• Tidak ada hasil yang ditemukan

NAMA : ALFONSUS BEO SAY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "NAMA : ALFONSUS BEO SAY"

Copied!
189
0
0

Teks penuh

(1)

PERGURUAN TINGGI SWASTA (PTS) DI DAERAH KHUSUS IBUKOTA (DKI) JAKARTA

TESIS

NAMA : ALFONSUS BEO SAY N I M : 122071401

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

2012

(2)

TANDA PERSETUJUAN TESIS

NAMA : Alfonsus Beo Say

NIM : 122071401

KONSENTRASI : Manajemen Komunikasi

JUDUL TESIS : Pengaruh Perilaku Komunikasi, Pengalaman Selama Kuliah, Kualitas Hubungan Dan Reputasi Terhadap Niat Mendukung Universitas Pada Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Di Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta

PANITIA UJIAN

Tanggal______________Ketua : Prof. Dr. Thoby Mutis

Tanggal______________Pembimbing : Prof. Dr. Mutiara Sibarani Panggabean, ME

Tanggal______________Anggota : Dr. Elizabeth Goenawan Ananto, MM

Tanggal______________Anggota : Dr. Didien Suhardini, MSc

Telah disetujui dan diterima untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna memperoleh gelar Magister Manajemen.

Jakarta, 27 Maret 2012 Program Pascasarjana Direktur

Prof. Dr. Thoby Mutis

(3)

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya secara jujur dan bertanggungjawab menyatakan bahwa tesis ini adalah penulisan hasil penelitian saya secara mandiri di bawah pengawasan dosen pembimbing utama.

Sepanjang pengetahuan saya tidak ada unsur-unsur plagiat di dalam tesis ini. Semua sumber acuan yang dikutip, saya sebutkan secara tertulis mengikuti ketentuan penulisan tesis.

Jakarta, 27 Maret 2012

Alfonsus Beo Say

(4)

iv

Selama Kuliah, Kualitas Hubungan Dan Reputasi Terhadap Niat Mendukung Universitas Pada Perguruan Tinggi Swasta Di DKI Jakarta

Pembimbing Utama : Prof. Dr. Mutiara Sibarani Panggabean, ME

Pentingnya manajemen hubungan semakin ditekankan dalam disiplin hubungan masyarakat (HUMAS). Semakin banyak praktisi HUMAS dan sarjana yang percaya bahwa tujuan dasar hubungan masyarakat adalah untuk membangun dan meningkatkan hubungan jangka panjang secara terus-menerus dengan konstituen utama pada sebuah organisasi (Ledingham & Bruning, 2000; L. Grunig, J. Grunig &

Dozer, 2002).

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh perilaku komunikasi, pengalaman selama kuliah, kualitas hubungan dan reputasi terhadap niat mendukung universitas (Sung, Ming Jung dan Yang, Sun-Un, 2006).

Pengujian model yang dikemukakan dilakukan secara empiris terhadap 156 responden dari 3 (tiga) Perguruan Tinggi Swasta (PTS) atau universitas yang masuk dalam 10 (sepuluh) PTS terbaik tahun 2011(hasil survey Pusat Data dan Analisa TEMPO, 2011) untuk Program Studi Manajemen dengan ditunjang oleh in dept interview serta menguji model tersebut dengan menggunakan metode analisis Structural Equation Modeling (SEM).

Hasil pengujian dari delapan hipotesis menunjukkan bahwa ada 4 (empat) hipotesis yang diterima. Sehingga perilaku komunikasi berpengaruh terhadap pengalaman selama kuliah, kualitas hubungan dan reputasi universitas. Kualitas hubungan juga berpengaruh terhadap niat mendukung universitas oleh para alumni sebuah institusi PTS. Untuk 4 (empat) hipotesis yang lain belum bisa diterima karena variabel, jumlah sampel, dan cara penentuan sampel yang terbatas serta obyek penelitian yang berbeda.

Dalam kajian studi ini, hanya melihat dari sisi internal publik dari sebuah PTS atau universitas yaitu para mahasiswa untuk memberikan perhatian khusus untuk pengembangan perilaku komunikasi dan kualitas hubungan yang harmonis dengan publik utamanya sehingga suatu saat mereka memperhatikan almamaternya. Untuk selanjutnya, diperlukan penelitian yang mengukur dari sisi eksternal publik yang membentuk kualitas hubungan yang dikelola dengan baik oleh institusi PTS.

Keywords : perilaku komunikasi, pengalaman selama kuliah, kualitas hubungan, reputasi, public dan relational outcomes.

(5)

v

Experience During the Lecture, Quality of Relationship and Reputation to the Intention of Supporting Universities on Private Higher Education in Capital Jakarta City.

Major Advisor : Prof. Dr. Mutiara Sibarani Panggabean, ME

The importance of relationship management more applied in term of public relations (PR). Most of PR practitioner and graduate student believe that basic goal of public relations is to develop and enhance longterm continues relationship in the organization (Ledingham & Bruning, 2000; L. Grunig, J. Grunig & Dozer, 2002).

The research purpose is to measure the communication behavior influence, experience during the lecture, quality of relationship and reputation to the intention of supporting universities on private higher education in capital Jakarta ciry (Sung, Ming Jung dan Yang, Sun-Un, 2006).

Model is measure with empirical tested to 156 respondent from 3 (three) private higher education or universities which include in top 10 private higher education in Indonesia base on Research and Analysis TEMPO, 2011 for Management Studies using in-depth interview and analysis of Structural Equation Modeling (SEM).

Result of the research shown that there are 4 (four) hypothesis are accepted which are the communication behavior influence toward experience during the lecture , quality of relationship, and university reputation. Other hypothesis is relationship quality has influence toward intention to support university. However, there are 4 (four) other hypotheses that rejected.

In this research, analyst only focuses on internal public side from private higher education only, which is student for having special attention on communication behavior development and quality of relationship with public. Therefore someday they will be care to their previous university. Analyst recommends having further research on external public that develop quality of relationship that manage by private higher education institution.

Keywords: communication behavior, experience during the lecture, quality of relationship, reputation, public and relational outcomes.

(6)

vi

Puji dan Syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan berkat-Nya tesis ini dapat diselesaikan untuk meraih gelar master dari almamater tercinta, Universitas Trisakti, dengan judul “Pengaruh Perilaku Komunikasi, Penglaman Selama Kuliah, Kualitas Hubungan dan Reputasi Terhadap Niat Mendukung Universitas di Perguruan Tinggi Swasta Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta”.

Penulis sadari, keberhasilan ini tidaklah lepas dari mensinergikan pembagian waktu yang luar biasa ketat antara tugas-tugas personal, dan kewajiban keluarga, serta dukungan dari berbagai pihak. Akhirnya karya ini dapat diselesaikan.

Sehubungan dengan itu, Penulis mengucapkan terima kasih, dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang telah memberikan sumbangsih, baik pemikiran, tenaga maupun dorongan moril. Mereka yang sangat berjasa dalam penyelesaian tesis Penulis adalah Koordinator Konsentrasi Manajemen Komunikasi, Paascasarjana Universitas Trisakti, Elizabeth Goenawan Ananto, Ph.D, FIPRA yang sering memotivasi Penulis untuk cepat menyelesaikan tesis ini. Pembimbing Utama- Prof. DR. Mutiara Sibarani Panggabean, ME beserta Tim Penguji yang secara khusus telah membantu sesuai dengan bidang masing-masing untuk menggugah semangat dan daya nalar Penulis serta membedah tesis sehingga layak dipertahankan.

(7)

vii

dari 3 PTS di DKI Jakarta yang telah membantu dalam survey untuk keperluan penelitian.

Penulis juga menyampaikan ungkapan terima kasih yang mendalam kepada para dosen pengajar, yaitu Prof. Dr. Mutiara S. Panggabean, ME, Elizabeth Goenawan Ananto, Ph.D, FIPRA, Prof. Dr. Dadan Umar Daihani, DEA, Prof. Dr. Tritana G, Mpsi, Prof. Dr. Heru S. Nugroho, M.Sc., Almarhum Prof. Dr. Sofyan S. Harahap, Dr.

Harsini Soetomo, ME., Dr. Ir. Goenawan Alif, MA., Dr. Andreas WG Putra, MBA., Dr. Indrawadi Tamin, M.Sc., Dr. Yvonne Augustine, Ak. MM., Almarhum Drs.

Fauzie Syuaib, M.Pd., Virna Sulfitri, SE. MBA., Dr. Hifni Alifahmi, M.Si., Drs. Is Nugroho, MHRM., Ir. Djaka Winarso, M.Si., dan Dra. Aselina Trihastuti, MBA., serta staf Pascasarjana Manajemen Komunikasi Universitas Trisakti : Yesi Nosuziarti dan Hedwig Krisanta, sahabat-sahabat Batch IV : Mbak Okty, Mbak Nia, Mbak Duma, Mbak Ella, Mbak Deliya, Mbak Wulan dan Mas Doni, serta Mas Adhitya Nugraha dan Mas Kuncoro yang telah sangat men-support selama penulisan tesis ini serta sahabat-sahabat Penulis lainnya.

Ucapan terima kasih kepada Keluarga Besar kakak Berty Fernandes, Duta Besar Republik Indonesia untuk PERU atas segala support dalam penulisan tesis ini.

(8)

viii

(UNSADA) Prof. Dr. Kamaruddin Abdullah, IPU, Mantan Wakil Rektor II UNSADA : Ir. Moh. Jusuf Ismail, Sekjen PERSADA : Ir. Djang Rono, Bapak Indra Kartasasmita, Bapak Hideki Amangku, Mas Rodjali, Mas Tris dan semua sahabat dan para sempai di PERSADA (Perhimpunan Alumni dari Jepang) serta Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Darma Persada (UNSADA) : Jombrik, SE, MM., teman-teman dosen Pak Budi, Pak Sukardi, Bu Endang, Pak Firsan, Bu Dini, Bu Atik, Bu Ari, teman-teman TIK UNSADA khususnya Pak Herianto, Mbak Petty, Mas Rachman, Mas Nur dan semua teman dosen dan staf TU Fakultas Ekonomi UNSADA.

Akirnya, Penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Bernardus Beo Say (Alm.), Ibunda Kresensia Kede (Alm), Mertua Papi Petrus P. Marmohadi dan Mami Theresia Suryati, Mas Dicka sekeluarga, Mas Bima sekeluarga, serta istri tercinta Maria Putrianna Dyah Lawanti Beo Say dan anakku tersayang Constantino Samuel Adityo Beo Say (SAMMY), serta kakak, adik dan keponakan, sahabat terdekat yang selalu berdoa dan memberi motivasi kepada Penulis untuk cepat menyelesaikan tesis ini.Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada sahabatku SUTANTO, SE (Direktur Utama PT. Bintan Areca/ARECA WATERPARK Tanjung Pinang KEPULAUAN RIAU/KEPRI), Keluarga Besar Alumni PMKRI Cabang DKI Jakarta dan Alumni PMKRI Pusat, Yurist Oloan, Mas Dr. Tommy Legowo, Mas Suryo Susilo, Sebastian Salang, Gustaf Tamo Mbapa,

(9)

ix

Tak ada gading yang tak retak. Dalam memenuhi promosi jenjang master ini Penulis telah berusaha sekuat kemampuan memenuhi kaidah ilmiah secara sistematis, namun disadari bahwa ilmu adalah sesuatu yang selalu berkembang dan masih terbuka lebar jalan untuk menuju kesempurnaan. Oleh karena itu, Penulis sangat mengharapkan adanya masukan berharga, kritik konstruktif, dan saran yang membangun dari pembaca budiman demi penyempurnaan karya ilmiah di masa depan. Atas segala upaya mengkritisi tesis ini, Penulis tak lupa sampaikan terima kasih.

Akhirnya semoga tesis ini dapat bermanfaat khususnya bagi pihak-pihak yang membutuhkan demi penelitian selanjutnya yang lebih sempurna.

Jakarta, 27 Maret 2012

Alfonsus Beo Say

(10)

x

TESIS INI KUPERSEMBAHKAN KEPADA ORANG-ORANG YANG SANGAT AKU CINTAI SELAMA INI

YANG TELAH DIPANGGIL OLEH ALLAH BAPA DI SURGA

ALMARHUM AYAHKU : BERNARDUS BEO SAY ALMARHUM IBUKU : KRESENSIA KEDE BEO SAY ALMARHUM KAKAK-KAKAK-KU : MARTIN SALLIS SAY, S.H.,

HENDRIKUS DJAMU, DAN HERMAN LAGU.

ALMARHUM OM ARDOL DAN OM FRANS

SERTA SEMUA ANGGOTA KELUARGA YANG TELAH MENINGGAL BAIK DI JAKARTA MAUPUN DI MAUMERE DAN MANGGARAI

FLORES BARAT NUSA TENGGARA TIMUR (NTT)

ORANG-ORANG YANG SANGAT AKU SAYANGI YANG MASIH BERKARYA DI DUNIA INI

ISTRIKU TERSAYANG : MARIA PUTRIANNA DYAH LAWANTI BEO SAY ANAKKU TERSAYANG : CONSTANTINO SAMUEL ADITYO BEO SAY

SERTA SEMUA KELUARGA BESAR DI MAUMERE, MANGGARAI, MALANG, DAN JAKARTA

(Aku Tahu Kepada Siapa Aku Percaya Dan Berkarya- Alfonsus Beo Say, Manggarai Flores NTT, 27 Februari 1969)

(11)

xi

Halaman

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang Penelitian ... 1

Identifikasi dan Pertanyaan Penelitian ... 8

Studi Terdahulu Terkait dengan Penelitian ... 9

Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 10

Keterbatasan Penelitian ... 11

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 13

Mendefinisikan Publik ... 14

Mendefinisikan Hubungan ... 14

Mendefinisikan Hubungan Organisasi-Publik ... 15

Teori Reputasi(reputation theory) ... 16

Reputasi Organisasi ... 19

(12)

xii

Reputasi Organisasi Sebagai Fenomena “Kolektif” ... 22

Reputasi Primer dan Sekunder ... 22

Hubungan Antara Hasil Relasional dan Reputasi ... 24

Hubungan Antara Hasil Relasional dan Perilaku Mendukung ... 24

Komunikasi Perilaku Publik ... 25

Pengalaman Pendidikan Mahasiswa (Pengalaman Selama Kuliah) ... 26

Tujuan Perilaku ... 28

Pengumpulan Dana dan Pemberian Alumni ... 30

Perguruan Tinggi Swasta (PTS) ... 33

Teori-Teori Pendukung ... 57

Teori Situasional Publik ... 58

Teori Excellent Public Relations ... 59

Teosi Sistem (System Theory) ... 61

Teori Manajemen Hubungan (Relationship Management Theory) ... 62

Perumusan Hipotesis ... 64

Model Konseptual Penelitian ... 64

Hipotesis Penelitian ... 69

(13)

xiii

Perilaku Komunikasi ... 75

Pengalaman Selama Kuliah ... 76

Hubungan Mahasiswa dan Universitas (Kualitas Hubungan) ... 79

Reputasi Organisasi (Universitas) ... 81

Niat Mendukung Universitas ... 82

Metode Pengumpulan Data ... 84

Populasi, Sampling dan Unit Analisis ... 84

Instrumen Pengumpulan Data ... 84

Metode Analisis ... 85

Analisis Deskriptif ... 85

Analisis Structural Equation Modeling (SEM) ... 86

Spesisikasi Model ... 88

Identifikasi Model ... 98

Metode Estimasi ... 99

Pengujian Kesesuaian Model ... 100

Respesifikasi Model ... 103

IV. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 105

Responden dan Pengumpulan Data ... 105

Gambaran Objek Penelitian ... 106

(14)

xiv

Pengolahan dan Analisis Model Pengukuran ... 110

Analisis Hasil Penelitian dengan SEM ... 134

Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis ... 138

V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 145

Implikasi Manajerial ... 147

Saran untuk Lembaga dan Penelitian Berikutnya ... 149

Saran untuk Lembaga Pendidikan Tinggi (PTS) ... 149

Saran untuk Penelitian Berikutnya ... 150

DAFTAR PUSTAKA ... 151

..

(15)

xv

Tabel Uraian Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ... 73

Tabel 3.2 Dimensi-Dimensi Perilaku Komunikasi ... 76

Tabel 3.3 Dimensi-Dimensi Pengalaman Selama Kuliah ... 78

Tabel 3.4 Dimensi-Dimensi Kualitas Hubungan ... 80

Tabel 3.5 Dimensi-Dimensi Reputasi Organisasi ... 82

Tabel 3.6 Dimensi-Dimensi Niat Mendukung Universitas ... 83

Tabel 3.7 Variabel Laten dan Indikator-Indikatornya ... 95

Tabel 4.1 Jumlah Perguruan Tinggi Swasta ... 107

Tabel 4.2 Sebaran Responden ... 108

Tabel 4.3 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 108

Tabel 4.4 Pilhan Faktor Reputasi ... 109

Tabel 4.5 Validitas dan Reliabilitas untuk PK ... 114

Tabel 4.6 Validitas dan Reliabilitas untuk PSK ... 117

Tabel 4.7 Validitas dan Reliabilitas untuk KH ... 123

Tabel 4.8 Validitas dan Reliabilitas untuk RU ... 129

Tabel 4.9 Validitas dan Reliabilitas untuk NMU ... 133

Tabel 4.10 Ikhtisar Estimasi Model Penelitian ... 137

Tabel 4.11 Rangkuman Hasil Uji Hipotesis ... 141

(16)

xvi

Gambar Uraian Halaman

Gambar 2.1 Empat Sisi Reputasi Korporat ... 17

Gambar 2.2 Pengertian Reputasi Menurut Fombrun dan van Riel ... 19

Gambar 2.3 Model Konseptual Penelitian ... 67

Gambar 3.1 Model Konseptual Perilaku Komunikasi ... 89

Gambar 3.2 Model Konseptual Pengalaman Selama Kuliah (PSK) ... 90

Gambar 3.3 Model Konseptual Kualitas Hubungan (KH) ... 91

Gambar 3.4 Model Konseptual Reputasi Universitas ... 92

Gambar 3.5 Model Konseptual Niat Mendukung Universitas ... 93

Gambar 3.6 Diagram Full Model SEM ... 94

Gambar 4.1 T-Value-PK ... 111

Gambar 4.2 Standarized-PK ... 112

Gambar 4.3 T-Value-PK ... 113

Gambar 4.4 Standarized-PK ... 113

Gambar 4.5 T-Value-PSK ... 115

Gambar 4.6 Standarized-PSK ... 116

Gambar 4.7 T-Value-KH ... 118

Gambar 4.8 Standarized-KH ... 119

Gambar 4.9 T-Value-KH ... 121

Gambar 4.10 Standarized-KH ... 122

Gambar 4.11 T-Value-RU ... 124

Gambar 4.12 Standarized-RU ... 125

Gambar 4.13 T-Value-RU ... 126

Gambar 4.14 Standarized-RU ... 127

Gambar 4.15 T-Value-RU ... 128

Gambar 4.16 Standarized-RU ... 129

Gambar 4.17 T-Value-NMU ... 130

Gambar 4.18 Standarized-NMU ... 131

Gambar 4.19 T-Value-NMU ... 132

Gambar 4.20 Standarized-NMU ... 132

Gambar 4.21 T-Value-Model Hipotesis ... 135

Gambar 4.22 Standarized Model Hipotesis ... 136

(17)

xvii

1a PTS Terbaik Manajemen ... L1-1 1b Jumlah PTS Menurut Wilayah ... L1-3 2a Output Program LISREL - PK-A ... L2a-1 2b Output Program LISREL - PK-B ... L2b-4 2c Output Program LISREL - PSK-A ... L2c-6 2d Output Program LISREL - KH-A ... L2d-12 2e Output Program LISREL - KH-B ... L2e-16 2f Output Program LISREL - RU-A ... L2f-21 2g Output Program LISREL - RU-B ... L2g-25 2h Output Program LISREL - RU-C ... L2h-29 2i Output Program LISREL - NMU-A ... L2i-32 2j Output Program LISREL - NMU-B ... L2j-35 2k Output Program LISREL - Model Hipotesis ... L2k-37 3 Kuesioner Penelitian Tesis ... L3-1

(18)

ABSTRAK

Say, Beo Alfonsus, Februari 2011, Pengaruh Perilaku Komunikasi, Pengalaman Selama Kuliah, Kualitas Hubungan Dan Reputasi Terhadap Niat Mendukung Universitas Pada Perguruan Tinggi Swasta Di DKI Jakarta

Pembimbing Utama : Prof. DR. Mutiara Sibarani Panggabean, ME

Pentingnya manajemen hubungan semakin ditekankan dalam disiplin hubungan masyarakat (HUMAS). Semakin banyak praktisi HUMAS dan sarjana yang percaya bahwa tujuan dasar hubungan masyarakat adalah untuk membangun dan meningkatkan hubungan jangka panjang secara terus-menerus dengan konstituen utama pada sebuah organisasi (Ledingham & Bruning, 2000; L. Grunig, J. Grunig &

Dozer, 2002).

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh perilaku komunikasi, pengalaman selama kuliah, kualitas hubungan dan reputasi terhadap niat mendukung universitas (Sung, Ming Jung dan Yang, Sun-Un, 2006).

Pengujian model yang dikemukakan dilakukan secara empiris terhadap 156 responden dari 3 (tiga) Perguruan Tinggi Swasta (PTS) atau universitas yang masuk dalam 10 (sepuluh) PTS terbaik tahun 2011(hasil survey Pusat Data dan Analisa TEMPO, 2011) untuk Program Studi Manajemen dengan ditunjang oleh in dept

(19)

interview serta menguji model tersebut dengan menggunakan metode analisis Structural Equation Model (SEM).

Hasil pengujian dari delapan hipotesis menunjukkan bahwa ada 4 (empat) hipotesis yang diterima. Sehingga perilaku komunikasi berpengaruh terhadap pengalaman selama kuliah, kualitas hubungan dan reputasi universitas. Kualitas hubungan juga berpengaruh terhadap niat mendukung universitas oleh para alumni sebuah institusi PTS. Untuk 4 (empat) hipotesis yang lain belum bisa diterima karena variabel, jumlah sampel, dan cara penentuan sampel yang terbatas serta obyek penelitian yang berbeda.

Dalam kajian studi ini, hanya melihat dari sisi internal publik dari sebuah PTS atau universitas yaitu para mahasiswa untuk memberikan perhatian khusus untuk pengembangan perilaku komunikasi dan kualitas hubungan yang harmonis dengan publik utamanya sehingga suatu saat mereka memperhatikan almamaternya. Untuk selanjutnya, diperlukan penelitian yang mengukur dari sisi eksternal publik yang membentuk kualitas hubungan yang dikelola dengan baik oleh institusi PTS.

Keywords : perilaku komunikasi, pengalaman selama kuliah, kualitas hubungan, reputasi, public dan relational outcomes.

(20)

ABSTRACT

Say, Beo Alfonsus. Februari 2011, The Communication Behavior Influence, Experience During the Lecture, Quality of Relationship and Reputation to the Intention of Supporting Universities on Private Higher Education in Capital Jakarta City.

Major Advisor : Prof. DR. Mutiara Sibarani Panggabean, ME

The importance of relationship management more applied in term of public relations (PR). Most of PR practitioner and graduate student believe that basic goal of public relations is to develop and enhance longterm continues relationship in the organization (Ledingham & Bruning, 2000; L. Grunig, J. Grunig & Dozer, 2002).

The research purpose is to measure the communication behavior influence, experience during the lecture, quality of relationship and reputation to the intention of supporting universities on private higher education in capital Jakarta ciry (Sung, Ming Jung dan Yang, Sun-Un, 2006).

Model is measure with empirical tested to 156 respondent from 3 (three) private higher education or universities which include in top 10 private higher education in Indonesia base on Research and Analysis TEMPO, 2011 for Management Studies using in-depth interview and analysis of Structural Equation Model (SEM).

(21)

Result of the research shown that there are 4 (four) hypothesis are accepted which are the communication behavior influence toward experience during the lecture , quality of relationship, and university reputation. Other hypothesis is relationship quality has influence toward intention to support university. However, there are 4 (four) other hypotheses that rejected.

In this research, analyst only focuses on internal public side from private higher education only, which is student for having special attention on communication behavior development and quality of relationship with public. Therefore someday they will be care to their previous university. Analyst recommends having further research on external public that develop quality of relationship that manage by private higher education institution.

Keywords: communication behavior, experience during the lecture, quality of relationship, reputation, public and relational outcomes.

(22)

Latar Belakang Penelitian

Perguruan Tinggi merupakan lembaga pendidikan tinggi yang memegang peran penting dalam pembangunan bangsa khususnya penciptaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan bermoral. Perguruan Tinggi telah melahirkan kaum terdidik dan intelektual yang menata kehidupan bangsa menuju kea rah yang lebih baik. Bangsa maju adalah bangsa yang memiliki sumber daya manusia (SDM) berkualitas, sehingga mampu melahirkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

Kemampuan menemukan, melahirkan dan mengembangkan tiga dimensi ini, hanya dapat dilakukan oleh Perguruan Tinggi.

Perguruan tinggi memliki tiga kewajiban berupa pendidikan, penelitian (riset) dan pengabdian kepada masyarakat. Kewajiban ini dikenal dengan nama tridharma perguruan tinggi. Perguruan tinggi dalam mengemban tridharmanya memerlukan penataan secara menyeluruh terhadap kelembagaan dan manajemen pengelolaan.

Manajemen perguruan tinggi sangat berperan dalam menjamin keberlangsung kegiatan di perguruan tinggi.

1

(23)

D. Kalobs (1998) menyatakan bahwa faktor determinan, yang paling menentukan rendah tidaknya kualitas perguruan tinggi terletak pada manajemen perguruan tinggi.

Manajemen perguruan tinggi adalah kemampuan mengelola perguruan tinggi secara integral dan menyeluruh dengan mengoptimalkan alokasi dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perguruan tinggi. Prasarana, sarana fisik serta sumber daya manusia yang dimiliki oleh perguruan tinggi, tidak akan berdaya guna bila tidak dikelola melalui manajemen perguruan tinggi. Optimalisasi sumberdaya pada perguruan tinggi memerlukan keahlian (skill) atau sekarang terkenal dengan nama kompetensi. Kompetensi inilah secara sederhana menjadi unsur utama pada manajemen perguruan tinggi. Penerapan manajemen perguruan tinggi yang baik akan menghasilkan output berkualitas, sedangkan manajemen yang tidak baik, akan menghasilkan output yang tidak berkualitas.

Dalam manajemen perguruan tinggi diperlukan kesadaran (awareness) dan komitmen para pimpinan, staf, dan pemangku kepentingan untuk melakukan perubahan pada perguruan tinggi. Ted Wall (2007) menyebutkan bahwa proses perubahan leadership dan manajemen perguruan tinggi terakumulasi dalam konsep VALUE. Kata VALUE merupakan singkatan dari View, Appreciate, List, Understand dan Evaluate.

Gabungan kata ini merupakan prinsip leadership dan manajemen perguruan tinggi yang harus diketahui pimpinan perguruan tinggi. Pemahaman terhadap makna dari kata value akan membawa implikasi pada perubahan sikap pimpinan perguruan tinggi,

(24)

sehingga dapat menata dan memperbaiki kembali manajemen perguruan tinggi ke arah yang lebih baik.

Salah satu penataan itu adalah bagaimana menjaga hubungan baik antara mahasiswa dan perguruan tinggi (selanjutnya disebut universitas sesuai dengan obyek penelitian ini) sehingga begitu para mahasiswa itu lulus mereka masih memiliki loyalitas yang tinggi terhadap keberadaan dari universitas tempat mereka menyelesaikan studi strata 1 (S1), S2 bahkan S3.

Salah satu kontribusi penting dari mahasiswa itu setelah mereka menyandang gelar sarjana dan sudah menjadi alumni dari sebuah universitas (PTS) adalah kontribusi alumni dalam proses pengembangan universitas. Kontribusi tersebut adalah penyempurnaan dan penyesuaian kurikulum, penggalangan dana, kerjasama magang, bantuan beasiswa, sponsorship kegiatan, dan sebagainya.

Sehingga faktor manajemen hubungan melalui perilaku komunikasi, pengalaman selama kuliah (pengalaman selama pendidikan), dan lain-lain menjadi faktor yang penting untuk diperhatikan oleh manajemen PTS.

Dalam membicarakan manajemen hubungan ini adalah menjadi salah satu fungsi dan tugas Public Relations (HUMAS) PTS dalam membina hubungan dan komunikasi dengan salah satu stakeholder yaitu mahasiswa. Hal ini bertujuan untuk menciptakan

(25)

saling pengertian (mutual understanding) antara mahasiswa dan pihak kampus untuk jangka panjang.

Dalam kaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sung, Ming Jung dan Yang, Sun-Un (2006) tentang Reputasi dan Hubungan Mahasiswa-Universitas maka sangat penting menganalisis manajemen hubungan semakin ditekankan dalam disiplin humas. Semakin banyak praktisi humas dan sarjana yang percaya bahwa tujuan dasar hubungan masyarakat adalah untuk membangun dan meningkatkan hubungan jangka panjang secara terus-menerus dengan konstituen utama pada sebuah organisasi (misalnya, Ledingham & Bruning, 2000; L. Grunig, J. Grunig, & Dozier, 2002;

“Shell: Reputation, Relationships, Results,” Hill & Knowlton, n.d.). Sebagai contoh, mengenai munculnya "hubungan" sebagai konsep utama dalam humas menurut Bruning dan Ledingham (1999) digambarkan sebagai berikut: "Peningkatan jumlah sarjana yang mengadopsi perspektif bahwa humas seharusnya dipandang sebagai pengelolaan hubungan antara organisasi dan publik". Karena semakin banyak sarjana humas yang menekankan pentingnya hubungan kualitas dalam pengelolaan humas secara pengaruh yang positif, banyak penelitian menguji hubungan organisasi-publik dalam berbagai konteks (misalnya, Bruning & Ledingham, 1999; Grunig & Huang, 2000; Ledingham & Bruning, 2000). Namun, hanya beberapa penelitian yang meneliti konsep dalam konteks institusi akademik dalam perguruan tinggi (Hon &

Brunner, 2002; Jo, Hon, & Brunner, 2004).

(26)

Para Sarjana Manajemen telah mengakui reputasi sebagai aset kritis organisasi yang mempengaruhi hubungan organisasi-konstituensi (atau publik). Namun, tidak banyak penelitian yang meneliti hubungan antara hasil relasional dengan reputasi, dimana hal tersebut mempengaruhi persepsi dan perilaku publik terhadap organisasi. Penelitian ini mencoba untuk mengeksplorasi hubungan antara relasi organisasi-publik dan reputasi organisasi. Hal ini membuktikan adanya hubungan antara hubungan kualitas dan perilaku pendukung antara organisasi dan publik (misalnya, Caywood, 1997;

Peppard, 2000; Reinchheld, 1996). Lebih khusus, penelitian ini meneliti bagaimana inistitusi akademis di perguruan tinggi seperti universitas dan perguruan tinggi, yang mengelola hubungan mereka dengan mahasiswa serta bagaimana persepsi para mahasiswa terhadap reputasi sebuah institusi yang mempengaruhi peminatan perilaku mereka dalam mendukung sebuah organisasi.

Baru-baru ini pendekatan relasional telah diterapkan pada bidang tertentu melalui penggalangan dana. Tidak banyak yang dapat dipelajari mengenai hubungan alumni serta penggalangan dana dalam sebuah perguruan tinggi dalam penelitian hubungan masyarakat. Hal tersebut yang mengakibatkan minimnya pengembangan teori serta pengalaman yang didapat. Sumbangan yang didapat dari alumni merupakan sumber pendapatan yang signifikan pada semua jenis lembaga perguruan tinggi. Namun, penelitian ini justru tidak menekankan pada motivasi dan karakteristik orang yang telah memberikan dukungannya kepada almamater mereka secara baik, meskipun sebagian besar institusi telah memberikan banyak waktu dan sumber daya untuk

(27)

mengembangkan sumbangan alumni (Monks, 2003). Lindahl dan Winship (1992) menunjukkan bahwa perilaku dukungan terakhir ini berhubungan dengan dukungan saat ini dan masa depan terhadap sebuah organisasi.

Mengidentifikasi individu yang lebih mendukung dalam memberi dan membangun hubungan baik dengan mereka memiliki pengaruh yang signifikan dalam kehidupan mereka. Menimbang dalam penelitian tersebut telah menemukan bahwa pengalaman di perguruan tinggi merupakan salah satu faktor utama yang memotivasi pemberian alumni, bagaimana mahasiswa saat ini- yang akan segera menjadi alumni-melihat pengalaman mereka bisa mempengaruhi perilaku mendukung mereka di masa depan.

Untuk mengatasi kesenjangan tersebut, penelitian ini mencoba mengembangkan model konseptual dalam peminatan perilaku pendukung mahasiswa. Hal ini dilakukan dengan menggabungkan tumbuh kembang pengetahuan mengenai hubungan dan reputasi dengan pengetahuan dari kepustakaan pendidikan yang lebih tradisional terhadap pengalaman mahasiswa dan teori dalam tujuan perilaku serta sumbangan alumni. Hal ini memastikan bahwa model yang tepat memperhitungkan karakteristik khusus dari pengalaman pendidikan dalam perspektif yang memperluas hubungan manajemen.

Penelitian ini membahas apakah hasil hubungan antara universitas dan mahasiswa sarjana serta reputasi universitas di kalangan mahasiswa akan mempengaruhi niat mereka untuk membantu sekolah mereka di masa depan. Dan apabila mereka

(28)

memiliki hubungan yang lebih baik dengan universitas apakah lebih memungkinkan para mahasiswa akan menyumbang dan memberi dukungan kepada universitas mereka? Ataukah, minat mahasiswa untuk mendukung akan jauh lebih tinggi apabila universitas ini dianggap memiliki reputasi yang baik? Dan sejauh mana pengalaman mahasiswa saat ini dapat berpengaruh pada perilaku mereka untuk mendukung dan kemungkinan memberi pada sebuah institusi?

Dalam bagian selanjutnya dari penelitian ini, terdapat tiga langkah prosedur yang digunakan untuk memperoleh pengertian lebih dalam mengenai potensi hubungan dan manajemen komunikasi dalam konteks universitas. Pertama, informasi yang tersedia dari hasil penelitian sebelumnya di bidang pendidikan, penggalangan dana, reputasi, dan hubungan masyarakat digunakan untuk mengembangkan model hubungan yang berbasis pada peminatan perilaku pendukung mahasiswa. Kedua, model ini diuji secara empiris dengan menggunakan model persamaan struktural.

Bagian empiris ini didasarkan pada survei dari 336 mahasiswa sebuah universitas swasta di Seoul tahun 2005. Langkah terakhir, hasil teoritis dan empiris dibahas sehubungan dengan kemungkinan implikasi manajerial bagi para penyedia jasa pendidikan.

Dari berbagai kondisi yang dihadapi perguruan tinggi di Indonesia yang telah disampaikan di atas, jelas tampak pimpinan perguruan tinggi harus cerdas dan berpikir stratejik di dalam mengelola perguruan tinggi (universitas) sehingga

(29)

berpengaruh pada reputasi yang positif bagi para stakeholdernya yang kiranya berdampak kepada perilaku niat mendukung universitas.

Identifikasi dan Pertanyaan Penelitian

Dalam meningkatkan hubungan yang harmonis antara universitas dan mahasiswa yang semuanya bermuara pada citra dan reputasi positif perguruan tinggi bagi pemangku kepentingannya. Reputasi yang baik dari PTS tersebut diharapkan dapat berpengaruh pada jumlah mahasiswa baru yang masuk Pergurun Tinggi Swasta (PTS) dan juga mendorong para lulusannya (alumni) untuk memberi bantuan dana dalam pengembangan universitas tersebut ke depannya. Selama ini masih banyak pimpinan PTS yang belum serius memperhatikan masalah bagimana membangun komunikasi dan hubungan yang harmonis antara universitas dan mahasiswa. Hal ini yang menyebabkan banyak PTS yang tidak dipercaya lagi oleh masyarakat sebagai tempat perkuliahan putra dan putrinya. Sehingga kondisi saat ini banyak PTS yang berguguran baik di kota-kota besar maupun di daerah.

Berdasarkan pertimbangan tersebut maka penelitian ini berniat untuk melihat hubungan antara universitas dan mahasiswa dan reputasi PTS di DKI Jakarta ditinjau dari empat faktor (variabel) sesuai dengan topik tesis ini “Pengaruh Perilaku Komunikasi, Pengalaman Selama Kuliah, Kualitas Hubungan dan Reputasi terhadap Niat Mendukung Universitas pada Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Daerah Khusus

(30)

Ibukota (DKI) Jakarta”, sehingga pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah perilaku komunikasi berpengaruh terhadap pengalaman selama kuliah, kualitas hubungan dan reputasi universitas ?

2. Apakah pengalaman selama kuliah berpengaruh terhadap kualitas hubungan dan reputasi univesitas ?

3. Apakah kualitas hubungan berpengaruh terhadap reputasi universitas dan niat mendukung universitas ?

4. Apakah reputasi universitas berepengaruh terhadap niat mendukung universitas ?

Studi Terdahulu Terkait dengan Penelitian

Beberapa penelitian mengenai perilaku komunikasi maupun niat untuk mendukung telah dilakukan di berbagai negara.

 Kristina A. Finlay (Desember, 2006) meneliti tentang pengalaman selama sekolah (kuliah) dengan menggunakan tiga skala yang terdiri dari pengalaman emosional dengan sekolah, pengalaman kognitif, dan pengalaman perilaku selama di tempat sekolah (kuliah). Pengalaman emosional termasuk dalam hal ketertarikan, nilai-nilai positif, dan ikatan emosional dengan sekolah (kampus).

Kemudian pengalaman perilaku termasuk dalam hal peraturan-peraturan positif

(31)

seperti konsentrasi, atensi, menjawab pertanyaan, kontribusi dalam diskusi di kelas, dan sebagainya yang kira-kira memberi kontribusi positif kepada para siswa/mahasiswa.

 Sriramesh et.al (2007) mempergunakan teori situasional dari publik untuk menilai perilaku komunikasi customer service di Singapura. Hasil mengungkapkan bahwa teori situasional cukup bermanfaat dalam mengenali perilaku komunikasi publik konsumen Singapura.

 Studi kasus Jo (2003) memperluas penelitian Hon dan Grunig (1999) dan Huang (2001) dalam mengukur relationship outcomes, yaitu control mutuality, trust, satisfaction, commitmen exchange relationship dan communal relationship serta face and favor. Jo menambahkan indikator personal network yang sesuai dengan karakteristik responden penelitiannya di wilayah timur (Korea Selatan).

Penelitian-penelitian di atas memerlukan pengujian secara empiris di luar perusahaan publik mengingat perlunya pemahaman mengenai cara pandang universitas (PTS) terhadap pencapaian relationship outcomes universitasnya. Hasilnya diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menentukan arah pengembangan public relations dalam universitas (PTS) lebih lanjut.

(32)

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang maupun indentifikasi penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk :

1. Menganalisa sejauh mana perilaku komunikasi berpengaruh terhadap pengalaman selama kuliah, kualitas hubungan dan reputasi universitas

2. Menganalisa sejauh mana pengalaman selama kuliah berpengaruh terhadap kualitas hubungan dan reputasi univesitas.

3. Menganalisa sejauh mana kualitas hubungan berpengaruh terhadap reputasi universitas dan niat mendukung universitas.

4. Menganalisa sejauh mana reputasi universitas berpengaruh terhadap niat mendukung universitas.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi manajerial kepada pimpinan dan manajemen universitas yang mengangkat penelitian hubungan dan komunikasi universitas-mahasiswa dan reputasi PTS dengan rincian sebagai berikut : 1. Penelitian ini berupaya membuktikan bahwa perilaku komunikasi berpengaruh

terhadap pengalaman selama kuliah, kualitas hubungan dan reputasi universitas 2. Penelitian ini berupaya membuktikan bahwa pengalaman selama kuliah

berpengaruh terhadap kualitas hubungan dan reputasi univesitas.

(33)

3. Penelitian ini berupaya membuktikan bahwa kualitas hubungan berpengaruh terhadap reputasi universitas dan niat mendukung universitas.

4. Penelitian ini berupaya membuktikan bahwa reputasi universitas berpengaruh terhadap niat mendukung universitas.

Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini terlepas dari studi kepustakaan sebelumnya perlu membatas aspek yang dikaji. Hal itu digunakan untuk tetap menjaga reliabilitas penelitian ini, selain karena adanya faktor kontekstual yang perlu diperhatikan.

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah pertama, penelitian ini adalah penelitian lanjutan artinya dimensi dan item pengukuran mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Sung, Ming Jung dan Yang, Sun-Un. Kedua, sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya mahasiswa semester lima ke atas (tingkat III) yang mengambil Program Studi Manajemen dengan Akreditasi A pada 3 (tiga) PTS di DKI Jakarta. Tiga PTS terbaik ini yang masuk dalam 10 (sepuluh) PTS terbaik menurut persepsi dan pengalaman para manajer di dunia kerja di Jabodetabek, hasil survey Pusat Data dan Analisa TEMPO tahun 2011. Hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan dan hanya terbatas pada sampel yang diteliti.

(34)

Tinjauan Teori

Konseptualisasi

Meskipun semakin meningkatnya minat dalam humas organisasi dan reputasi, tinjauan kepustakaan yang relevan menunjukkan bahwa secara umum tidak terdapat model konseptual yang secara empiris ditetapkan dalam mengintegrasikan hubungan, reputasi, dan tujuan perilaku. Namun, model seperti itu dapat dilihat sebagai faktor penting dalam perkembangan teori berbasis yang merujuk pada strategi konsisten untuk meningkatkan hubungan dan reputasi yang dimiliki universitas dengan para mahasiswa serta sebagai konsekuensi dari keberhasilan ekonomi.

Hubungan Organisasi-Publik

Terlepas dari penggunaan umum istilah"hubungan" oleh para sarjana dan praktisi dalam menjelaskan nilai dari hubugan masyarakat, "baik sarjana maupun praktisi telah mendefinisikan konsep tersebut dengan teliti dan telah mengembangkan pengukuran yang dapat dipercaya dari hasil hubungan" (J. Grunig & Huang, 2000 , p.

25). Hubungan Mahasiswa-Universitas Broom, Casey, dan Richey (2000) juga menunjukkan tidak adanya definisi hubungan sebagai berikut: "Meskipun fungsi

13

(35)

humas membangun dan menjaga hubungan organisasi dengan publik, kami menemukan beberapa definisi dari hubungan seperti itu dalam kepustakaan hubungan masyarakat" (hal. 3). Untuk menentukan hubungan organisasi-publik, definisi "publik," "organisasi," dan "hubungan" harus dijelaskan secara lengkap.

Mendefinisikan Publik

Istilah "publik" ini berasal dari frase Latin "poplicus atau Populus, yang berarti orang-orang" (Price, 1992; dikutip dalam Vasquez & Taylor, 2001, hal 140). J.

Grunig dan Hunt (1984) mendefinisikan publik sebagai "sekelompok orang yang menghadapi masalah, yang dipisahkan pada solusi, dan mengatur untuk membahas hal itu" (hal. 145). Orang menjadi pemegang saham karena adanya ketergantungan dengan organisasi-atau karena "saham" dalam operasi organisasi (Clarkson, 1991;

Freeman, 1984; Kayu, 1991). Stakeholder mengatur publik karena masalah yang mereka miliki dengan organisasi atau masalah yang ingin mereka pecahkan dalam sebuah organisasi(J. Grunig & Huang, 2000; J. Grunig & Hunt, 1984). Publik terlibat dalam perilaku komunikasi aktif dan mengatur untuk memecahkan masalah tersebut dengan organisasi (J. Grunig, 1997; J. Grunig & L. Grunig, 2000; J. Grunig & Repper, 1992).

Mendefinisikan Hubungan

Ahli teori organisasi Daft (2001) mendefinisikan organisasi sebagai "1) entitas sosial yang 2) memiliki tujuan terarah, 3) dirancang sebagai sistem kegiatan yang

(36)

terstruktur dan terkoordinasi, dan 4) yang terkait dengan lingkungan eksternal" (hal.

5). Daft menyarankan bahwa organisasi menjadi efektif dengan mengatur hubungan baik dengan strategi publik: "organisasi yang terdiri dari orang-orang dan hubungan mereka satu sama lain. Sebuah organisasi tercipta ketika orang-orang berinteraksi satu sama lain untuk melakukan fungsi esensial yang membantu mencapai tujuan.

Sebuah organisasi tidak dapat tercipta tanpa adanya interaksi dengan pelanggan, pemasok, pesaing, dan elemen lain dari lingkungan eksternal ".

Mendefinisikan hubungan organisasi-publik.

Sedangkan Broom et al. (1997) mendefinisikan hubungan organisasi-publik sebagai proses pembentukan sebuah hubungan, dan Bruning dan Ledingham (1998) mendefinisikan sebagai konsekuensi yang luas, Huang (1997) dan J. Grunig dan Huang (2000) mendefinisikan hubungan organisasi-publik yang berfokus pada hasil relasional. Huang (1997) meneliti hubungan organisasi-publik didasarkan pada dua asumsi pokok: 1) hubungan terdiri dari lebih dari satu ciri yang mendasar, dan 2) empat ciri relasional mewakili bentuk hubungan organisasi-publik (misalnya, mutualitas kontrol, kepercayaan, komitmen, dan kepuasan7). Disamping itu, sepanjang garis konseptualisasi, Huang (1998) mendefinisikan hubungan organisasi- publik sebagai " sebuah tingkat bahwa antara organisasi dan publik harus saling percaya satu sama lain, menerimakekuatan yang sah pada pihak yang lain untuk mempengaruhi, kepuasan pengalaman antar satu dengan lain, serta saling terikat satu sama lain” (hal. 12).

(37)

J. Grunig dan Huang (2000) mencatat salah satu faktor penting dari hubungan organisasi-publik adalah "perilaku komunikasi" antara sebuah organisasi dengan publiknya. Setelah J. Grunig dan Huang, Rhee (2004) menambah perilaku komunikasi dan mendefinisikan hubungan organisasi-publik sebagai "sebuah koneksi atau asosiasi antara organisasi dan publik yang dihasilkan dari konsekuensi perilaku suatu organisasi atau publik dan yang mengharuskan terjadinya pengulangan komunikasi".

Teori Reputasi (reputation theory)

Reputasi dimulai dari identitas korporat sebagai titik pertama yang tercermin melalui nama perusahaan (logo) dan tampilan lain, misalnya dari laporan tahunanm brosur, kemasan produk, interior kantor, seragam karyawan, iklan, pemberitaan media, materi tertulis, dan audion visual. Identitas korporat juga berupa nonfisik, seperti nilai-nilai dan filosofi perusahaan, pelayanan, gaya kerja dan komunikasi, baik internal maupun dengan pihak luar (Fombrum, dalam Ardianto, 2009:45)

Menurut Fombrum, ada empat sisi reputasi korporat yang perlu ditangani, yaitu: a) credibility (kredibilitas di mata investor), b) trustworthiness (terpercaya dalam

(38)

pandangan karyawan), c) reliability (keterandalan di mata konsumen), dan responsibility(tanggung jawab sosial)1

Gambar 2.1.

Empat Sisi Reputasi Korporat

Sumber : Fombrum, dalam Ardianto (2009)

1 Fombrum menyebutkan,...factor that helps companies built strong and favorable reputation with their principle constituencies : credibility, reliability, trustworthiness, and responsibility; the speak legions about tangible assets and safeguarding the long-term well-being of its reputational capital, its intangible wealth (Ardianto, 2009:45)

Corporate Reputation

(Reputasi Perusahaan) Credibility

(Kredibilitas)

Trustworthiness (Kepercayaan)

Reliability (Dapat dipercaya)

Responsibility (Tanggung jawab sosial)

(39)

Reputasi memengaruhi opini para jurnalis media dan analis keuangan. Bukti-bukti menunjukkan bahwa para reporter lebih sering menulis tentang tingginya masalah perusahaan dan cenderung meliput hal yang lebih menguntungkan mereka.

Reputasi menjadi baik atau buruk, kuat atau lemah bergantung pada kualitas pemikiran strategi dan komitmen manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, serta adanya keterampilan dan energy dengan segala komponen program yang akan direalisasikan dan dikomunikasikan. Mengacu pada pengertian reputasi di atas, bila sebuah perusahaan (organisasi) memiliki reputasi baik, laba perusahaan akan bertambah. Begitu pula jika sebuah pemerintahan yang mengeluarkan berbagai kebijakannya memiliki reputasi yang bagusm dukungan rakyat akan terus meningkat.

Rata-rata pelanggan menyukai produk dari perusahaan yang memiliki reputasi baik.

Oleh karena itu, diciptakan hubungan yang kuat antara perusahaan dengan produk dan jasanya. Apabila nama perusahaan dan produk sama, produk tersebut menjadi sinonim dengan perusahaan dan perusahaan selalu identik dengan produknya, seperti Coca Cola, Microsoft, Visa, dan IBM. Hal itu pun terjadi pada jasa pendidikan tinggi, misalnya Program Studi Hukum persepsi publik pasti ada di Fakultas Hukum Universitas Trisakti, Program Studi Sastra Jepang persepsi publik pasti ada di Universitas Darma Persada, Program Studi Public Relations persepsi publik pasti ada di The London School of Public Relations, dan lain-lain. Disnilah pentingnya pengelolaan perusahaan (organisasi) yang baik (Morley, dalam Ardianto, 2009:49-50).

Menurut Fombrum dan van Riel (dalam Ardianto, 2009: 48), reputasi adalah:

(40)

Gambar 2.2.

Pengertian Reputasi Menurut Fombrum dan van Riel

R

Sumber : Ardianto, 2010:104

Reputasi Organisasi

Griffin (2002) dan Hutton, Goodman, Alexander, dan Genest (2001) telah menunjukkan bahwa humas profesional telah mencakup "reputasi manajemen" untuk menunjukkan kelayakan ekonomis terhadap fungsi humas. Secara khusus, Kim (2000, Reputation

Employees

Customers

Investors

Media Journalists

Financial Analysis

Affects Content of Coverage &

Recommendation s

Generates More of Favorable Press Covorage

Lowers Capital Costs & Attracts New Investment

Encourages Repeat Purchase

Makes Jobs More Attractive

(41)

2001) berpendapat bahwa akuntabilitas humas di tingkat organisasi dapat dibuktikan dengan baik dengan menunjukkan pengaruh reputasi terhadap kinerja keuangan organisasi.

Atribut reputasi.

Dalam mencari atribut kunci dari sebuah reputasi, Bromley (1993) 122 ditinjau dari kutipan mengenai reputasi dari Bartlett (1980), Benham (1948), Stevenson (1949, 1974), dan Kutipan Kamus Oxford (Oxford University Press, 1979). Di antara proposisi yang dikutip Bromley, berikut atribut reputasi yang relevan dalam penelitian ini:

1. Sulit untuk membuat dan menjaga reputasi yang baik atau untuk memperbaiki saat hancur, sedangkan reputasi yang baik mudah hilang atau hancur.

2. Hal ini merupakan tindakan tidak bermoral yang dengan sengaja mencari untuk membangun reputasi, dan reputasi yang sengaja dikembangkan lebih rentan daripada mereka yang tidak.

3. Populer (luas) dan reputasi yang diperoleh dengan cepat memiliki umur yang pendek.

4. Reputasi tidak hanya ditentukan oleh tindakan entitas tetapi juga oleh konsekuensi dari tindakan-tindakan, hubungan entitas dan kualitas, dan oleh berbagai faktor lainnya (hal. 9-11).

(42)

Sehubungan dengan sifat reputasi organisasi, kutipan Bromley diatas menyarankan aspek kunci reputasi organisasi yang berkaitan dengan hubungan organisasi-publik sebagai berikut: 1) Organisasi perlu mengelola hubungan kualitas jangka panjang dengan publik daripada upaya untuk memanipulasi reputasi untuk jangka pendek output panjang; dan 2) reputasi organisasi adalah "dangkal" dan dapat dengan mudah dirusak oleh perilaku organisasi, sedangkan hubungan organisasi-publik lebih dapat diterima dari reputasi organisasi karena pengembangan kualitas hubungan membutuhkan pengabdian jangka panjang dari kedua belah pihak.

Mendefinisikan reputasi organisasi.

Fombrun dan Van Riel (1997), dalam penetapan pokok Tinjauan Reputasi Perusahaan, menyatakan bahwa reputasi telah menjadi pemain pengganti karena

"masalah definisi" (hal. 5). Memang, tergantung pada perspektif yang berbeda, konsep "reputasi organisasi" telah didefinisikan dengan berbagai cara, misalnya, sebagai penilaian dimana para stakeholder yang membangun kinerja perusahaan untuk memenuhi harapan mereka (Fombrun & Van Riel, 2003), sebuah sistem kolektif kepercayaan subjektif antar anggota dari suatu entitas sosial (Bromley, 1993, 2000, 2002), dan perwakilan kognitif dalam pemikiran publik tentang perilaku masa lalu beberapa organisasi dan atribut yang terkait (Coombs, 2000; J. Grunig dan Hung, 2002).

(43)

Reputasi organisasi sebagai fenomena "kolektif".

Bromley (2000, 2002) menyarankan reputasi harus dikonseptualisasikan sebagai fenomena kolektif dalam masyarakat. Bromley (1993) menelusuri asal penelitian reputasi untuk teori pengaruh seseorang dari perspektif psikologi sosial dan membedakan kesan pertama individu dari fenomena kolektif kesan kedua dalam konteks reputasi perusahaan (Bromley, 1993, 2000). Dalam konteks yang sama, reputasi menurut J. Grunig dan Hung (2002) dikonseptualisasikan sebagai fenomena kolektif dan reputasi yang didefinisikan sebagai "distribusi representasi kognitif yangkeseluruhan anggotanyaberpegangpada organisasi, representasi ini mungkin, tetapi tidak selalu, termasuk komponen evaluatif " (hal. 20).

Reputasi primer dan sekunder.

Selain perbedaan antara representasi individu dan representasi kolektif, luasnya pengalaman dalam pembentukan reputasi juga perlu dijelaskan. Bromley (1993) mendefinisikan reputasi primer sebagai "totalitas pendapat yang beredar dalam kelompok tatap muka primer" (reputasi ini berdasar pada perkenalan langsung pertama kali) sedangkan reputasi sekunder mengacu pada "pendapat orang-orang yang beredar diluasnya jaringan sosial yang tidak didasarkan pada, atau berhubungan erat dengan, hubungan tatap muka secara langsung dengan orang yang bersangkutan".

Bromley menjelaskan bahwa reputasi primer dapat lebih menyebar secara luas dibanding reputasi sekunder, yang berarti bahwa "Hubungan jabat tangan secara

(44)

langsung mengarah pada kesan yang sangat individual, sedangkan hubungan tidak langsung didasarkan pada desas-desus yang mengarah pada kesan klise". Akibatnya, reputasi sekunder relatif "dangkal, sederhana, dan bergaya" dan "sesuai dengan pendapat yang berlaku".

J. Grunig dan Hung (2002) juga membedakan reputasi primer dan sekunder berdasarkan keterlibatan dan pengalaman pribadi dengan organisasi. Menurut J.

Grunig dan Hung, ketika publik terlibat dengan organisasi, mereka memiliki hubungan pengalaman dengan organisasi dan akan berpegang pada gambaran kognitif pengalamantentang organisasi tersebut. Ketika publik tidak terlibat dengan sebuah organisasi dan tidak memiliki hubungan pengalaman dengan sebuah organisasi, mereka mungkin masih memegang gambaran kognitif reputasi tentang organisasi berdasarkan desas-desus (misalnya, apa yang mereka dengar dari media dan lain-lain).

Coombs (2000) juga menilai bahwa pengalaman individu dengan organisasi mempengaruhi sifat reputasi organisasi. Pada titik ini, Coombs berkata: "reputasi didasarkan pada pengalaman pemegang saham dengan organisasi. Baik reputasi dan sejarah relasional dibangun dari interaksi masa lalu antara organisasi dan para pemegang saham". Menurut Coombs, pemegang saham yang memiliki reputasi organisasi berdasarkan interaksi masa lalu dengan organisasi; bergantung pada intensitas interaksi dengan organisasi, reputasi bisa menjadi evaluatif atau netral.

(45)

Hubungan antara hasil relasional dan reputasi

Sarjana dari perspektif yang berbeda, misalnya bisnis, hubungan masyarakat, dan psikologi, telah menekankan peran penting dari kualitas hasil hubungan antara organisasi dan unsur pokok strategis dalam organisasi dalam mendapatkan reputasi baik (misalnya, Fombrun, 1996; Fombrun & Rindova, 2000; Fombrun &Riel Van, 2003; Grunig J. & Hung, 2002; Knox, Maklan, & Thompson, 2000; Planalp, 1987;

Rindova & Kotha, 2002; Schultz, Hatch, & Larsen, 2000). Sebagai contoh, Fombrun menekankan peran hubungan organisasi-publik sebagai pelopor penting dari reputasi perusahaan: "Untuk memperoleh reputasi yang positif, tahan lama, dan tangguh memerlukan sistem manajerialuntuk investasi besar dalam membangun dan memelihara hubungan baik dengan konstituen perusahaan mereka".

Hubungan antara hasil relasional dan perilaku mendukung.

Dalam hal pengaruh loyalitas, riset pemasaran menunjukkan bahwa kualitas hubungan antara pelanggan dan pemasar dapat meningkatkan keuntungan perusahaan yang sangat besar dengan meningkatkan perilaku pendukung pelanggan (Reinchheld, 1996; Peppard, 2000). Peppard, misalnya, menganjurkan manajemen hubungan dengan menyatakan "pelanggan yang bertahan [oleh hubungan kualitas] pasti lebih menguntungkan." Informasi Walker, sebuah riset perusahaan yang memberikan takaran reputasi, Laporan Reputasi Perusahaan, menekankan pentingnya hubungan pelanggan dalam hal loyalitas pelanggan: "hubungan dengan Pelanggan menentukan

(46)

keberhasilan suatu bisnis. Perusahaan yang memiliki pelanggan setia dan berkomitmen akan menjadi pemimpin pasar; tanpa mereka suatu organisasi masih harus berjuang untuk tetap bertahan" ("Loyalitas Pelanggan,"2003, 11 Maret).

Komunikasi Perilaku Publik

J. Grunig dan Huang (2000) menyatakan konsep model tiga tingkat dalam hubungan organisasi-publik: 1) Pendahulunya yang menggambarkan organisasi membutuhkan hubungan baik dengan publik, 2) Strategi yang digunakan untuk mengembangkan hubungan tersebut, dan 3) konsekuensi atau hasil dari strategi tersebut. Sebagai pendahulu dalam pembentukan hubungan, Hon dan J. Grunig (1999) dan J. Grunig dan Huang (2000) menjelaskan mengapa publik membentuk hubungan dengan organisasi. Menurut mereka, ketika publik dan organisasi memiliki konsekuensi di sisi lain, publik mulai membentuk hubungan dengan organisasi (J. Grunig & Hunt, 1984). Akibat konsekuensi semacam itu, organisasi juga perlu membangun hubungan yang baik dengan publik secara strategis (J. Grunig & Huang, 2000).

Dalam penelitian hubungan masyarakat, para sarjana telah mengusulkan perilaku komunikasi aktif dari publik merupakan kunci prediksi dari hubungan yang baik antara organisasi dan publik (misalnya, Bruning & Ledingham, 1999; Ferguson, 1984; Grunig J. & Huang, 2000; Grunig J. & Hung, 2002; Youngmeyer, 2002).

Mengutip Millar dan Rogers (1976, hal 87), dari perspektif interaksi simbolik, Broom et al. (2000) juga melihat perilaku komunikasi publik sebagai komponen penting

(47)

dalam pembentukan hubungan organisasi-publik: "hubungan semacam ini, terutama hubungan interpersonal atau pada peran tertentu, yang diberikan, berkelanjutan, dan diubah melalui perilaku komunikatif".

Pengalaman Pendidikan Mahasiswa (Pengalaman Selama Kuliah)

Mengajar mahasiswa adalah misi utama dari lembaga perguruan tinggi. Pengukuran dari hasil pengalaman mahasiswa telah menjadi tugas penting yang menantang dalam menilai kualitas universitas. Seperti halnya Johnson, Crosnoe, dan Penatua (2001) mempertahankan, pengalaman pendidikan mahasiswa meliputi lebih dari prestasi akademik dan penyelesaian gelar. Bagian penting lain dari pengalaman yaitu melibatkan perasaan mahasiswa terhadap sekolah mereka, seperti rasa memiliki dan keanggotaan. Menurut Marr, Mullin, dan Siegfried (2005), semakin positif pengalaman mahasiswa, semakin besar kemungkinan ia akan menghadiahkan organisasi dengan hadiah amal.

Brooks (2005) mengidentifikasi empat kategori pengukuran yang paling umum digunakan mahasiswa terkait: karakteristik program, efektivitas program, kepuasan mahasiswa, dan hasil dari mahasiswa. Untuk tujuan penelitian ini, kepuasan mahasiswa memberikan takaran yang paling berguna. Kualitas pendidikan,

"kemampuan dalam memenuhi harapan mahasiswa tentang persiapan karier" (hal. 13), yang melibatkan ruang kelas dan kegiatan kurikuler dan interaksi dengan fakultas dan rekan-rekan. Langkah-langkah dari "keterlibatan" tersebut memberikan link pada

(48)

pencapaian pendidikan dan hasil pembelajaran yang dapat menjelaskan kualitas pendidikan. Pendapat dan partisipasi mahasiswa dalam kegiatan kampus menunjukkan persepsi mahasiwa tentang kurikulum, pengajaran, dan kehidupan kampus.

Banyak sarjana pendidikan telah berusaha untuk mengukur hubungan antara rasa memiliki mahasiswa terhadap sekolah dan prestasi akademik mereka serta hubungan mereka dengan sekolah. Tinto (1997) menyatakan bahwa mahasiswa dengan rasa kepemilikan yang kuat terhadap sekolah mereka cenderung lebih gigih dan lebih berupaya untuk belajar di sekolah. Penelitian lain menunjukkan bahwa rasa kepemilikan mahasiswajuga berpengaruh positif pada hasil pendidikan mereka (Goodenow, 1993) konsep diri serta hubungan pengajar-mahasiswa (Hagborg, 1998).

Istilah-istilah seperti kepemilikan, keterkaitan, penerimaan, dan keanggotaan menyangkut pengalaman mahasiswa berupa dukungan dan keterlibatan di sekolah (Osterman, 2000).

Keanggotaan sekolah merupakan tingkat rasa kepemilikan pribadi, rasa hormat serta dukungan dari mahasiswa di sekolah (Hagborg, 1998) dan secara perlahan dikembangkan melalui hubungan timbal balik sosial dengan orang lain di sekolah (Goodenow, 1993). Wahlage (1989; Wehlage, Rutter, Smith, Lesk, & Fernandez, 1989) mengidentifikasi empat komponen keanggotaan sekolah: kerjasama, komitmen, keterlibatan, dan keyakinan. Demikian pula, keterhubungan sekolah dalam

(49)

mempromosikan motivasi akademik mahasiswa. Keterhubungan sekolah, yang terdiri dari dukungan sosial, kepemilikan, dan keterlibatan, menimbulkan rasa memiliki dan mendampingi dalam peningkatan keterlibatan dan motivasi akademik di kalangan para mahasiswa (McNeely & Falci, 2004). Sebagai contoh, mahasiswa yang berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler dan menerima nilai yang lebih tinggi merasa lebih melekat ke sekolah, yang akhirnya membentuk sikap dan minat mahasiswa(Bean & Eaton, 2000; Leppel, 2005; McNeely, Nonnemaker, & Blum, 2002; Moody & Bearman, 1998; Stage & Hossler, 2000).

Dalam penelitian mereka mengenai loyalitas mahasiswa, Hennig-Thurau, Langer, dan Hansen (2001) menemukan bahwa seorang mahasiswa yang setia akan terus mendukung lembaga akademisnya bahkan setelah lulus 1) dengan memberikan dukungan keuangan, seperti sumbangan atau proyek-proyek penelitian; 2 ) melalui promosi ke calon mahasiswa, saat ini, atau yang terdahulu, dan 3) dengan menawarkan kerjasama seperti penempatan mahasiswa atau mengunjungi perkuliahan.

Loyalitas mahasiswa adalah sebuah konsep multifasa yang membentang mulai dari pendaftaran melalui hidup mahasiswa. Oleh karena itu, loyalitas mahasiswa merujuk pada loyalitas mahasiswa selama dan setelah atau pada masanya di universitas.

Tujuan Perilaku

Teori Tindakan Beralasan (TRA). Mencoba untuk memperkirakan kesenjangan antara sikap dan perilaku, Fishbein dan Ajzen (misalnya, Fishbein, 1967; Fishbein & Ajzen,

(50)

1975) menunjukkan perilaku terbaik dapat ditentukan oleh niat untuk terlibat dalam perilaku. Menurut teori tindakan beralasan, niat individu untuk melakukan suatu tindakan adalah penggabungan antara sikap terhadap perilaku dan norma subyektif (B≈ BI = W1AB + W2SN, di mana BI perilaku, BI adalah niat perilaku, AB adalah sikap terhadap tindakan perilaku, SN adalah norma subjektif, dan W1 dan W2 adalah bobot empiris yang ditentukan berdasarkan tingkat kepentingan relatif), berdasarkan interpretasi teori Eagley dan Chaiken (1993).

Pertama, sikap terhadap tindakan perilaku dapat ditentukan oleh keyakinan perilaku, yang mengacu pada konsekuensi yang didapatdari suatu tindakan, dan evaluasi dari hasil perilaku. Dengan kata lain, sikap positif dalam melakukan suatu tindakan diharapkan jika seseorang merasakan konsekuensi dari perilaku yang positif (Brown, 1999). Kedua, norma subyektif merupakan persepsi signifikan dari orang lain yang akan lebih suka apabila seseorang melakukan perilaku tersebut. Jika orang lain menganggapdapat melakukan perilaku yang positif dan seseorang termotivasi untuk harapan tersebut, dalam hal ini norma subyektif positif yang diharapkan (Brown, 1999). Karena beberapa perilaku tidak sepenuhnya sukarela, atau kehendak, Ajzen (misalnya, Ajzen, 1985, 1987, 1991) merevisi teori tindakan beralasan (TRA) menjadi teori tindakan yang direncanakan (TPA). Dalam teori ini, Ajzen menambahkan penentu ketiga niat perilaku, kontrol perilaku yang dirasakan (yaitu, persepsi seseorang tentang seberapa mudah atau sulit untuk melakukan perilaku), untuk memperhitungkan perilaku yang tidak diinginkan. Perilaku ini dijelaskan oleh

(51)

keyakinan kontrol, yang merupakan "keyakinan tentang kemungkinan bahwa seseorang memiliki sumber daya dan peluang dianggap perlu untuk melakukan suatu tindakan atau mencapai tujuan "(Eagley & Chaiken, 1993, hal 187).

Untuk penelitian ini, niat perilaku mahasiswa terhadap universitas diselidiki dalam tiga dimensi: 1) niat mereka untuk memberikan kepada universitas sebagai alumni, 2) niat mereka untuk melanjutkan pendidikan di universitas, dan 3) niat mereka untuk memberikan rujukan ke orang lain tentang universitas.

Pengumpulan Dana dan Pemberian Alumni

Pengumpulan dana. Menurut Perhimpunan Nasional Fund Raising Lembaga Eksekutif (1986 dikutip dalam Kelly, 1998, hal 5), pengumpulan dana adalah

"mencari hadiah dari berbagai sumber seperti yang dilakukan oleh 501 (c) (3) organisasi" (hal 40). Kelly melihat dana sebagai "sub fungsi hubungan masyarakat nirlaba" dan didefinisikan sebagai "pengelolaan hubungan antara organisasi amal dan perusahaan donor publik" (hal. 8). Namun, dia juga menunjukkan bahwa beberapa organisasi seperti lembaga pendidikan dan rumah sakit menggunakan istilah pembangunan untuk menghindari konotasi negatif yang dimiliki penggalangan dana.

Istilah lainnya yang mengganti penggalangan dana termasuk kemajuan kelembagaan, pengembangan sumber daya, dan penggalangan dana filantropi.

(52)

Motivasi donor, Parsons dan Wethington (1996) menunjukkan, filantropi merupakan fenomena sosial yang besar di Amerika Serikat sebagai pemberian dana amal setiap tahunnya dan diperkirakan sebesar $124 miliar pada tahun 1993. Karena jumlah penyebab nirlaba, dan kemudian, jumlah peningkatan organisasi, kebutuhan keuangan mereka melebihi ketersediaan sumber daya (Prince & File, 1994). Peneliti dan para praktisi dalam hal ini berusaha untuk menemukan pendekatan baru. Diantaranya adalah pemberian motivasi yang telah mendapat perhatian secara terus-menerus diantara para peneliti yang mempengaruhi sikap dan perilaku penyumbang. Penelitian sebelumnya kontribusi filantropi pribadi juga menemukan beberapa variabel berupa demografis, ekonomi, sosial, dan psikologis yang mempengaruhi perilaku filantropis (Okunade, 1996).

Secara tradisional dua perspektif yang berbeda telah ada untuk menjelaskan motivasi donor: altruisme dan kepentingan pribadi. Panus (1984) mengidentifikasi 22 motivasi donor melalui wawancara mendalam. Prince dan File (1994) membagi pendonor kedalam tujuh jenis berdasarkan motivasi mereka: komunitarian, ketulusan, investor, sosialita, repayer, altruists, dan dinasti. Sebagai contoh, komunitarian ingin memberikan sesuatu ke masyarakat mereka untuk apa yang mereka terima. Investor sangat menghargai manfaat pajak, sedangkan repayer mendukung lembaga-lembaga diman mereka mendapat keuntungan karena loyalitas atau kewajiban. Kelly (1998) mengadopsi model motif campuran didasarkan pada asumsi bahwa memberikan sumbangan melibatkan kedua kepentingan diri sendiri dan altruisme. Dengan kata

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil observasi yang dilakukan, peneliti melihat bahwa kehidupan mahasiswa di Universitas Mercu Buana Jakarta Barat memiliki unsur-unsur bentuk partisipasi politik

bahwa sebagaimana pertimbangan yang dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, maka Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta