-value = 0.282 > 0.05, hal ini menunjukkan bahwa model diterima secara overall. Hasil lengkap pengujian bisa dilihat di Lampiran 2h- RU-C.

**R2=Squared Multiple Correlation (Joreskog & Sorbon, 1993)

Dari tabel 4.4. dapat dilihat bahwa semua parameter signifikan karena memiliki nilai t

> ±1,96 artinya semua variabel observasi tersebut adalah valid dalam menjelaskan variabel latennya. Untuk mengetahui validitas lebih mendalam, peneliti melihat nilai standardized factor loading untuk setiap variabel observasi. Merujuk pada pendapat Igbaria et.al (1997) yang menyatakan bahwa nilai estimasi factor loading ≥ 0.30 adalah valid, maka seluruh indikator untuk variabel laten RU adalah valid. Sementara untuk nilai reliabilitas konstruk :

 RU2 adalah variabel yang paling reliabel dan RU10 adalah variabel yang paling kurang reliabel terhadap RU.

Niat Mendukung Universitas (NMU)

Gambar 4.17 T-Value—NMU

Gambar 4.18.

Standarized--NMU

Model konseptual di atas menunjukkan hasil yang baik, dengan χ2 = 0.00 dan degrees of freedom df = 0 didapat p-value = 1.0000 > 0.05, hal ini menunjukkan bahwa model diterima secara overall. Hasil lengkap pengujian bisa dilihat di Lampiran 2i- NMU-A.

Nilai signifikansi dari parameter yang ditaksir menunjukkan bahwa semua parameter signifikan karena memiliki nilai t > ±1.96, namun untuk mengetahui validitas lebih mendalam, peneliti melihat nilai standarized factor loading untuk setiap variabel observasi. Merujuk pada pendapat Igbaria, et,al (1997) yang menyatakan bahwa nilai estimasi factor loading ≥ 0.30 adalah valid, maka NMU3 adalah tidak valid.

Setelah mengeluarkan NMU3, model kembali di analisis dengan hasil sebagai berikut:

Gambar 4.19 T-Value—NMU

Gambar 4.20 Standarized--NMU

Model konseptual di atas menunjukkan hasil yang baik, dengan χ2 = 0.00 dan degrees of freedom df = 0 didapat p-value = 1.00 > 0.05, hal ini menunjukkan bahwa model diterima secara overall. Hasil lengkap pengujian bisa dilihat di Lampiran 2j- NMU-B.

Tabel 4.9.

**R2=Squared Multiple Correlation (Joreskog & Sorbon, 1993)

Dari table 4.5. dapat dilihat bahwa semua parameter signifikan karena memiliki nilai t

> ±1,96 artinya semua variabel observasi tersebut adalah valid dalam menjelaskan variabel latennya. Untuk mengetahui validitas lebih mendalam, peneliti melihat nilai standardized factor loading untuk setiap variabel observasi. Merujuk pada pendapat Igbaria et.al (1997) yang menyatakan bahwa nilai estimasi factor loading ≥ 0.30 adalah valid, maka seluruh indikator untuk variabel laten RU adalah valid. Sementara untuk nilai reliabilitas konstruk :

 NMU1 adalah variabel yang paling reliable dan NMU2 adalah variabel yang paling kurang reliabel terhadap NMU.

Analisis Hasil Penelitian dengan SEM

Seperti yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, analisis terhadap model penelitian dilakukan dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM).

yang digunakan untuk meneliti hubungan kausal di antara diantara variabel-variabel laten. Dalam teknik ini akan dilakukan pengujian terhadap hipotesis yang sudah ditentukan.

Gambar 4.21

Dalam dokumen NAMA : ALFONSUS BEO SAY (Halaman 129-156)

Dokumen terkait